The Last Uzumaki – chapter 1 : The Last Uzumaki .
--
Disclaimer : Masashi Kishimoto yang punya Naruto, tapi ceritanya punya berdua.
Story : Moshimoshi "5 sekawan"
Editor : Rainbow "5 sekawan"
Genre : Action/Romance.
Rating : Kaga ada grepe-grepean dsini, jadi T(Teens) is enogh, tapi kasih tau kalo harus berubah jadi T+.
JANGAN LUPA REVIEW !!
SANGAT DIHARAPKAN KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN !
Rainbow & Moshimoshi "5 sekawan"
--
Juni, 19XX, di sebuah TK di Konohagakure..
"Ayo anak-anak! Tidur siang! Hayo, yang nggak tidur nanti digigit loh sama monster!" seru Temari, guru di TK Konoha. Temari menggiring anak-anak menuju ruang tidur mereka.
"Ayo Naruto jangan main-main terus! Shikamaru anak baik ya.. Sudah tidur. Kamu pintar yah udah tidur sambil jalan lagi!" puji Temari.
Anak-anak TK Konohagakure pun mengikuti perintah Temari untuk tidur siang, ketika mereka akan terlelap ada sebuah suara manis yang menganggu tidur mereka.
"Bu gulu, bacain dongeng dong.. Aku ngga bisa tidul sebelum ibu baca dongeng.." kata Sasuke yang masih cadel ngomong R.
"Iya Bu! Kita juga pengen dengel celita ibu! Ayoo!" dukung anak-anak yang lain.
"Sebentar ya.. Ibu berpikir dulu cerita apa yang akan ibu ceritakan… Ah! Ibu tau! Cerita ini diceritakan oleh seorang pengembara yang pernah ibu temui ketika masih anak-anak dulu.."
xXx
Mei , 19XX , Pinggiran Konohagakure..
"Hai gadis kecil… Berminatkah kamu mendengar suatu kisah dari akhir abad 19 yang mungkin menurutmu kurang menarik?" ucap sang pengembara misterius.
"Tentu saja! Tema bosan menunggu matahari tenggelam sendirian. Sedangkan ayah dan ibu masih bertani di ladang. Mereka akan pulang saat matahari tenggelam.."
"Hahaha. Kamu gadis yang manis dan lucu yah. Baik-baik dengarkan cerita kakek ini .."
xXx
Musim Dingin, Mei 18XX
Dahulu kala, di sebuah belahan bumi ini terdapat 2 buah kerajaan yang saling bermusuhan.
Kerajaan yang pertama terletak di sebelah timur, yang bernama Black Konoha Kingdom. Kerajaannya makmur dan hidup bahagia, penuh dengan harta dan emas. Rakyat-rakyatnya hidup dalam kecukupan dan tentunya dalam keharmonisan.
Namun, kondisi beberapa desa di kerajaan ini agak mencekam. Karena ada beberapa desa yang masih menganut faham 'siapa yang kuat dia yang bertahan.' Namun, orang-orang yang berpegang pada prinisip ini hanya sedikit sekali. Bila dibandingkan, mungkin hanya 1 banding 10.
Kerajaan ini hanya memiliki satu pewaris sah. Pewaris sah ini adalah putra semata wayang Raja Black Konoha Kingdom yang ke 4. Sang pangeran memiliki mata biru yang tegas, seolah tak takut melawan apapun. Dipadu dengan rambut pirang acak-acakan, kulit yang kemerah-merahan, serta badan tegap, dan six pack hasil latihan berat bersama sang guru dari gunung kodok di seberang, serta sifat gentleman dan betanggung jawab, membuat hampir semua wanita yang melihatnya akan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Kerajaan yang satunya lagi berada di sebelah barat, yang bernama White Konoha Kingdom. Kerajaannya kaya dan berlimpah uang. Rakyatnya ramah-ramah dan hidup dengan rukun.
Kerajaan ini juga hanya memiliki seorang pewaris. Sang pewaris merupakan putri tunggal Raja White Konoha Kingdom yang ke 5.
Sang Putri yang anggun dan cantik jelita memiliki kulit putih bersih bagai salju, mata lavender yang indah nan lembut, dan rambut hitam panjang, hasil perawatan istana, dan sikap yang ramah dan baik hati, yang membuatnya tampil berkilau di antara banyak gadis cantik disekelilingnya.
Naruto's POV
Musim Dingin, Mei 18XX, Black Konoha Kingdom.
Suatu hari, sang pangeran yang hobi berburu, berniat menjelajahi sebuah hutan di negeri tetangga. Nama hutan tersebut adalah Forest no Kuro (Hutan Gelap). Sesuai dengan namanya, hutan itu sangat gelap dan susasanya pun angker.
Namun, konon katanya, pemandangan di dalam hutan itu sangat indah, bak surga dunia. Tetapi, agar dapat melihat surga dunia itu, kita harus melewati jalan yang terjal dan penuh dengan jebakan. Dan di hutan itu pula terdapat legenda yang amat dipercaya, bahwa pasangan yang mengikat cinta di sana hanya akan terpisahakan oleh maut. Namun, sampai sekarang tak ada pasangan yang mau kesana.
Sang pangeran yang adrenalinnya tertantang untuk menjelajahi hutan tersebut bersama pengawal sekaligus teman masa kecilnya, Inuzuka Kiba.
"Hai Kiba! Ayo kita menjelajah ke Forest no Kuro untuk mencari rusa bertanduk 9! Konon katanya, salah satu tanduknya dapat mengobati segala macam penyakit! Aku ingin satu untuk ibuku yang sakit-sakitan!" ucap Sang Pangeran.
"Kenapa tidak paduka? Tentu saja Inuzuka Kiba ini akan mengikitumu. Walau ke ujung dunia sekalipun." ucap Kiba kepada sang pangeran, Uzumaki Naruto.
Maka berangkatlah mereka menuju Forest no Kuro untuk berburu. Sesuai namanya, hutan itu memang sangat gelap. Dan ketika masuk ke sana, Naruto dan Kiba merasa malam telah tiba… Padahal mereka yakin saat mereka masuk ke hutan, matahari masih ada di atas kepala mereka.
Pemburuan mereka di mulai dari tepi hutan. Dan tentu saja, untuk mendapat rusa itu mereka harus mencari informasi yang akurat.
Tapi, setelah mengelilingi tepi hutan, mereka tak menemukan seorang pun di sana. Bahkan, tak ada tanda tanda kehidupan di sana. Tiba-tiba, muncul sebuah bayangan rusa. Dan dalam sekejap Naruto pun mengejar bayangan itu.
"Kiba lihat itu!! Ayo kita kejar!!" kata Naruto.
"Iya, aku melihatnya tapi sebaiknya kita tidak mengejarnya. Hari sudah mulai gelap lagi pula itu hanya bayangan" nasihat Kiba.
"Lebih baik mencoba daripada tidak! Rusa itu sangat langka! Aku sangat membutuhkannya untuk ibuku!" kata Naruto yang sifat keras kepalanya mulai muncul.
"Tapi, hei Naruto! Tunggu!!" teriak Kiba.
Naruto yang tidak peduli pada nasihat Kiba langsung mengejar rusa itu. Padahal sekeliling mulai gelap dan itu sangat berbahaya, apalagi ketika bayangan rusa itu semakin menjauh…
Naruto pun mempercepat lari kudanya. Tapi, Kiba sudah sangat kewalahan mengejar Naruto. Ia tidak terbiasa berlari secepat itu. Apalagi harus melewati jalan hutan yang berkelak-kelok penuh batu dan semak belukar. Kiba bukanlah Naruto yang amat menyukai tantangan dan medan yang berbahaya!
Naruto sudah sempat beberapa kali terkena duri semak belukar. Padahal, sebenarnya duri itu beracun. Badan Kiba sudah dipenuh dengan luka dan pakaian yang dipakainya telah rusak akibat keganasan hutan. Belum lagi ketika melewati sungai yang aliran airnya sangat deras dan dipenuhi macam buaya dan ular-ular raksasa yang menunjukkan taringnya.
Tapi, bukan Naruto namanya kalau takut menghadapi itu semua. Naruto mengeluarkan panah rakasasanya dan menembakkan anak panahnya yang telah diisi dengan semacam bom dan peluru beracun.
Awalnya, senjata itu tidak mempan pada mereka (ular dan buaya). Karena Naruto kesal, dia menegeluarkan rasengannya dan memasangnya pada anak panah. Ketika anak panah itu meluncur, seekor buaya berusaha menahan anak panah itu. Tapi, itu menjadi hal yang fatal baginya. Anak panah itu sangat kuat, sehingga menembus perut sang buaya. Mencipratkan banyak darah dari isi perut sang buaya. Saking kuat panah tersebut, panah itu masih melesat cepat setelah menembus perut sang buaya. Menerjang sang ular raksasa.
"DUARRRR." Dalam sekejap, buaya dan ular itu telah mati, dan sungai yang tadinya dihuni oleh para buaya dan ular telah berubah menjdi lautan darah. Melihat teman mereka mati mengenaskan, para buaya dan ular yang tersisa membuka jalan untuk melewati sungai. Naruto dan Kiba pun berhasil melewati sungai itu dengan selamat. Tiba-tiba ada suara memanggilnya.
"Tunggu. Apakah kalian para pengembara yang datang ke sini untuk mencari kekayaan?"
Rupanya, itu suara seekor buaya raksasa yang tidak dilawannya.
"Tidak, kami memang pengembara tapi kami tidak datang untuk mencari kekayaan. Kami datang untuk mencari rusa bertanduk 9 untuk menyembuhkan ibuku yang sedang sakit!" jawab Naruto.
"Apa Anda tahu di mana tempat rusa itu?" tanya kiba.
"Tentu aku tahu! Aku berniat memberi tahu kalian info yang kupunya…" ucap si buaya.
"Ya. Itu benar. Info ini hanya kami berikan pada kalian. Karena kalian telah mengalahkan pemimpin kami. Mereka berdua adalah pasangan terkejam yang pernah dimiliki bangsa ini. Selama ini, banyak pengembara yang mempunyai niat yang sama dengan kalian tapi hasilnya nihil! Karena mereka selalu kalah pada pemimpin kami," tutur si ular raksasa yang bernama Manda.
"Kalau begitu dimanakah para rusa itu?" tanya Kiba.
"Telusurilah jalan setapak ini hingga mencapai tengah hutan. Di sana, akan ada sebuah jurang yang bisa dilewati memakai jembatan. Jembatan itu berwarna emas. Tetapi berhati-hatilah, karena jembatan itu sangat kecil dan tidak mempunyai tali pegangan. Tidak seimbang sedikit saja, kalian akan jatuh kedalam jurang tanpa dasar," kata si buaya.
"Meskipun jembatan itu berwarna emas, percuma saja kalian mencari pada malam seperti ini. Apalagi, sekarang malam tanpa purnama, hasil pencarian kalian pasti nihil. Karena jembatan itu hanya bisa di lihat menjelang fajar terbit atau pada malam dengan purnama yang sempurna," kata Manda.
"Satu informasi lagi! Daerah itu dikuasai oleh seorang penyihir jahat. Kebetulan, penyihir jahat itu adalah pemilik dari rusa-rusa bertanduk 9 yang kalian cari. Saya yakin, ia pasti telah mengetahui keberadaan kalian dan akan berusaha agar kalian gagal. Apalagi dia adalah murid dari Master Orochimaru yang merupakan majikan kami berdua!! Ia selalu membuat ilusi pada daerah jembatan itu. Dan ingatlah, kalian harus mengingat kalau nama jembatan itu adalah Kyuubi, saya yakin itu akan berguna bagi kalian," kata si buaya.
"Baiklah… Terima kasih atas infonya, bangsa buaya dan ular yang terhormat," ucap Kiba dengan santainya.
"Sekarang kami pergi dulu…" kata Naruto.
"Hei! Tunggu! Ada hal yang ingin kuserahkan pada kalian! Jangan pergi dulu!!" pinta Manda.
Naruto dan Kiba yang baru berjalan itu pun berhenti dan berbalik arah ke tempat semula.
"Ada apa Manda? Apa yang ingin kau serahkan?" tanya Naruto.
"Ini! Ada seruling emas yang akan kuberikan padamu. Seruling ini telah diwariskan pada bangsa kami turun temurun dalam 6 generasi," ucap Manda.
"Apa kami boleh serta pantas menerima suling ini?" tanya Kiba.
"Tentu saja! Karena ini memang di peruntukkan bagi pengembara yang berhasil mengalahkan pemimpin kami. Tiuplah seruling ini jika kalian dalam bahaya! Akan ada sesuatu yang akan menolong kalian!"
"Memang apa yang akan datang jika seruling itu kami tiup?" tanya Kiba.
"Kami sendiri tidak tahu, karena kami tidak pernah menggunakan itu. Tapi hal itu kami ketahui dari leluhur kami dan Master Orochimaru," jelas Manda.
"Baiklah. Sekali lagi, terima kasih atas info, bantuan, dan seruling yang kami terima ini!" kata Naruto.
"Tentu saja. Dan barjanjilah padaku tentang satu hal! Janganlah kalian mati sebelum mendapatkan apa yang kalian mau!" kata buaya.
"Kami tidak akan pernah mati sebelum ambisi kami tercapai! Itu adalah prinsip hidupku. Dan sekarang, perkataanku dapat kalian anggap janji dariku bagi bangsa kalian." ucap Naruto sambil tersenyum dan memamerkan giginya yang putih bersih.
Naruto dan Kiba pun melanjutkan perjalaanan sesuai keterangan yang telah didapat dari buaya dan Manda. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang telah mengawasi mereka dari bola ramal nya.
"Tidak akan semudah itu, wahai kalian para pengembara untuk melewati wilayah kekuasaanku," ucap orang itu sambil tersenyum.
Malam pun tiba… Sesuai dengan nama hutan itu, bila malam,-bahkan siang sekalipun-, suasana di hutan ini sangat gelap. Untung saja mata Naruto sudah terbiasa dengan kegelapan. Tak kenal lelah ia menjalani perjalanan nya menuju jembatan emas, demi mengejar rusa bertanduk 9. Berjam-jam ia melewati jalan setapak, jalan yang berliku-liku,-seolah tidak mempunyai ujung. Jika Naruto tidak memiliki kesabaran dan keteguhan hati, mungkin saja akan malas melewatinya. Sedangkan Kiba terus saja mengikuti Naruto, biarpun ia sudah terasa capai.
"Hei Naru, kenapa tidak istirahat dulu? Hari sudah sangat larut, berjam-jam kita menyusuri jalan ini. Tetapi, jembatan itu belum terlihat! Daripada begini, lebih baik menunggu pagi untuk melanjutkan perjalanan." nasihat Kiba.
"Tidak bisa! Kan kamu dengar sendiri jembatan itu hanya akan terlihat bila fajar mulai terbit. Kita harus terus jalan, karena kita kan tidak tau kapan kita akan mendekati jembatan. Mungkin saja sebentar lagi sampai. Kita akan istirahat bila ada tanda tanda dari jembatan itu " Jawab Naruto.
"Tapi itu kan baru mungkin, kita saja tidak punya peta hutan ini, dan yang kita punya hanyalah seruling dan info yang kita dapat dari dou bangsa itu(dou bangsa adalah sebutan bagi bangsa buaya dan Manda) atau.. jangan jangan itu hanya bualan konyol dari mereka agar kita tersesat di sini! Kita saja yang bodoh bisa percaya pada mereka!" kata Kiba yang mulai emosi.
"Tutup mulutmu kiba! Aku yakin mereka tidak membual, lagipula untuk apa mereka berbohong dan memberi kita seruling legendaris mereka?" Perintah Naruto yang mulai kesal.
"Seruling itu juga mungkin hanya akal-akalan mereka. Supaya kita makin yakin kepada mereka. Memang apa buktinya kalau itu bisa menolong kita?! Ah.. kau bodoh sekali tertipu pada mereka dan nekat mengejar rusa tak jelas itu ke hutan yang tidak kita kenali. Dan bodohnya aku mau saja mengikutimu dan yang peling penting betapa tolol nya kita percaya dan mengikuti saran mereka." Balas Kiba sengit.
" DIAMMM…!! sudah kubilang TUTUP MULUTMU!! Kiba, semua kata-katamu itu konyol Inuzuka Kiba! Dan beraninya kau mengataiku bodoh! Apalagi tentang rusa itu. Rusa itu sangat kubutuhkan. Menghina rusa itu sama saja menghinaku dan menghinaku itu sama saja MENGHINA IBUKU yang sakit! Dan kalau kau tidak setuju dengan pemburuan ini, seharusnya kau bilang dari awal! Sehingga aku tidak akan menjagajakmu, pengecut!" balas Naruto tak kalah sengit.
"Kalau aku pengecut, berarti kau sampah karena kau mau saja percaya pada omongan dou bangsa sialan itu!" kata Kiba tanpa rasa takut.
"KAU…" kata Naruto sambil mencengkram baju Kiba yang sudah koyak.
"Buktikan Naruto! Buktikan kalau semua ucapan mereka dapat menolong kita, BUKTIKANNN SERULING ITU DAPAT MENOLONG KITA!!" kata Kiba dengan emosi.
"Baik, akan kubuktikan!" tantang Naruto.
Naruto pun meniup seruling itu…. Tiupan pertama…suara seruling itu membahana ke seluruh hutan. Ditunggunya beberapa lama akan tetapi hasilnya nihil, ia pun mencoba meniup lagi akan tetapi nihil. Terus menerus begitu hingga tiupan ke lima tapi hasilnya pun sama saja! Kiba tersenyum menang.
"Seharusnya kau percaya pada perkataanku Naruto!"
Kiba pun merebut suling itu dari Naruto. Ditatapnya seruling itu dangan penuh kebencian seolah seruling itu telah merebut sahabatnya sendiri. Dan tanpa diduga, Kiba melempar seruling itu jauh jauh sehingga seruling itu hillang entah kemana ditelan kegelapan malam.
"Lebih baik kita pulang!"
Naruto terpaku melihat perlakuan Kiba. Mukanya langsung memerah dan akhirnya mengeluarkan emosinya yang selama ini masih ia rem 'sedikit'…
" DIAM, PERGI DARI HADAPANKU!! Pergi kau jika ingin pergi. Jangan ikuti aku dan aku tidak akan pernah memanggilmu sebagai sahabat. Anggap kita tidak pernah kenal sekalipun!" ucap Naruto penuh kebencian
Kiba yang mendengar itu sangat kaget ia tidak menyangka akan diusir dengan kasar oleh sahabatnya sendiri.
"Baik jika itu maumu! Aku akan pergi! Tapi, jangan pernah menangis meminta bantuanku! Ingat hal ini! Aku, Inuzuka Kiba, tidak akan pernah melupakan persahabatan kita! Camkan hal itu dalam otak bodohmu itu!" ucap Kiba dengan wajah pucat.
Mereka pun melanjutkan perjalan mereka masing-masing. Kiba menuju arah pulang, dan Naruto tetap melanjutkan ke arah jembatan Kyuubi sesuai dengan petunjuk dou bangsa itu.
Setelah melalui jalan setapak yang cukup panjang, Kiba pun mulai merasa bahwa sedari tadi ia hanya berputar putar di tempat yang sama, ia pun menyadari bahwa ia telah tersesat. Apalagi, dia tak bisa melihat sekeliling hutan, karena matanya tidak sejeli Naruto di malam hari. Alhasil, ia hampir terjeblos ke dalam kubangan lumpur hisap. Untung saja, dia sempat memegang sebuah batang pohon. Tetapi, nasib sial masih berpihak padanya. Salah satu kakinya sudah masuk ke dalam lumpur hisap tersebut. Ia pun berusaha meminta tolong kepada siapaun yang ada di hutan itu. Tetapi, hasilnya nihil, tak ada seorang pun di sana.
"Siapa saja….. Tolong aku…. Aku terjeblos dalam lumpur hisap ini.. tolonggg." Teriak kiba
berkali kali ia berteriak, tetapi.. hasilnya nihil tidak ada yang menolong nya.. sementara Lumpur itu sudah menghisap hampir seluruh kaki kanan kiba, kiba berusaha menarik tubuhnya tapi tenaganya kurang kuat ia perlu dibantu seseorang. Ia sudah mulai putus asa dan omongannya pun melantur.
"Hahaha… Bodoh sekali aku, tidak mungkin ada yang menolongku di sini. Seandainya saja aku tetap mengikuti Naruto, pasti aku tidak akan menjadi seperti ini. Kau memang pantas menyebutku pengecut Naruto… Tapi, tenang saja.. Pengecut ini akan segera pergi dari hadapanmu, bahkan menghilang selamanya. Maaf kawan aku membuatmu marah, tapi ini untuk yang terakhir kalinya" ucap Kiba dalam keputus asaan..
Dalam keputus asaan itu, Kiba melihat ada sesuatu berwarna putih yang mendatanginya. Ternyata, benda putih yang menghampirinya adalah seekor anjing. Entah kenapa anjing itu mendatanginya dan berusaha menariknya dari Lumpur itu. Kiba pun terheran heran melihatnya.
"Kau… Membantuku keluar dari sini?" Tanya kiba pada anjing ini.
"Aufhh aufhh" jawab anjing ini, tapi entah mengapa kiba menegetahui maksud anjing ini.
"Terima kasih kawan kecil! Ayo tarik aku bersamaan!"ucap Kiba yang dibalas dengan gong-gongan.
Kiba dan anjing itu pun berusaha bersama-sama. Biarpun terlihat kecil, tapi tenaga anjing itu sangat kuat, seperti kekuatan 3 anjing besar. Pada tarikan pertama, kaki kiba mulai terangkat sedikit. Melihat itu, anjing itu pun terus menariknya. Melihat anjing itu, Kiba pun tidak mau kalah. Ia pun berusaha sekeras mungkin. Sedikit demi sedikit ia pun terangkat, tinggal sedikit lagi karena pergelangan kakinya masih terjeblos dalam lumpur itu dan… tiba-tiba saja dahan pohon yang ia pegang sebagai penopang itu mulai roboh dan jika dahan itu roboh, dahan itu akan menimpa mereka berdua.
"Sedikit lagi anjing kecil! Ayo tarik…tarik… Kerahkan seluruh tenaga kita, ARGHH.." teriak Kiba.
Anjing itu berhasil mengeluarkan kaki Kiba dari lumpur hisap itu, tapi masalah belum selesai karena pohon itu roboh dan akan menimpa mereka berdua. Kiba langsung menangkap anjing itu dan berlari menjauhi pohon itu. Pohon itu roboh dan sebagian nya jatuh ke dalam lumpur itu. Setelah menjauh dari tempat itu mereka berdua beristirahat.
"Fiuhh.. Terima kasih anjing kecil. Kau menolongku! Bila tidak ada kau, mungkin aku sudah mati bersama rubuhnya pohon itu" ucap Kiba pada anjing itu.
"Aufh aufh.." balas anjing itu. Dan anjing itu langsung masuk ke dalam kantong celana kiba, mengeluarkan sesuatu dari sana. Ternyata itu adalah biscuit gandum yang dibawa kiba.
"Hahahaha… Kau tau saja aku membawa biscuit itu! Atau jangan jangan, kau mau menolongku karena ingin makan biscuit itu! Hahaha… Baiklah baiklah, makanlah biscuit itu sebagai balasan karena telah menolongku." kata Kiba pada anjing itu.
Kiba pun memberikan biskuit itu, lalu mengelus bulu anjing yang lembut itu. Anjing itu menatap Kiba seolah mengetahui kiba itu sangat baik padanya, dan ia berjanji pada dirinya akan terus mengikuti Kiba.
Beberapa saat kemudian, anjing itu seperti mendengar suara. Anjing itu menarik-narik Kiba untuk mengikutinya. Kiba yang bingung dengan tingkah anjing itu pun mengikutinya. Anjing itu menuntunnya dalam kegelapan malam, berjalan menuju daerah yang pernah dilewatinya dengan Naruto. Kemudian, berhenti karena melihat sebuah benda yang bersinar dalam kegelapan malam itu. Kiba tertegun melihat benda itu.
"Ini... seruling dou bangsa itu.. Ternyata terlempar tidak begitu jauh dari tempat kami bertengkar" kata Kiba sambil melihat anjing itu. "Kau memang anjing yang pintar bisa menemukan ini.." kata Kiba sambil mengelus-elus kepala si anjing.
"Aufh aufh" balas si anjing yang senang di puji Kiba.
"Apa yang harus ku lakukan dengan suling ini? Menyusul Naruto? Rasanya tidak mungkin. Dia sudah marah sekali padaku. Tapi entah mengapa, aku merasa kita memerlukan suling ini. Apa kau tahu apa yang harus kulakukan ?" tanya Kiba pada anjing kecil itu.
"Aufh aufh..!" Kata si anjing pada Kiba. Kiba mengerti maksudnya, yang dia maksud adalah, 'ayo kita pergi bukan untuk menyusul naruto tapi untuk mengembalikan seruling ini!'
"Ah, kau benar! Aku harus mengejar Naruto untuk mengembalikan suling ini. Biarpun ia pasti membenciku. Tolong cium bau Naruto ya… Dari saputangan ini" pintanya pada si anjing. Anjing itu pun menangkap bau itu dan mulai mengikuti baunya, sedangkan Kiba mengikuti anjing itu..
Lain Kiba, lain pula Naruto. Setelah bertengkar dengan Kiba, Naruto melanjutkan perjalannya menyusuri jalan setapak itu. Ia benar-benar marah pada Kiba, tapi ia tetap betekad menemukan rusa bertanduk 9 itu. Tiba-tiba ia melihat rusa itu kembali. Dan mengejarnya terus menerus, hingga sampai di suatu tempat yang sangat gelap.
Dengan melihat daerah sekitar, Naruto pun tahu kalau itu adalah jembatan yang di ceritakan. Karena kegelapan malam, jembatan itu tidak terlihat. Naruto juga tidak mau mengambil resiko, karena di sekitar sana ada jurang tanpa dasar. Tetapi, sebentar lagi fajar akan tiba, dan ia bisa mengejar rusa itu. Benar seperti dugannya, setelah menunggu kira kira 1 jam, fajar pun mulai menyingsing dari ufuk timur.
Jembatan itu sedikit demi sedikit mulai terlihat, warna nya emas mengkilap apalagi diterpa sinar matahari yang membuatnya semakin berkilau. Naruto langsung menyebrangi jembatan itu, dan ia melihat mata air yang jernih dari balik semak semak. Ia pun kaget karena melihat banyak kumpulan rusa yang ia incar sedang beristiraht dan meminum air. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, ia pun langsung mengambil panah dan menembakkan anak panah itu ke salah satu rusa "KRAKK" anak panah itu mengenai salah satu rusa itu dan membuat sekumpulan lainnya kabur entah kemana. Dan rusa yang terkena panah itu langsung mati seketika. Karena Naruto sengaja menembakkan nya pada bagian yang vital.
"Selesai sudah pemburuanku hari ini. Ternyata, info yang kudapat dari dou bangsa itu memang benar" kata Naruto dengan bangga. Sambil mengangkut rusa yang didapat.
Ketika naruto ingin meninggalkan tempat itu, tiba-tiba saja ada beberapa jarum yang mengincarnya. Pada saat yang bersamaan, ia pun menghindari jarum-jarum itu. Melihat hal itu, seseorang yang melampar jarum itu semakin marah, dan ia pun menampakkan wujudnya yang selama ini ia sembunyikan. Dari balik asap sihirnya, penyihir itu sangat marah melihat salah satu rusa nya diambil oleh Naruto.
Penyihir itu adalah seorang perempua rambutnya yang panjang dan awut-awutan memakai kacamata dan jubah hitam khas penyihir yang bernama Karin.
"Berani sekali kau mengambil rusa rusa ku yang manis. Siapa kau? Melihat penampilan u pasti kau pangeran kerajaan yang berburu" katanya dengan geram.
"Aku Uzumaki Naruto dari kerajaan Black Konoha Kingdom! Memang benar, aku sedang berburu rusa milikmu untuk menyembuhkan ibuku, jadi berikanlah satu rusamu. Rusamu kan masih ada banyak." Kata Naruto denagn santainya sambil ngeloyor pergi.
Tentu saja melihat tingkah naruto yang menyebalkan Karin pun marah. Ia mengumpulkan udara di sekeliling nya dan mereubahnya menjadi es berbentuk jarum dan melemparnya pada naruto "plash" jarum itu mengenai lengan naruto
"Ayo kita bertarung! Aku dendam padamu, pangeran sialan!"
"Baik jika itu maumu!" Kata Naru dengan semangat membara.
Pertarungan antara Naruto dengan Karin dimulai. Naruto mengeluakan rasengannya, lalu Karin mengeluarkan esnya. Naruto yang menyerang Karin pertama gagal mendaratkan rasengannya di perut Karin. Sementara itu, Karin mengeluarkan jurus terbaiknya ia ingin pertandingan ini cepat selesai dan di menangkan olehnya. Ia pun mengeluarkan jurusnya, dengan mengeluarkan es dari tangan kanannya dan memberikan es situ semacam petir dari tangan kirinya sehingga es itu teraliri listrik. Sedangkan Naruto mengeluarkan rasengan yang akan dilempar dengan panah emas miliknya. Jurus Karin dan Naruto pun bertemu menimbulkan ledakan yang besar di hutan itu, dan……………………………………….
"Gelap sekali disini, di mana ini?" kata Naruto dalam kegelapan. Ia melihat banyak darah yang keluar dari perutnya.
"Beraninya kau bertarung di dekat jembatan milikku! Dan beraninya kau membuatku bangun!" kata suara berat yang menggelegar.
Naruto pun melihat wujud yang berbicara itu, dan ternyata itu adalah seekor rubah raksasa berwarana orange dan mempunyai sembilan ekor.
"Siapa pun yang melihat wujudku, maka ia harus mati kecuali jika ia mengetahui 1 hal saja tentang diriku!" ucap sang rubah.
Naruto sudah pucat saja melihat sang rubah. Ia mencoba menebak dan ia teringat pada omongan Duo bangsa itu ya.. Inilah pertaruhan hidup dan matinya …
"Siapa namaku ?"
Naruto terdiam sesaat lalu ia memberanikan menatap rubah itu dan berkata..
"Kyuubi, itu namamu.." kata Naruto dengan tatapan yakin.
Entah mengapa, dalam sekejap rubah itu berteriak sangat keras dan sedikit demi sedikit ia merasuki Naruto, Naruto pun merasakan sakit yang sama dengan si rubah, lalu ia berteriak sangat keras. Dan tiba-tiba, ia sudah kembali dalam pertarungannya kembali dengan Karin dan… Ia melihat sesososk tubuh yang ia kenal sedang memegang pedang yang bertahtahkan perak. Sesosok tubuh itu sedang menahan berbagai macam serangan yang datang dan sesosok itu adalah…..
KIBA
xXx
flashback
Ketika serangan dahsyat itu bertemu dan menimbulkan suara yang keras, Kiba langsung berlari ke arah sumber suara. Setibanya ia disana, Kiba sudah melihat Naruto berlumuran darah dan tubuhnya hampir masuk ke jurang. Ia pun mengakap tangan Naruto dan mengangkatnya kembali. Setelah itu, ia melihat Karin yang tidak terluka sedikit pun, karena memakai sihir pelindung. Karin berusaha membunuh mereka, dan Kiba kembali teringat akan suling itu, dan kemudian meniupnya. Dalam sekejap, cahaya yang sangat terang datang menghampiri mereka. Dari balik cahaya itu, datang seseorang yang berambut hitam, memakai kimono yang panjang berwarna putih terang dan berjalan menuju ke arah Kiba. Saat Karin menyerang, Kiba dapat menangkis serangan itu dalam sekejap bahkan hanya memakai satu tangan.
"Siapa kau?" Tanya Kiba
"Seseorang dari seruling yang kau tiup" kata wanita itu sambil tersenyum.
"Namaku… Anko! Panggil saja aku dengan nama itu. Aku bertugas menjaga hutan ini dan hanya bisa bangkit jika ada seseorang yang meniup seruling ini. Karena kau telah memanggilku untuk bangkit, maka aku akan membantumu mengalahkanya. Kuberikan kau ini…" kata anko. Anko pun memberikan sebuah pedang bertahtahkan emas itu pada Kiba.
"Aku akan membantumu menggunakan nya" katanya sambil tersenyum lagi.
end of flashback
Dan.. Dimulailah kembali pertarungan Kiba vs Karin. Karin kembali melancarkan serangannya, dan Kiba terus menangkis serangan-serangannya. Kiba memakai startegi untuk menunggu Karin kehabisan tenaga lalu menghabisinya.
"Ayo kita selesaikan ini semuanya, jelek!" kata Karin.
"Tentu saja penyihir jelek."
Karin menembakkan berbagai jenis es, tapi Kiba berhasil menangkisnya. Sedikit demi sedikit, Kiba mulai mendekati Karin, dan tepat sebelum Karin mengeluarkan jurusnya, Kiba pun menusuk jantung Karin dan pada saat yang bersamaan ada pula serangan yang menyerang Karin dari belakang. Serangan itu berupa cakar rubah yang tajam dan berapi-api. Satu cakaran itu membuat punggung hingga Karin mendapat luka cakar yang besar. Hingga membuat Karin terluka parah, dan … mati.
"Naruto…" kata Kiba tidak percaya.. Ternyata, yang membunh Karin dari belakang adalah Naruto yang sedang terluka, dan ia melihat di perut sahabat nya itu terdapat seperti sebuah segel berbentuk spiral.
"Hehehe… Panjang jika kuceritakan! Yang penting, sekarang kita pulang dulu tugas kita sudah selesai!" katanya sambil tersenyum.
"Naru, maafkan aku yang lancang ini! Dan tidak memedulikan omonganmu, aku baru tahu ternyata suling itu asli" ucap Kiba dengan nada sesal.
"Sudahlah! Semuanya sudah berlalu! Tentu saja aku tidak serius dangan ucapanku! Kau tetap sahabatku yang terbaik"
Dan tiba-tiba, di kaki Naruto sudah ada binatang yang telah mengelusnya.
"Hei, siapa ini?"Tanyanya pada Kiba.
"Hehehe… Ia teman kecil yang kutemui, dan ia tidak mau lepas padaku! Mungkin kita memang harus membawanya… Tapi aku bingung harus memanggilnya apa!"
"Hmmm… Bagaimana kalau Akamaru? Nama itu sangat cocok dengannya! Dia kecil tapi berapi-api!" saran Naruto.
"Aha! Iya! Itu nama yang bagus! Namamu sekarang Akamaru yah, anjing kecil.." ucap Kiba sambil mengelus-elus Akamaru.
Mereka bertiga pun pergi meninggalkan hutan yang penuh misteri itu, dan kembali menuju ke Black Konoha Kingdom. Tanpa tahu kesedihan apa yang akan menimpa mereka…
xXx
Juni 18XX, Black Konoha Kingdom
Siang ini terasa sangat aneh. Cuaca mendung, menutupi matahari. Balck Konoha Kingdom terlihat amat gelap dari kejauhan. Kelihatannya, siang ini akan terjadi hujan badai yang akan menimpa Black Konoha Kingdom. Dan benar saja! Ketika 2 orang pemuda yang baru pulang dari pemburuan itu menginjakkan kaki mereka kembali di sana, gerimis datang. Mereka pun mempercepat langkahnya memasuki kerajaan. Apalagi sang pangeran yang tampak nya tidak sabar ingin cepat-cepat meberikan hasil buruannya pada ibundanya tercinta. Dan entah mengapa, ketika ia sampai di depan istana ia melihat suasana istana dipenuhi oleh orang-orang yang datang memakai baju hitam, tanda berkabung… Segera saja sang pangeran memasuki istananya, dan di sana terlihat beginda raja yang telah menunggunya. Mukanya penuh dengan kekecewaan dan luka yang sangat dalam.
"Tou-san! Apa yang terjadi? Kenapa suasana di istana begitu muram? Seperti ada yang mati saja! Lihat ini aku membawa kejutan untuk Kaa-san!" kata sang pangeran, Naruto.
Raja itu hanya terdiam… Mendengar kata kaa-san yang diucapkan Naruto, ia pun menghampiri anak semata wayangnya..
" PLAKKKK" tanpa terduga sang raja menampar putranya.
"Kemana saja kamu? Seminggu lamanya kamu tak memberi kabar!" ucap sang raja yang bernama Namikaze Minato itu.
"Pergi ke hutan sebelah mencari rusa tanduk 9 untuk kaa-san. Dimanakah ia sekarang? Oh ya, apa yang terjadi? Susanya muram sekali! Apa ada yang meninggal?" balas sang pangeran.
"Sepertinya dugaan kamu benar. Lihatlah sendiri.." ucap Minato dengan penuh kesedihan.
Naruto memasuki ruangan yang ditunjuk ayahnya.. Ia melihat peti berwarna putih pucat seperti orang yang ada di dalam nya. Disana, penuh dengan orang yang menagis. Apalagi ketika melihat isi peti itu.. Naruto mendatangi peti itu.. Perasaannya tidak keru-keruan. Apalagi ketika melihat semua orang membuka jalan untuk nya dan menangis bersimpati menatap nya.
Sekarang, ia sudah sampai di depan peti itu.. Dari dalamnya, ia melihat seorang wanita cantik terbujur kaku dilapisi kain transparan yang indah. Matanya mulai berkaca-kaca. Apalagi ketika sedikit demi sedikit ia membuka kain yang menutupi tubuh wanita cantik itu. Lalu terdengar bunyi "DUARR" yang sangat keras yang berasal dari petir yang menyambar. Lalu, turunlah hujan yang sangat deras, sederas air mata Naruto yang mengalir membasahi jasad permpuan itu ketika ia mengetahui siapa yang terbujur di sana….
"Sudah melihat apa yang terjadi?" Tanya ayah nya ketika ia keluar dari ruangan itu.
"Siapa wanita cantik itu? Sepertinya aku mengenalnya." Tanya nya pada ayahnya seolah belum percaya pada apa yang terjadi.
"Wanita itu bernama uzumaki kushina " jawab sang ayah.
"Nama yang sepertinya sering kudengar..mirip seseorang. siapa dia?"
"Ibumu…" jawab Minato tanpa menatap muka anaknya sedikit pun .
"Ini… bukan kenyataan kan?"
"Sayangnya iya…" ucap Minato dengan penuh kesedihan..
Cukup sudah dengan kenyataan pahit ini.. Naruto langsung berlari ke halaman istana, menembus hujan, melawan angina, lalu jatuh bersimpuh di tengah hujan… Dan menumpahkan segala kesedihannya, dan menatap langit yang gelap. Seolah langit ikut menagis dengan nya, ia menyesal tidak sempat mendampingi ibunya. Apalagi mengingat jerih payahnya yang sia-sia.
Tak jauh dari situ, terlihat sahabatnya yang sama terkejutnyan dengan kematian sang ratu. Ia merasa hatinya miris, apalagi melihat sahabatnya larut dalam kesedihan. Yang bisa ia lakukan hanya menatap tangis keras dari sahabatnya itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Sementara anjing yang berada di sebelahnya melolong keras mencerminkan kesedihan yang amat sangat. Lolongannya seperti melodi kematian, melihat 2 sahabat nya larut dalam kesedihan…..
xXx
hari pemakaman…
Hari ini, sang ratu akan dimakamkan. Langit gelap, menandakan akan terjadi hujan yang deras seperti kemarin. Suasana pemakaman pun diliputi berbagai kesedihan semua pelayat yang memakai baju serba hitam mengelilingi peti putih yang terlatak di samping liang lahat untuk memberikan penghormatan terakhir pada sang ratu..
Sakit ratu yang kambuh dan semakin parahlah yang Naruto dengar sebagai penyebab kematian nya.. Hatinya hampa melihat peti ibunya dimasukkan perlahan-lahan pada liang yang gelap itu dan sedikit demi sedikit tanah menutupi peti putih itu yang seputih hati ibunya. Hujan mulai turun, mebuat para sebagian pelayat pergi. Tanpa peduli itu, ia pun menaruh bunga edelwise putih yang merupakan bunga kesukaan ibunya. Ia mencium nisan putih itu, dan meletakkan panah emas kesayangannya, sambil berusaha tersenyum untuk mengucapkan suatu kata yang membuat sebagian pelayat terharu menitikkan air mata di tengah hujan deras.
"Tidurlah yang tenang, edelwiseku tercinta…" ucapnya sambil tersenyum hampa lalu pergi diiringi hujan meninggalkan para pelayat dan ayahnya yang masih memberi penghormatan terakhir…
xXx
3 hari setelah pemakaman
"Pangeran, anda dipanggil oleh beginda raja di altar umum!" pinta seorang pengawal kerajaannya. Altar umum adalah tempat raja akan memutuskan hukuman kepada seseorang di depan para petinggi kerajaan.
"Baiklah nanti aku akan pergi, kau pergi duluan saja.."
"Tidak anda harus pergi sekarang pangeran karena urusan in sangat penting. Dan saya harus mendampingi anda, paduka."
"Baiklah."
Naruto digiring menuju altar umum menghadap sang raja di alatar umum ketika ia memasuki altar itu dia melihat beratu ratu s pasang mata memandanginya naruto hendak berjalan menuju tempat para petinggi duduk tetapi ia dihalaghi oleh pengawal dan digiring menuju tengah altar dan dipaksa untuk menghadap para petinggi, termasuk ayahnya.
Ia bingung karena ia dibawa ke tempat itu, karena biasanya, hanya para tahanan yang akan disidang di yang menuju tempat itu.
"Para warga Black Konoha sekalian, sekarang, di depan mata kita, telah berdiri sang pangeran dari kerajaan ini. dalam kesempatan ini kita akan menyaksikan sebuah peristiwa penjatuhan hukuman kepada sang pangeran mahkota" kata minato tanpa sedikit pun peduli pada naruto"
"APAAA?" Naruto kaget dengan mata membelalak.
"Ya putraku . kau akan kuadili disini."
"TAPI KENAPA RAJA?" ucap Kiba dari belakang.
"Karena …. Kau membunuh istriku yang amat kucintai …" ucap Minato dingin. Lalu dilanjutkan dengan para petinggi yang terdiri dari Tsunade, Orochimaru dan Jiraiya.
"Dan juga karena kau …" ucap Jiraiya.
"Membunuh …" ucap Tsunade melanjutkan ucapan Jiraiya.
"Karin…" ucap Orochimaru.
"YANG AKAN MENJALIN KERJA SAMA DENGAN KITA UNTUK MENGALAHKAN WHITE KONOHA KINGDOM!" ucap Tsunade, Orochimaru, dan Jiraiya bersamaan.
"APAA?! Itu karena dia mau membunuhku duluan! Tou-san! Lagipula, apa hubungan kerajaan ini dengannya?"ucap Naruto dengan amarah.
"Dia adalah seorang penyihir hebat yang menjalin kerja sama dengan kerajaan kita yang akan membantu kita menghadapi White Konoha Kingdom!" ucap Minato geram.
"Tapi! Tou-san! Kita bisa mengalahkan White Konoha Kingdom tanpa bentuan dia! Dia hanya penyihir jelek pelit yang bahan tak memberiku sedikit rusanya untuk menyembuhkan kaa-san!" Naruto makin geram dan panas.
"POKOKNYA TIDAK ADA TAPI-TAPIAN! KAMU AKAN SAYA ADILI! KAMU MEBUNUH KARIN JUGA… ISTRIKU! IBUMU!" teriak Minato dari singgasana raja.
"Hukuman yang pantas…" ucap Tsunade
"Mungkin bukan dipenggal…" sambung Jiraiya.
"Mungkin, bukan juga diumpankan ke singa lapar.." sambung Orochimaru,
"Tapi pengasingan! Dan anak bodoh ini tak boleh kembali ke kerajaan ini!" Lanjut Minato geram, amat geram.
"Mungkin itu ide yang baik juga.." kata Orochimaru.
"Kalau begitu, hukuman untuk pangeran Naruto adalah pengasingan selamanya!" ucap Jiraiya sambil memberi isyarat kepada Tsunade untuk memukul palu pengesahan.
"Yak. Dengan ketukan palu ini, saya dan rekan-rekan, dan yang mulia raja tentunya, kami mengesahkan hukuman pangeran Naruto!" ucap Tsunade sambil memukul palu sampai altar bergema dan menghasilkan bunyi yang keras.
Naruto yang telah divonis hanya bisa tertunduk lesu dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Kiba yang memandang naruto dari kejauhan hanya bisa terbengong-bengong. Tak menyangka raja yang selema ini ia hormati ternyata tega kepada anaknya sedangkan penduduk Black Konoha sanagt terkejut melihat sang raja. Mereka kira, keluarga Namikaze-Uzumaki itu rukun dan harmonis.
"Hukumanmu akan berlaku malam ini Naruto. Besok subuh, aku akan mengecek kamarmu, dan sudah harus meninggalkan kerajaan ini, ini lah hukuman yang paling pantas untuk calon pemimpin terbodoh di kerajaan ini" tegas Minato.
"Baik! Aku akan pergi dari sini malam ini juga! Dan satu lagi, jangan pernah memintaku kembali tou-san!" tantang Naruto.
"Siapa yang ingin kau kembali ke kerajaan ini hah? Kau kira kau cukup pintar untuk memimpin kerajaan besar ini hah? TIDAK! Kau tak cukup pintar, UZUMAKI NARUTO!"
Naruto sudah tak memperdulikan ocehan ayahnya dan lagsung pergi menuju istananya untuk berkemas. Ia berkemas seadanya, hanya beberapa lembar pakaian dan panahan+busur kesayangannya. Ia juga menyiapkan kuda kesayangannya, BrownHades, untuk berpergian jauh.
Malam pun tiba, Naruto telah siap meninggalkan istana. Dan tiba-tiba, ada seseorang yang memanggil namanya…
"PANGERAN NARUTO!"
Naruto menoleh dan mendapati sosok Kiba disana… Naruto menunda kepergiannya sesaat. Dan berbalik arah Kiba …
"Kenapa Kiba?"
"Pangeran! Sebelum anda pergi, aku ingin memberikan sesuatu padamu!"
"Apa itu Kiba? Tak usah repot-repot.. Aku kan hanya pengeran bodoh yang diusir!" cegah Naruto.
"Ini!" ucap Kiba seraya menggendong Akamaru ke arah Naruto. "Bawalah dia! Dia pasti berguna di perjalanan!"
"Tapi… dia ini sahabatmu Kiba.. Sedangkan aku bukan siapa-siapamu.." ucap Naruto, getir.
"Kau… adalah sahabatku Naruto… selamanya… dan, aku juga ingin memberimu ini.." ucap Kiba sambil menyerahkan sebuah bungkusan berwarna ungu tua yang diikat dengan pita emas.
"Kiba… ini, terlalu berlebihan!" ucap Naruto.
"Tidak! Tolong, terimalah ini! Sebenarnya, ini tak kuberikan, melainkan kupinjamkan! Suatu saat, jika kita bertemu lagi, kau harus mengembalikannya padaku Naruto! Aku yakin kita akan bertemu lagi.. Jadi, berjanjilah, kau akan menjadi kuat!" ucap Kiba dengan nada memaksa.
"Ya Kiba! Aku berjanji akan menjadi kuat, bahkan melebihi tou-san yang amat kuat.. Aku janji!" ucap Naruto.
"Dan kita akan bertemu lagi suatu hari…" ucap Kiba.
Naruto menerima Akamaru dan bungkusan ungu itu. Ia menunggangi BrownHades nya dan menuju hutan yang amat bersejarah baginya, Forest no Kuro.
Naruto menunggangi kudanya hingga sampai di sebuah bukit tinggi berjurang. Ia sampai di dekat jurang, lalu menoleh ke belakang, menatap ke arah Black Konoha Kingdom. Ia melihat kerajaan ysng sebagian penduduknya masih tertidur lelap. Terbayang dalam sukmanya, kenangan-kenangan manis dan buruk, suka mau pun duka selama bertahun-tahun ia dilahirkan serta dibesarkan di Black Konoha Kingdom.
Amat berat baginya harus menerima hukuman ini. Tapi, yang terjadi, terjadilah… ia harus membuka lembar hidupnya yang baru. Dimulai dari hukuman ini. Sekarang, ia bukanlah seorang pangeran. Ia hanya seorang rakyat biasa yang bernama Uzumaki Naruto.
Tak lama kemudian, ia sadar bahwa ia harus pergi sebelum matahari muncul di ufuk timur. Ia pun berbalik arah, menuju hutan yang ada di belakan jurang, dan menunggangi kudanya untuk menyongsong pagi yang baru, setelah menatap Black Konoha Kingdom untuk terakhir kalinya.
Sayonara Black Konoha Kingdom, Tou-san, Kiba, dan yang tercinta, Kaa-san.
End of Naruto's POV
xXx
Real POV
Musim dingin, Juni 18XX, Forest no Kuro.
Naruto berjalan tanpa arah. Tadinya, ia ingin berkelana mencari tempat yang indah dan menentramkan hatinya. Agar tekanan batin yang ia alami bagai angin bebas. Naruto pun teringat pada legenda Forest no Kuro. Tetapi, ia melewati jalan yang berbeda dengan saat ia berburu dengan Kiba disana. Seminggu kemudian, ia sampai di Forest no Kuro.
"Akhirnya aku sampai di Forest no Kuro." Ucap Naruto lega.
Ia berkeliling-keliling hutan lagi, tapi, kali ini ia tak datang untuk berburu. Ia hanya ingin mengenali hutan yang banyak orang sebut angker ini…
"Akhirnya aku sampai juga di Forest no Kuro." Ucap Naruto lega.
Ia berkeliling-liling hutan lagi, tapi, kali ini tak ada yang dicarinya. Ia hanya ingin mengenali lebih jauh hutan yang bayak orang sebut angker ini…
Andai kaa-san bisa melihat ini.. Ia pasti akan sangat senang.. batin Naruto.
Hari demi hari, ia lewati di hutan itu. Ia mencari tempat yang indah, ia juga menyempatkan diri mengunjung duo bangsa. Duo bangsa sangat berterima kasih karena Naruto menyelamatkan hutan ini, sebelum berhasil domonoploi oleh Karin. Tak lupa ia melatih Akamaru agar menjadi lebih kuat, agar ia dapat memenuhi amanat sahabatnya, Kiba.
Ia pun teringat akan bungkusan ungu dari Kiba. Lalu, ia pun membuka bungkusan itu, dan tampaklah pedang emas Kiba yang ia terima dari Anko. Dan yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah, dalam bungkusan itu terdapat panah emasnya yang bernama 'Kin no Raku', yang seharusnya ada di makam sang ratu.
Rupanya, dengan lancang, Kiba mengambil panah itu dari makam kaa-san nya. Di dalam bungkusan itu, juga terdapat secarik kertas yang bertuliskan …
"Masa lalu adalah lembaran lama. Seberapa berat kita ingin melupakannya, kita tak kan pernah bisa, karena masa lalu merupakan bagian dari diri kita. Masa depan adalah lemabaran baru untuk mempelajari kegagalan di masa lalu. Masa lalu dan masa depan akan selalu bekait untuk membangkitkan diri kita yang baru. Maka, dari itu mulailah menyongsong masa depan tanpa melupakan masa lalu yang harus dikenang dengan KEYAKINAN."
Naruto hanya tersenyum mendengar pesan sahabatnya itu. Ia berharap, suatu saat, ia dapat bertemu kembali dengan Kiba.
Hari demi hari berlalu. Tidak ia sia-siakan seharipun untuk menjelajahi hutan seraya mencari tempat-tempat yang indah. Sedikit demi sedikit, ia mempelajari hutan itu. Banyak pelajaran yang ia dapat terima dari sana, sampai pada suatu hari, butir-butir salju mulai mengenai dirinya.
Ternyata, musim salju telah datang. Salju-salju itu menghujani hutan angker itu, sehingga hutan itu sekarang menjadi indah. Hutan itu menjadi bak hamparan kapas berwarna putih cemerlang.
Di suatu malam yang indah, Naruto dengan sengaja berjalan-jalan di hutan itu, mencoba merasakan indahnya malam disana, ditemani gundukan salju tipis. Bulan pun sedang penuh.
Ia berjalan tanpa arah, hingga mendekati sebuah danau yang tampak dari kejauhan. Terdengar melodi indah yang menarik hatinya. Ia pun berjalan menuju danau itu.
Setibanya di tepi danau, ia hanya berdiri terpaku. Sendiri. Menatap danau yang telah membeku menjadi es karena musim dingin. Berusaha berpikir tiada siapapun disana selain dirinya, bahwa melodi dan cahaya itu hanya halusinasinya semata. Namun, dari tempat ia berdiri terlihat seekor angsa yang sedang menari. Tidak! Itu manusia!
Naruto berusaha mendekati penari itu sambil bersembunyi di balik semak-semak. Disana, tampak jelas seorang gadis berambut panjang melakukan berbagai gerakan balet. Gadis itu sama sekali tak menyadari keberadaan Naruto, sehingga terus menerus menari dibawah sinar purnama dan rintik salju yang terlihat amat selaras dengan tarian sang gadis.
Naruto terpana dengan pemandangan yang ia lihat. Apalagi ketika sang gadis seperti menari balet memeragakan Swan Lake. Ia tampak seperti angsa emas yang menyilaukan. Naruto berusaha mendekatinya lebih dekat lagi, tapi, "KRAKK". Tanpa sengaja, ia menginjak kayu yang ada di dekatnya. Membuat gadis itu kaget setengah mati..
Naruto yang sudah tertangkap basah, berusaha amendekatinya. Saat ia merasa sudah cukup dekat dengan sang penari, -yang wajahnya sempat tertutup awan-, ia melihat wajah sang penari yang mulai tertimpa cahaya, sehingga mukanya dapat terlihat dengan jelas. Diiringi dengan butir-butir salju lembut yang turun, ia bertatapan dengan sang penari. Dan ia pun tersentak kaget dan tak mampu berkata-kata…
TBC !
Yakkk ! SELESAII !
Menghabiskan 19 halaman word, dengan font 8, dan menghabiskan waktu 3 minggu!
HIYAAA! Dan sekarang taraaa ! JADI !
Puas + seneng bangett !
JANGAN LUPA REVIEW! R&R pleaseee !
OKEE
JANGAN LUPA REVIEWNYA YA MINNA-SAN !
DITUNGGU!
PS : Sampai sekarang, Shinkansen Uzumaki goes to boarding chapter 3 emang blom kelar, jadi, minna-san, bersabarlah!
