-STARTED WITH A KISS-
Daniel X Guanlin
Male X Male
"It was started with kiss
How it is ended like this
It was only a kiss
It just only a kiss"
.
.
.
Daniel memeluk tubuhnya yang diselimuti jaket yang tidak cukup tebal untuk menghindari angin dingin tujuh derajat celcius. Earphone masih tertancap di telinga sebelah kirinya. Ia menoleh ke kiri dan mendapati seorang lelaki yang masih menutup kedua matanya dengan earphone yang tersemat di kedua telinganya seakan-akan begitu menikmati lagu yang sedang di putar.
Mereka bertemu kembali satu hari setelah Guanlin (Lelaki yang kini duduk di sebelahnya) memutuskan untuk menjauh sementara. Daniel menyetujui ide Guanlin untuk tidak bertemu sementara karna hubungan yang sedang mereka jalani ini bukan sekedar hubungan pertemanan yang sederhana. Mereka berdua jauh lebih kompleks dan jauh lebih rumit dari yang orang sering bicarakan mengenai sebuah hubungan.
Entah sejak kapan mereka terikat pada hubungan yang begitu rumit ini, masing-masing dari mereka masih memiliki keraguan dalam hati tentang apa yang sedang mereka jalani. Tapi perasaan tak bisa mereka kelabui. Mereka tak bisa mengelabui hati saat betapa bahagianya mereka saat bertemu satu sama lain.
Mereka tak butuk sensasi seperti segelintir kupu-kupu yang berterbangan dalam perut mereka saat mereka bertemu karna masing masing dari mereka memberikan sensasi seisi kebun binatang bahkan saat mereka hanya bertemu tatap saja.
Daniel si pria yang lebih tinggi memperkecil jarak mereka, memeluk Guanlin begitu intim dan mesra membuat suasana di jok belakang Rover milik Daniel yang tadinya dingin kini menjadi hangat atau mungkin panas?
Dalam kegelapan manik mata mereka saling bertemu, menyampaikan sejuta rasa rindu yang satu hari ini mereka bendung. Daniel langsung menyatukan bibir miliknya dan Guanlin menyampaikan semua perasaannya pada si rambut pirang ini. Guanlin yang pada dasarnya sangat menyukai sentuhan Daniel yang liar sekaligus lembut langsung menerima penyatuan bibir itu dengan sangat antusias. Daniel tidak tau saja kalau dia selama sehari ini juga sangat merindukan pria dengan lebar bahu yang seluas samudra itu. Ya walaupun ide untuk tidak bertemu selama sehari itu adalah idenya.
Daniel melepaskan lumatan bibirnya pada Guanlin saat dirasa si rambut hitam itu sudah akan kehilangan nafas.
"Apa kau sebegitunya merindukan ku?" Ucap Daniel dengan seringai yang membuat wajahnya semakin sexy.
"Apa Perlu ku katakana kalau kau sudah tau jawabannya?" Guanlin membalasnya lalu menjilat bibir Daniel. Daniel yang mendapat perlakuan seperti itu hanya dapat terkikik geli. Ternyata tak bertemu sehari membuat bocah ini semakin liar. Tapi sisi liar milik Guanlin itu yang selalu membuat Daniel kehilangan akal dan ingin langsung menelanjangi Guanlin. Tapi kali ini rasanya Daniel harus sedikit sabar ia ingin sedikit mempermainkan Guanlin.
"Tapi saat semua itu keluar dari bibir seksimu semua akan terasa lebih indah."
"Ayolah Niel, apa harus aku jelaskan." Daniel hanya mengangguk sambil terus mengelus pinggang ramping Guanlin. "Baiklah, ehem ehem. Daniel-oppa aku kangen. Hmmmm." Sambil berkata seperti itu Guanlin mengusakkan wajahnya di dada milik Daniel, setelahnya itu Guanlin mengangkat wajahnya dan mencium leher Daniel. Jangan lupa tangannya yang saat ini mengelu-elus junior milik Daniel. Daniel yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Guanlin hanya dapat tertawa. Sepertinya Guanlin benar-benar rindu Daniel membuatnya menggila seperti wanita jalang.
"Apa-apaan itu? Kau bahkan memanggilku Oppa. Kau kan bukan perempuan."
"Oppa itu panggilan sayangku padamu. Hey Niel!"
"Hmm? Kenapa?"
"Punyamu belum bangun ya?" pertanyaan itu sukses membuat tawa Daniel semakin keras, lihatlah kali ini Guanlin benar-benar jalang.
"Memangnya punyamu kenapa?" tanpa peringatan Daniel langung menyentuh junior milik Guanlin yang sudah bangun sejak awal ia bertemu Daniel, dan meremasnya lembut. Perlakuan Daniel itu sukses membuat Guanlin semakin gila. Ia ingin lagi, ia ingin Daniel, Ia ingin Daniel pokoknya. Walaupu saat ini Guanlin tau kalau Daniel sedang mempermainkannya, tapi biarkan saja pikirnya akan kubalas nanti.
"Ahh Niel lagi, lagi, lagi."
"Hey, Wait, wait calm down baby. Why so hurry? Juniormu sudah bangun ya?" Daniel melepaskan remasannya pada junior Guanlin, Guanlin mendesah kecewa dan menatap marah Daniel yang mempermainkannya.
"Ya, kenapa kau menghentikannya. Ayo lakukan lagi."
"Kau ini kenapa sih? Ini semua kan salahmu yang meminta untuk berjauhan." Daniel kembali menggoda Guanlin dengan mencuium bibirnya, melumatnya sebentar lalu melepasnya setelah itu ia mencium nipple milik Guanlin yang masih terbungkus kaos tipis. Guanlin hanya bisa mendesah nikmat saat Daniel mempermainkannya.
"Kau tau sendiri kalu Yeri sekarang ini mulai curiga padaku. Ia berkata kalau aku mungkin punya wanita lain." Guanlin memeluk Daniel lalu mencium lagi leher pria tinggi itu.
"Kenapa kau harus khawatir? Kau kan tidak punya wanita lain." Guanlin masih menciummi leher Daniel, berusaha membuat tanda kepemilikan disana, walau akhirnya ia hanya mengerang kesal karna yang ia lakukan hanyalah kegagalan. Dalam fikiran Guanlin leher adalah bagian favoritnya dari tubuh Daniel setelah bahunya tentu saja. Asal kalian tau Guanlin itu sangat menggilai Pria yang lebih tinggi darinya, menurutnya pria tinggi itu keren dan sexy dan kemungkinan juniornya juga besar. Selama ini dia memang sering menyukai pria yang lebih tinggi darinya tapi tak ada yang benar-benar tipenya. Tapi saat melihat Daniel ia langsung jatuh cinta padanya. Walaupun saat pertama kali bertemu mereka membawa pacar masing-masing. Saat ini pun mereka masih membawa memiliki pacar masing-masing, oh walau beberapa hari yang lalu Daniel memutuskan pacarnya yang ketahuan selingkuh. Jujur saja Daniel tidak sedih sama sekali karna sekarang ini perhatian, kasih sayang dan nafsunya hanya berputar-putar pada pria berambut hitam Lai Guanlin.
"Iya si tapi kan aku mencium pria lain apa itu namanya bukan selingkuh?"
"Tapi kau suka kan?"
"Tentu saja Oppa."
Mereka berdua kemali melakukan kegiata panas mereka. Pertemuan bibir itu awal dari kegilaan mereka dan berlanjut ke kegiatan saling meremas. Hanya dengan di sentuh tangan besar Daniel sudah membuat junior Guanlin semakin tegang bahkan saat ini sudah mengeluarkan Precum di balik celananya. Lain halnya dengan junior milik Daniel yang masih tidur sejak tadi walau Guanlin sudah mengeluarkan jurus meremas andalannya yang tak pernah gagal membuat junior kesayangannya menegang.
"Daniel cepat buka bajumu!"
"Hah? Tidak mau ah dingin."
"Isshh, kalau begitu cepat ke apartemen mu."
"Ay ay baby."
…..
Sesampainya di apartemen Daniel, Guanlin langsung menyambar bibir Daniel, melumatnya, menggigitnya. Walau saat ini kegiatannya terganggu karna Daniel yang kelewat tinggi dan anak itu yang sepertinya tidak ada niatan menciumnya. Setelah lama menciumnya, Guanlin melepaskan ciuman itu dan menarik Daniel ke kamar. Guanlin menutup pintu kamar itu dengan kencang lalu menjatuhkan tubuh Daniel di atas kasur. Daniel yang setengah berbaring hanya menatap Guanlin sambil tersenyum melihat apa yang akan pria itu lakukan.
Guanlin melepaskan kaos yang ia kenakan serta skinny jeans-nya sekarang ia hanya menggunakan celana dalam. Dengan tatapan menggoda ia mendekati Daniel lalu duduk tepat diatas perutnya.
"Kau sangat sexy baby." Daniel membisikan kata itu sambil mengelus pungunggnya, hal itu membuat Guanlin semakin gila. Guanlin menciumi wajah Daniel dengan penuh nafsu mulai dari dahi, hidung bibir dan turuk ke bagian fovouritnya yaitu leher. Mengecapnya menggigitnya dan menikmati rasanya yang membuat ia candu. Daniel membalikkan tubuh Guanlin. Kini posisi Guanlin yang ada di bawah. Daniel melepas semua kain yang ia kenakan, kini Daniel sudah full naked dan itu membuat Guanlin tak tahan untuk menjamah tubuh seksi Daniel.
Daniel mulai mencium Guanlin dalam, kasar dan liar. Mengabsen setiap gigi di mulut Guanlin menggigit lidah yang sering menggodanya itu. Tangannya juga tak kalah aktif mengexplore tubuh sexy Guanlin. Guanlin gila, rasanya ia bisa mati karna nikmat, semua ini begitu nikamt bagi Guanlin.
Sekarang Guanlin bisa bersikap liar dan jalang di depan Daniel berbeda dengan dulu di awal-awal mereka melakukan hubungan ini. Saat itu Daniel lebih agresif, kalian tahu bagaimana gilanya si Daniel ini mengajak Guanlin Pacaran?
Saat itu mereka melakuakan double date dengan pasangan masing-masing. Guanlin yang sejak awal sudah tertari dengan Daniel tak henti hentinya mencuri kesempatan untuk menatap Daniel. Daniel yang saat itu sudah tau kalau Guanlin memiliki ketertarikan secara seksual padanya tak melewatkan kesempatan itu. Saat mereka menonton film di bioskop Daniel selalu melihat gerak gerik Guanlin yang mencoba meliriknya. Dan pada saat Guanlin pergi ke toilet Daniel mengikuti anak itu. Saat Guanlin memasuki salah satu bilik toilet secara tiba-tiba Daniel juga memasuki bilik itu dan langsung mencium Guanlin. Awalnya memang Guanlin kaget dan mencoba melepaskan diri, namun akhirnya ia terhanyut dan bahkan meminta lebih. Daniel langsung mengajak Guanlin berpacaran dan langsung di iyakan si rambut hitam itu. Tak sampai disitu mereka berdu langsung menuju parkiran dan masuk kedalam mobil Daniel melanjutakan aktifitas tadi, dan setelahnya Daniel mengajak Guanlin ke apartemennya dan langsung di iyakan oleh Guanlin. Dan akhirnya mereka bercinta sampai pagi di hari pertama mereka pacaran.
Kembali ke saat ini, Daniel terlihat berhasil memasukan juniornya ke lubang hangat Guanlin, setelah itu Daniel menggenjotnya lagi, lagi dan lagi.
….
Bunyi ponsel mengaggu tidur dua anak adam yang saling berpelukan dan dalam keadaan telanjang. Rambut mereka sama berantakan. Dan bau sperma hasil percintaan mereka semalam masih tercium. Daniel yang pertama kali membuka mata dan mengambil ponsel milik Guanlin.
"Guan, Yeri menelponmu."
"Sudah abaikan saja." Guanlin mulai sadar dan mencoba bangun dari tidurnya.
"Guan, bagaimana kalau kita ketahuan?"
"Kalau kau tidak bilang semua akan aman, maksudku kau jangan bilang siapa-siapa kalu kita bercinta. Kau tau kan kalau dipikiranku hanya ada kamu?" Daniel tersenyum mendengarkan ucapan romantic Guanlin.
"Heyy , Guan kau tau Morning Sex itu baik untuk kesehatan, Kau mau?" Guanlin diam sejenak seperti berfkir lalu ia meraih kepala Daniel dan menciumnya.
"Okay Oppa."
.
.
.
END
