Chapter 3

Title : The Broken Mind

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rating : M

Pair : Naruto x FemKyuubi

Warning : Typo, Gaje, Mainstream, Dark!Naru, Evil!Kyuubi, MindBreak!Naru, Fem!Kyuubi, Bashing!chara, Bashing!Konoha, Death!Chara, Alive!MinaKushi

..Start…..

Naruto pov

Saat ini aku sedang berdiri didepan mansion Hokage yang ditempati oleh Kasumi dan keluarganya. Tentu saja semuanya kecuali aku.

"Baiklah Naru-kun ini adalah saatnya untuk menghadapi mereka" suara Kyuu-chan menggema dikepalaku. Aku masih tidak percaya kalau aku akan berkumpul dengan mereka.

"Ne Kyuu-chan apakah aku memang harus melakukan ini?" tanyaku pada Kyuu-chan.

"Bukankah aku sudah mengatakan kalau kau harus datang? Apakah kau tidak ingin aku mempunyai Chakraku lagi?" aku kembali memikirkan lagi semua alasan Kyuubi menyuruhku datang ketempat ini.

Aku sama sekali tidak mempunyai niatan untuk berkumpul dan memadu kasih dengan keluarga ini. Tapi, demi Kyuu-chan aku akan melakukan apapun.

"Dan juga setelah ini selesai aku juga mempunyai hadiah untukmu" aku terkejut mendengarnya. Selama ini Kyuu-chan tidak pernah memberikan hadiah untuknya. Jangankan memberi hadiah Kyuu-chan saja sangat jarang memujinya.

"Kau serius" aku bertanya dengan penuh harapan.

"Tentu saja dan aku yakin kau pasti tidak akan pernah melupakan hadiah dariku" dengan itu, semua keraguan dihatiku untuk datang ketempat ini langsung menghilang.

Tok tok tok

"Iya tunggu sebentar" terdengar suara dari dalam rumah tersebut.

Ckleek

Rupanya yang membuka pintu tersebut adalah Menma. Kupikir dia akan terkejut melihatku tapi dia malah menghela nafasnya "Ternyata kau benar-benar datang" dia membukakan pintunya semakin lebar, memberikan aku jalan untuk masuk.

"Masuklah Kasumi sudah menunggumu." Dia berjalan masuk kedalam. Aku tahu kalau Menma sama sekali tidak membenciku, dia hanya tidak suka kalau aku terlalu dekat dengan adiknya ketimbang dirinya.

kau pikir aku mau dekat dengannya. Kalau bukan karena Kyuu-chan aku tidak akan pernah mau mendekatinya aku berjalan masuk mengikutinya.

Saat sudah didalam aku melihat sekitarku tempat ini dipenuhi oleh barang-barang yang banyak, memang tidak terlihat mahal tapi tidak juga merupakan barang murahan.

Disaat aku harus hidup di sebuah gubuk kumuh didalam hutan mereka malah tinggal ditempat yang seperti ini. Aku kembali melanjutkan langkahku menuju keruang makan mereka.

Sesampainya disana aku melihat kalau Minato sedang duduk sambil tangannya memegang sebuah Koran. Sedangkan untuk Kasumi …

"Naruto-kun kau datang" gadis ini malah langsung memelukku tidak memperdulikan keadaan sekitarnya.

Aku diluar memang memasang wajah senang. Tapi didalam hati aku sama sekali tidak suka dengan kelakuannya cih, dasar gadis sialan. Seenaknya sendiri saja memelukku.

"Tentu saja aku akan datang Kasumi-chan apalagi kau yang mengundangku secara langsung" tentu saja aku tidak akan mengatakan hal tersebut jika bukan karena aku harus mendekatinya.

"Baiklah ayo duduk disampingku Naruto-kun" dia menarikku untuk duduk disampingnya. Meja yang kami pakai berbentuk persegi panjang untuk dua orang untuk sisi yang panjang dan satu orang untuk sisi yang pendek didepan kami sudah ada Menma yang sedang memandang kami dengan pandangan bosan. Lalu disamping kananku merupakan Minato.

"Selamat malam Hokage-sama" aku menyapa dirinya yang sudah meletakkan korannya. Minato lalu melihat kearahku dengan pandangan santai.

"Selamat malam juga Naruto-kun" dia membalas sapaanku.

"Maaf kalau aku malah mengganggu malam berkumpul keluarga anda, Hokage-sama" dia mengeluarkan tawa kecil.

"Itu tidak masalah Naruto-kun lagipula Kasumi sepertinya sangat senang dengan kehadiranmu disini" dia berkata sambil menunjuk kearah Kasumi yang sedang tersenyum lebar disampingku.

"Dan juga kau tidak usah terlalu kaku memanggilku. Panggil saja paman" ucapnya.

"Baiklah paman Minato" aku tersenyum kecil.

"Makanan sudah siap"

Aku mengalihkan pandanganku kearah sumber suara tersebut dan melihat wanita dewasa bearmbut merah membawa piring makanan.

Kushina, seketika rasa marah memenuhi dadaku. Wanita ini adalah ibuku sendiri, seorang ibu yang tega membuang anaknya dan memanggilnya monster.

"Tenanglah Naru-kun" ah, Kyuu-chan hanya dia yang bisa menenangkanku saat ini

Skip

Saat ini aku sedang berada dijalan desa, kebanyakan rumah dan toko sudah tutup karena ini sudah lewat tengah malam. Acara kami tadi berjalan lancar sampai akhir. Tapi aku benar-benar dibuat marah oleh Minato tadi.

Flashback

Saat ini aku dan Minato sedang berdiri didepan rumahnya bersiap-siap untuk pulang Kasumi dan Menma sudah masuk kekamar mereka masing-masing dan Kushina sedang membereskan rumahnya.

"Paman Minato" panggilku padanya.

"Ada apa"

"Apakah kau sudah menentukan anggota tim kami" wajahnya berubah menjadi ekspresi lelah mendengar pertanyaanku.

"Itulah masalahnya Naruto-kun tahun kalian saat ini jumlahnya tidak cukup untuk tim 3 orang" aku tersenyum mendengarnya.

"Kalau begitu aku mempunyai rekomendasi untukmu Paman Minato" dia melihatku dengan pandangan penasaran.

"Siapa itu"

"Kurama Yakumo" mata Minato membesar mendengar nama tersebut.

"Dari mana kau mengetahui nama tersebut" Minato bertanya kepadaku dengan muka serius.

"Aku mengetahuinya karena aku pernah bertemu dengannya."

"Kapan kau pernah bertemu dengannya"

"Baru beberapa minggu yang lalu"

"Beberapa minggu yang lalu? Jangan –jangan ketika dia berhasil kabur dari tempatnya"

"Iya kau benar paman aku memang bertemu dengannya ketika dia sedang melarikan diri dari kejaran Anbu Konoha"

"Kau juga mengetahui kalau dikurung disuatu tempat?" aku mengangguk menjawabnya.

"Berarti kau juga sudah tahu apa penyakitnya dan kenapa permintaanmu tidak bisa kau kabulkan"

"Aku tahu penyakitnya dan aku juga sudah menyembuhkannya"

"Bagaimana cara kau menyembuhkannya?"

"Fuinjutsu"

"Fuinjutsu? Sebenarnya sudah sejauh mana keahlianmu dengan Fuinjutsu?"

"Kalau dibandingkan dengan anda mungkin hanya beberapa tingkat dibawah" tentu saja aku berbohong karena tidak mungkin kalau aku mengatakan kalau aku sudah jauh melewatinya dalam Fuinjutsu.

Dan lihatlah wajahnya, dia benar-benar terkejut dengan itu. Tapi setelah itu dia tersenyum lebar "Baiklah aku akan kembali memeriksa gadis itu dan mengizinkannya untuk satu kelompok denganmu.

"Terima kasih banyak paman"

"Tapi aku ingin tahu alasanmu ingin satu kelompok dengannya."

"Ah, kalau itu karena kalau dia sekelompok denganku maka timku akan pas"

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Paman, kau pasti akan membuatku satu kelompok dengan kasumi, bukan?"

"Aku memang berniat begitu. Soalnya kalau tidak dia pasti akan marah kepadaku nantinya"

"Haha kau memang benar paman. Dan karena Kasumi dan aku akan satu tim maka tinggal Yakumo saja lagi yang kami perlukan"

"Memangnya kenapa"

"Itu berdasarkan kemampuan kami"

"Kemampuan?"

"Benar sekali Paman. Kemampuanku berpusat pada Taijutsu dan Fuinjutsu. Sedangkan Kasumi lebih menonjol dalam Ninjutsu dan Kenjutsu"

"Tunggu dulu. Kau bilang kalau Kasumi ahli dalam Kenjutsu?"

"Benar, Kasumi memang belum memperlihatkannya pada orang lain tapi kemampuannya dalam Kenjutsu cukup baik."

"Hee jadi begitu aku benar-benar bangga dengannya. Jadi, bagaimana dengan Yakumo"

"Dengan aku dan Kasumi dan keahlian kami hal yang kurang tinggal Genjutsu dan medic nin"

"Aku bisa mengerti dengan Genjutsu tapi aku tidak tahu kalau Yakumo bisa menggunakan jutsu Medic"

"Yakumo memang belum ahli tapi aku tahu kalau dia sudah ada kemampuan dalam menggunkan ilmu medis"

"Hah dengan kau, Kasumi, dan Yakumo aku yakin kalau kalian aku menjadi tim Genin terkuat saat ini"

"Haha kau terlalu memuji kami Paman masih ada Menma dan Sasuke. Aku yakin kalau mereka berdua pasti akan menjadi salah satu Shinobi yang hebat nantinya."

"Kau terlalu merendahkan dirimu Naruto-kun"

"Baiklah Paman kalau begitu aku akan pulang terlebih dahulu" aku membalikkan badanku, siap untuk pergi.

"Tunggu dulu Naruto-kun" tapi Minato memanggil namaku. Cih, padahal aku sudah tidak tahan ingi pergi dari sini. Aku membalikkan badanku kembali kearahnya.

"Ada apa paman?" dia terlihat ragu saat ini.

"Naruto-kun tadi kau bilang kalau kemampuan Fuinjutsu beberapa tingkat dibawahku bukan?" aku sudah mulai mengetahui arah pembicaraan ini.

"Hai, aku memang berkata begitu. Tapi memangnya kenapa Paman"

"Apakah kau mengetahui tentang apa yang ada ditubuhmu?"

Dan tebakanku benar-benar tepat. Dia membicarakan tentang Kyuu-chan yang sedang berada didalamku.

"Aku sudah mengetahuinya Paman" aku melihat dirinya yang menegang.

"Jadi kau pasti tahu kan siapa yang melakukan itu terhadapmu"

"Ya itu adalah Sandaime-sama bukankah begitu. Aku tahu kalau di Konoha hanya Sandaime-sama dan juga Paman yang mengetahui tentang Shiki Fujin"

"Kalau begitu bagaimana dengan perasaanmu saat mengetahuinya."

Perasaanku? Memangnya kau bodoh. Tentu saja aku sangat marah, dasar ayah tidak berguna.

"Sejujurnya aku sangat marah" dia sama sekali tidak terkejut aku mengatakannya. Sepertinya dia sangat tahu apa yang selama ini aku alami.

"Tapi tenang saja paman, aku sama sekali tidak menaruh dendam pada Sandaime ataupun paman"

Mana mungkin aku tidak menaruh dendam pada kalian, Bajingan.

"Kenapa?"

Aaah, lihatlah dia sangat terkejut. Dan kenapa kau bisa dengan mudah percaya kalau aku tidak mempunyai dendam padamu dan Sandaime sialan itu.

"Itu karena aku sangat tahu alasan kalian menjadikanku sebagai Jinchuriki dari Kyuubi. Itu karena saat penyerangan Kyuubi, kalian tidak bisa menemukan orang yang tepat untuk menjadi wadah Kyuubi. Karena itulah aku dipilih, aku adalah anak yatim piatu yang sama sekali tidak mengetahui siapa orang tuaku"

Aku menatap Minato dengan pandangan sedih yang kubuat. Dan sepertinya dia benar-benar mengasihaniku.

"Maafkan aku Naruto-kun aku sama sekali tidak punya pilihan lain"

Cih, apanya yang tidak punya pilihan lain. Kau adalah Hokage kau seharusnya bisa membuat orang lain melakukannya. Tapi kau malah mengorbankan ketiga anakmu, terutama aku.

"Tidak apa paman aku memaafkanmu dan Sandaime-sama, tenang saja. Kalau begitu aku pergi dulu ini sudah larut"

Tapi ayah sialan itu malah mengatakan sesuatu yang membuatku sangat marah.

"Naruto-kun aku yakin pasti orang tuamu akan bangga melihatmu yang sekarang ini. Anaknya tetap tegar dengan semua cobaan yang dihadapinya. Kau benar-benar anak yang baik Naruto-kun"

Bajingan. Apa-apaan itu kau bilang kalau orang tuaku akan bangga melihatku. Lalu kenapa kalian malah membuangku, kenapa ibuku sendiri menyebutku monster. Dan kau dengan seenaknya mengatakan mereka sudah mati.

Padahal kau dan wanita itu adalah orang tuaku.

"Entahlah Paman aku tidak yakin. Anak mereka saat ini adalah wadah dari Kyuubi. Mungkin saja mereka akan membenciku juga" aku berjalan meninggalkan Minato yang terdiam dengan perkataanku.

Flashback end

"Hei bukankah kau adalah bocah Kyuubi." Sebuah suara menghentikanku. Aku melihat gang disampingku terdapat seorang pria memakai rompi Chuunin.

"Heh, seorang monster sepertimu menjadi seorang Shinobi aku tidak akan membiarkannya. Aku akan membalaskan dendam para warga terhadapmu" dia mengeluarkan Kunai miliknya dan berlari kearahku.

Ahh, inilah yang aku butuhkan saat ini.

Bahan penyiksaan.

Warning: gore dan penyiksaan (masih belajar tolong dinilai)

Sebelum dia sampai aku memasang Fuin peredam suara disekitar kami.

Crash

Aku langsung mengeluarkan sebuah Kunai dari penyimpananku dan langsung menusuk tangan kanannya yang memegang Kunai.

"AHHHH" padahal aku baru menusuk tangannya dan dia sudah berteriak.

Aku kembali mengeluarkan Kunai di tangan kiriku. Chuunin tersebut sudah mencabut Kunai yang menancap ditangannya.

"Dasar sialan aku akan membalasmu" aku sama sekali tidak peduli dengan perkataanya.

Aku langsung berlari dengan kecepatan tinggi kearah Chuunin tersebut.

Greep

Bruuk

Aku langsung mencengkram kepalanya dan sebelum dia dapat bereaksi aku membenturkan kepalanya ketanah.

Jleb

Jleb

Jleb

Jleb

Aku menusukkan kunai yang kualiri sedikit Chakraku ketangan dan kakinya sampai menancap dalam ketanah.

"AHHHH LEPASKAN AKU KAU MONSTER"

Aku kembali mengeluarkan satu Kunai ditanganku. Dan mendekatkan Kunai tersebut kearah jari telunjuk tangan kanannya.

"A- apa yang akan kau lakukan" aku tersenyum lebar mendengar suara ketakutannya.

Aku mulai menekan Kunaiku kejarinya terlihat sudah mulai muncul darah dari jari tersebut.

"Jangan, kumohon jangan" aku kembali mengangkat Kunai tersebut dan mengarahkannya kedepan bola mata Chuunin tersebut.

"Kalau begitu beritahu aku namamu"

"Machi, namaku Machi"

"Kalau begitu Machi, selamat."

"Selamat? Kau akan melepaskanku"

"Tentu saja tidak. Selamat kau akan kusiksa sampai mati" aku langsung menusuk jari telunjuknya tadi sampai terputus.

"AHHHH SAKIT SAKIT"

"Hahaha, ayo lebih keras" aku mengambil jari yang terputus tersebut dan menjilati darah yang menetes dari sana.

"Kau tahu darahmu sama sekali tidak enak" aku memasukkan jari tersebut kedalam mulutnya.

"HUEK"

"Aah, kau malah memuntahkannya" aku kembali memunculkan sesuatu dari penyimpananku dan kali ini bukanlah Kunai melainkan sebuah tang berwarna hitam.

"Baiklah karena kau sudah berani memuntahkan jari tersebut. Maka aku akan mencabut semua gigimu satu persatu." Aku mengarahkan tang ditanganku kearah gigi depan bagian atasnya.

Crash

Aku langsung mencabut gigi tersebut "ahhhhh!" saat dia mulai berteriak aku lansung menjepit gigi lainnya.

"Kalau kau berteriak aku akan langsung mencabut gigimu yang lainnya"

Crash

"Ahhh!"

"Hahaha ayo berteriak saja. Semakin kau berteriak semakin banyak gigimu kucabut" aku tertawa gila sambil terus mencabut giginya.

Setelah selesai mencabuti semua giginya aku mulai menjepit jari tangannya "baiklah karena semua gigimu sudah selesai sekarang saatnya giliran jarimu."

"Khumohon hentikhan akhu mintha mahaf" Machi, pria yang sedang kusiksa sekarang ini menangis kesakitan menerima siksaanku.

"Maaf saja tapi itu tidak mungkin"

Crack

Aku menarik jari tengahnya sampai putus. Dan aku langsung menekan jari manisnya sampai hancur. "Ahhhh khumohon! Hampuni akhu, bunuh shaja Haku sekharang" aku hanya tersenyum lebar mendengar jeritannya dan kembali menjepit jari kelingkingnya.

Aku kali ini melakukannya dengan sangat perlahan.

Crack Crack

Terdengar suara tulang yang patah tapi aku masih terus menariknya dengan perlahan. Jari tersebut mulai berdarah dan kulitnya mulai terputus.

Crash

"Ahhhh!" Jari tersebut akhirnya terputus berasama dengan teriakan Machi. Hatiku saat ini benar-benar serasa mau meledak mendengar jeritannya.

Meledak karena kesenangan.

"Bersabarlah masih ada enam jari lagi" aku kembali mencabuti jarinya yang lain.

Setelah semua jarinya terputus aku sekarang mengeluarkan dua buah pedang. Salah satu pedang tersebut memiliki bilah yang sangat tajam sedangkan yang satunya meiliki bilah yang berigi-rigi.

"Baiklah saatnya acara utama kita Machi. Aku akan memakai pedang yang tajam ini untuk membuat goresan kecil supaya akan semakin mudah memotongmu dengan pedang yang ini" aku mengarahkan pedang yang berigi-rigi tersebut kearahnya.

"Saatnya mulai pemotongan" aku mula-mula menusuk sedikit bagian lengan kanannya. Setelah kurasa sudah cukup dalam aku mencabut pedang tersebut dan mulai memotong lengan kanannya dengan pedang satunya.

Merasakan pedang berigi tersebut bergesekan dengan daging membuat badanku merinding kegirangan. Dengan daging yang terkelupas membuatku bahagia. Aku memotong lengan tersebut secara melingkar menyisakan tulang saja yang tersambung.

Aku lalu mengeluarkan sebuah pisau daging yang sangat tajam lalu aku mengarahkannya kearah tulang tersebut sampai putus. Aku terus mengulangi hal tersebut terhadap tangannya yang satu lagi dan kedua kakinya.

Saat aku melakukan hal tersebut, aku sama sekali tidak mendengar jeritannya lagi. Pria tersebut, Machi telah meninggal dengan bola mata yang memutih.

"Hah padahal aku baru saja mulai tapi dia sudah mati duluan, membosankan" aku akhirnya mulai memotong bagian tubuhnya yang lain menjadi potongan kecil.

Poft

Aku memunculkan sebuah gulungan kecil dan memasukkan tubuh yang sudah terpotong potong tersebut kedalamnya.

"Sebaiknya aku membuang tubuhnya ke hutan kematian supaya dimakan oleh binatang disana" aku langsung membersihkan tempat tersebut dan memastikan tidak ada jejak dan bau yang tertinggal disana.

Skip

Sesampainya aku di apartemen milikku aku langsung merebahkan badanku dikasurku untuk menemui Kyuu-chan.

Mindscape

Aku membuka mataku dan melihat Kyuu-chan yang sedang berbaring disebuah kasur berukuran besar "Ne Kyuu-chan memangnya apa yang akan kau berikan untukku"

Aku benar-benar senang karena ini adalah pertama kalinya Kyuu-chan memberikanku sebuah hadiah. Kyuu-chan langsung mengambil posisi duduk mengisyaratkan aku untuk kesana.

Bruukh

Sesampainya aku disana Kyuu-chan langsung menarik dan menjatuhkan tubuhku keatas kasur. "Naru-kun, aku sudah mengatakannya padamu bukan?" pertanyaan Kyuu-chan membuatku penasaran, apa jangan-jangan tentang masalah itu.

"Apakah ini tentang aku yang sama sekali tidak ingin berhubungan dengan Kasumi?" Kyuu-chan tersenyum mendengar perkataanku.

Ah, bahkan senyumannya sangat indah.

Sreet

Aku saat ini sangat terpesona dengan penampilan Kyuu-chan rambut hitamnya terlihat sangat indah, dengan badan yang sempurna, saat ini dia berada diatas menghimpit tubuhku dengan tubuhnya. Aku menegukkan ludahku "Apa yang akan kau lakukan, Kyuu-chan?" senyum manisnya menghilang dan digantikan oleh senyuman lebar seperti orang yang senang dengan sesuatu. Dan senyumann itulah yang digunakannya sewaktu menyiksaku.

Tapi, entah kenapa setiap kali aku melihat senyuman itu aku semakin mencintainya.

Aku merasakan geli ketika Kyuu-chan menjilati leherku "Naru-kun kau sama sekali tidak ada niatan untuk tidur bersama Kasumi bukan?" aku menganggukkan kepalaku sambil menikmat lidah Kyuu-chan yang sedang menjilati tubuhku.

"Ufufufu itu tidak bagus lho. Kau tahu kalau aku memerlukanmu untuk tidur dengannya supaya aku bisa mengisi Chakraku lagi." Aku hanya diam saja, tidak tahu akan menjawab apa.

"Karena itulah aku akan memberikan keperawananku untukmu" eh, mataku langsung terbuka lebar mendengar kata Kyuu-chan dan aku dapat merasakan jantungku saat ini sedang bedegup kencang.

"Apa maksudmu Kyuu-chan" aku berharap aku sama sekali tidak salah dengar.

"Seperti yang kubilang aku akan memberikanmu hadiah, yaitu keperawananku. Jadi setelah ini apa kau mau melakukannya dengan Kasumi?" ah, jadi karena itu Kyuu-chan mau memberikanku tubuhnya.

Saat ini aku sama sekali tidak peduli dengan yang lainnya selain dirimu, Kyuu-chan.

Lemon

..

..

..

..

(Bercanda saya sama sekali nggak bisa membuat adegan lemon.)

The Broken Mind

Kasumi Pov

Aku bangun dari tempat tidurku dengan semangat menuju kamar mandi. Hari ini adalah hari pembagian tim dan aku berharap aku setim dengan Naruto-kun. Kalau tidak, aku akan memarahi tou-san sampai dia menggantinya.

Dan setelah aku setim dengan Naruto-kun aku akan semakin dekat dengannya, dan akhirnya aku bisa melakukan hal itu dengannya.

Ehehehe dan tawaku keluar lagi setiap aku memikirkan diriku dengan Naruto-kun. Dan aku baru menyadari kalau bagian bawahku sudah sangat basah.

Aku keluar dari kamar mandi dan mulai bersiap-siap, aku memakai baju berwarna hitam dengan lambang Uzumaki dibelakangnya karena Naruto-kun sangat suka warna hitam.

Saat aku turun kebawah aku melihat Tou-san dan Menma sudah berada dimeja makan. Aku mengambil tempat dudukku dan mulai menunggu Kaa-san datang.

Skip

Sesampainya aku didalam kelas aku melihat Naruto-kun sedang duduk dikursinya sambil tersenyum kecil dan aku merasakan kalau mood Naruto-kun saat ini sedang bagus, dia sepertinya tidak sadar dengan kehadiranku mungkin karena dia sedang asik membaca bukunya.

Apa karena dia tahu kalau kita akan setim, karena itu dia bahagia sekali. Aku mendudukkan diriku disampingnya dan memandang tajam keseluruh ruangan terutama kepada gadis disana. Aku selalu melakukannya karena walaupun Naruto-kun selalu denganku, dia sangat terkenal disini. Berbeda dengan si Uchiha yang selalu memasang muka datar dan tajam, Naruto memang juga berwajah datar tapi terkadang dia juga selalu tersenyum kepada siapapun.

Dan akibatnya hampir semua gadis disetiap kelas menyukainya kecuali Sakura dan Ino yang sudah cinta mati dengan Sasuke, dan Hinata yang sudah lama menyukai Menma. Saat gadis disana mengalihkan pandangannya dari Naruto-kun aku lalu kembali melihat Naruto-kun yang sudah menutup bukunya.

"Hey Naruto-kun" aku menyapanya sambil tersenyum

"Hey Kasumi" dia membalasku dengan senyuman juga

"Hari aku melihatmu sangat senang. Memangnya ada apa?" saat aku menanyakan hal itu senyumnya semakin lebar.

"Maaf Kasumi tapi itu rahasiaku." Hah aku memang dekat dengannya, tapi Naruto-kun mempunyai banyak rahasia yang tidak aku ketahui. Dan kalau bukan dia sendiri yang mengatakannya kepadaku maka aku tidak akan pernah mengetahuinya.

Sreet

Dan aku melihat kalau Iruka-sensei akhirnya datang sambil membawa lembaraN kertas. "Baiklah semuanya seperti yang kalian ketahui ini adalah hari pembagian tim. Tapi sebelum itu Sensei akam memberitahu siapa yang akan menjadi Rookie of the Year" hah, padahal kami semua tahu siapa yang akan menjadi ROTY jadi sensei bisa langsung mengatakan pembagian timnya.

"Yang menjadi ROTY adalah Naruto" dan kami semua sama sekali tidak terkejut. Dan aku melihat si Uchiha itu ingin memprotes tapi ditahan oleh Menma.

Hm, baguslah Menma menahannya kalau tidak urusan ini bisa panjang.

"Baiklah Sensei akan membacakan pembagian tim kalian. Dimulai dari tim 1.."

"Baiklah selanjutnya tim 7 beranggotakan Uchiha Sasuke" aku menjadi tegang mendengar namanya, aku sama sekali tidak menginginkan satu tim dengan si Uchiha itu.

"Lalu Namikaze Menma"

Gleek

Aku harap bukan aku yang selanjutnya

"Dan Haruno Sakura dengan Jounin pembimbing Hatake Kakashi"

Fyuuh untung saja bukan aku. Hehehe sekarang sudah dipastikan kalau aku akan berpasangan dengan Naruto-kun.

"Lalu selanjutnya tim 8 anggotanya adalah Inuzuka Kiba, Hyuuga Hinata dan Aburame Shino dengan Jounin pembimbing Yuhi Kurenai."

"Tim 9 masih aktif jadi kita lewatkan. Tim 10 beranggotakan Nara Shikamaru, Akimichi Chouji dan Yamanaka Ino dengan Jounin pembimbing Sarutobi Asuma."

Dan yang tertinggal hanyalah aku dan Naruto-kun. Kami pasti akan menjadi tim dengan dua orang sehingga aku bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan Naruto-kun hehehehe

"Dan tim terakhir tim 11 beranggotakan Namikaze Kasumi, Naruto dan yang terakhir salah satu Genin lulusan sebelumnya Kurama Yakumo. Dengan Jounin pembimbing Mitarashi Anko."

Eh. Kurama yakumo, siapa itu? Kenapa ada orang lain yang mengganggu kedekatanku dengan Naruto-kun.

Tok tok tok

Terdengar suara orang mengetuk pintu "Masuk" Iruka-sensei menjawab ketukan tersebut.

Krieet

Saat pintu tersebut terbuka aku melihat seorang gadis berambut coklat lurus berdiri dihadapan kami. Gadis itu terlihat gugup, dia lalu menghampiri Iruka-sensei "Ano, Iruka-sensei aku disuruh oleh Hokage-sama datang kemari"

Iruka-sensei tersenyum mendengarnya "Kau tenang saja Yakumo, Sensei tahu urusanmu disini" Iruka-sensei lalu mengalihkan pandangannya kearah kami.

"Baiklah semuanya, ini adalah Kurama Yakumo dia adalah orang yang akan menjadi anggota tim 11" Gadis tersebut juga melihat kesekeliling ruang kelas hingga matanya tertuju kesebuah titik dan titik tersebut adalah…

Naruto-kun.

Entah kenapa aku merasakan firasat buruk. Gadis itu, Kurama Yakumo tiba-tiba mengembangkan senyumnya dan firasatku semakin tidak enak.

"Naruto-kun akhirnya aku menemuimu lagi"aku banar-benar terkejut mendengarnya memanggil Naruto-kun, aku yakin yang lain pasti juga terkejut.

"Hai, Yakumo-chan" aku melihat Naruto-kun menjawabnya sambil melambaikan tangannya dengan pelan dan tak lupa senyum kecil diwajahnya. Aku mengalihkan pandanganku kembali kearah gadis berambut coklat tersebut.

Gadis itu terlihat tersipu malu melihat kearah Naruto-kun. Aku merasakan kalau diriku saat ini benar-benar marah.

Siapa gadis ini?

Kenapa dia mengenal Naruto-kun?

Kenapa Naruto-kun membalas sapaannya juga?

Dan yang terpenting apa hubungannya dengan Naruto-kunku?

Dasar wanita jalang sialan….

Tbc…

Baiklah itu aja dulu dari saya, maaf kalau masih banyak kekurangan.

Tolong tinggalkan review, saran, kritikan, maupun flame jika saya ada membuat kesalahan.

Chapter 4 mungkin masih lama saya belum mulai ngetik soalnya

Saya undur diri dulu.