BABY VALENTINE PROJECT

2017

14 Februari 2017

18:00

.

Project bersama

Flying White Unicorn , D' eXcrusius Paripachuka and Pearl Luce.

.

Hey There Yixing by Flying White Unicorn

Valentine Story by D' eXcrusius Paripachuka

Just One Night by Pearl Luce

So, This is one of the three stories

Valentine Story (KrisTao)

Original story and idea by D' eXcrusius Paripachuka

Wu Yifan

Huang Zi Tao

Dst

Rated : T - M

.

.

.

Summary

Kumpulan kisah OneShoot para cast bersama pasangannya, di hari Valentine dengan berbagai tingkah manis.

.

.

.

Seorang namja tengah tergopoh berlari di hari pertamanya menghadiri sekolah baru. Dia terlambat bangun pagi ini, salahkan kenapa dia begitu lelah setelah puas berjalan - jalan di penjuru kota Seoul seharian kemarin yang membuatnya seolah tuli saat alaram berkoar mesra di telinganya.

"Aku terlambat... Aku terlambat..." gumam namja tersebut pelan hampir di setiap langkah manapaki anak tangga menuju ruang guru di sana, sampai kejadian memalukan membuat dia harus mendengus kesakitan.

BRUK!

"Ah!" pekik pemuda itu lantang kala pantat sehatnya mencium lantai lorong sesaat setelah seseorang dengan bodohnya membuka pintu tepat saat dia lewat.

"Omo! Gwenchana?" ucap seorang yang baru saja dia rutuki kebodohannya dan hendak di hadiahi makian. Namun, seketika niatan itu pupus akibat memandang bahwa sosok yang menyebabkannya terjungkal tak lain dan tak bukan adalah kepala sekolah barunya sendiri.

"Ne, Ma-maafkan saya saem. Saya tidak hati - hati berjalan" ucap pemuda itu sopan menahan sakitnya dan membungkuk hormat.

"Anni, aku yang salah. Maafkan aku ne" ucap wanita dewasa itu sungkan akan perbuatan yang baru saja tak sengaja ia lakukan.

Pemuda itu pun hanya mengangguk maklum, kemudian berjongkok membereskan beberapa barangnya yang tercecer akibat insiden jatuh tadi.

Tangannya dengan telaten memunguti satu persatu benda - benda itu sampai sepasang tangan lain membantunya dengan sukarela. Bukan.. Bukan.. Itu bukan tangan si kepala sekolah yang menyebabkan ia terjatuh tadi. Melainkan sepasang lengan kekar yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang wanita.

Pemuda inipun mengambil inisiatif berdiri lalu memasukkan barang - barangnya kedalam tas. Sedang si pemilik lengan kekar tadi baru menyusul setelahnya, lalu menyerahkan dengan ringan barang pemuda ini.

"Ini" ucapnya menyerahkan beberapa buku tersebut.

"Ne, gomawo" balas si pemilik barang tak mengalihkan pandangannya dari wajah si penolong.

Sungguh tampan, pemilik lengan kekar tersebut begitu menawan dengan wajah perpaduan yang begitu sexy.

"Kau anak pindahan itu bukan? Siapa namamu?" sang kepala sekolah bertanya setelah kembali menatapnya.

"Ne, naega Huang Zi Tao saem"

"Baiklah, kau temui Park saem setelah ini dan mulai kelas barumu"

"Baik Saem" balas pemuda bernama Tao itu patuh dengan anggukannya.

"Kris, kau bisa kembali kekelasmu sekarang..." ucap si kepala sekolah pada sosok asing yang tadi telah membantunya.

Membuat Tao sedikit mendongak menatap pemandangan indah di depannya, yang ia ketahui bernama Kris.

Namja itupun mengangguk dan bergegas kembali kedalam kelasnya mengabaikan Tao yang sedari tadi masih betah memandanginya.

.

.

.

"Kris ge, kau tidak istirahat?" tanya seorang namja manis di depan pintu kelas sang pemilik nama.

"Aku tidak berminat Yixing, kalian berdua pergilah sendiri" balas Kris masih sibuk mendengarkan musik dari earphone miliknya guna menghabiskan waktu istirahat melelahkan ini.

Kedua namja yang sama - sama manis itupun mengendikkan bahu atas jawaban yang Kris ucap, kemudian berlalu begitu saja menuju kantin sekolah.

Namun belum sampai mereka berjalan, suara panggilan membuat keduanya kembali diam. "Kyungsoo-ya, bawakan aku jus mangga saat kalian kembali" ucap Kris tanpa dosa membuat Yixing dan Kyungsoo disana menatapnya biasa.

Kris kembali memanfaatkan waktu istirahat ini dengan berfokus pada musik yang tertangkap di gendang telinganya. Dia bosan keluar jujur saja, karena menjadi salah satu siswa tampan disini membuatnya memiliki banyak fans yang kadang merebut ketenangan nya dalam melakukan segala sesuatu.

Dan benar saja, belum sampai satu lagu selesai dia dengarkan, segerombol yeoja dan namja berstatus uke tengah mengerubuni tempat duduknya dengan berbagai hadiah dan kamera telfon menyala hendak mengabadikan seluruh kegiatannya.

"Oppa... Oppa... Oppa..."

Ya begitulah kira - kira pekikan suara mereka, membuatnya membuka mata malas karena jam tenangnya kini kembali terampas. Kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi? Dia lebih memilih keluar dengan wajah datar yang bagi kebanyakan orang malah terlihat cool itu, kemudian menyusul dua sahabatnya yang bernama Zhang Yixing dan Do Kyungsoo di kantin sekolah.

.

"Oh, ku kira kau akan menetap di kandangmu itu ge?" Yixing berujar menatap kehadiran Kris di sisi meja yang ia tempati bersama Kyungsoo.

"Disana terlalu berisik"

"Dan sekarang, tempat ini yang berisik karena kedatanganmu" ucap Yixing lagi menggoda.

"Mengacalah dulu sebelum bicara. Diantara semua penggemarku itu penggila kalian jauh lebih banyak, berbaliklah dan kau akan tahu betapa banyaknya fansmu" balas Kris ringan membuat kedua namja manis itu melengos tak tertarik.

"Yixing hyung, bagaimana hubunganmu dengannya?" tanya Kyungsoo si mata besar pada sosok disampingnya yang sibuk mengunyah kentang sejak tadi.

Yang ditanya hanya menatap makanan di depannya mencoba mencari jawaban.

"Ya seperti itulah" ucap Yixing pelan membuat kedua sahabatnya sedikit merasa tak enak.

"Ah! Lalu bagaimana denganmu Kyungsoo-ya. Bukankah kau bilang padaku kalau ada pelanggan yang membuat jantungmu berdegup kencang" pekik Yixing tiba - tiba membuat Kyungsoo salah tingkah dan Kris menatap pemuda doe eyes itu kaget.

.

.

.

Ini adalah hari kedua dimana Tao memasuki sekolah barunya. Disini cukup nyaman, program belajarnya pun begitu memenuhi standar. Membuat ia betah untuk berlama - lama tinggal meski jam sekolah telah lama berakhir.

Pemuda bermata panda itu masih asyik berkeliling ruangan demi ruangan bangunan tempatnya menimba ilmu, tak perduli jika di luar hari sudah gelap.

"Ahh... Aku lelah, sebaiknya aku pulang sekarang" celoteh namja itu pada dirinya sendiri lalu bergegas menuju lobby sekolahnya.

Dan ternyata hari benar - benar sudah sangat gelap sekarang, 'apa aku naik bis saja?' batin Tao dalam benaknya. Namun seketika ia urungkan niat itu lalu berlanjut melangkahkan kakinya berjalan pulang seperti biasa.

Dan saat ia melintasi sebuah gang sempit kakinya seolah memberat karena melihat kurang lebih 8 orang berpakaian seragam dari tentangga sekolahnya membawa berbagai benda tajam di tangan yang sepertinya ingin melakukan tawuran.

Tao hendak mengabaikan hal tersebut sebenarnya. Namun, hati kecilnya yang sangat suka duel menentang dan bersikeukeuh memintanya melihat dan mengikuti kemana ke 8 orang tadi pergi.

Tao pun perlahan berjalan di belakang mereka seakan tidak akan terjadi apa - apa. Sampai sebuah suara membuatnya yakin bahwa di depan sana ada sebuah pertengkaran dan sebentar lagi baku hantam akan segera dimulai.

"Wow... Wow... Wow..., Lihatlah siapa ini teman - teman?" ucap salah satu dari 8 orang berseragam tadi.

"Cih, apa yang kalian mau?" ucap seorang lainnya yang sepertinya adalah target dari 8 orang itu.

"Kau masih saja angkuh Wu Yifan!"

"Haaaahhh... Sebenarnya apa yang kalian mau eoh? Jika tidak ada yang penting aku akan pergi" ucap pemuda bernama Wu Yifan tersebut.

"KAU!" geram salah seorang disana menunjuk muka Wu Yifan, hanya di balas tatapan tak berminat sama sekali.

"Apa kau tidak ingin tahu kesalahanmu pada kami?" lanjut pimpinan orang - orang disana menatap sosok Wu Yifan marah.

"Aku? Memang apa yang sudah kulakukan pada kalian?" tanya Wu Yifan alias Kris itu pada seluruh orang disana.

"BRENGSEK! SETELAH KAU MEREBUT JOY DARIKU, KAU MEMBUATNYA MENANGIS SIALAN!" murka pimpinan itu menarik kerah baju Kris keras.

Bukan gemetar atau ketakutan, Kris malah tersenyum lalu mendecih kecil karenanya.

"Ah, jadi kalian mau membuat perhitungan denganku hanya karena gadis itu?"

"BRENGSEK TUTUP MULUTMU!" teriak ketua mereka dianggap remeh oleh Kris.

"Hei, berhentilah berteriak padaku. Aku akan memberitahumu satu hal, aku tidak pernah tertarik padanya. Jadi jika gadismu itu memilih meninggalkanmu karena ingin mengejarku itu haknya, dan masalah dia menangis atau entahlah itu, aku tidak peduli sama sekali" ucap Kris tak ambil pusing masalah kecil yang melibatkannya kali ini. Dia terlalu muak mengurusi semua orang yang mengerubunginya selama ini.

"BRENGSEK!"

BUGH!

Sebuah bogeman mentah diterima oleh Kris seusai pemimpin itu menyelesaikan makiannya. Perutnya terasa perih sekarang, tapi ini bukan apa - apa baginya.

"Hei.. Aku bahkan belum menyiapkan diri" balas Kris menghantam wajah pemimpin itu hingga tersungkur ke tanah.

BUGH!

Melihat ketua mereka terkena hantaman, sontak 7 orang lain disana tak terima dan mengepungnya dengan berbagai benda tajam di tangan. Kris berdecih lalu mulai meladeni permainan mereka yang kekanakan.

"Majulah.." pinta Kris dengan senyum remeh.

Dan ya, pertempuran adu jotos 8 banding satu itupun berlalu dengan sengit. Mereka ber-8 tidak pandai berkelahi sebenarnya, namun karena benda - benda tajam yang mereka bawa membuat Kris sedikit kerepotan untuk menghindarinya.

"Cih, aku bahkan hanya menggunakan tangan kosong brengsek!" teriak Kris memukul salah seorang diantara mereka dan menendang perut oranga lainnya.

Namun apa mau di kata, jumlah mereka yang banyak membuat tenaga Kris nyaris habis dan akhirnya menerima kekalahan. Wajahnya babak belur dengan kedua tangan di cekal di sisi kanan dan kirinya oleh dua orang diantara yang mengepungnya tadi.

"Hah... Lumayan juga kau Wu, tapi aku masih belum puas" ucap si ketua memukul tepat di ulu hati Kris, membuat ia memekik hebat.

Mendengar sebuah pekikan, Tao yang sedari tadi mendengarkan dan bersembunyi di balik tembokpun mulai penasaran dengan apa yang akan terjadi pada mangsa mereka. Apakah orang itu akan sekarat? Dia hanya ingin tahu.

Dan alangkah terkejutnya dia kala pandangannya mengunci penuh pada sosok mangsa yang ternyata adalah Kris, si penolongnya kemarin yang tengah kehabisan tenaga dengan luka memar di beberapa bagian wajahnya.

Bermodal amarah yang tiba - tiba muncul entah dari mana. Tao pun meletakkan ranselnya dan mengambil sebuah tongkat panjang tak terpakai disana, lalu berjalan tenang menuju gerombolan itu dengan smirk mengerikan.

"Hai..." sapa Tao ringan, membuat orang - orang disana menatapnya nyalang. Begitu pula dengan Kris, matanya terbuka lebar kala masih mengingat sosok manis yang baru kemarin bertemu dengannya di depan kantor ruang kepala sekolah.

"Pergi" ucap Kris susah payah memandang pada Tao.

Tao pun semakin mendekat dan menampilkan senyum mematikan dengan aura pembunuhnya. "Bukankah tidak adil jika kalian mengeroyoknya seperti itu?" tanyanya entah pada siapa.

Membuat 3 orang diantara mereka melangkah maju, dan siap menghujaninya dengan pukulan berserta tatapan mata siap menguliti dirinya.

Tao pun hanya tersenyum dan berujar memberi tantangan "Majulah"

Seketika ketiga orang tadi mulai memukul wajah dan perut Tao bergantian. Sayang malangnya nasib mereka, karena tidak tahu bahwa Tao adalah atlet wushu terbaik disekolahnya dulu, dan tentu saja Tao dengan akan sangat mudah untuk sekedar mengalahkan ketiga orang itu tanpa perlu berkeringat.

"Ada lagi?" tanya Tao yang mendapatkan 4 orang lain disana. Membuat Kris yang sedari tadi di pegangi dua orang diantaranya jatuh seketika karena dihempaskan begitu saja.

Tao memegang tongkatnya kuat dan mulai memukuli mereka dengan sangat keras. Bahkan bunyi suara tulang retak terngiang indah baginya.

Rintihan dan teriakan begitu menggema selama kurang dari 2 menit dengan kemenangan telak oleh Tao, menyisakan 1 orang disana -si ketua- karena ke 7 anak buahnya telah terkepar tak berdaya menahan sakit.

"Kau, majulah" pinta Tao pada sosok tersebut dengan suara berat, namun malah di hadiahi dengan tatapan takut kemudian tanpa banyak bicara bergegas meninggalkan tempat itu sambil membawa anak buahnya yang lemas dan terluka.

Kris benar - benar terpukau. Sosok manis yang di temuinya kemarin benar - benar terlihat begitu luar biasa dan berbeda dengan keahlian bela diri tinggi yang seketika mendebarkan jantungnya. Sifat agresif pemuda manis itu benar - benar terekam indah di otaknya tanpa jeda.

Tao yang melihat Kris terbaring meringkuk di sana pun langsung menghampiri dan mengecek keadaannya satu persatu akibat pukulan yang di berikan oleh 8 orang abal - abal tadi.

"Ge.. Gege... Kau tidak apa - apa?" tanya Tao mengguncangkan tubuh itu pelan, membuat Kris meringis tertahan.

Tao yang melihat itupun seketika tak dapat membendung air matanya lebih lama. Dia memang mudah menangis karena sifat sentimentalnya, dan melihat orang yang menolongnya kemarin tak berdaya seperti ini membuat hatinya sakit dan cemas.

"Hiks... Hiks... Bagaimana ini? Hiks..." rancunya bingung melihat banyak sekali luka lebam yang Kris terima.

"Ke-kenapa kau me-nangis?" tanya Kris sambil sedikit terkekeh melihat tingkah namja manis di hadapatnya, sangat kontras dengan apa yang ia lakukan beberapa menit lalu.

Sambil menahan nyeri, diapun berusaha mendudukan diri dan meyakinkan namja panda itu bahwa dirinya baik - baik saja.

"Hiks... Kau bisa duduk hiks..." ucap Tao masih meneteskan air matanya dengan wajah bingung. Membuat Kris mau tak mau tersenyum melihat pemuda dihadapannya ini.

Tiba - tiba hatinya berdesir hangat disana. Wajah Tao yang panik itu terlihat begitu menggemaskan untuknya.

"Bertahanlan ge, aku akan memanggil ambulance hiks" lanjut Tao merogoh saku celananya.

.

.

.

Seoul hopistal, tempat di mana Kris mendapatkan perawatannya. Tao dengan telaten ada disana untuk menjaganya dengan wajah sembab akibat terlalu lama menangis.

"Kau, namamu Tao kan?" ingat Kris diatas ranjangnya menatap Tao yang masih setia disana.

"Ne" ucap Tao membenarkan sambil mengangguk.

"Kau pulanglah, aku sudah tidak apa - apa" ungkap Kris agar Tao pulang dan mengistirahatkan tubuhnya.

Tao hanya menggeleng, dia tidak bisa meninggalkan Kris sendirian di rumah sakit dengan kondisi seperti ini.

"Aku akan disini ge, setidaknya sampai lukamu mengering" ucap pemuda itu memberi tahu.

Kris tak punya alasan untuk menolaknya, karena pemuda itu adalan orang yang menolongnya dan membawanya kerumah sakit.

Lagipula semalaman bersama sosok manis itu bukan hal yang buruk untuknya, Tao sangat menggemaskan dan penuh perhatian. Dia suka itu.

"Ge, apa kau mau sesuatu?" tanya Tao membuyarkan lamunan Kris.

Kris pun hanya menggeleng, dan memposisikan dirinya agar lebih nyaman masih menahan sakit dengan meringis pelan.

"Apa masih sakit ge?" tanya Tao menatap Kris dan hampir meneteskan liquid nya lagi, karena merasa tak tega dengan kondisi mengenaskan yang kakak kelasnya terima.

"Hei, kenapa kau menangis lagi?" tanya Kris melihat Tao yang sudah meloloskan satu cairannya.

Tao pun dengan cepat menggeleng dan menghapus lelehan itu berusaha terlihat kuat. "Anni" membuat Kris kembali tersenyum menikmati wajah cemas Tao.

"Aku baik - baik saja, jangan terlalu merasa bersalah" pemuda bermata gelap itupun mengangguk.

"Ge, siapa orang - orang tadi? Kenapa mereka menyerangmu?"

Kris hanya tertawa kosong lalu menatap Tao lagi. "Jangan perdulikan mereka, mereka hanya orang bodoh..." balas Kris membuat Tao lagi - lagi mengangguk pasrah.

"...terimakasih sudah menolongku..." lanjut pemuda keturunan Kanada itu mengusak surai hitam Tao, membuat si pemilik nama menegang sesaat.

"...Kemampuan bela dirimu sangat bagus, terimakasih Tao-ya"

Sukses kata - kata itu membuat pipi penyuka panda ini memanas, karena pujian yang ia terima sekarang terasa jauh berbeda. Bagaikan hembusan angin musim semi di tengah - tengah padang pasir, karena terucap dari bibir si pria tampan penolongnya kemarin.

Dan begitulah awal percakapan mereka, di mulai dari basa basi ringan menjadi celotehan panjang semalaman.

.

.

.

Keesokan harinya setelah selesai menyelesaikan jam sekolah, Tao kembali menjenguk Kris dengan sekotak buah di tangannya. Dia begitu bersemangat hari ini.

Cklek!

Kris tersenyum melihat si manis yang ia tunggu sedari tadi akhirnya datang juga. "Kau sudah datang?" ucap Kris menyapa.

"Ne, bagaimana hari pertamamu disini ge?" ucap Tao cengigiran membuat Kris mendengus mendengarnya.

"Apa kau senang melihatku penuh dengan luka ini?" tanya Kris lagi disana.

"Hahahaha, salah sendiri. Siapa orang sok jago yang dengan bodohnya melawan 8 orang sekaligus dan berlagak bagai pahlawan tengah malam" kini Tao menyahuti ucapan itu dengan sebuah fakta yang membungkam mulut si naga.

Ya, perkenalan mereka semalam membuat hubungan keduanya begitu alami. Tao sudah tak lagi menagis melihat ringisan Kris dan lebih bisa merawatnya dengan baik sekarang.

"Apa kau sudah makan ge?"

"Belum, tanganku masih sakit untuk memegang sendok"

"Mau aku suapi?" tanya Tao lagi mendapat anggukan sebagai jawaban.

Dan belum sendok itu benar - benar masuk di rongga mulut Kris sebuah suara mengagetkan mereka.

Kriuuukkk

Kedua orang itu diam dan saling menatap beberapa saat, sampai akhirnya si kecil tak mampu lagi menahan tawanya karena suara perut kosong Kris benar - benar keras dan menggelikan.

"Hahahahhahahahahahahaha..."

Dia terpingkal dengan sangat manis, membuat hati Kris kembali hangat karenanya.

"Yayaya, terus saja tertawa sampai suara konser cancing di perutku memenangkan penghargaan" sela Kris di celah tawa Tao yang menggema.

"Baiklah... Baiklah... Sekarang buka mulutmu ge" pinta Tao menyendokkan makanan untuk Kris, masih mencoba menahan tawanya.

Kedua orang itu tetap saling tertawa di sela kegiatan suap menyuap itu, seolah lupa dengan berbagai permasalah dan kehidupan lain disana.

Ya, sebenarnya ada 2 orang lain yang sejak beberapa menit lalu memasuki ruang perawatan sahabat mereka. Tapi bagaikan benda tembus pandang kedua orang yang saling mengejek dan tertawa itu tak dapat melihat Yixing juga Kyungsoo di antara mereka.

Sampai akhirnya, saat Tao yang hendak menaruh perlengkapan makan bekas Kris tadi ke meja di samping kamar mandi menatap dua orang manis di dekat pintu yang berdiri dengan pandangan menilai.

Tao pun langsung menengok pada Kris, memberitahu bahwa ada 2 orang namja manis yang mengunjunginya.

"Kris ge" ucap Tao menarik - narik baju Kris disana.

"Kenapa?"

"Itu.." tunjuk pemuda itu pada dua sosok asing disana. Membuat Kris mau tak mau mengikuti arah tunjuk jemari lentik pemuda manis nya.

"Eoh, Yixing? Kyungsoo? Kalian datang" ucap Kris menampilkan senyumnya membuat Tao yang melihat itu sedikit merasakan sebuah cubitan di hatinya.

"Sepertinya kau sudah sehat hyung?" goda Kyungsoo menaik turunkan alisnya.

Sedang Yixing masih setia memandang Tao yang berjalan menjauh dari Kris mulai atas sampai ujung kakinya.

"Kau siapa?" tanya Yixing menatap Tao dengan senyum dimplenya.

Tao yang kagetpun langsung membungkuk dan berucap "Ah!, naega Tao imnida" gugup.

"Yixingie, dia Tao. Orang yang menyelamatkanku semalam" kenal Kris pada Yixing yang sekarang mengangguk paham dan mendekat kearahnya.

Ketiga sahabat itupun saling bercengkrama dengan ringan mengabaikan kehadiran Tao yang memang sedari tadi memilih menjauh karena tak enak pada mereka.

Dan pada akhirnya pun dia mengambil keputusan untuk meninggalkan tempat itu karena tak mau mengganggu momen ketiganya.

"Hm, Kris ge aku pamit dulu. Besok aku akan datang lagi" ucapnya menundukkan kepala menatap ketiga orang di sudut ranjang.

"Eoh! Kau sudah mau pulang?" tanya Kris dengan suara sedikit kehilangan.

"Ne ge, aku ada kelas tambahan setelah ini" bohong Tao pada mereka yang di jawab anggukan.

Membuat pemuda itu berjalan gontai menjauhi ruangan inap Kris dan berlalu untuk pulang.

Sepeninggal Tao, Kris tanpa sadar merubah raut wajahnya sedikit sendu membuat Kyungsoo dan Yixing bertanya - tanya dalam sebuah senyum mistis.

"Siapa dia ge? Dia manis" ucap Kyungsoo memancing informasi lebih.

"Namanya Tao, dia anak pindahan dari China" balas Kris tanpa melihat wajah kedua temannya.

"Dia manis sekali, pasti banyak yang tertarik padanya" sontak ucapan Yixing barusan berhasil menarik atensi wajah Kris pada mereka.

Kedua orang itupun tersenyum paham dengan situasi yang tengah Kris dan Tao alami, namun memilih diam dan menyaksikan kelanjutan kisah keduanya.

.

.

.

Hari ini adalah hari dimana Kris kembali mengikuti pelajaran di sekolah seperti biasanya. Tao begitu bersemangat, beberapa hari melewatkan waktunya bersama Kris membuatnya sadar bahwa ia telah jatuh cinta pada sosok tampan tersebut.

Dan dengan tekat bulat, hari ini tepat sebelum hari Valentine di mulai, dia akan menyatakan perasaannya pada sosok tersebut.

Dengan langkah cepat iapun menyusuri lorong mencari ruang kelas kakak tingkat tersebut. Dia akan membawa pemuda itu ke taman belakang lalu mengungkapkan isi hatinya.

Dan bak keajaiban, dewi fortuna tengah mempermudah keinginannya. Sosok Kris sekarang sedang berjalan di depannya menuju perpustakaan membuat Tao tersenyum. Namun belum sempat Tao memanggil nama orang itu, segerombolan orang tengah berlari di belakang Kris sambil mengucapkan kata - kata cinta dan lain sebagainya.

Langsung pemandangan itu berhasil memporak - porandakan perasaannya dan menggugurkan angan - angannya tadi.

Tao berbalik arah seketika. Langkahnya begitu berat dengan wajah lesu dan air mata menetes deras, iapun berlari menuju pintu ruang kesehatan lalu meraung disana meluapkan segala isi hati dan rasa sakitnya.

Kris sedang menghampiri kelas Tao sore ini, ia ingin mengajak namja panda itu pulang bersama. Besok hari Valentine dan dia ingin menghabiskan waktunya berdua dengan namja manis tersebut.

"Apa Tao sudah pulang?" tanya Kris pada salah seorang penghuni kelas disana, karena tak menemukan sosok manisnya sedari tadi.

Sontak penghuni kelas lainnya hanya menahan pekikan dan kaget atas peristiwa langka dimana salah satu murid populer sekolah ini mampir di kelas mereka.

"Eum.., Tao sejak tadi di ruang kesehatan sunbae, kami baru akan mengantarkan tasnya sekarang" ucap salah seorang siswa didalam kelas itu membuat Kris mengernyit khawatir.

'Ruang kesehatan? Tao sakit?' batinnya dalam diam.

Kris pun mengambil alih tas milik Tao lalu tanpa menunggu waktu lama melangkahkan kakinya ketempat beraroma obat - obatan itu.

Tao masih terduduk di ranjangnya, matanya yang gelap semakin bengkak akibat tangisnya tadi. Wajahnya pun masih terasa panas karena lelehan air mata yang baru terhenti.

"Tao-ya!" panggil seorang namja meneriakkan namanya.

Tao mengerjab sesaat saat sosok Kris tengah berdiri dihadapannya sambil membawa ransel miliknya.

"Tao-ya, apa kau sakit? Dimana sakitnya?" tanya Kris memeriksa keadaan Tao panik.

Tao menghempaskan sentuhan Kris dengan wajah datarnya, lalu tanpa sepatah katapun mengambil ransel miliknya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan sosok Kris yang mematung tak pahan dengan perilakunya.

Kris mengikuti labgkah Tao di depannya dengan diam. Walau hanya sekilas namun dapat Kris lihat bahwa Tao habis menangis. Dan dia benci melihat tangisan itu.

Dia marah dan ingin menghajar orang yang berani membuat namja manisnya menitihkan air mata, namun Tao hanya diam saat Kris bertanya dan mendesaknya.

Dan beginilah akhirnya, Kris hanya mampu menatap punggung Tao dalam jarak beberapa langkah didepannya tanpa bisa melakukan hal lebih.

.

.

.

Dan hari ini masih sama, Tao masih menghindar darinya. Pesan dan panggilan telfon yang ia lakukan pun tak pernah di respon oleh namja penyuka panda itu, membuat Kris marah tak tentu arah.

Hingga pada akhirnya dia menyerah, mungkin memberikan sedikit waktu sendiri untuk Tao akan membuat pemuda itu cepat membuka dirinya seperti semula.

.

Tao berjalan gontai membawa alat peraga sains yang Kim saem minta, benda ini tidak berat sesungguhnya. Tapi tubuhnya terasa begitu lemah tak berdaya sekarang.

Hingga saat wajahnya menyusuri koridor depan, ia tercekat. Sosok pria yang tengah ia abaikan ada disana seolah sedang memikirkan sesuatu yang begitu sulit.

Ia ingin sekali menghampiri namja itu dan memberikannya semangat, namun apa boleh dikata. Hatinya masih terlalu remuk untuk bertatap muka dengan Kris saat ini.

Tao pun mengambil jalur lain menuju kelasnya, lagi - lagi mengalihkan diri dari sosok Kris disana, sampai telinganya tak sengaja mendengar sebuah suara yang menyentakan hatinya.

"Oppa!" suara seorang gadis berambut panjang sedang bergelayut manja di lengan Kris berhasil membuat Tao semakin hancur.

Pemuda itu tak dapat menahan hatinya lagi sekarang, sungguh melihat interaksi dua orang disana membuatnya semakin terpuruk. Dan pada akhirnya dia berlari secepat mungkin mengalirkan bendungan air matanya dan mencoba menghilang.

.

.

.

Bel pulang sudah berbunyi membuat Kris merapikan barang - barangnya dan berjalan menuju kelas Yixing di dekat koridor untuk bertukar tugas.

Dia berjalan dengan pelan sambil menampilkan senyumnya melihat Kyungsoo tengah mengucapkan permintaan maaf pada Yixing. 'sepertinya mereka bertengkar' batin Kris yang ternyata salah.

"Yixing hyung, maaf aku tidak bisa menemanimu berbelanja hari ini. Aku sudah ada janji" celoteh Kyungsoo tak enak hati pada Yixing menjelaskan keingintahuan Kris tadi.

"Tidak apa - apa Kyungie, aku bisa sendiri. Lagipula aku ikut senang jika kau sudah punya janji kencan hari ini hahahahhaa"

"Hyung..." rengek Kyungsoo manja lalu bergegas meninggalkan gedung sekolah dengan tergesa.

"Kyungsoo mau pergi kemana?" Kris bertanya melihat kepergian salah seorang sahabatnya yang terlihat terburu - buru.

"Dia ada kencan Kris, hari ini kan hari Valentine" ucap Yixing memberi tahu.

"Ah, akhirnya dia bertemu dengan seseorang" komentar Kris senang melihat kisah cinta sahabatnya.

Plak!

"Yak kenapa kau memukul kepalaku" kesal Kris menatap Yixing yang memukul kepalanya dengan sebuah buku.

"Sebelum kau mengomentari hubungan Kyungsoo, lebih baik urus saja dirimu sendiri. Ada banyak sekali pemujamu disini, pilihlah salah satu dan ajak dia keluar menghabiskan hari"

"Ck! Aku tidak tertarik"

"Benarkah? Lalu bocah pindahan itu, apa kau tidak ingin mengajaknya pergi?" ucap Yixing berhasil membuat Kris terdiam dan membeku.

Benar! Dia tidak bisa diam seperti ini. Tao menghindar darinya pasti dengan sebuah sebab, dan dia harus tahu itu.

Krispun berlari meninggalkan Yixing yang juga tengah di tarik paksa oleh seorang namja. Namun dia tidak dalam mood untuk kepo pada sahabatnya sekarang.

Pemuda blesteran itu melajukan kakinya menyusuri lorong koridor dan bergegas mengejar Tao yang pasti sudah ingin pulang.

Dan benar, sosok Tao sedang berjalan di undakan tangga menuju pintu gerbang utama. Krispun tak membuang banyak waktu lalu berlari semakin cepat mencekal pergelangan sosok manis tersebut.

Sontak perbuatan Kris menarik banyak perhatian siswa lain yang memang sedang bergegas untuk pulang.

"Kenapa kau menghindariku?" tanya Kris menatap Tao penuh emosi.

Tao terhenyak dan berusaha menghempaskan cekalan itu, namun semakin dia berusaha semakin erat pula Kris akan menahannya.

"Kenapa kau mengabaikanku?"

Tanya Kris lagi masih mendapat acuhan pemuda keturunan China itu.

Dengan emosi memuncak, Kris pun mengapit dagu Tao dan membawa kearahnya.

"Jawab aku Huang Zi Tao" desis Kris tepat di depan wajah manis itu, membuat Tao mati - matian menahan geli akibat nafas Kris yang menerpa pipinya.

"Lepaskan aku ge" pinta Tao lembut membalas tatapan Kris.

"Tidak sampai kau menjawab pertanyaanku"

"Tidak ada yang perlu aku jawab ge, biarkan aku pergi sekarang"

Bukannya melepaskan, Kris malah semakin mengeratkan perbuatannya. "Kalau begitu katakan, kenapa kau menghindariku?" desis Kris lagi garang.

Tao terhenyak dan menatap tajam mata Kris seraya berujar lirir. "Aku tidak mau salah paham dengan kebaikanmu Kris ge, Jadi lepaskan aku dan nikmati harimu bersama gadis - gadis cantik yang mengidolakanmu itu"

Ucapan Tao sukses membuat Kris terbelalak. 'APA?' diapun masih tetap menahan gerakan Tao yang mulai tak karuan ini.

"Lepaskan aku ge, jang-"

Cup!

Sebuah kecupan, bukan! Sebuah ciuman mendarat tepat di bibir Tao saat namja itu membuka mulutnya. Membuat Kris yang menabrakkan benda kenyalnya tersebut dapat leluasa langsung mengobrak - abrik isi gua hangat Tao.

Dan teriakan keras jelas menggema di seluruh penjuru taman melihat salah satu idola sekolah tengah melumat kasar bibir si anak baru tak mengenal tempat.

Tao memberontak pada awalnya, namun pertahanan Kris begitu kuat. Membuat Tao hanya mampu pasrah dan menikmati setiap jengkal lidah itu mengeksplor badian dalam mulutnya.

Tangannya sekarang tengah mengerat pada pundak Kris mencari pegangan karena kaki - kakinya kini seolah kehilangan beban.

Setelah sekitar 2 menit bertukar saliva, Kris menatap intens mata Tao dengan kesungguhan hatinya. "Wo Ai Ni Huang Zi Tao"

Ucapnya membuat wajah Tao kian memerah dengan tatapan tak percaya. "Apa?" celotehnya lucu.

"Aku mencintaimu Huang Zi Tao, jangan mengabaikanku lagi" ucap Kris kembali sambil mengelus bibir Tao yang sedikit membengkak, lagi - lagi mengabaikan teriakan para fansnya yang tengah patah hati.

Tao tak kuasa lagi berakting kuat. Iapun menunjukkan keaslian dirinya dengan menangis haru karena mendapatkan pernyataan tak terduga dari Kris.

"Aku mencintaimu Tao-ya" ucap Kris lagi menghapus lelehan itu.

Tao mengangguk dan membalas tatapan intens Kris yang begitu ia rindukan. "Aku juga mencintaimu ge hiks"

Sebagai penutup ucapan cinta itu, Kris kembali meraup bibir Tao dan mengulum rasa manisnya penuh cinta. Begitu candu, begitu indah, begitu menghangatkan.

.

.

.

END

.

.

.

A/n :

Valentine story ~ KrisTao

Clear!😊

Please review n Sorry for many typo

R&R

D' Xp

14 Februari 2017