Chapter 2: the fuin of tear
Ada apa, ini? Kenapa semua orang panik? Kyuubi berlari kian kemari. Mencoba mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di desa. Setelah lebih setahun penuh Kyuubi menjalani kehidupan di desa. Sekali ini dia baru mengalami kejadian seperti ini. Semua orang terlihat panik berlarian tidak tentu arah. Kyuubi merasa frustasi untuk mencari tahu dengan bertanya pada orang-orang yang bahkan tidak peduli pada sesamanya. Tidak jarang Kyuubi melihat ada orang yang jatuh dan di injak begitu saja oleh orang lain. Kyuubi yakin betul bahwa kedua tersangka itu adalah teman yang bisa dikatakan nyaris terlihat bagai saudara kandung sebelumnya. Semuanya berubah. Hanya oleh bunyian yang Kyuubi rasa berasal dari alat berupa terompet.
Tepat kala tengah malam saat Kyuubi nyaris tertidur lelap di atas kasurnya yang empuk Kyuubi tersintak bangun ketika bunyi gaungan yang sangat keras memekakkan telinga. Kyuubi masih bersikap tenang dengan hal itu. Dia menguap dan bangun perlahan dengan merapikan kimono yang di pakainya. Berjalan kearah pintu dan melihat apa yang terjadi. kacau. Itu adalah kata yang tepat di katakan. Disalah Kyuubi sekarang tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Berhenti, kalian semua!"
Tidak ingin terlalu bersikap apatis terhadap apa yang terjadi Kyuubi berteriak keras. Dengan hanya menggunakan sedikit dari kekuatannya, suara Kyuubi menggelegar bagai gemuruh yang mengetarkan langit dan bumi. Kala habisnya suara itu waktu bagai berhenti. Semua kekacauan itu berhenti. Para penduduk desa itu berhenti dan menatap Kyuubi takut. Tidak sampai lima detik stelahnya seseorang diantara mereka berteriak keras.
"Bedebah, dasar siluman! kau penyebab petaka ini..." serunya lantang menunjuk kerah Kyuubi. Kyuubi yang tidak tahu apa-apa tercengang dibuatnya, dia mencoba tenang.
"Apa maksudnya, aku tidak tahu apa-apa." Sergah Kyuubi.
"Kau, bang***! Jangan berkelit, kalian semua,,, dia adalah dalang dari petaka ini!" penghinaan dan hasut keluar begitu saja dari bapak tua desa yang tampak kalut dan ketakukan.
"Dia yang membuat air itu datang kemari, dia yang mendatangkan air bah ini... dia adalah siluman api yang di benci oleh air. Kita harus menyingkirkannya. SINGKIRKAN DIA!" teriak bapak itu lebih keras memprovokasi warga yang lain yang terlihat kebingungan. Itu tidak lama sampai penduduk desa itu mengikuti perkataan bapak tua desa itu.
"Benar kata Danzou, kita harus memusnahkannya!"
"Ya!"
"Musnahkan, Dia!"
"Musnahkan!" semua penduduk desa berbondong akan memusnahkan Kyuubi dengan bermaksud mencabuti rambutnya. Konon katanya rambut adalh nyawa siluman rubah.
Panik! Mata Kyuubi berkeliaran cepat, dia mulai waspada. Dia tidak bisa begitu saja melukai penduduk desa itu. Dia sudah akrap dengan meraka dan... tapi,
Glup! Kyuubi takut sekarang! Penduduk desa itu tidak main-main mereka sudah akan mendekat pada Kyuubi.
Sampai sebuah suara yang bisa menenangkan Kyuubi terdengar di telinganya.
"Hentikan!" Madara berteriak histeris dan berlari kearah Kyuubi, dia berdiri tepat di depan Kyuubi seakan-akan dia adalah tameng untuk melindungi Kyuubi dari warga desa yang terlihat sepeti monster sekarang ini.
"Tenanglah semua, ini bukan salah Kyuubi. Tebing di tepian sungai runtuh dan menyebabkan air tersumbat, makanya, air yang seharusnya mengalir ke sungai malah mengarah ke desa, sebaiknya kita segera menggangkat tanah longsor yang menimbun desa."
Penduduk desa menatap Madara tajam. Mereka masih bernafsu untuk membunuh Kyuubi. Danzou maju ke depan. "Sebagai kepala desa aku mengatakan, ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan ini terjadi karena, kau mengundang siluman ini masuk ke desa!" teriaknya geram, dari awal Danzou memang tidak menyukai rencana hidup berdampingan dengan siluman.
"Danzou dari pada kita memperdebatkan ini, lebih baik kita membersihkan longsor yang ada di sungai. Kau lihat air tidak akan menunggu untuk menenggelamkan desa ini."
"Aku bisa membantu," Kyuubi mencoba memperbaiki situasi. Walau dia tidak yakin karena dia melihat kembali tatapan kebencian dari berpasang mata yang dilihatnya. Walau begitu, Kyuubi mencoba acuh dia yakin dengan membantu mereka, semua akan kembali baik-baik saja.
Bukanlah hal yang sulit untuk Kyuubi memindahkan tanah yang menyumbat sungai. Sehingga air dapat mengalir dengan baik. Desa pun terhindah dari banjir. Walau tidak dapat dihindari beberapa rumah penduduk ada yang terendam banjir. Walau tidak banyak. Setelah semua itu, orang-orang kembali ke rumahnya begitu juga dengan Kyuubi. Madara meyakinkan Kyuubi semua akan baik-baik saja. Dia juga berterimakasih atas bantuan Kyuubi. Kyuubi mencoba tidak peduli pada penduduk desa yang tidak berterima kasih atas bantuanya ataupun meminta maaf atas tuduhan mereka. Kyuubi mencoba memaklumi bahwa mereka hanya syok seperti kata Madara.
Keesokkan Harinya, Kyuubi sedikit heran dengan desa yang terlihat lengang dari biasanya. Dia melirik kesana kemari untuk menemukan orang. Tapi, nihil. Biasanya saat perjalanan Kyuubi kerumah Madara, dia akan bertemu beberapa orang petani dan akan saling tegur sapa. Aneh, dia bahkan belum bertemu satu orang pun sejak tadi. Semalam setelah kejadian itu. Kyuubi memang tidak bisa tidur. Tapi dia tetap berada di rumahnya, seperti yang dikatakan Madara. Tapi ketika mengetahui hari sudah pagi, Kyuubi tidak betah jika harus mengurung diri dirumah, terlebih, dia sudah sangat ingin melihat wajah Madara. Mencoba untuk tidak peduli Kyuubi bergegas kerumah Madara. Apa ini?
Tidak seperti yang dia Kira, rumah Madara begitu ramai oleh penduduk desa. Kyuubi mencoba tersenyum ramah pada mereka. Di luar dugaan Kyuubi mereka juga tersenyum ramah pada Kyuubi. Seorang wanita tua mendekat pada Kyuubi dan tersenyum geli. "Kami tau kau pasti akan mengunjungi Madara, untuk itu kami semua kesini. Maaf untuk yang semalam dan juga teimakasih Nona Kyuubi."
Terkejut? Tentu saja! Tidak bisa dipungkiri haru menghampiri perasaan Kyuubi tatkala wanita tua itu menyalami tangannya.
"Tidak apa-apa. Itu bukan masalah," senyum Kyuubi kian bersinar menatap para penduduk.
"Kyuu..." suara ini sangat Kyuubi hafal. Dia Madara. Kyuubi berbalik dan menghampiri Madara dengan senyum cerah dan bulir air mata haru di kedua sudut matanya. Madara menghapus air mata itu dan tersenyum kaku. Kyuubi sedikit heran dan... "Ini tangis bahagia Mada-kun," seloroh Kyuubi malu.
Madara hanya berwajah datar dan berkata, " Kau ingat, Kyuu... kau hanya harus percaya padaku, Kau percaya padaku, kan?"
Bingung. Di tatap Madara serius seperti itu serta pertanyaan yang sudah jelas jawabannya. Kyuubi menatap penduduk yang menatap mereka serta kembali beralih pada Madara yang entah mengapa bersikap terlalu serius. Tunggu, apa ini lamaran? Hati Kyuubi menjerit histeris. Di depan penduduk desa? Seketika Kyuubi menunduk dalam. Malu dengan apa yang terlintas dalam pikirannya.
Walau begitu dia mengangguk yakin. "Tatap aku, Kyuu! Dan katakan." Tegas Madara. Kyuubi berusaha mengacuhkan perasaan tidak enak dihati, dan menoleh kearah Madara seraya berkata, "Aku mempercaimu, Madara-Kun," dengan senyum manis menghiasi bibirnya.
Setelahnya, Madara menggengam kedua tangannya dan setelahnya Kyuubi tidak tahu apayang dilakukan oleh Madara. Karena setelahnya rasa sakit menyerbu tiap selnya. Dan yang Kyuubi tahu dia telah menjelma menjadi patung batu. Dia masih bisa melihat Senyum mencemooh penduduk desa serta mendengar hujatan untuk hal yang tidak dia lakukan serta seseorang tidak berwajah. Seseorang yang telah menyegelnya. Orang yang dia percayai. Orang yang dicintainya. Kala itu sebuah tetesan air mata lolos di sebelah mata Kyuubi dengan jeritan yang hanya dia yang dapat mendengarnya. Kyuubi sangka hari juga hujan setelahnya saat dia saksikan butiran air yang menetes di antara kaki pemuda yang tidak bisa lagi Kyuubi lihat wajahnya.
Itulah tangisan terakhir Kyuubi, tangisan haru dan tangisan penuh kecewa, kesedihan, kemarahan, yang menjadikannya dendam yang membara hingga saat ini.
==/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/==
...Bartholomeo Present...
Longing Dew
Chapter 2: The Fuin of Tear
Naruto and all Character © Masashi Kishimoto
Itachi x Female Kyuubi
Slight! MadaFemKyuu
Genre. Hurt/comfort, Romance, Slice of life, School life, Fantasy.
Warn. Typo(s), EYD kacau, cerita yang sangat biasa! No copast!
Cerita ini dibuat untuk kesenangan semata, bukan untuk mengambil keuntungan dari pihak manapun.
...Bartholomeo Present...
==/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/=/==
"Tuan, Nyonya, gadis itu sudah sadar,"
"Benarkah," Khusina merespon dengan cepat dan bergegas di Ikuti oleh Mikoto dan Itachi yang saat itu kebetulan lewat disana. Sedang Minato dan Fugaku membiarkan kedua istrinya mengurus ini.
"Cukup lama juga gadis itu pingsan, Huh," sela Kushina sepanjang perjalannya kearah Kamar tempat Kyuubi berada. "Tiga Hari," tambah Mikoto.
"Kupikir dia akan mati jika tidak di infus,"
"Itachi, delik kedua Wanita itu,"
"Hn,"
Beberapa saat lalu dikamar Kyuubi.
Buliran peluh menyembul di kening Kyuubi. Dia tampak gelisah dalam tidurnya. Wajah Kyuubi terlihat seperti orang penuh kesakitan, nafasnya memburu sampai dia tersedak dan terbangun dari tidurnya. Mencoba mengatur nafas dan cahaya yang masuk kematanya. Kyuubi melihat samar seorang gadis memanggilnya dan berlari keluar dari pintu yang ada di ruangan itu. Setelah dapat mengatur kondisinya Kyuubi menatap bingung pada dirinya yang tertidur di sebuah ruangan yang tampak asing.
"Dimana ini?" baru saja dia selesai berkata seorang pemuda yang jelas Kyuubi tahu siapa. Itachi Uchiha masuk kedalam dengan Mikoto dan wanita berambut merah yang tidak Kyuubi kenal berjalan kearahnya. Kyuubi tanpa sadar menatap tajam kearah Itachi. Dia bahkan mencuhkan pertanyaan dari dua wanita paruh baya yang datang bersama Itachi.
Itachi cukup Risih ditatap begitu, apalagi dengan kata, "Aku membencimu!" desis Kyuubi kearah Itachi. Yang menuai rasa penasaran pada dua orang wanita paruh baya disana.
"Kau mengenalnya, Itachi?" tanya Kushina dan Mikoto bersamaan.
"Apa!" tersadar dengan keterkejutannya, Itachi menatap ibu dan bibinya bergantian seraya berkata, "Aku tidak mengenalnya!" tegas Itachi binggung dengan gadis yang bahkan dia belum tahu namanya.
"Dasar penghianat!" balas Kyuubi pada Itachi, sepertinya Kyuubi masih terbawa mimpi yang baru di alaminya. Mendengar itu Ibunya dan Kushina menatap Itachi dengan tatapan meminta penjelasan dan Itachi hanya menggeleng lemah.
.
.
.
TBC
Haiii, Minna...
Termakasih telah membaca fict ini. Ini masih pendek dan full flashback. Thank untuk reviewnya. Senang rasanya membaca review teman-teman. Yang isinya pada kaget karena ini lanjut lagi, hahahaaa maaf W memang agak terserang malas kermaren-maren tu... semoga untuk kedepannya bisa apdet kilat. Btw, update kilat juga ga bisa kalo ga ada guruh kan? Habis guruh baru datang kilat :D dan tenang aja ini buka cinta segitiga tapi bakalan segi banyak hahahahaha... Ok, pai pai...
Review lagi ya
