BABY VALENTINE PROJECT

2017

14 Februari 2017

18:00

.

Project bersama

Flying White Unicorn , D' eXcrusius Paripachuka and Pearl Luce.

.

Hey There Yixing by Flying White Unicorn

Valentine Story by D' eXcrusius Paripachuka

Just One Night by Pearl Luce

.

So, This is one of the three stories

Valentine Story (KaiSoo)

Original story and idea by D' eXcrusius Paripachuka

Kim Jongin

Do Kyungsoo

Dst

Rated : T - M

.

.

.

Summary

Kumpulan kisah OneShoot para cast bersama pasangannya, di hari Valentine dengan berbagai tingkah manis.

.

.

.

Sebuah jalanan kota Seoul yang begitu ramai tiba - tiba terhenyak akibat sebuah adegan kejar - kejaran tak terduga dari sesosok bocah yang dengan gesit berusaha kabur dari kejaran seorang dewasa dibelakangnya.

"Jongin-ah, berhentilah berlari dan kita bicarakan ini baik - baik ne" teriak sosok tinggi yang sedari tadi sibuk mengejar bocah tersebut dengan nafas sedikit tersenggal.

Tak mengidahkan ucapan tersebut, si bocah yang di panggil Jongin tadipun masih berlalu dengan langkah lebarnya menghindari sosok tersebut.

Sungguh, dia tidak ingin pergi meninggalkan Korea sampai kapanpun. Dia suka disini, negara tempatnya lahir kedunia, tempatnya bersama teman - teman dan kedua orang tuanya. Lalu bagaimana bisa sosok dibelakangnya ini dengan seenak hati tanpa mengajaknya berunding telah memutuskan untuk menyekolahkannya ke Amerika karena disana terdapat kelas dance yang jauh lebih baik dari pada disini.

Ia tahu semua ini untuk kebaikannya, tapi dia belum mau dan belum siap untuk pergi merantau di usianya yang baru menginjak 10 tahun.

Tak perduli lagi dengan rasa sakit dan teriakan yang ia terima akibat bertabrakan dengan beberapa pejalan kaki di sepanjang pelariannya ini, dia hanya ingin pergi sejauh mungkin untuk menenangkan dirinya.

Hingga tanpa sadar sebuah alunan suara yang begitu merdu masuk dalam inderanya dan berhasil melumpuhkan syaraf kerja otak miliknya. Hingga bocah bernama Jongin tersebut seketika berhenti dan diam menikmati irama tersebut mengalun indah menggetarkan hatinya.

Dengan pelan ia menengok pada sumber suara yang ternyata berasal dari panggung pencarian bakat jalanan di samping kanannya, yang di kerumuni banyak manusia.

Dan seketika jantungnya berdetak begitu cepat menyaksikan sosok bersuara merdu itu melantunkan tembang yang begitu apik untuk didengar. Dan pada akhirnya pemuda manis kelewat cantik dengan mata bulat menggemaskan yang tengah mengikuti audisi itu sukses memenjarakan Jongin tepat dalam sangkar cinta pandangan pertama.

Tanpa sadar senyumnya mengembang hanya karena menatap sosok bocah di atas stage mini tersebut, memperhatikan setiap gerak tubuh dan rona merah karena malu di wajahnya.

Jonginpun tanpa sadar berjalan mendekat menuju pinggiran pembatas pertunjukan mega bintang didepannya dengan wajah terpesona dan tanpa kedip.

Sampai suara musik telah berhenti mengalun pun tan dapat pemuda tan itu cerna, dia masih setia menatap raut wajah namja bersuara emas tadi tanpa berpindah tempat.

"Baiklah Do Kyungsoo, suaramu cukup bagus. Tapi untuk masuk diagensi kami, masih sangat banyak yang harus kau benahi lagi. Beberapa suara sumbang masih ada dan nadamu beberapa kali meleset dari tempo. Jadi berjuanglah lebih baik lagi di kesempatan selanjutnya, kau boleh pergi sekarang"

Seorang juri diantara 3 juri lainnya menyampaikan penilaian yang menurut Jongin begitu salah dan tak masuk akal. Suara namja yang tadi disebut Do Kyungsoo itu benar - benar begitu halus dan menawan tanpa cacat sedikitpun. Bagaimana bisa dia tidak lolos?

Jongin pun berjalan tak terima hendak mengajukan komplain pada 3 orang pemberi nilai yang dengan seenaknya berkata tak masuk nalar. Namun terkutuklah semua orang bertubuh kekar disekitar mereka, Jongin yang masih berusia 10 tahun dengan tinggi badan tak seberapa itu terpaksa mengurungkan niat karena mendapat hambatan yang jujur saja belum bisa dia atasi sekarang ini.

Tapi, tatkala pandangannya melengos ke arah lain, sosok yang sejak pertama kali menghipnotis alam bawahnya itu terlihat keluar dari kerumunan tersebut dan hendak pergi.

Dengan langkah cepat Jongin menghampiri pemuda bermata bulat itu dan mencekal pergelangan tangannya cepat.

"Kenapa kau diam saja saat mereka meremehkanmu seperti itu?" ucap Jongin tiba - tiba membuat Kyungsoo mengerjab bingung dan tak paham pada sosok asing di depannya.

"Kau siapa? Dan lepaskan tanganku atau aku akan berteriak!" ucap Kyungsoo dengan nada sedikit naik karena risih pada perilaku Jongin yang tak ia kenal.

"Kau, kenapa kau tidak membantah ucapan mereka? Seharusnya kau dapat membela dirimu karena kemampuan vokalmu benar - benar baik"

Seketika Kyungsoo mengerti arah pembicaraan yang pemuda dihadapannya katakan. Iapun tersenyum manis tanpa sadar memandang Jongin yang makin terpana karena tarikan bibir Kyungsoo yang begitu cantik.

"Terimakasih karena sudah mendukungku. Tapi aku memang tidak berniat untuk membantah penilaian mereka, karena akupun merasa bahwa kemampuan bernyanyiku masih belum cukup bagus saat ini..."

"...tapi, aku tidak akan pernah menyerah untuk berusaha menggapai mimpiku itu. Kau tidak perlu khawatir, jika bukan hari ini maka aku akan berhasil lolos besok, dan jika besok aku masih harus belajar maka aku akan berusaha semakin keras dan lolos di keesokkan harinya lagi. Begitulah yang aku inginkan, berkembang karena waktu dan latihanku bukan karena emosi, hanya sekedar untuk menjadi terkenal" jawab Kyungsoo panjang lebar masih dengan senyumnya seolah kegagalan kali ini bukanlah hal besar yang bisa menggoyahkan prinsip hidupnya.

Jongin tertegun, iapun menatap Kyungsoo dengan pandangan tak percaya.

"Kau, siapa namamu?" tanya Kyungsoo tiba - tiba membuat Jongin sedikit gugup dan berujar pelan hampir tak terdengar "Jongin... namaku Kim Jongin"

Kyungsoo kembali tersenyum mendengarnya. "Baiklah Kim Jongin, terimakasih karena sudah menghawatirkanku tapi aku tidak apa - apa sungguh! Kau juga harus seperti itu ne, bekerja keras dan membuktikan dirimu mampu meraih mimpi tanpa emosi dan membiarkannya bagai aliran air dengan semangat kerja keras" ucap Kyungsoo mengelus puncak kepala Jongin yang memang terlihat lebih muda darinya.

"Baiklah, aku harus pergi sekarang. Suatu hari nanti aku akan berdiri di atas panggung dan meraih impianku, jadi mari sama - sama kita berjuang Jongin Fighting!"

Dan begitulah akhir pembicaraan mereka. Kyungsoo bergerak menjauh dari kerumunan orang - orang di sana berserta Jongin diantaranya dengan langkah ringan dan bersenandung kecil.

Membuat Jongin yang sejak tadi diam pun makin tersentak karena getaran dihatinya begitu hangat dan tak mau mengilang. Kata - kata Kyungsoo barusan begitu berdampak besar pada jalan pikirnya saat ini. Sampai suara orang yang begitu ia kenal membaur di kepalanya.

"Jongin-ah, mari kita bicara baik - baik. Appa tahu kau tid-"

"Aku mau appa, aku akan berangkat ke Amerika dan mengikuti kelas dance disana" ucap Jongin mantap pada sosok yang sejak tadi berusaha mengejarnya yang sayangnya adalah ayah biologis kadungnya, masih menatap jalanan yang dilewati Kyungsoo tadi.

Sang appa pun hanya terbengong sesaat kemudian tersenyum senang karena putranya ini akhirnya mampu bersikap dewasa, dan itu membuatnya bangga. Entah apa yang merubah keputusan Jongin hari ini ia tak tahu, tapi dia begitu berterimakasih karenanya.

.

.

.

"Kai, kau sungguh ingin mencarinya sekarang? Bahkan kita baru saja mendarat setelah perjalanan jauh" seorang namja tinggi dengan telinga alien menghiasi wajah tampannya berujar pelan pada sosok sahabat yang sudah 7 tahun dikenalnya selama mengemban ilmu di negara paman sam tersebut sambil mengambil membawa beberapa koper barang - barangnya.

"Tentu saja, kalian tahu sendiri bukan bahwa aku sudah menunggu hari ini sejak lama"

"Haahhh, dan kemana kau mau mencarinya sekarang di tengah - tengah kota Seoul yang luas?" tanya sosok lain diantara mereka yang memiliki warna kulit paling pucat bak vampir dengan warna bibir begitu kontras.

"Aku tahu dimana dia" jawab Kai atau yang nama aslinya adalah Kim Jongin tersebut pasti, sambil menampilkan senyum sexy andalannya.

"Bagaimana bisa?" Park Chanyeol alias si telinga alien itu berucap tak paham.

"Aku mencari tahu tentangnya, dan meminta seseorang untuk selalu mengawasinya"

Seketika jawaban Kai tersebut membuat Chanyeol dan Sehun menampilkan smirk tampan mereka yang dengan senang hati disambut teriakan memekakkan telinga oleh para yeoja di jalanan tempat mereka menuju pintu keluar bandara.

"Penguntit" cemooh Sehun dengan wajah datar.

"Kau mengerikan Kim Kai" timpal Chanyeol menambahi.

.

.

.

"Kyungsoo-ya, bisa tolong kau antarkan pesanan di meja 5 itu"

"Ne"

Keriuhan terjadi di sebuah cafe bernuansa manis itu karena penuhnya pengunjung yang datang, khususnya para pasangan muda dimabuk asmara.

Nampak salah seorang namja berpakaian rapi disana begitu tergopoh mengantarkan berbagai pesanan dari meja satu kemeja lainnya.

Kai menyaksikan semuanya, memandang dari balik kaca sosok yang sejak 7 tahun silam diam - diam mengisi hatinya tanpa mau beranjak sedikitpun.

Dia masih sama, begitu menawan walau hanya memakai pakaian pramusaji dengan nampan penuh kue diatasnya, senyum menggoda yang masih tetap sama dan semakin menunjukan bentuk lucunya, oh dan jangan lupakan mata bulat bak burung hantu nan begitu terang disana.

Kai tersenyum, meski terlihat begitu melelahkan pekerjaan yang dilakukan oleh Kyungsoo, namja di dalam cafe tersebut masih mampu berkamungflase dengan apik.

Dengan langkah pasti, Kai pun memberanikan diri berjalan memasuki cafe yang menyajikan beragam kopi dan makanan manis itu masih dengan mata berfokus pada sosok incarannya.

KRING!

Bunyi pintu terbuka membuat para pramusaji disana menoleh dan tersenyum manis.

Kai mendudukan dirinya disalah satu meja cafe kosong yang paling dekat dengan posisi Kyungsoo, dan sesuai rencana pemuda doe eyes tersebutlah yang bertugas mencatat pesanannya.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" ucap Kyungsoo fasih menggetarkan hati Kai lagi, sejak sekian lama tak bertemu.

Jongin masih diam menatap Kyungsoo dari balik kaca matanya, memperhatikan lebih jeli polesan wajah namja yang begitu menarik perhatiannya sejak lama.

Merasa tak mendapat respon, Kyungsoo pun berdeham memecah keheningan dan kembali memasang wajah manisnya.

"Maaf, anda ingin memesan apa?"

Jongin terhenyak lalu melepas kaca matanya sambil memamerkan senyum menawan dan hanya di balas no action dari Kyungsoo yang nampaknya sudah melupakan dirinya.

Jongin pun menggigit bibir bawahnya menahan kecewa, lalu kembali menampilkan senyum kemudian berujar "Latte dan Churros Green Tea"

Kyungsoo pun mengangguk dan berlalu untuk segera mengambilkan pesanan pelanggan tampannya tersebut. Sejujurnya jatung di dada kirinya itu sedari tadi tak henti menggebu bagaikan deru drum di atas panggung rock.

Matanya terperangkap pada pesona pemuda berkulit tan tersebut saat kaca mata yang sedari tadi dipakainya terlepas dan menampilkan keseluruhan objek menakjubkan disana.

Kyungsoo sedikit familiar sebenarnya dengan wajah itu, tapi dia tak bisa mengingatnya. Bagaimanapun juga dia sudah lama bekerja di tempat ini, pastilah banyak pula wajah yang harus ia temui setiap hari. Dan Kyungsoo pun tak ambil pusing lalu mengedikkan bahu acuh.

.

.

.

Dan begitulah rutinitas seorang Kim Kai dimulai, setiap hari di jam yang sama, tempat duduk yang sama dan pesanan yang sama dia akan menghabiskan waktu sekedar untuk mengamati lebih dekat Kyungsoo yang tengah bekerja.

Kurang lebih 5 jam berlalu setiap harinya yang harus Kai manfaatkan untuk mendekatkan dirinya pada sosok manis tersebut. Dan sekarang hubungan mereka masih sama, hanya sebatas pelanggan dan pengantar pesanan. Tanpa suara godaan maupun ajakan berkenalan, hanya pertanyaan dan jawaban sama setiap harinya mengenai menu pesanan.

Namun tanpa Kyungsoo sadari, sebenarnya hampir setiap jam ia lalui selalu dalam pengawasan Kai, setiap pagi Kai akan secara diam - diam mengantarkannya ke sekolah, bahkan menemaninya pulang setelah selesai melakukan kerja di cafe sejak sore hari.

Dan Kai tidak menyesal akan hal itu, dia menikmati setiap proses keseharian pertemuan mereka. Baginya, mengawasi Kyungsoo dari jauh seperti ini sudah cukup membuatnya bahagia.

.

.

.

Hari sudah malam, dan papan tanda open di pintu masuk cafe telah di ubah menjadi close. Tanda selesainya shift malam Kyungsoo beserta beberapa pramusaji lainnya.

"Kau sudah mau pulang Kyungie?" seorang namja gembul yang adalah barista handal di tempat itu menyapa teman kerja part timenya tersebut.

"Ne hyung, aku harus mengerjakan tugas sekolahku" balas Kyungsoo manis.

"Baiklah, hati - hati lah dijalan Kyungie"

"Ne hyung, sampai jumpa besok" Balas Kyungsoo melambaikan tangannya pada Xiumin dan berjalan perlahan menuju kamar nyamannya.

10 menit Kyungsoo berjalan menembus sepinya jalanan dengan bersenandung lirih, masih begitu jelas di dengar oleh Kai yang memang sedari tadi mengikutinya dalam diam seperti hari - hari sebelumnya.

Suhu musim dingin di bulan Februari ini memang sudah tak seberapa, hanya saja hawa beku masih begitu terasa mengingat tumpukan salju belum berkeinginan mencair.

"Dinginnya..." guman Kyungsoo merapatkan jaket yang ia pakai dan berjalan sedikit cepat karena sudah tak tahan dengan angin malam yang tak bersahabat ini.

Dan pada akhirnya disebuah jalanan sepi di belakang halte bis, seorang pria sempoyongan mendekati Kyungsoo. Membuat pemuda itu mencoba berlari dari kejarannya.

"Hei bocah manis, tunggu dan temani aku malam ini" rancu pria itu berhasil menarik lengan mungilnya.

Namun jangan lupa jika Kyungsoo itu juga laki - laki. Dengan sekuat tenaga dia menghempaskan tangan pria tersebut dan menendang perutnya keras, menyebabkan sang pria tersungkur ketanah dan mengeram tak terima.

Kyungsoo tak menyia - nyiakan kesempatan itu dan langsung berlari lagi, tak berani menengok kebelakang. Namun tanpa di duga pria yang tengah mabuk itu berdiri dan ikut berlari mengejar sosok Kyungsoo sambil mengacungkan sebuah pisau kecil di tangan.

Membuat Kai yang dari tadi menahan kegeramannya berlari mencoba melindungi Kyungsoo. Kai yang memang memiliki langkah besar itupun menarik ujung hoodie pria bersenjata tajam di belakang namja incarannya, lalu menghadiahi sebuah pukulan telak diwajah.

Kyungsoo yang mendengar suara pukulan pun memutuskan berhenti dan menengok ke arah belakang tubuhnya. Seketika matanya terbelalak menyaksikan sosok pelanggan tampannya tengah melakukan adegan baku hantam yang sayangnya nyata itu dengan tangan kosong.

Pria setengah mabuk tersebut tak mau kalah dan membalas pukulan Kai lebih bringas, membuat Kai sedikit terhuyung kebelakang. Namun karena amarah pemuda Kim itu lebih besar, maka tak ada yang bisa menghalanginya untuk melindungi Kyungsoo dengan tangannya sendiri dengan semangat membara.

Kai pun menendang perut pria tersebut lalu melemparkan pisau di pergelangan tangannya. Kemudian dengan rasa marah yang masih ada, dia menarik kerah pria disana dan mengahjarnya membabi buta sampai orang tersebut tertidur karena sudah tak memiliki cukup tenaga.

Kai pun memandang Kyungsoo cemas dan segera menghampirinya. "Kau tidak apa - apa? Apa ada yang terluka?" tanya Kai beruntun.

Kyungsoo yang melihat pengorbanan Kai pun seketika merasakan kelu di lidahnya, bahkan untuk sekedar menjawab pertanyaan itu dia tak mampu.

"Kyungsoo-ya, kau mendengarku?" tanya Kai lagi kini menangkup wajah pemuda Do itu panik.

Kyungsoo hanya mengangguk memberi jawaban dengan mata masih menatap tanpa jeda iris pelanggan yang berhasil mencuri hatinya.

"Syukurlah" ucap Kai lagi dengan senyum lega menatap Kyungsoo yang baik - baik saja.

"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang. Jalanan disini begitu sepi dan berbahaya" tawar Kai menarik lengan Kyungsoo dengan mengaitkan jemari mereka sebelum mendengar persetujuan empunya.

Keduanya berjalan dalam diam masih dengan tautan tangan bergelayut satu sama lain.

"Terimakasih"

"Eoh?" sahut Kai mendengar mulut Kyungsoo bersuara.

"Terimakasih sudah menolongku tadi" kata Kyungsoo lagi dengan wajah malu - malunya.

"Bukan masalah untukku" jawab Kai singkat membalas senyum Kyungsoo yang begitu manis.

Mereka kembali terdiam tanpa ada yang berani memulai percakapan.

"Kau-" / "Apa-" ucap keduanya bebarengan membuat mereka terkekeh sendiri.

"Kau duluan" timpal Kai memberi Kyungsoo kesempatan.

"Hm.. Apa rumahmu satu arah denganku? Aku tidak ingin merepotkanmu lagi, sungguh!" Kai yang mendengarpun hanya tersenyum ringan.

"Tidak masalah, aku senang melakukannya untukmu"

BLUSH!

Seketika pipi Kyungsoo memerah tak karuan, jantungnya semakin menggebu tak tentu arah.

Namun secara tiba - tiba langkah Kyungsoo terhenti kala matanya menangkap sebuah poster besar dengan wajah penyanyi idolanya bersinar di atas panggung sebagai maskot iklan.

"Kau menyukainya?" tanya Kai menebak.

"Heem, aku bermimpi untuk bisa berdiri di panggung besar seperinya kelak" ucap Kyungsoo dengan mata berbinar.

Kai pun mengangguk dan mengeratkan genggaman tangannya. "Tentu saja, kau pasti akan berdiri disana suatu saat nanti" kata Kai mantap membuat Kyungsoo tersenyum senang.

"Oh ya! Namaku Kai, kita sering bertemu di cafe jika kau ingat" ucap Kai lagi membuat Kyungsoo terkekeh.

"Tentu saja aku mengingatmu, kau setiap hari selalu memesan menu yang sama dan tak pernah berpindah tempat duduk sejak pertama kali datang" keduanya pun kembali saling tertawa ringan disana.

"Namaku Kyungsoo, salam kenal" lanjutnya manis tak berani menatap lama wajah Kai disampingnya.

"Aku tahu" balas pemuda tan itu singkat. Kemudian-

"Kyungsoo-ya, boleh aku meminta nomor telfonmu" cengir Kai tiba - tiba membuat Kyungsoo kembali tertawa karena Kai sangat tidak elit dalam melakukan pendekatan dengannya.

.

.

.

Ini hari ke sekian setelah perkenalan resmi keduanya. Kai dengan semangat menunggui Kyungsoo keluar dari sekolahnya di depan pintu gerbang bersama sosok Sehun disana.

"Ini membosankan" celoteh Sehun bosan menemani Kai menunggu tak tentu arah di depan sekolah incaran hatinya.

"Kalau begitu pergilah! Aku tidak pernah memaksamu untuk ikut denganku" ketus Kai cuek.

"Aku juga tidak ingin ikut denganmu sejujurnya. Tapi Chanyeol hyung pergi menyiapkan keberangkatannya nanti malam dan aku sedang malas sendirian" alasan Sehun begitu konyol dan kekanakan.

"Bagaimana kau bisa tahan berdiri berjam - jam disini?" tanya Sehun lagi membuat Kai terkekeh.

"Kau harus jatuh cinta untuk mengerti perasaanku Sehun-ah" tutur Kai jelas, membuat Sehun mendengus kasar dan memutuskan untuk pergi mencari kesenangannya sendiri.

"Baiklah, terserah! Aku pergi" ucapnya berlalu begitu saja.

.

.

.

"Yixing hyung, maaf aku tidak bisa menemanimu berbelanja hari ini. Aku sudah ada janji" celoteh Kyungsoo tak enak hati pada sosok sahabatnya di sekolah ini.

"Tidak apa - apa Kyungie, aku bisa sendiri. Lagipula aku ikut senang jika kau sudah punya janji kencan hari ini hahahahhaa"

"Hyung..." rengek Kyungsoo manja lalu bergegas meninggalkan gedung sekolah untuk menemui pelangan tampannya yang pasti sudah menunggu di depan.

"Kyungsoo mau pergi kemana?" tanya seorang namja tampan yang baru datang di samping Yixing.

"Dia ada kencan Kris, hari ini kan hari Valentine" ucap pemuda bernama Yixing tadi pada sosok lainnya disana.

"Ah, akhirnya dia bertemu dengan seseorang" komentar Kris menatap kepergian Kyungsoo.

Plak!

"Yak kenapa kau memukul kepalaku" kesal Kris tak terima menatap Yixing tajam.

"Sebelum kau mengomentari hubungan Kyungsoo, lebih baik urus saja dirimu sendiri. Ada banyak sekali pemujamu disini, pilihlah salah satu dan ajak dia keluar menghabiskan hari"

"Ck! Aku tidak tertarik"

"Benarkah? Lalu bocah pindahan itu, apa kau tidak ingin mengajaknya pergi?" ucap Yixing berhasil membuat Kris terdiam dan membeku.

.

.

.

"Apa lama?" tanya Kyungsoo menghampiri Kai disana.

"Anni" balas si lebih muda menggandeng tangan Kyungsoo pergi menuju tempat tujuan mereka.

Sebuah panggung di tengah - tengah festival cinta di tepi sungai Han menjadi tempat dimana Kai sekali lagi akan melihat penampilan Kyungsoo.

Namja doe eyes tersebut akan mengikuti lomba vokal yang entah untuk kesekian kalinya, dan Kai sudah tak sabar mendengarnya.

Para penonton sudah riuh memberi dukungan pada peserta pertunjukan di siang hari itu, tanpa pengeluhkan terik matahari panas dengan hembusan angin dingin yang ada.

Hingga sampailah saat nama Kyungsoo dipanggil untuk mulai membawakan lagu. Kai begitu bersemangat.

Kyungsoo menarik nafasnya dalam, lalu membuka mulut mengikuti aliran musik yang akan mengiringinya membawakan lagu tersebut.

I Knew I Loved You Before I Met You milik Savage Garden menjadi pilihannya untuk mengikuti lomba ini. Kai yang awalnya memamerkan senyum tiba - tiba mengernyit, kala suara Kyungsoo mulai terdengar bergetar.

Sepertinya rasa gugup sedang menghantui tiap kata yang keluar dari bibir itu, membuat orang - orang disana menatap tak minat pada penampilan Kyungsoo yang tidak dapat di harapkan.

Bahkan para juri pun seolah mengabaikan lantunan Kyungsoo di atas sana. Mereka malah asyik memainkan ponsel tanpa melirik kearahnya. Kyungsoo tiba - tiba merasa malu teramat dan dengan langkah cepat dia berbalik meninggalkan panggung sebelum menyelesaikan lagunya.

Kai yang melihat Kyungsoo berlari mencoba menghentikannya sebelum semakin menjauh.

"Kyungsoo-ya... Kyungsoo-ya..." cekal Kai menghentikan pergerakan namja manis itu disana.

"Kenapa kau lari?" tanya Kai menangkup wajah di depannya yang terlihat hendak meneteskan air mata.

"Aku ingin ke cafe Kai, lepaskan" ucap Kyungsoo sendu mengabaikan pertanyaan sang pemuda tan.

"Hei lihat aku. Aku tahu kau sedang sedih sekarang, tapi percaya-"

"Aku menyedihkan Kai hiks... Aku tidak bisa bernyanyi hiks..."

"Hei... Hei... Lihat aku.." ucap Kai kembali menangkup wajah itu dan menghapus lelehan beningnya.

"...Aku tahu kau adalah penyanyi yang berbakat. Hanya saja hari ini kau sedang nervous dan penampilanmu tidak maksimal. Tapi percayalah, kau mampu dan penampilanmu sangan baik" ucap Kai mendapat gelengan dari Kyungsoo.

"Hei.. dengarkan aku. Jika kau gagal hari ini maka besok kau pasti berhasil, dan jika besok kau gagal maka esoknya lagi kau akan berhasil. Seseorang mengatakan itu padaku 7 tahun lalu setelah menyelesaikan audisinya, apa kau lupa siapa orang yang mengatakannya?" tanya Kai membuat Kyungsoo menatapnya tak percaya. Itu motto nya, pedomannya, pegangannya.

Namun, sebuah gelengan menjawab untaian kata yang Kai ucap. "Itu hanya omongan bodoh Kai, semua itu hanya gumaman seorang bocah polos. Dunia begitu kejam dalam menilai seseorang, dan aku tidak akan pernah bisa lolos menghadapinya hiks"

Seketika ucapan Kyungsoo membuat Kai kebingungan untuk menjawab dan hanya menatap wajah sendu itu iba.

"Kyungsoo-ya kau sala-"

"Aku tidak mau membahasnya lagi Kai. Lepaskan! Aku mau pergi ke cafe" ucap Kyungsoo melepas tangkupan tangan Kai di wajahnya dan menghapus jejak air mata tadi.

"Aku akan mengantarmu"

"Anni, aku ingin sendirian sekarang. Tidak apa - apa Kai, aku bisa" tolak Kyungsoo halus sambil menampilkan senyum terpaksanya, membuat Kai tersayat karena tak mampu mencegah orang yang begitu berharga dalam hidupnya untuk tidak menangis.

Dengan langkah berat, Kyungsoo pun mulai berjalan meninggalkan kerumunan manusia disana. Meninggalkan kesedihannya, meninggalkan kebahagiaannya, meninggalkan mimpinya.

Kai hanya terdiam, melihat kepergian Kyungsoo yang begitu terluka tanpa bisa melakukan apapun.

.

.

.

Matahari sudah bersembunyi di sarangnya saat Kai sampai di depan cafe tempat Kyungsoo bekerja, ia masih ragu untuk masuk dan menemui prianya itu sekarang.

Sampai keputusan hatinya membulat dan secara perlahan memasukkan kakinya menuju tempat biasa Kyungsoo berada. Namun setelah mengedarkan seluruh pandangannya pada penjuru cafe, sosok Kyungsoo sama sekali tak dapat ia temukan.

Dengan tergesa ia segera menemui sosok barista teman akrab Kyungsoo yang tengah sibuk meracik sebuah minuman untuk pelanggannya.

"Hyung, dimana Kyungsoo?" tanyanya tak sopan karena menyerobot antrian langsung.

"Oh, Kai! Kyungsoo sudah pulang. Dia kurang enak badan dan aku memintanya pulang lebih awal tadi"

"Ah! Baiklah hyung, terimakasih" tandas Kai langsung berlari menuju kediaman Kyungsoo meninggalkan Xiumin dan pelanggannya yang tercengang sesaat.

"Siapa dia hyung?" tanya seorang pelangan tetap Xiumin berwajah kotak yang sayangnya tampan itu padanya.

"Dia pelanggan disini" ucap Xiumin tersenyum memberi tahu yang hanya di tanggapi anggukan oleh namja kotak tersebut.

"Mereka sedang kasmaran, biasa untuk seusianya" lanjut Xiumin sambil meracik minuman yang pemuda dihadapannya pesan.

"Tapi tingkahnya sungguh tidak sopan, dasar anak muda jaman sekarang"

Xiumin terkekeh mendengar pernyataan pelanggannya yang bernama Chen tersebut, membuat namja itu menatapnya tak mengerti.

"Kau lucu sekali Chen, usiamu dan usia Kai tidak jauh beda. Jadi bagaimana bisa kau mengatainya seperti itu hah?" ucapnya masih menahan tawa yang terlihat sangat cantik bagi pelanggan di depannya itu.

.

.

.

Kai berlari sekuat tenaga menyusuri jalanan menuju kediaman Kyungsoo. Sampai akhirnya langkah kaki itu terhenti kala sosok yang sedang ia cari tengah duduk termenung di antara puluhan pasang remaja yang menghabiskan malam valentine ini di sebuah taman.

Kai melangkah semakin dekat pada Kyungsoo dan mendudukan dirinya disamping pemuda itu. Kyungsoo menatap kaget kehadiran Kai yang mendadak, ia masih malu untuk menemui pemuda tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kai pada sosok disampingnya.

Kyungsoo masih diam tak berniat membalas ucapan itu dan lebih memilih untuk bersiap pergi dari sana.

"Kau mau kemana?" seketika Kai yang melihat pergerakan Kyungsoo langsung menarik pergelangan tangannya dan membawanya kembali untuk duduk.

"Aku mau pulang Kai" ucap Kyungsoo pelan.

"Disini dingin, temani aku sebentar lagi Kyungsoo-ya" rajuk Kai mengeratkan jemari tangannya yang terpaut pada jari lentik Kyungsoo.

Kyungsoo masih malu, sangat malu dengan kejadian lomba tadi siang. Bahkan untuk menjawab perkataan Kai saja dia benar - benar tidak mampu. Membuat Keturunan Kim itu mengubah posisinya dan menangkup paksa wajah Kyungsoo agar mau melihatnya.

"Aku ingin mendengarmu bernyanyi" ucap Kai tiba - tiba seakan menohok luka di hati Kyungsoo.

Pemuda Do itupun menampik pandangannya dan bersikeukeuh pergi dari tempat itu. Namun baru saja dia berdiri dan hendak berjalan pergi, Kai menarik lagi lengannya dan menempelkan dahi mereka.

"Beryanyilah untukku, selesaikan lagumu tadi siang. Dan setelahnya aku tidak akan mengusikmu lagi.

"Apa aku tetlihat sangat menyedihkan bagimu?"

"Anni, kau sangat bersinar dimataku. Aku hanya ingin menunjukan padamu, seberapa cerahnya dirimu saat sedang bernyanyi" ucap Kai langsung di depan wajah Kyungsoo membuat pemuda itu sedikit terenyuh.

"Dan setelahnya apa? Orang - orang akan menertawakan suaraku"

"Anni, mereka akan bertepuk tangan untukmu. Percayalah padaku..." ucap Kai mengelus pipi Kyungsoo tanpa melepaskan tautan dahi mereka.

"... Kau hanya perlu bernyanyi untukku Kyungsoo bukan untuk mereka. Kumohon..." Kai menatap serius kelereng mata Kyungsoo mengisyaratkan kepercayaan yang benar - benar bisa dia andalkan.

Entah sadar atau tidak pemuda itupun mengangguk menerima permintaan Kai yang begitu konyol. Kai pun tersenyun senang dan langsung mengeluarkan ponselnya lalu menekan alunan musik untuk mengiringi nyanyian Kyungsoo.

Pemuda bermata owl itupun lagi - lagi merasakan sesak dan takut disaat bersamaan. Kai yang melihat itupun menggenggam jemari tangannya dan berbisik pelan "Aku bersamamu"

Dan benar, seolah menjadi sihir kata - kata itu berhasil membuat Kyungsoo mantap dan memfokuskan diri mendengar irama lagu yang begitu menggambarkan isi hatinya lalu mulai bersuara merdu.

Maybe it'sintuition

Barangkali ini kata hati

But some things you just don't question

Tapi memang ada yang tak perlu kau pertanyakan

Like in your eyes

Seperti di matamu

I see my future in an instant

Segera kulihat masa depanku

And there it goes

Dan begitulah

I think I've found my best friend

Kurasa tlah kutemukan teman terbaikku

I know that it might sound more than a little crazy

Aku tahu mungkin kedengarannya tak masuk akal

But I believe

Tapi aku yakin

Nyanyian Kyungsoo begitu merdu dan berhasil menarik perhatian para pengunjung lain taman disana. Kai tersenyum senang, Kyungsoo nya telah kembali, pemuda yang ia cintai telah kembali.

Mendengar alunan indah itupun Kai tak dapat lagi menahan gejolak tubuhnya yang sedari tadi hendak bergerak mengikuti alunan suara Kyungsoo. Dan pada akhirnya kedua orang disana sukses melantunkan isi lagu penuh cinta itu lewat sebuah suara, lewat sebuah tarian.

I knew I loved you before I met you

Aku tlah tahu bahwa aku mencintaimu sebelum berjumpa denganmu

I think I dreamed you into life

Kurasa dulu aku memimpikanmu hadir dalam hidupku

I knew I loved you before I met you

Aku tlah tahu bahwa aku mencintaimu sebelum berjumpa denganmu

I have been waiting all my life

Aku tlah menunggu seumur hidupku

There's just no rhyme or reason

Memang tak masuk akal

Only this sense of completion

Hanya perasaan lengkap ini

And in your eyes

Dan di matamu

I see the missing pieces

Kulihat kepingan-kepingan yang hilang

I'm searching for

Yang sedang kucari-cari

I think I've found my way home

Kurasa tlah kutemukan jalan pulang

I know that it might sound more than a little crazy

Aku tahu mungkin kedengarannya tak masuk akal

But I believe

Tapi aku yakin

Kerumunan manusia begitu banyak mengelilingi kedua sejoli di sana dengan pandangan kagum dan tepukan tangan meriah. Hingga saat alunan nada itu berakhir, Kai membawa Kyungsoo dalam jarak yang sangat dekat dan mengajak mata mereka saling bertatapan.

"Saranghae" ucap Kai dengan nafas terengah akibat gerakan dance nya barusan. Kyungsoo menatap tak percaya pada namja di depannya, seolah semua ini hanya mimpi.

"Saranghae Do Kyungsoo, maukah kau menjadi kekasihku?"

Sontak ucapan Kai ini membuat seluruh penonton pertunjukan mereka bertepuk tangan dan memekik tak karuan. Membuat Kyungsoo secara langsung tersadar dari lamunanya masih menatap pantulan dirinya di iris Kai yang sangat bening seolah mencari sebuah kedustaan.

"Nado..." ucap Kyungsoo lirih. Membuat Kai menarik tengkuk Kyungsoo mendekat dan melumatnya penuh cinta di tengah kerumunan pasang mata, di sebuah taman kota, di pertengahan bulan Februari, di akhir penghujung musim dingin dan tepat di hari penuh cinta.

Kai melepaskan panggutannya dan menempelkan dahi keduanya lagi. "Saranghae Do Kyungsoo"

"Nado... Nado saranghae Kim Kai" balas Kyungsoo manis dan kembali mencuri sebuah ciuman disana.

.

.

.

END

.

.

.

A/n :

Valentine Story ~ KaiSoo

Clear😊

Please review n' Sorry for many typo

R&R

D' Xp

14 Februari 2017