Title : Your Tiny Little Foot
Rated : M (for language)
Disclaimer : Kim Jaejoong and Jung Yunho have nothing to do with this story.
Written by: Banshee
This story purely came straight out from my brain. Any similarity with fictitious events or characters was purely coincidental.
.
.
.
Chapter 1 : The fools who dream
.
.
And here's to the fools who dream
Crazy as they may seem
Here's to the hearts that break
Here's to the mess we make
.
.
.
Balet adalah tarian indah, penuh kelembutan yang mampu membuat terenyuh semua orang. Balet adalah tarian yang memukau siapapun yang melihatnya. Sekalipun kau benci akan sesuatu yang klasikpun, kau akan tetap terpukau ketika melihat ballerina atau ballerino menggerakkan tubuh lentur mereka seirama dengan musik klasik. Peminat tarian balet pun bukanlah orang-orang biasa. Penikmat musik balet adalah kalangan atas yang sangat menjunjung tinggi keindahan budaya dan tradisionalitas yang terdahulu. Keindahan, estetika, dan nilai sejarah yang terdapat dalam tarian baletlah yang membuatku memilih balet sebagai mimpiku. Aku, Kim Jaejoong. Bermimpi untuk bisa mendapatkan peran utama di pentas swan lake tahun ini. Dengan begitu aku akan bisa melebarkan sayapku ke tingkat internasional.
.
.
Hiphop adalah bagian dari hidupku. Hiphop culture adalah salah satu budaya yang paling diminati diseluruh dunia. Walaupun banyak orang yang menganggap hiphop itu barbar, kampungan, selera orang rendahan, screw them! Setiap orang akan diterima dalam dunia hiphop, kalangan atas, kalangan menengah, kalangan bahwa semua orang bisa menikmati hiphop tanpa terkecuali dan syarat apapun. Hiphop adalah musik dan tarian yang bisa dinikmati setiap orang. Bagiku hiphop adalah penyelamat hidupku. Ketika aku berada dititik terberat dalam hidupku hingga rasanya ingin bunuh diri saja, rap 2Pac* membangkitkan semangat hidupku. Lambat laun aku mulai menelusuri hal mengenai hiphop, hingga aku tau untuk melepas kepenatan hidupku adalah dengan cara menari diiringi dengan hentakan musik hiphop. Beban besar dibahuku seakan terangkat. Aku, Jung Yunho akan terus menari dan melalui hiphop aku akan membuat orang-orang sepertiku meraih senyum dan semangatnya kembali.
.
.
The Royals Ballet Academy adalah salah satu dance academy tertua dan tersohor yang ada di Korea. The Royals Ballet Academy sudah berdiri semenjak 50 tahun. Jika putra atau putrimu bisa menari di academy ini, maka putra/putrimu itu sudah pasti adalah seorang dance jenius. The Royals Ballet Academy rutin mengirimkan murid didikan mereka untuk melanjutkan pendidikan ballet mereka ke Italia. Masa depanmu dalam dunia ballet sudah pasti akan cerah kedepannya jika kau diterima di The Royals Ballet Academy. Jika The Royals Ballet Academy memimpin persaingan ballet di Korea, maka di dunia hiphop ada Don Juan Dance Academy. Dance Academy ini memang baru berdiri selama 7 tahun, tetapi sudah banyak menorehkan kemenangan perlombaan tingkat internasional.
The Royals Ballet Academy dan Don Juan Dance Academy dijuluki dengan dua rival abadi dalam dunia dance korea. Mereka berlomba-lomba dalam merebut peringkat 1 Dance Academy terbaik di Korea Selatan. Uniknya, gedung kedua rival ini justru berdiri bersebelaha, bahkan memiliki satu kantin yang sama. Membuat murid The Royals dan Don Juan menjadi sering tatap muka, jika kau beruntung maka kau akan dapat melihat pertumpahan darah dengan live. Murid-murid di The Royals menganggap murid Don Juan urakan, tidak punya tata krama, dan tidak berseni. Sedangkan murid-murid Don Juan menganggap The Royals hanyalah sekumpulan anak mami, lemah, dan sok kaya.
"First position...putar...plie...Eun Hee kakimu kurang rapat...Yak, Jaejoong plie sempurna...putar...ronde jam!" Instruktur ballet pria bertubuh tegap kelihatan tengah melatih murid-muridnya di The Royals Ballet Academy. Kelas ini merupakan kelas khusus murid-murid terlatih sehingga instruktur tidak perlu terlalu berusaha keras dalam pengajarannya.
"Ok, Take five." Terdengar helaan nafas lelah dari murid The Royals. Mereka sudah berlatih selama 3 jam tanpa henti. Pertunjukan Swan Lake sudah didepan mata, mustahil bagi mereka untuk bisa bersantai-santai. Malahan kalau bisa mereka harus berlatih dalam 24 jam.
"Listen up, peran akan diumumkan minggu depan. Aku berharap kalian terus berlatih keras. Kita jumpa besok pada jam yang sama."
"Ye, Danseur*" Instruktur balet itupun meninggalkan ruangan dance tersebut. Setelah memastikan Danseurnya meninggalkan ruangan, gadis berkulit putih dengan rambut kuncir kuda sebahu bernama Jang Eun Hee berbalik menepuk punggung temannya.
"Yah Kim Jaejoong." Kim Jaejoong adalah 1 dari 3 lelaki yang berhasil masuk di kelas khusus ini. Kulitnya putih bersih, bibirnya merah seperti cherry, dan tubuh ramping seperti itu lebih cocok memerankan Ratu Angsa daripada menjadi Pangeran Siegfried.
"Mwo?" Eun Hee cemberut mendapatkan respon ketus Jaejoong. Sahabatnya ini memang sangat serius kalau sudah bersangkutan dengan ballet.
"Isshh ketus sekali. Aku mau mengajakmu makan siang." Mendengar kata makan siang Jaejoong berbalik menghadap gadis itu.
"Di kantin?" Eun Hee menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Jaejoong.
"Tidak tidak. Aku sudah bawa bekal dan juga aku tidak mau bertemu dengan orang-orang urakan itu." Mendengar jawaban Jaejoong Eun Hee seketika memasang puppy eyesnya.
"Urghhh Jae ayolaaah, aku sangat lapar. Kau tega kalau aku pingsan?" Jaejoong menghela nafasnya dan kemudian mengangguk malas.
.
.
.
Banyak orang yang heran mengapa The Royals dan Don Juan berdiri di gedung yang berbeda namun memiliki satu kantin yang berdiri ditengah dua gedung Dance Academy yang sangat berbeda itu. Jawabannya adalah The Royals dan Don Juan dibangun oleh Keluarga Han, keluarga yang sangat terpandang di Korea dalam hal menari.
Kantin yang menyatukan dua gedung itu terlihat sangat ramai di jam makan siang seperti sekarang. Kantin yang sering menjadi saksi pertumpahan darah antara murid The Royals dan Don Juan. Kantin ini pula yang menjadi saksi puluhan pasangan kekasih yang berbeda latar. Well, banyak juga murid Don Juan yang memacari murid The Royals. Kecantikan balerina The Royals sangat terkenal di Korea membuat lelaki manapun akan bangga bisa memacari mereka.
Eun Hee yang membawa nampan beririkan salad dan banana milk memilih pojok kantin sebagai tempat duduknya.
"Nih, banana milknya." Eun Hee memberikan sekotak susu pisang kepada Jaejoong yang sudah duduk menjaga lapak mereka. Eun Hee pun mulai menyantap saladnya sedangkan Jaejoong mulai menyantap bekal sandwichnya.
"Yah kau harus berjanji untuk menemaniku latihan sampai sore sebagai balasan aku menemanimu makan siang disini." Jaejoong menunjuk-nunjuk sahabatnya dengan pisau buah untuk bekalnya, membuat Eun Hee bergidik ngeri.
"Arraso arraso! Singkirkan pisau itu dari mukaku." Jaejoong tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Eun Hee. Mengganggu sahabatnya ini merupakan stress relief yang paling baik.
"Tidak usah berlatih terlalu keras kau juga pasti akan mendapatkan peran Pangeran Siegfried. Kau adalah murid terbaik di kelas."
"Itukan pendapatmu, mungkin saja pendapat Danseur lain."
"Demi tuhan Jae, kau berlatih 8 jam dalam sehari. 3 jam dalam kelas dan 5 jam kau habiskan berlatih sendiri. Kau yang paling rajin diantara kami semua. Kalau Danseur memilih Ahn Wook yang menjadi Pangeran Siegfried, maka aku yang akan mencolok mata Danseur, agar Ia sadar." Jaejoong tertawa sekerasnya mendengar ujaran sahabatnya ini. Mencolok mata Danseur? Yang ada Eun Hee yang dicolok matanya. Danseur di The Royals terkenal sangat kejam dan tegas. Membuat balerina dan balerino manapun enggan bermain-main.
"Eun Hee-yah. Harusnya kau yang berlatih lebih giat. Tadi saja kau ditegur sebanyak 4 kali oleh Danseur. Kau mau si Jesi tukang pamer itu yang jadi Ratu Angsa?" Eun Hee merinding setelah dirinya berandai si Jesi itu mendapat peran Ratu Angsa.
"Kalau si pamer itu yang dapat peran, aku rasa mulutnya akan semakin tinggi. Aku tidak bisa membiarkan hal itu." Jaejoong mengangguk setuju.
"Maka dari itu Jae, aku sekarang janji tak akan kabur lagi kalau kau mengajakku latihan sehabis kelas."
"Wooooo, uri Eun Hee kerasukan setan apa tiba-tiba menjadi ambisius seperti ini?" Eun Hee memukul kepala Jaejoong dengan sendok salad yang dipegangnya. Jaejoong tertawa sambil membalas mengacungkan pisau buahnya.
"Waaaaahhh...mesra sekali?" Mendengar suara berat yang sangat dikenal Jaejoong ini membuat Jaejoong berhenti bersenda gurau dengan Eun Hee dan spontan memutar bola matanya malas. Jung Yunho adalah pemilik suara ini. Jung Yunho adalah team captain kelas advance di Don Juan (kelas khusus kalau di The Royals). Youtube channel Jung Yunho memiliki 1 juta subscribers sehingga membuatnya sedikit terkenal di korea. Jung Yunho juga kerap menjuarai berbagai hiphop dance competition, bahkan sering diundang menjadi juri. Perawakannya yang tinggi, dengan otot tangan yang menawan, kulit kecoklatan, brewok tipisnya, membuat wanita manapun yang melihatnya akan tergila-gila. Jung Yunho menghampiri meja Jaejoong dan Eun Hee, dibelakangnya terlihat sekitar 10 orang anak Don Juan yang mungkin adalah teman-teman Yunho.
"Hei Jae, apa kabar? Lama tak melihatmu ke kantin." Eun Hee dan Jaejoong hanya memandang malas Yunho, tak berniat menjawab pertanyaan lelaki itu.
"Jae! Kau tidak memakai rok tutu*? Waah wajah perempuan sepertimu harusnya memakai rok tutu dong, biar semakin imut." Perkataan Jung Yunho disambut dengan tawa menggelegar teman-temannya dibelakang. Membuat Jaejoong mengeratkan genggaman di pisau buahnya.
"Kau tau Jae? Harusnya kau mengajukan dirimu sebagai Ratu Angsa saja di pementasan swan lake. Kau sama sekali tidak cocok menjadi Pangeran. Tidak ada manly-manlynya." Teman-teman Yunho dibelakang sibuk mentertawainya setiap kali Yunho mengejeknya.
"Kau ini harusnya mencari pacar dong, anak The Royals kan cantik-cantik. Masa kau tidak punya pacar? Apa kau jangan-jangan gay?" Jaejoong benar-benar kesal saat ini dan bisa saja Ia menampar si Jung Yunho ini. Tapi Eun Hee menggelengkan kepalanya pelan melarang Jaejoong untuk membuat masalah.
"Tapi tidak heran juga sih kalau kau gay. Kalau kau normal kau pasti pilih masuk Don Juan." Yunho menganggut-anggut.
"Apa kau mau kukenalkan dengan anak dari Don Juan? Yah Dong Hee mana kau! Tuh lihat Jae, dia lumayan tampan loh." Teman-teman Yunho dibelakang semakin terbahak-bahak sedangkan lelaki yang bernama Dong Hee mengacungkan jari tengahnya kepada Yunho.
"Heh Jaegay, jawab pertany-"
BRAK!
Jaejoong menggebrakkan meja kantin itu dengan keras. Membuat Yunho, teman-temannya, dan seluruh orang yang dikantin itu menatapnya. Kemudian matanya yang penuh dengan emosi memandang Yunho tajam. Jaejoong berdiri menatap Yunho.
"Kau tidak berhak mengataiku gay, brengsek! Akan kubuktikan pada mulut busukmu itu bahwa aku bisa menjadi Pangeran Siegfried. Aku akan memastikan bola matamu melihatku menari dipentas." Jaejoong kemudian meninggalkan kantin dengan tergesa-gesa diikuti Eun Hee yang mengekor dibelakangnya. Yunho dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak setelah melihat 2 sahabat itu meninggalkan kantin.
.
.
.
Jaejoong membanting pintu ruang dance dengan keras. Dirinya saat ini sangat mendidih jika mengingat perkataan si brengsek itu. Eun Hee yang mengekor dibelakangnyapun sama kesalnya melihat tingkah laku anak-anak Don Juan.
"Maafkan aku Jae, kalau saja aku tidak mengajakmu makan dikantin kita pasti tidak akan bertemu dengan Yunho." Jaejoong hanya mendengus kesal sambil menenggak air mineral.
"Bukan salahmu, Eun Hee-yah. Aku mungkin sedang apes saja bisa bertemu dengannya."
"Tapi yang aku heran kenapa dia selalu mengejekmu? Semenjak kapan kau kenal dia?"
"Entahlah, mungkin dia tidak suka saja dengan lelaki gay sepertiku." Jawaban Jaejoong membuat Eun Hee terdiam dan lalu mengerutkan dahinya.
"JAEJOONG-AH ! KAU GAY?" Ekspresi Eun Hee saat ini sangat terkejut hingga Ia membelalakkan kedua mata dan mulutnya. Sedangkan Jaejoong hanya mengerjapkan kedua matanya polos.
"...loh? Memangnya aku belum pernah bilang ya?" Jaejoong masih memandang Eun Hee dengan polosnya.
"TIDAK PERNAH BODOH!" Eun Hee masih terkejut. Sedangkan Jaejoong hanya menggaruk-garukkan kepalanya walau tidak gatal.
"Sejak kapan Jae?" Jaejoong memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Eun Hee.
"Kau bertanya sejak kapan? Seriously? Aku bahkan tidak ingat. Yang jelas kalau aku tidak gay aku tidak akan memilih sekolah balet Hee-yah. Aku pasti sudah ngedance dengan MANLYnya di Don Juan." Eun Hee sadar perkataan Jaejoong merupakan sarkasme. Membuat Eun Hee yang tadi shock berat menjadi tertawa kecil karena candaan Jaejoong.
"Tapi wait, kenapa kau sangat terkejut Eun Hee-yah? Apa jangan-jangan...sebenarnya kau suka padaku?" Pertanyaan Jaejoong membuat Eun Hee membulatkan kedua matanya terkejut. Kemudian memukul kepala Jaejoong dengan gulungan kertas. Membuat Jaejoong mengaduh kesakitan.
"Aku? Suka padamu? Lebih baik aku mati saja dirawa-rawa." Jaejoong kemudian mengacak-acak rambut Eun Hee gemas.
"Sudah bercandanya, yuk latihan." Sahut Jaejoong kemudia menghidupkan sound system yang ada diruangan dance. Ruangan dance saat ini hanya ada mereka berdua, membuat keduanya bebas latihan sampai sore. Untuk mencapai mimpi dan tujuan tidaklah mudah. Kadang kau harus sakit luar dan dalam, baru bisa menikmati indahnya dunia.
Alunan musik klasik No. 2 Waltz: Tempo di valse pun mengalun di ruangan dance tersebut. Mengiringi gerakan lembut dua insan yang tengah berusaha meraih mimpi.
.
.
.
End Of Chapter 1
Sedikit dulu ya hehe ibaratnya kalau masakan diicip-icip dulu aja (?)
Q: Sugar baby belum selesai kok udah ada yang baru aja?
A: Sengaja dong muahaha, biar pada penasaran dulu sama endingnya SB.
Q: SB kapan di update?
A: Aku udh dikutuk ni sama emak T-T katanya ga prnh pulang ke rumah. Jadi dalam 3 minggu ini aku mau bersemedi dulu di kampung. Setelah aku balik readers akan mendapat kan berbagai updatean cerita dari saya hehe /sok ada yg nungguin.
Selamat menikmati cerita baru dari aku, semoga berkenan hehehe. Boleh Kritik dan saran asal diucapkan dengan bahasa yang baik dan sopan.
Kalau ada typo, maafkan akuu~
