WARNING!

Cerita maksa. YAOI. Typo. DLDR!

.

.

New Home

.

Langit sore yang indah di kota Seoul. Min Yoongi, namja asal Daegu yang baru beberapa jam pindah ke Seoul sedang berada disebuah mini market terdekat untuk membeli beberapa snack.

Dengan sebuah keranjang berwarna hijau ditangannya, Yoongi menampung beberapa makanan favoritnya. Seperti pie coklat, permen, jus, dan mie kemasan cup. Yoongi tiak mengira, harga makanan di Seoul lebih mahal dari pada di Daegu. Dia mungkin akan mengeluarkan uang lebih banyak selama tinggal di Seoul.

Ini semua karena kakaknya yang meminta dia pindah ke Seoul. Alasannya agar Kakaknya tidak perlu repot mengirimkan uang tiap bulan untuk sekolah("aku tidak tahu apa kau benar-benar membayar sekolahmu atau jangan-jangan kau memakainya untuk main game", kata kakaknya.) dan menelpon Yoongi setiap hari("Kau tahu, kan? Biaya telepon sekarang mahal") .

Dasar yeoja pelit. Lagi pula, bukankah dia yang meninggalkan Yoongi seorang diri di Daegu.

Karena tidak tahan tinggal di panti asuhan, akhirnya dia pergi merantau ke ibu Seoul tanpa mengajak Yoongi. Dia berharap bisa menjadi artis terkenal dan punya banyak uang. Tapi karena dia tidak punya kemampuan apapun selain banyak bicara, akhirnya dia menjadi pembaca berita di televisi.

Anchor YoonA yang cantik. Dengan menabung gaji selama lima tahun, akhirnya dia bisa membeli rumahnya sendiri.

Sebenarnya dia tidak ingin mengingat-ingat masa kelamnya, hidup Yoongi sudah jauh lebih baik sekarang. Yoongi menghela nafas. Dia meneruskan kegiatan belanjanya.

Sedang asik memilih, mata Yoongi tidak sengaja menangkap sebuah pemandangan kriminal. Ya, ampun.

Seorang namja sedang asik memasukkan beberapa mie cup dan minuman kemasan kedalam ranselnya. Bahkan dia juga menyelipkan cumi-cumi kering kedalam jaketnya.

Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Yoongi pun mendengus hingga si pelaku menatapanya.

Pencuri itu menutup zipper jaketnya dan menepuk-nepuk cumi-cumi didalamnya, lalu mengambil sebotol minuman isotonik. Dia memberikan senyuman dan winknya kepada Yoongi sebelum akhirnya dia pergi dan ikut mengantri di kasir.

"bahkan dia bisa ikut mengantri tanpa ketahuan" gumam Yoongi sambil memandangi pencuri itu. "dasar tidak tahu malu" lanjutnya.

Yoongi mengelus dada. Kenapa kakak mrnyuruhnya untuk menetap di Seoul. Kota besar yang berbahaya. Baru sebentar dia berada di Seoul, namun dia sudah menjadi saksi sebuah pencurian kecil di mini market.

Dengan perasaan campur aduk, Yoongi yang merasa sudah selesai belanja akhirnya berjalan ke kasir untuk membayar. Dia juga berniat memberitahu yeoja kasir tentang apa yang dilihatnya.

Yoongi mengantri tepat dibelakang pencuri yang hendak membayar. Yoongi meletakkan keranjang penuh makanan miliknya dan berkata, "Maaf, nona. Namja yang ada dihapanmu ini. Dia-"

Belum selesai melapor, namja itu malah mendahului Yoongi bicara. Bahkan merangkul sok akrab pada Yoongi.

"Oh! Min Joon. Kau disini?". Dahi Yoongi berkerut. Ha? Siapa itu Min Joon?.

"Hey, Min Joon. Kau berjanji untuk mentraktirku kan? Nah, kau traktir ini saja, ya. Aku sedang pengiritan. Hehe". Seketika Rahang Yoongi terbuka. Apa yang baru saja dia bilang? Sudah mencuri, dia masih ingin dibayari?

"Noona, dia yang bayar". Sungguh tidak bisa dipercaya. Dengan sigap petugas kasir menuruti kata-katanya.

"Hey. Terima kasih, Min Joon. Annyeong" setelah menepuk lengan Yoongi, namja itu pergi tanpa dosa.

"Apa? HEY!" Yoongi berteriak memanggilnya. Terlalu lama untuk sadar dari ketidakpercayaannya. Yoongi menatap kesal si kasir. "Kau tahu tidak! Dia itu-".

Melihat wajah kasir yang kebingungan dan takut melihat wajah kesal Yoongi, akhirnya Yoongi memilih untuk menelan kata-katanya. "... Ah, sudahlah"

.

Rumah baru Yoongi nampak ramai. Kakak Yoongi sedang mengadakan acara selamatan rumah baru mereka dan mengundang tetangga sekitar.

Berjalan mengendap-endap memasuki halaman rumahnya dan langsung menuju halaman belakang. Berharap tidak ada saru orang pun yang melihatnya. Dia tidak ingin terlibat dalam acara itu.

Jangan khawatir, kakak Yoongi yang cantik dan banyak bicara sudah cukup untuk menerima tamu-tamu dibawah.

Bukannya Yoongi tidak suka bertemu banyak orang, tapi Yoongi lebih suka untuk diam dikamarnya. Menurutnya, kamar adalah tempat teraman dan ternyaman didunia.

Di halaman belakang ada sebuah tangga yang langsung menuju kamar Yoongi dilantai jadi tidak perlu bertatap muka dengan tamu yang datang. Pandai juga kakaknya itu memilih rumah.

Yoongi pernah mengusulkan untuk membeli apartemen saja seperti manusia modern jaman sekarang. Tapi kakaknya menolak mentah-mentah dan berkata jika dia butuh tempat tinggal yang punya halaman yang luas untuk menjemur pakaian.

Sebenarnya kakaknya juga bisa memakai jasa Laundry. Tapi lagi-lagi dia menolak, dia bilang laundry adalah pemborosan. Dan dia tidak yakin dengan cucian orang, apakah bersih atau tidak. Hh~ benar-benar yeoja cantik yang pelit dan kuno.

Yoongi melepas sepatunya dan meletakkan kantung belanjaannya diatas meja. Dia duduk, menyalakan laptop dan mulai membaca komik online.

.

TOK TOK

Pintu sudah terbuka sebelum Yoongi beranjak dari kursinya. Menampakkan seorang dengan wajah berwarna hijau, membuat Yoongi berteriak kaget. "HUWAA! ALIEN!". Dia refleks mengangkat kakinya keatas kursi. Dia baru saja membaca komik tentang Alien yang menguasai bumi.

"Hey! Ini aku". Alien itu memiliki suara seperti kakaknya-sebenarnya dia memang kakak Yoongi yang cantik. Yoongi menghela nafas sambil menurunkan kakinya. "Ini adalah masker teh hijau untuk mengencangkan kulit" lanjut kakaknya tanpa menggerakkan bibir karena tidak ingin masker diwajahnya pecah-pecah.

"mau sampai kapan kau duduk disana. Sudah delapan jam lebih kau duduk, apa bokong dan punggungmu tidak sakit?" , ucap kakak Yoongi kesulitan bicara karena sedang memakai masker. "Cepat makan dan bereskan sekalian meja makannya. Aku mau tidur", selesai berkata seperti itu kakaknya pergi.

Yoongi bahkan belum sempat mengatakan apapun. Haah~ memang dasar yeoja cerewet.

.

Setelah perutnya kenyang, Yoongi memutuskan untuk tidur. Dia tidak sadar jika sekarang sudah larut malam.

Dengan irisan timun milik kakaknya dikulkas, Yoongi mengompres matanya yang lelah. Dia pun merilekskan tubuhnya di kasur. Mengkhayalkan sesuatu seperti biasanya sampai akhirnya di jatuh tertidur. Namun suara dentuman menyadarkannya kembali. Dia menyingkirkan timun-timun dari matanya dan jantungnya berdegup kencang karena terkejut.

"Noona?", panggilnya dengan suara agak keras. Yoongi diam beberapa saat, namun tidak ada jawaban.

Sambil mendesah kesal, dia turun dari kasurnya dan berjalan keluar kamar. Berniat untuk memeriksa situasi.

"Noona?", Yoongi membuka pintu kamar kakaknya.

Kakaknya sedang tidur dengan wajah hijau aliennya. Mulutnya sedikit terbuka dan juga satu kakinya keluar dari selimut. Bahkan ada satu bantal yang jatuh dilantai.

Yoongi yang sudah tahu kebiasaan kakaknya hanya bisa menggeleng. Pantas saja dia tidak punya pacar. Dia berjalan masuk kedalam untuk memungut bantal yang terjatuh dan meletakkannya diatas kasur.

Yoongi teringat lagi dengan suara yang tadi dia dengar. Tidak mungkin jika itu suara bantal yang terjatuh. "Ah, mungkin aku hanya mimpi", gumamnya. Lalu dia memutuskan untuk kembali kekamarnya dan tidur.

.

Pagi hari yang tenang. Yoongi sedang menikmati sarapan paginya. Ah. Tapi ketenangan itu tidak bertahan lama saat suara kakaknya yang terlambat bangun terdengar.

"OMO! Bagimana ini, aku ada siaran pagi!", kata kakaknya panik sambil berlari menuruni tangga. Yoongi hanya menonton dengan wajah datar. "Kau!", kakaknya menunjuk tepat didepan hidungnya. Yoongi hanya bisa terkejut sambil menatapi telunjuk kakaknya itu.

"Ambilkan setelanku diruang laundry", katanya lalu melesat lari kekamar mandi. Yoongi hanya bisa menatap datar tingkah kakaknya yang aneh itu.

Dia hanya mengedikkan bahu dan beranjak untuk memenuhi perintah kakaknya. "AMBIL SETELAN WARNA BIRU!", Yoongi sampai tersentak kaget mendengar teriakan kakaknya yang cetar membahana dari dalam kamar mandi.

Yoongi hanya mengelus dadanya. Benarkah nenek sihir itu kakaknya?

.

"Bersikap baiklah selama disekolah. Aku tidak ingin namaku tercoreng. Seluruh penghuni sekolah tahu siapa kakakmu, blablablabla"

Yoongi hanya bisa diam menatap keluar jendela mobil. Kemampuan banyak bicara kakaknya sepertinya sudah level Experrt. Dulu dia memang banyak bicara, tapi sekarang dia semakin banyak bicara. Yoongi sampai pusing mendengarnya. Seperti rapper saja.

"...kau mengerti kan?"

"Ne", jawab Yoongi singkat. Sebenarnya hanya asal jawab saja. Karena dia sedang tertarik dengan pemandangan diluar sana.

Ada tiga orang namja dengan berpenampilan seram sedang mengelilingi seseorang yang Yoongi kenal sekali wajahnya. "Si Minjoon", gumam Yoongi sambil menegakkan duduknya. Yoongi menatapi mereka sampai akhirnya mobil yang dikendarainya berbelok.

"Hey. Kau kenapa?", tanya kakaknya.

"Tidak ada", jawba Yoongi singkat.

Namja yang sedang dikelilingi itu adalah namja yang mencuri disupermarket kemarin. Apa dia ketahuan mencuri? Sepertinya dia dalam situasi buruk. Ah, tidak peduli lah.

.

.

Bel tanda istirahat sekolah berbunyi. Yoongi tidak mengira jika hari pertamanya akan se-menyenangkan ini. Awalnya dia mengira jika akan terjadi aksi bullying padanya, tapi ternyata teman-teman barunya sangat senang dengan kedatangannya.

"Yoongi-ah", yeoja yang duduk didepannya menoleh kebelakang. "Kau benar adik dari Anchor YoonA?", tanyanya. Yoongi mengangguk sebagai jawaban. Dan dalam hitungan detik, banyak murid yang ikut-ikutan mendekati meja Yoongi. Laki-laki dan perempuan, semuanya mengelilinginya.

"Ya. Aku percaya kalau kau adik dari Anchor YoonA. Kau manis seklai", kata teman lainnya.

"Benarkah? Terima kasih", jawab Yoongi. Lalu anak itu dan teman-teman disekeliling Yoongi tertawa.

"Aksenmu lucu sekali", kata mereka. Well, Yoongi benar-benar tidak menyangka teman-temannya menyukai aksen Daegunya.

"Kau tinggal dimana?", kali ini teman namja yang bertanya.

"Distrik gungwon. Kakakku membeli rumah lama keluarga CEO Park"

Semua teman-temannya memekik hampir bersamaan. Wajah mereka semua nampak terkejut. Lalu mereka semua hening.

"W-wae?", tanya Yoongi setengah takut dengan reaksi teman-temannya.

Salah seorang temannya mendekat pada Yoongi dengan tatapan horor. "Kau tidak tahu? Rumah itu ada penunggunya!"

Yoongi mengerutkan dahinya. "Apa?".

"Menurut cerita yang beredar, terjadi kebakaran dimalam hari. Rumah dan penghuni hangus terbakar", Yoongi paham dengan arah pembicaraan ini. Pasti soal hantu atau semacamnya "Tidak ada yang bisa memadamkan api. Dua mobil kebakaran pun tidak bisa membantu"

Yoongi menatapi teman-temannya yang semakin serius membicarakan rumah barunya.

"Setiap hari, pintu kamar anaknya yang menghadap halaman belakang itu selalu terbuka. Meskipun para warga sudah menutupnya, pintu itu pasti akan terbuka kembali!"-Well, sepertinya yang dimaksud teman-temannya itu adalah kamar Yoongi.

"Katanya, arwah anak keluarga Park tidak ingin meninggalkan rumah itu. Ada sesuatu yang ingin dia lindungi", kata temannya.

"Apa itu?", tanya Yoongi.

"Aku tidak tahu. Pasti sesuatu yang berharga", jawab temannya. Dan Yoongi hanya bisa menatapnya dengan tatapan datar.

"Tidak ada yang bertahan lama tinggal disana. Kau adalah orang ke lima yang membeli rumah itu", kata temannya lagi.

Yoongi hanya menghela nafas. Yang benar saja. Itu adalah karangan cerita terburuk yang pernah Yoongi dengar selama hidupnya. Sungguh tidak masuk akal.

.

"Yoongi, annyeong!"

Yoongi membalas lambaian tangan teman-temannya. Haah~ Dia benar-benar bersyukur mendapatkan sekolah baru yang tepat. Teman-teman barunya sangat ramah padanya. Ternyata Seoul tidak seburuk yang ada dipikirannya.

Yoongi memakai earphone dan menyalakan musik diponselnya. Dia pulang naik bus, kakaknya hanya kan mengantar dihari pertama saja. Tidak apa, Yoongi tahu cara naik bus.

Ternyata Seoul sama seperti Daegu. Hanya saja gedung-gedung disini lebih tinggi dan kendaraan pribadi lebih sering terlihat. Namanya juga ibu kota, pasti lebih ramai.

Yoongi terpana melihat sebuah gedung perusahaan yang sangat tinggi. Suatu saat nanti, Yoongi ingin punya gedung perusahaannya sendiri.

Dia melanjutkan perjalannannya menuju halte. Disekitarnya, ada beberapa gadis sekolah yang berbisik-bisik sambil menatapinya.

"Annyeong~", sapa mereka sambil tersenyum malu-malu.

Yoongi menundukkan kepala dan membalas sapaan mereka, "Annyeong~". Dan seketika itu pula, gadis-gadis tersebut berlonjak senang. Hahaha. Sepertinya Yoongi mulai menyukai kota ini. Kecuali satu hal.

Tak jauh didepan Yoongi, ada seorang namja sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Namja menyebalkan itu tersenyum padanya. Si Minjoon pencuri disupermarket itu! Itu satu hal yang tidak Yoongi suka.

Tapi..

Yoongi tertegun melihat senyuman namja itu. Bukan karena terpesona-kalian tidak berpikir Yoongi terpesona pada Minjoon tengil itu, kan?.

Yoongi tidak terpesona. Tapi, karena ada lebam dengan sedikit darah diujung bibir namja itu. Sepertinya yang Yoongi lihat tadi pagi bersama beberapa namja seram adalah benar namja pencuri ini.

"Hai, Minjoon". Namja itu berhenti didepan Yoongi sambil melambaikan tangannya. Lalu dia menepuk-nepuk pelan kepala Yoongi. "Wah, ternyata kau masih sekolah", kata namja itu sambil terkekeh.

Di belakang Yoongi terdengar suara-suara histeris para gadis yang tadi menyapa Yoongi. "Kyaa! Pasti itu namjachingunya~"

"Ah, aku patah hati"

"mereka manis sekali"

"blablablabla"

si Namja pencuri hanya tertawa geli melihat gadis-gadis itu. Lalu dia kembali menatap Yoongi. Yoongi lantas menyingkirkan tangan namja itu dari atas kepalanya.

Mereka terllibat adu tatap dalam waktu yang lumayan lama. Yoongi dengan tatapan benci dan namja pencuri itu dengan tatapan yang seolah-olah Yoongi adalah seorang gadis kecil yang menggemaskan. Namja itu terkekeh dan melepaskan earphone Yoongi.

"Hey, pencuri. Apa yang kau lakukan?", tanya Yoongi dengan wajah datar. Well, sebenarnya Yoongi memang selalu berekspresi datar.

"memastikanmu aman saja. Kau mau kuantar pulang-uhmm... Min Yoongi?" ucap namja itu. Sepertinya dia membaca name tag Yoongi. "Ternyata bukan Minjoon, tapi Minyoon. Ya, setidaknya aku tidak sepenuhnya salah". Dia menepuk kepala Yoongi seperti menepuk kepala peliharaannya.

Terdengar kembali jeritan yeoja dibelakang Yoongi. "Pastikan saja keamanan dirimu. Aku bisa pulang sendiri" jawab Yoongi sambil melangkah pergi.

"Hey, Minyoon-ah!"

Halter bus sudah dekat. Yoongi berlari, karena bus ternyata sudah berhenti. Namun Yoongi merasa tidak nyaman. Karena namja pencuri itu ikut berlari dibelakang Yoongi. "Pergi!", teriak Yoongi. Namun rupanya namja itu tidak peduli. Dia hanya tertawa dan terus ikut berlari dibelakang Yoongi.

Yoongi mempercepat langkahnya lalu melompat menaiki bus itu. Tepat sebelum pintu bus tertutup, Yoongi sudah lebih dulu mendorong namja itu keluar dari bus hingga jatuh diterotoar..

"Hey!", teriak namja itu sambil berlari mengejar bus yang sudah berjalan. Yoongi hanya bisa menatapi namja itu dari balik pintu kaca bus.

.

Yoongi turun dari bus dan berjalan pulang. Dia menghela nafas. "Ck! Untuk apa pencuri itu mengikutiku?", gumam Yoongi. Tiba-tiba dia membulatkan mata. "Jangan-jangan dia ingin buat perhitungan denganku!?", Yoongi pikir karena dia adalah saksi mata dari aksi pencurian yang dilakukan namja itu.

Yoongi menggeleng tidak setuju dengan pertanyaannya sendiri. "Tidak mungkin. Lagi pula aku tidak memberitahu siapapun tentang kelakuannya hari itu. Malah aku yang membayar minumannya!", dengus Yoongi. "Mungkin dia ingin berterima kasih". Dia mengedikkan bahunya.

Yoongi berjalan melewati halaman belakang rumahnya dan langsung menaiki tangga. Seperti biasa. Karena ada jalan pintas menuju kamarnya, Yoongi jadi malas lewat pintu utama. Dia merogoh saku celanya untuk mengambil kunci kamar sambil menaiki tangga. Saat Yoongi sampai didepan pitu kamarnya yang terbuat dari kaca, Yoongi mendadak merinding.

"Setiap hari, pintu kamar anaknya yang menghadap halaman belakang itu selalu terbuka. Meskipun para warga sudah menutupnya, pintu itu pasti akan terbuka kembali!"

Dia jadi teringat pada ucapan teman-teman barunya. Yoongi menelan ludahnya sambil menatapi pintu kamarnya yang terbuka. Kunci pintu itu masih ada ditangan Yoongi.

Dengan perasaan was-was, Yoongi memasuki kamarnya. Dia meletakkan tasnya dilantai, lalu meraih sebuah tongkat baseball miliknya. Jangan-jangan ada pencuri masuk kedalam rumahnya.

Yoongi memmbuka pintu kamar kakaknya, "Noona?", panggilnya. Namun kamar itu kosong.

Yoongi menelan ludahnya. Oh, jangan bilang benar-benar ada pencuri didalam rumahnya. Yoongi sebenarnya tidak benar-benar ingin memukul orang dengan tongkat baseball yang sebenarnya pajangan kamarnya. Itu adalah benda koleksi termahal yang pernah dia beli.

Yoongi mengendap-endap menuruni tangga. Memasuki dapur dan membuka setiap pintu lemari yang ada disana. Dia juga memeriksa kolong meja makan. Tapi tidak ada siapapun. Begitu pula dikamar mandi, diruang tengah, dikamar tamu, dimana-mana. Yoongi tidak menemuka siapapun ada didalam rumahnya.

Yoongi berdiri dan memiringkan kepalanya. "Apa aku lupa mengunci pintu ya?".

.

"Aku pulang~"

Suara kakaknya terdengar sangat lantang bahkan hingga lantai atas. Yoongi enggan menyambutnya, dia sedang asyik dengan sebuah komik misteri dilaptopnya.

"HEY!"

"UWAAA!", Yoongi terjungkal dari kursinya. Dia menatap kesal pada kakaknya yang sudah ada didepan pintu kamarnya dengan senyum senang.

"Kenapa serius sekali? Apa yang sedang kau baca?", tanya kakaknya penuh selidik. "komik hentai?", lanjutnya sambil melangkah masuk kedalam kamar Yoongi dan tanpa izin langsung memeriksa laptop adiknya.

Yoongi menatap malas pada kakaknya. "Yang benar saja!", tukasnya sambil bangkit dari lantai.

Kakaknya yang cantik terkekeh. Dia beralih menatap Yoongi. "Bagaimana hari pertamamu disekolah?", tanyanya. Dia berjalan dan menghempaskan dirinya diatas kasur Yoongi. "apa kau suka sekolah barumu?", tambahnya.

"uhm!", Yoongi mengiyakan. Matanya fokus kembali pada komik misteri dilaptopnya.

"Apakah ada siswa yang mengganggumu?"

"Tidak ada", jawab Yoongi singkat. Dia sedang asyik dengan komiknya dan tidak ingin diganggu.

"mulai besok kau berangkat naik bus"

"umh!"

"nanti aku ada siaran malam. Kau jaga rumah, mengerti?"

"ne~"

"Hey! Lihat aku saat kuajak bicara. Kau ini.. # %%~#$% "

Yoongi tidak menggubris ucapan kakaknya yang mulai tidak jelas. Dia terlalu asyik dengan komiknya..

.

"Hoooaaam", Yoongi menguap. Matanya mulai lelah menatap layar laptop. Dia meregangkan otot-otot punggungnya yang terasa kaku. Tak sengaja dia melihat kakaknya yang ternyata sedang tidur diatas tempat tidurnya. Yoongi diam menatapi kakaknya dan menggeleng.

"Nona cantik. Bangun, jangan tidur didepan toko orang", lantang Yoongi sambil menepuk-nepuk lengan kakaknya. Hebatnya, kakaknya langsung tersentak bangun.

"Maafkan aku ahjussi", kata kakaknya terkejut sambil membungkuk minta maaf pada Yoongi. Yoongi menahan tawanya. Rupanya Kakaknya benar-benar mengira dirinya sedang tidur didepan toko orang.

"Dasar bodoh", kekeh Yoongi.

"Hey! Berani-beraninya kau mengerjaiku!", Kakaknya kesal dan memukul kepala Yoongi.

"Bukannya kau bilang ada siaran malam?"

"Oh iya! Aku lupa!", hebohnya. Lalu tanpa babibu dia keluar kamar Yoongi dan pergi bersama mobilnya.

.

Yoongi masuk kekamarnya setelah menyikat gigi. Sudah pukul sebelas malam, tapi kakaknya belum juga datang. Jadi Yoongi memutuskan untuk tidur tanpa menunggu kakaknya pulang.

"Ahh", Yoongi mendesah menikmati kasurnya yang empuk memajakan punggungnya yang pegal. Dia hampir saja terlelap sebelum suara keributan menyadarkannya lagi.

Oh, come on! Baru dua hari tinggal disini, Yoongi sudah mengalami susah tidur karena suara misterius? Yoongi sedikit beridik. Dia memberanikan diri bangun dari tempatnya untuk memandangi kamarnya yang remang-remang.

Suara ribut itu seperti suara orang mungkin kakaknya. Yoongi tidak dengar ada suara mobil kakaknya.

Dia mengambil langkah lebih untuk bangkit dari kasurnya. Perlahan-lahan melangkah diatas lantai kamarnya yang dingin. Menajam pendengarannya dan mengikuti kemana jejak suara itu berasal.

Dia merasakan suara dibalik dinding kemarnya. Suara itu terdengar semakin jelas saat Yoongi menempelkan telingannya didinding. Suara rintihan, bagaimana bisa suara rintihan tetangganya terdengar dari balik tembok?

Tunggu!

Yoongi tersadar jika jarak rumahnya dan rumah tetangganya terpaut beberapa meter jauhnya. Rumah di Seoul tidak berdempetan. Kali ini Yoongi benar benar takut. Jangan-jangan apa yang teman-temannya katakan itu benar. Rumah ini ada hantunya.

Kaki Yoongi terus bergeser mengikuti suara. Hingga dia tanpa sengaja menggeser rak buku besarnya hingga terbuka jauh kedalam.

Mata Yoongi membulat. Saat ini, dihadapannya ada sebuah ruangan gelap dan pengap. Yoongi tidak pernah tahu jika kamanya punya ruang rahasia dibalik rak bukunya.

Dia maju selangkah karena penasaran. Namun terkejut karena sebuah suara erangan kesakitan. Suara itu jelas dari dalam ruangan gelap ini.

Yoongi menyenter ruangan itu dengan sinar layar ponselnya. Dia memberanikan diri menyenter keseluruh ruangan. Mencari sosok yang merintih kesakitn meskipun dia sendiri merasa takut dengan apa yang akan dia lihat.

Yoongi menemukannya! Sosok itu. Tubuh kurus yang sedang meringkuk disudut ruangan itu. "Nuguseyo?", Yoongi lagi-lagi memberanikan diri dan mengeluarkan suara.

"Hey, kau! K-kemarilah. Cepat!", perintah sosok itu dengan suara gemetar.

Bulu kuduk Yoongi merinding mendnegarnya. Matilah sudah!

.

To Be Continue