BABY VALENTINE PROJECT

2017

14 Februari 2017

18:00

.

Project bersama

Flying White Unicorn , D' eXcrusius Paripachuka and Pearl Luce.

.

Hey There Yixing by Flying White Unicorn

Valentine Story by D' eXcrusius Paripachuka

Just One Night by Pearl Luce

So, This is one of the three stories

Valentine Story (ChanBaek)

Original story and idea by D' eXcrusius Paripachuka

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Dst

Rated : T - M

.

.

.

Summary

Kumpulan kisah OneShoot para cast dengan pasangannya, di hari Valentine dengan berbagai tingkah manisnya.

.

.

.

Bulan Februari dengan cuaca musim dingin yang menghangat menemani hari seorang pemuda tampan kala itu. Park Chanyeol, pemuda dengan tinggi badan over ini sedang berjalan di dalam gedung siaran KBS setelah pendaratannya beberapa hari lalu bersama 2 sahabat sekolahnya di Amerika Kim Jongin alias Kai dan Oh Sehun.

Bukan tanpa alasan dia menghampiri gedung ini dan berjalan menuju salah satu ruang tempat kakaknya melakukan pekerjaan sebagai anchor sebuah berita.

Ia merindukan kakaknya itu dan baru hari ini bisa mengunjunginya. Dengan langkah lebar dia pun menebar senyum dan menikmati perjalanannya. Hingga sebuah pekikan cukup keras membuat telinganya sedikit berdengung.

"Hei kau!" teriak suara itu entah pada siapa membuat Chanyeol melanjutkan langkahnya tanpa beban.

Sret!

Kerah jaketnya di tarik paksa dari belakang, membuat Chanyeol tercekik sesaat dan membalik badannya marah.

"Apa yang kau lakukan?" teriaknya pada pelaku penarikan tadi yang ternyata adalah sosok namja mungil dengan wajah cantik lengkap dengan goresan eyelinernya.

"Apa? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Apa yang kau lakukan disini hah? Ini ruangan khusus untuk crew dan kau harusnya bersama dengan teman - temanmu lainnya di studio 6 sekarang" celoteh namja cantik tersebut panjang lebar membuat Chanyeol menatapnya tak minat.

"Apa kau melihatku seperti itu? Aku tahu aku mempesona, tapi kau tak cukup tampan untuk bisa menjadi kekasihku" sontak saja ucapan namja mungil itu membuat Chanyeol terpingkal.

Baekhyun, pemuda cantik itu menarik lengan namja di hadapannya dan membawanya pada tempat yang seharusnya tanpa memperdulikan celotehan tak pentingnya.

"Hei apa yang kau lakukan? Lepaskan aku?" berontak Chanyeol menghempaskan tarikan itu.

"Cepatlah ikuti aku dan kita lupakan masalah ini. Acaranya akan segera di mulai dan kau akan terlambat jika bersikeukeuh seperti ini" sahut Baekhyun lagi mencoba membawa tangan pemuda itu kembali mengikutinya.

"Yak lepaskan aku!.." teriak Chanyeol tak suka.

"...apapun yang kau katakan itu, aku tidak mengerti dan tidak mau tahu. Jadi pergilah sebelum aku membuatmu menyesal" sarkas Chanyeol menatap nyalang namja didepannya.

"Eoh! Siapa kau mengancamku hah? Cepatlah jangan banyak bersandiwara dan ikuti aku menemui teman - temanmu"

"Sudah ku katakan aku tidak mengerti ucapanmu. Aku kesini sendirian, bagaimana bisa teman - temanku ada di studio yang kau maksut?"

"Kau tidak bisa berbohong. Bilang saja jika kau mau berkeliling melakukan tour individu untuk menjajaki gedung ini kan?" cerocos Baekhyun masih menuduh Chanyeol dengan telunjuknya.

"Aku mau menemui kakak ku di studionya dan kau sudah mengulur waktuku nona"

"Yak siapa yang kau panggil nona barusan hah?" ucap Baekhyun tak terima.

"Tentu saja kau, siapa lagi!" timpal Chanyeol tak kalah.

"Yak dasar alien! Jaga ucapanmu" wajah Baekhyun memerah menahan amarahnya.

"Sudahlah, aku tidak mau berurusan denganmu lagi" ucap Chenyeol hendak pergi namun tangannya lagi - lagi dicekal.

"Mau kemana kau? Sudah aku katakan bahwa studio 6 ada di sana dan kau akan kesana titik!"

"Aku juga sudah bilang bahwa aku harus menemui noonaku! Apa kau tahu Park Yoora anchor terkenal itu? Dia kakakku bodoh"

"Yak siapa yang kau panggil bodoh hah? Dan cih! Jika Park Yoora adalah kakakmu maka dia kekasihku kalau begitu, dasar idiot"

"Hei jaga mulutmu nona, siapa yang kau panggil idiot?"

Baekhyun tak mengidahkan ucapan itu dan terus menarik pemuda tersebut menuju studio yang sebentar lagi akan on air tersebut.

Park Chanyeol pun menuruti langkah kaki pemuda di depannya dengan langkah malas dan tatapan sebal karena tak dapat memberontak akibat tarikan keras di jaket mahalnya.

.

.

.

Acara live show di studio 6 tersebut baru saja berakhir setelah 1 jam mengudara di channel tv keluarga. Chanyeol akhirnya dengan lega dapat menarik diri dan bergegas menuju pintu keluar sebelum dirinya harus betemu lagi dengan lelaki mungil bermulut pedas itu.

"Hei idiot!" Suara memekakkan itu kembali masuk dalam inderanya membuat namja jangkung tersebut jengkel setengah mati.

"Apa?" dengusnya kasar.

"Mau kemana kau? Tour sekolahmu belum selesai" sahut si mungil dengan nada mengejek yang begitu kentara.

"Aku tidak perduli dan aku bukan bagian dari mereka" sahut Chanyeol hendak berlalu dari tempat itu.

"Omo! Aktingmu lumayan juga. Tapi tidak cukup baik untuk menipuku" dengus Baekhyun sok terkejut.

"Terserah padamu" jengah Chanyeol muak.

"Hei, tunggu! Tetap disini bersama teman temanmu!" teriak namja cantik itu sedikit keras karena reflek melihat Chanyeol yang hendak melenggang pergi.

"Siapa kau mengaturku hah? Kau bahkan bukan staff resmi disini" celetuk si tinggi membalik badan dan menilai si kecil teliti.

"Memang, aku hanya siswa praktek disini. Tapi aku bertanggung jawab atas rombongan sekolahmu idiot"

Chanyeol menarik nafasnya panjang sebelum- "Sudah ku katakan, aku bukan bagian dari mereka. Namaku Park Chanyeol dan aku kemari untuk menemui kakakku Park Yoora, kau dengar!" bengis Chanyeol emosi.

"Yayayaya, teruslah bermimpi. Dasar idiot!" sahut si staff abal - abal itu tak minat.

"Kau!" tunjuk Chanyeol menatap nyalang Baekhyun.

"Apa?" tantang si kecil menampik tudingan tangan Chanyeol.

"Chan?"

Tiba - tiba sebuah suara membuat kedua orang yang saling beradu pandang penuh amarah itu terhenti, dan mengalihkan atensinya pada sosok bersuara tadi.

"Noona? Syukurlah" sumringah Chanyeol mendapati Noonanya, bagaikan mendapat pertolongan di tengah laut tak berpenghuni.

"Kenapa tidak langsung menemuiku bocah nakal?" ucap sosok cantik yang begitu mirip dengan Chanyeol itu sambil menarik telinganya gemas.

"Ah Appo!" Pekik Chanyeol seketika.

"Aku ingin, tapi seseorang dengan bodohnya menarikku kedalam studio dan melakukan on air selama 1 jam penuh" rajuk Chanyeol lagi menatap Baekhyun dengan seringainya.

"Hah? Apa kau tidak mengatakan bahwa kau itu adikku?" tanya si wanita pembawa berita tersebut kaget mendengar penuturan adiknya.

"Sudah! Tapi dia tidak percaya, bahkan dia juga mengatakan bahwa kau itu kekasihnya" timpal Chanyeol membuat Baekhyun meneguk salivanya tanpa sadar.

Baekhyun menunduk malu dan hendak mengendap untuk pergi dari pandangan kedua orang yang saling berkomunikasi tak jauh darinya.

"Dasar, ada saja staff yang membuat guyonan seperti itu" kekeh Park Yoora menggelengkan kepala tak percaya bahwa ada candaan konyol tentangnya.

"Hei kau! Kau yang bertanggung jawab pada teman - temanku itu bukan?" tiba - tiba Chanyeol berucap menatap Baekhyun yang hendak kabur itu, membuatnya mau tak mau menghentikan langkah dan berbalik menghadap 2 orang disana.

"Ne? Ne..." jawab Baekhyun sopan, menatap sungkan pada sosok di samping bocah alien idiot itu.

"Kalo begitu sebaiknya kau melakukan pekerjaanmu dengan lebih baik, nona!" seringai Chanyeol meninggalkan Baekhyun yang tengah bersungut sambil menarik lengan sang kakak pergi menjauh.

.

.

.

Hari sudah sore saat Chanyeol meninggalkan ruang kakaknya, tak terasa berjam - jam berlalu dengan singkat akibat panjangnya cerita yang keduanya utarakan. Dimulai dari awal perjalanan karir mereka, penempatan kerja kakaknya sebagai seorang anchor sampai masalah teman dekat masing - masingpun nyaris terkuak.

Chanyeol tersenyum, rasa rindunya sedikit terobati setidaknya. Dan besok dia akan bertemu lagi dengan sang kakak karena memiliki project bersama salah satu produser di gedung tv ini.

Karena ya, sudah banyak yang tahu kalau seorang Park Chanyeol merupakan salah satu arranger muda yang diakui berbagai negara sejak duduk di bangku sekolahnya saat berada di negeri pemilik patung liberty tersebut.

Dan besok, dia berharap dengan sungguh agar tak bertemu dengan sosok mungil bermulut pedas yang sayangnya berhasil mencuri logikanya sejak pertama kali ia di maki dengan tanpa sopan.

Sontak ingatannya tadi secara tak sadar membuat bibir merah muda Chanyeol membentuk cekungan keatas dengan sendirinya.

.

.

.

Syukur demi tuhan, setelah seharian sibuk berkutat di depan alat - alat untuk kepentingan arrangement itu Chanyeol dapat kembali menghirup segarnya udara.

"Haahh... Lelahnya" gumam Chanyeol merenggangkan tubuhnya beberapa kali.

Perutnya keroncongan sekarang, dan dia ingin segera mengisi bahan bakarnya kemudian melanjutkan pekerjaannya sebelum malam datang.

Namun tiba - tiba di urungkan sementara niatan itu, kala manik matanya menangkap bayangan namja menjengkelkan yang berhasil membuatnya terjaga akibat terus memikirkannya semalaman.

Dengan sebuah smirk terpampang, Chanyeol melangkahkan kakinya lalu menghampiri sosok yang dia maksud kemudian menyenggol lengannya senganja.

Bruk!

"Yak! Dimana matamu brengsek?" maki Baekhyun akibat tubuhnya terjerebab sebelum meringis pelan.

"Ah, mian. Aku tidak melihatmu" ucap Chanyeol cuek menatap wajah kesal Baekhyun.

Dengan dua tanduk di atas kepalanya, Baekhyunpun berdiri dan menatap nyalang sosok tinggi di depannya lalu dengan tiba - tiba menendang tulang kering itu kuat. Hingga si jangkung memekik karena sakit.

"Aakhh!" teriaknya memegangi kaki yang terasa nyeri.

"Oh, mian. Aku tak sengaja" kekeh Baekhyun dengan senyum miring.

Membuat Chanyeol mendengus dan menatap pemuda di hadapannya intens. "Kau berhutang dua permintaan maaf padaku sekarang" ucap Chanyeol tajam.

"Maaf? Siapa? Aku? Heol, tidak akan" ucap Baekhyun dengan senyum manisnya kemudian berjalan melewati pemuda tinggi tadi dengan angkuh.

Chanyeol menahan amarahnya yang sudah berada di ubun - ubun saat ini. Dengan tangan mengepal iapun berbalik dan menarik baju kerja Baekhyun lalu merampas IDnya.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" pekik Baekhyun menyadari bahwa identitas dirinya selama menjalani praktek sudah berpindah tangan.

"Byun Baekhyun, ah! Jadi itu namamu?" ucap Chanyeol acuh tak memperdulikan tarikan bringas namja cantik di hadapannya.

"Aku akan menyimpannya untuk sekarang, akan ku kembalikan saat aku selesai makan nanti" ucap Chanyeol lagi melenggang pergi tak perduli dengan teriakan Baekhyun.

Baekhyun merutuki dirinya sendiri, karena tubuh mungilnya itu telah berhasil membuatnya terlihat lemah dari pemuda menyebalkan bertelinga alien yang berhasil mempermalukannya.

ID card nya telah dirampas oleh sosok tersebut dan dia tidak akan bisa kembali ke kantor tempat mengemban tugas praktek, yang sayangnya sebentar lagi jamnya akan segera selesai.

"DASAR IDIOT SIALAN!" makinya menghentakkan kaki sebal.

.

.

.

Baekhyun terduduk di trotoar depan kantor KBS menunggui orang idiot berwajah tampan tapi menjengkelkan tersebut dalam tundukan kepala menahan lelah.

"Ahhh... Aku mau pulang!" rancaunya, karena jam pulang yang seharusnya sudah berlalu 15 menit lalu harus tertunda akibat ID nya disandra.

Baekhyun bersungut, bersumpah dan memaki dengan berbagai serapah, segala bentuk dari tingkah pemuda sialan tersebut didalam batinnya.

Baru kali ini setelah lebih dari 17 tahun masa hidupnya ia bertemu dengan sosok menyebalkan melebihi dirinya. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa sosok tersebut memang berhasil mencuri salah satu ruang di hatinya karena ketampanan dan bentuk tubuhnya yang ideal.

Sebenarnya, setelah kesalah pahaman yang ia sebabkan kemarin, dia dengan semangat mencari tahu tentang siapa pemuda bak bamboo itu sebenarnya.

Dan setelah lama mengorek info dari sunbae bagian staff berita yang bekerja sama dengan anchor Park Yoora, baru ia tahu bahwa pemuda tersebut bernama Park Chanyeol.

Belum berakhir disana, Baekhyun mencari banyak info lainnya setelah berselancar di gudang internet tanpa batas. Sehingga fakta bahwa Chanyeol merupakan seorang arranger mudapun ia tahu dengan pasti.

Banyak sekali penggemar yang memberikan pesan romantis tiap Chanyeol mengunggah kegiatannya, membuat Baekhyun terkekeh pelan, 'Bagaimana bisa orang semenyebalkan itu menjadi idol?'

Memang benar dia tampan, tinggi dan berbakat. Tapi jika kelakuannya begitu abstrak dan menjengkelkan seperti ini, bagaimana bisa dia mendapatkan banyak kepercayaan mengenai karyanya?

'Ah! Dia adalah aktor yang baik. Selalu mampu mengendalikan situasi dengan topeng peran yang dia pakai setiap hari. Pantas kebusukannya tak dapat tercium' batin Baekhyun mengangguk membenarkan pemikiran sepihaknya.

Hingga sebuah benda jatuh menimpa kepalanya membuat namja penggila make up tersebut mendongak kaget.

"Itu, aku kembalikan" ucap sosok Chanyeol ringan setelah melemparkan ID Baekhyun tak berperasaan dan bergegas pergi begitu saja.

Baekhyun mengambil ID nya cepat lalu menatap punggung tegap Chanyeol berniat memakinya sungguh - sungguh, sebelum pikirannya kembali dan menariknya untuk segera mengambil sisa barang di kantor lalu beranjak pulang.

.

.

.

Ini hari ke5 dimana pasangan pembuat onar Park Chanyeol dan Byun Baekhyun kembali membuat banyak orang di gedung KBS berdecak dan menggeleng tak karuan.

Pasalnya setiap kali kedua orang itu bertemu, selalu saja berakhir saling memaki dan menjahili tanpa ada yang mau mengalah satu - sama lain. Membuat para staff dan pengisi acara disana hafal dengan dua orang tersebut.

Pasangan TOM & JERRY versi real, dengan Park Chanyeol sebagai Tom dan Byun Baekhyun sebagai Jerry. Kedua orang itu seakan tanpa lelah selalu berhasil membuat para orang yang melihat tingkah mereka terkikik geli dan menahan amarah bersamaan.

Bayangkan saja, kemarin mereka berdua berhasil menghancurkan 1 set persiapan acara talk show hanya karena si pengisi slot music Park Chanyeol tidak terima jika Byun Baekhyun menjadi assisten crew penanggung jawab penonton.

Sontak keributan tak dapat lagi terhindar dan adegan jambak menjambak sampai kejar - kejaranpun terjadi kurang lebih selama setengah jam. Namun efek yang terjadi jauh lebih besar sebab kursi - kursi dan background yang sudah ditata rapi telah porak - poranda seakan terkena angin puting beliung.

Baekhyunpun mendapat teguran dan peringatan akan kelakuannya tersebut mengingat statusnya disini masih sebagai siswa praktek.

Sedang Chanyeol? Dia tak jauh beda. Produsernya secara langsung memintannya untuk dapat bersifat lebih dewasa dan profesional tanpa membedakan klien ataupun tim studio.

Entah mengapa, kedua orang tersebut selalu saja terjebak dalam situasi kekanakan yang bahkan mereka sendiri tak dapat melakukannya jika bersama orang lain.

Chanyeol yang terkenal kalem dan profesional selalu bersikap konyol dengan berambisi menjahili Baekhyun. Begitupula dengan namja cantik itu, dirinya yang di cap sebagai ratunya pengendalian diri selalu terpancing emosi tiap berjarak 5 m dari seorang Park Chanyeol.

Seperti hari inipun, keduanya masih sama.

"Hei nona bodoh! Lihatlah, pekerjaanmu sangat berantakan" ucap Chanyeol yang sedari tadi memperhatikan Baekhyun menata set acara musik itu dengan asal.

"Siapa yang kau panggil bodoh eoh? Apa yang salah dengan pekerjaanku? Ini sudah sesuai dengan konsep yang kami buat idiot!" sahut Baekhyun cepat.

"Yak! Siapa yang kau panggil idiot, bodoh?" Baekhyun tersenyum kecut disana.

"Helloooo... Siapa lagi orang disini selain dirimu yang bisa ku panggil idiot eoh?"

"Tutup mulutmu cabai!"

"Yak! Aku bukan cabai sialan"

"Hahahha... Lihatlah! Katanya bukan cabai tapi mulutnya begitu pedas" cemooh Chanyeol menatap pada arah lain disamping Baekhyun.

Prang!

"Diam kau Park alien bodoh!" pekik Baekhyun melemparkan sebuah benda pada Chanyeol yang meleset.

"Apa kau gila melempariku dengan kotak ini?" ucap Chanyeol pada Baekhyun yang berhasil menghindari benda tersebut.

"Siapa yang kau sebut gila?" sarkas Baekhyun membuat drama picisan keduanya kembali di mulai.

.

.

.

7 hari berlalu sejak terakhir kalinya kedua orang itu membuat ulah, Park Chanyeol tidak pernah lagi menampakan dirinya di kantor tempat Baekhyun melakukan praktek.

Membuat si cantik itu uring - uringan tanpa sebab dan merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Baekhyun menjadi lebih pendiam, lemot dan suka melamun sekarang. Membuat para sunbae dan teman - temannya memandang takut kalau - kalau ternyata Baekhyun sedang sakit saat ini.

'Haahh, kenapa dia tidak datang?' batin Baekhyun dalam hatinya tanpa sadar.

"Tunggu! Apa yang baru saja aku pikirkan? Dasar bodoh Byun Baekhyun" ucap namja itu tiba - tiba membuat suasana rapat kali ini terusik karena ulahnya.

"Yak Byun Baekhyun! Kenapa kau berbicara sendiri saat aku sedang menjelaskan konsep baru hah?" suara sang sunbae membuatnya tersentak dan sadar dari lamunannya.

"Mi-mianhae sunbae" sahut Baekhyun cepat membungkukan badan.

.

Sungguh hari yang melelahkan. Bagaimana tidak? Namja cantik penyuka eyeliner ini melakukan hal yang sama beberapa kali karena tak fokus dalam menggarap tugasnya, hingga ia secara berat hati mendapat salah satu bentuk kasih sayang seniornya dengan mengulang seluruh apa yang dilakukannya tadi.

Seperti sekarang, ia tengah mengetik sesuatu di dalam komputernya, menulis ulang laporan tentang hasil acara kemarin yang sebenarnya sudah ia buat. Namun karena ketidak fokusannya, laporan - laporan itu hancur lewat mesin memotong kertas yang dia nyalakan sendiri. Dan parahnya, dia tidak mengsave terlebih dahulu file buatannya. Dan berakhirlah dia disini dengan memulai semua dari awal.

"Hah, kenapa masih banyak sekali?" gumam Baekhyun sendirian.

Hingga seorang wanita cantik mendudukan diri disamping Baekhyun tanpa permisi. Membuat si pemilik, berjingkat kaget.

"Ya tuhan?" pekiknya.

Membuat si wanita cantik itu tersenyum gemas.

"Kau sedang apa Baek?"

"Saya sedang menulis laporan acara kemarin sunbae"

"Kenapa ucapanmu formal sekali padaku? Sudah kukatakan bukan, jangan terlalu formal. Aku tidak setua itu" lanjut si wanita.

"Heheheh, maafkan aku noona. Aku lupa" balas si cantik cengigiran.

"Ku dengar akhir - akhir ini banyak sekali komplain tentang kinerjamu yang buruk. Apa itu benar?" tanyanya mendapat raut wajah tertunduk tidak enak sebagai jawaban.

"Apa ini karena adikku?"

"Eoh?" ucap Baekhyun tiba - tiba menatap pada sunbae yang berprofesi sebagai anchor berita itu.

"Annii.." balas Baekhyun dengan senyum tak percayanya.

"Benarkah?" tanya si wanita alias Park Yoora menggoda namja cantik di hadapannya.

"Tentu saja. Aku hanya kurang fokus noona tidak ada hubungannya dengan adikmu si alien itu" sahut Baekhyun dengan cepat membuat Yoora tertawa maklum karena kebohongan namja ini benar - benar payah.

"Ah, kukira kau sedang merindukannya hingga tak ada niat untuk bekerja" obor Yoora lagi ingin tahu reaksi yang Baekhyun berikan.

"Tidak mungkin noona. Untuk apa aku merindukan adik pembuat onarmu itu? Tidak, terimakasih" ucap Baekhyun mencebikkan bibirnya, membuat Yoora menaikkan alis mata.

"Well, baguslah kalau begitu" ucap Yoora tiba - tiba membuat Baekhyun seakan mencelos entah karena apa.

"Ke-kenapa memang noona?" tanyanya takut - takut.

"Bukan apa - apa. Aku hanya takut saja, jika benar kau merindukannya itu pasti akan sangat sulit. Karena malam ini dia akan kembali ke Amerika untuk karirnya, dan belum tahu kapan akan kembali"

Sontak penjelasan Yoora barusan membuat Baekhyun terasa di tikam sudut hatinya. Membuat ekspresinya berubah menjadi tertunduk bingung dengan tatapan tak percaya.

Yoora tersenyum melihat reaksi Baekhyun ini. Ia tahu bahwa sebenarnya sikap mereka yang selama ini saling mencari perhatian itu adalah bentuk ungkapan perasaan keduanya masing - masing yang tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Ia pun lantas berdiri dari duduknya dan mengelus bahu Baekhyun memberi semangat.

"Dia baru akan berangkat pukul 7 nanti" ucap Yoora sekilas kemudian meninggalkan si manis sendirian dalam lautan pemikirannya.

'Dia pergi?' batinnya sengan suara sedih dalam dirinya.

'Ah baguslah kalau begitu. Tidak usah kembali saja sekalian' batinnya lagi dengan suara senang saat ini.

'Jadi dia benar - benar pergi?' suara dalam hatinya kembali bersedih, membuat Baekhyun menahan air matanya yang hendak meluncur.

Diapun menyembunyikan kepalanya di meja kerja dengan beralaskan tumpukan lengannya. Kemudian entah karena apa dia menangis.

"Hiks... Hiks... Bodoh! Kenapa kau menangis Baek?" rancunya disana.

Hatinya sakit saat ini mengetahui orang yang selalu merusak harinya akan pergi. Sebagus apapun ia menutupi perasaannya, namun di dalam hati kecil itu si cantik telah jatuh hati dengan sangat dalam.

"Kau brengsek hiks... Idiot sialan... Hiks.."

.

.

.

"Kau mau kemana Kai?" tanya Chanyeol di saat jam pulang sekolahnya pada sosok sahabat berkulit tan itu.

"Aku? Tentu saja ingin menemuinya" tandas Kai dengan senyum sumringah.

"Kau sendiri mau kemana hyung?" kini si kulit albino menanyai Chanyeol.

"Aku ingin menyiapkan barang - barangku utuk berangkat nanti malam. Kenapa?"

Si albino itu mendengus, "Aku sedang bosan" jawabnya tengan wajah datar.

"Temani saja Kai kesekolahan Kyungsoo, siapa tahu ada yeoja atau namja manis yang bisa mencuri hatimu. Apa lagi ini hari valentine bukan?" saran Chanyeol pada si maknae tersebut, kemudian bergegas pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

Dia sedang galau saat ini, karena sangat sangat sangat merindukan sosok bermulut pedas itu. Ingin dia menemuinya dan mengganggu pekerjaannya seperti beberapa hari lalu. Tapi dia terlalu tak punya alasan untuk bisa datang ke KBS sesuka hatinya karena kontraknya sudah selesai.

Yang dapat dia lakukan sekarang, hanya memandang sebuah foto namja cantik si pengumpat itu di balik layar ponselnya. "Apa yang kau lakukan sekarang?" ucap Chanyeol mengelus permukaan layarnya.

Chanyeolpun tersenyum menatap jalanan Seoul yang sudah mulai padat dengan pasangan muda - mudi penikmat hari, yang jatuh setahun sekali ini dengan tanpa beban.

"Apa kita bisa menikmati hari ini seperti mereka?" lirik Chanyeol menatap ulang layar ponselnya.

.

.

.

Incheon Airport

Chanyeol sedang duduk manis sambil mendengarkan musik kesukaannya di bangku ruang tunggu sebelum waktu boarding pass nya. Ini masih sua setengah jam lagi sebenarnya, karena dia berangkat benar - benar awal dari rumahnya tadi.

Pikirannya melayang memandang lalu lalang orang - orang yang tengah sibuk menyiapkan perjalannanya dengan kepala menunduk kelantai.

Sampai dirasa seseorang tengah berdiri diam di depannya, membuat ia mendongak cepat.

"Kau?" ucap Chanyeol kala melihat Baekhyun sedang menatapnya dengan wajah menyebalkan andalannya.

"Kakakmu bilang kau akan pergi, jadi aku kemari untuk membayar hutangku waktu itu" ucap Baekhyun menatap Chanyeol yang terlihat keren dengan fashion style nya.

Chanyeol menyeringai mendengar ucapan si cantik dan mensyukuri kehadirannya. Sungguh dia amat merindukan sosok ini.

"Aah! Hutang permintaan maaf itu?" tanya Chanyeol mendapat anggukan.

"Aku sudah tidak butuh!" sukses ucapan Chanyeol membuat Baekhyun lagi - lagi ingin menangis sekarang.

Menyebabkan keterkejutan melanda Chanyeol, akibat reaksi yang Baekhyun berikan. 'Kenapa dia murung seperti itu? Atau jangan - jangan...' pikiran dalam hati Chanyeol terhenti dengan gerakan tangannya yang cepat menarik Baekhyun pergi.

Mendapat perlakuan seperti itu tentu saja membuat si cantik terkerjut. "Yak! Kau mau membawaku kemana?"

"Aku lapar, aku tidak butuh ucapan maafmu. Tapi aku butuh makanan sekarang" jawabnya sengan senyum mengembang.

.

.

.

Kedua anak adam itu tengah nikmat memakan santapan mereka disalah satu foodcourt bandara dalam diam tidak seperti biasanya.

"Kau, kenapa bisa disini?" tanya Chanyeol pertama.

"Aku? Tentu saja membayar kesalahanku dulu"

"Kenapa kau harus repot - repot menemuiku? Bukan gayamu sekali" cerca Chanyeol membuat Baekhyun menghentikan gerakan dipiringnya dan terdiam.

"Kapan kau akan kembali?" ucapnya tiba - tiba menatap piring di depannya.

Chanyeol ikut menghentikan gerakannya dan menatap Baekhyun lama. "Entahlah"

Baekhyun meremat kaosnya di balik meja, dan berusaha keras untuk tidak manangis kali ini.

"Aku merindukanmu" kata si pemuda kelebihan kalsium itu mengelus pipi Baekhyun lembut. Membuat si pemilik pipi itu menaikkan pandangannya.

"A-apa?" ulangnya bingung.

Chanyeol tersenyum manis masih mengelus pipi Baekhyun dan menautkan iris masing - masing. "Aku merindukanmu Baek"

Sukses ucapan itu membuat bendungan yang Baekhyun bangun runtuh tiba - tiba dengan derasnya lelehan air mata. Sontak Chanyeol terkejut kemudian membawa tubuhnya mendekat pada si kecil dan memeluknya hangat.

"Sstt... Aku disini" ucap Chanyeol mengusap kepala Baekhyun.

"Kenapa kau tidak menemuiku hiks?"

Chanyeol tersenyum lagi. "Aku tidak punya alibi kuat untuk mengganggumu di kantor sekarang" alasan Chanyeol sesungguhnya.

"Kau bisa menungguku pulang setidaknya!" membuat Chanyeol yang mendengar rengekan itu terkikik.

"Hubungan kita tidak sebaik itu Baekkie..."

"Hiks.. Kau memang alien idiot!"

"Hahahaha, lihatlah, siapa yang sudah kembali ini?" canda Chanyeol mendapat pukulan dari Baekhyun.

Chanyeolpun mendekatkan wajahnya pada si cantik lalu mengusap bekas linangan itu. "Jangan menangis lagi ne"

"Aku tidak menangis!" sangkal Baekhyun memperbaiki penampilannya.

.

.

.

Makan malam keduanya selesai dengan rasa tak rela, menandakan bahwa perpisahan mereka akan segera terjadi.

"Kau pulanglah, aku akan menelfonmu saat sudah sampai" ucap Chanyeol mengelus jemari Baekhyun di genggamannya.

"Aku ingin memastikanmu benar - benar pergi dengan kedua mataku" ucap Baekhyun melajukan langkahnya sejajar dengan si tiang listrik.

"Kau benar - benar keras kepala" kata Chanyeol mengusap kasar tatanan rambut Baekhyun sampai-

BRUK!

"Oh, kau tidak apa - apa?" tanya Chanyeol membantu seorang bocah yang baru saja menabrak dirinya.

"Oh astaga! Ha-im sayang apa kau terluka?" seorang pria yang adalah ayah dari anak ini menghampiri mereka.

"Ah, maafkan aku. Anakku sudah menabrakmu" ucap pria itu sedikit membungkukkan badan.

"Ah, ne. Tidak apa - apa" balas Chanyeol membuat si anak dan ayah itu pergi dari hadapannya.

"Kau tidak apa - apa?" tanya Baekhyun memastikan.

"Ne, aku baik Baek"

"Omo! Bajumu?" sontak tatapan mata Chanyeol mengikuti arah telunjuk namja cantik disampingnya yang tengah mengarah pada noda bekas tumpahan susu yang dia perkirakan berasal dari bocah tadi.

"Aku akan membersihkannya, tunggulah disini" ucapnya bergegas menuju toilet diikuti oleh Baekhyun tak mengidahkan kata - katanya.

.

Suara guyuran air kran menjadi satu - satunya suara yang terdengar di dalam bilik ruang tempat kedua namja ini berada.

Baekhyun melihat dengan diam pantulan Chanyeol dari kaca yang sedang membersihkan noda di bajunya.

"Kau benar - benar akan pergi?" tanya pemuda itu tiba - tiba hanya di balas gumaman kecil.

"Hmm.."

"Apa tidak bisa disini saja?"

Chanyeol seketika menghentikan kegiatannya, dan menatap Baekhyun dalam.

"Baek kau tahu ak-"

"Kapan kau kembali?"

"Aku sudah bilang padamu, aku belum tahu Baek" ucap Chanyeol melangkahkan kakinya mendekat.

"Kau tidak akan kembali?"

Chanyeol terdiam, membuat Baekhyun tersenyum pahit padanya.

"Kalau begitu pergilah! jangan pernah kembali, jangan menghubungiku, jangan menemuiku, jang-"

Cup!

Celoteh Baekhyun terhenti lantaran mendapat sebuah ciuman mesra dari sosok orang yang dia cintai.

Chanyeol membungkam mulut pedas tersebut dengan begitu agresif, melumat dan menyesap tiap inci secara menyeluruh tanpa jeda.

Bunyi kecipak sangat kentara tanpa adanya peredam apapun di sana. Baekhyun menangis dalam interaksi itu, mengeluarkan segala kesedihannya.

Membuat Chanyeol menyudahi jalinan mereka dan memutus benang saliva keduanya, menatap Baekhyun tepat di matanya.

"Aku akan kembali.."

"...Aku akan kembali untukmu..."

"..Tunggulah aku.."

Bak sebuah mantra hipnotis Baekhyun mengangguki pernyataan Chanyeol dan menelusupkan kedua tangannya di leher pemuda itu, langsung mengecup balik bibir prianya.

Kedua insan kasmaran itupun saling membagi rasa dalam hati mereka, mengeluarkan segala macam kegundahan, rindu, cinta, amarah, penyesalan dalam sebuah lumatan.

"Cepatlah kembali" bisik Baekhyun di depan wajah Chanyeol.

"Tentu saja, tapi berjanjilah satu hal padaku..." ucapan itu membuat Baekhyun penasaran.

"..Jadilah kekasihku saat aku kembali nanti" Baekhyun tersenyum mendengar pernyataan cinta Chanyeol padanya yang terdengar sangat konyol karena di ucapkan di sebuah ruang toilet bandara.

Namun setelahnya, pemuda cantik itu mengangguk menyetujui. Membuat keduanya larut dalam tawa dan kecupan ringan.

"Aku harus pergi sekarang" kata Chanyeol menggandeng Baekhyun keluar ruangan bersejarah itu dan berjalan menuju area boarding pass nya.

Baekhyun belum rela sebenarnya, tapi dia tak bisa berbuat apa - apa selain melepas genggaman tangannya dan mengangguk memberikan ijin.

"Cepatlah kembali"

Chanyeol mengangguk dan mulai berjalan meninggalkan Baekhyun dengan senyum di wajah sembabnya.

Apa ini akhirnya? Berpisah saat sama - sama sudah saling membuka perasaan?

Chanyeol melambaikan tangannya setelah melewati bagian pemeriksaan, kemudian berbalik dan berjalan begitu saja.

Baekhyun menunduk, meneterskan air matanya untuk kesekian kali lagi. Dia merasa kehilangan yang menohok batinnya. Sampai sebuah teriakan mengalihkan pandangannya.

"YAK BYUN BAEKHYUN! PALING LAMA AKU AKAN KEMBALI LUSA, JADI JANGAN LUPA MENJEMPUTKU INGAT!" teriak Chanyeol membuat Baekhyun tertegun.

"Lusa?" gumamnya sendiri tanpa sadar sampai-

"YAK PARK CHANYEOL IDIOT! KENAPA TIDAK BILANG PADAKU SEJAK TADI JIKA KAU HANYA PERGI UNTUK BEBERAPA HARI SIALAN!" balas Baekhyun reflek karena dirinya sudah merasa sangat bodoh karena menangisi orang yang dia kira akan pergi lama.

Orang - orang disana menatap dua orang itu dengan tatapan aneh dan kaget, tentu saja! Mereka berteriak seenaknya tanpa memikirkan gendang telinga orang lain dapat rusak akibat teriakan itu.

Baekhyun tiba - tiba sweatdrop sendiri dan memilih menutupi wajahnya dengan tangan sambil menunduk akibat pandangan tak enak orang - orang di sekitarnya.

"Bodoh... Dasar idiot sialan!" maki Baekhyun dalam senyumnya bergegas pergi meninggalkan Park Chanyeol dengan sebuah senyum mengembang.

"Tunggu aku sayang" gumam Chanyeol memandang kepergian Baekhyun.

.

.

.

END

.

.

.

A/n :

Valentine Story ~ ChanBaek

Clear!😊

R&R

Please Review n Sorry for many typo

D' Xp

14 Februari 2017