Warning : AU, OOC, drabble, ItaSaso? (Non yaoi!)

Disclaimer : Naruto © Kishimoto Masashi


--

Warna Kanvas

By Kobayakawa Zerou

--

.ii.

-

-

Evening glow.

Warna membara surya mulai merabah pada angkasa. Kuning keemasan itu memudarkan warnanya. Memberi sinar pada dunia berwarna senja.

Sesosok remaja tengah menikmati sapuan kuas yang meanri-nari di atas kanvas polos. Warna langit yang bertransformasi tampak jelas mencoret media itu. Dari biru jernih memudar hingga senja. Dasarnya dipoles ilalang yang tumbuh liar digoyangkan oleh alunan angin. Arakan awan tergores abstrak turut meramaikan media itu.

Sosok itu menghentikan gerakannya. Memandang sejenak kanvas polos yang telah ramai dengan warna-warna cat. Senyum tipis menggantung di wajahnya. Ia mulai mengayunkan jemarinya yang memegang kuas dan meraih warna pada palet.

Kini hitam membentuk awak terlukis pada sisi kiri kanvas. Lalu memberi merah di bagian atasnya. Sama seperti dirinya. Ia berhenti. Menatap cukup lama coretannya.

Krieek...

Kepala sosok itu diputar ketika mendengar bunyi pintu terbuka.

"Hei, Sasori-kun."

Seorang remaja berjalan melewati garis pembatas ruangan. Postur awaknya cukup tinggi dan parasnya cukup rupawan. Namun, dua goresan di wajahnya sering menyalahkan usianya.

"Aa... Itachi-san."

Jejaka berambut hitam itu menghampiri sahabatnya. Ia menarik bangku yang tak terpakai dan menjatuhkan pantatnya di dekat lelaki itu.

"Kau meneruskan sketsa itu, ya?"

Lelaki berambut merah ikal itu hanya memberi lengkung sederhana namun bermakna untuk sahabatnya. Ia masih terus memandang hasil karyanya.

"Ah!"

Sang jejaka menyadari sesuatu.

"Kau melupakan satu hal." Tangannya mengarah sisi dalam sosok pada lukisan. Kemudian buku sketsa yang terlantar bersama palet diraih jejaka tersebut. Ia membuka lembaran-lembaran penuh goresan pensil dengan cepat namun hati-hati. Sang pelukis hanya terdiam menunggu.

Wajah akhirnya-kutemukan-juga menggantung saat halaman yang ia cari, ada. Lalu ditunjukkannya buku itu pada si pelukis.

"Ini." Jari telunjuk jejaka itu menempel pada sosok di samping pemuda bermbut pendek.

"Kau lupa melukiskan ini."

Kedua sosok itu hanya memperlihatkan punggung mereka. Tapi, memiliki kemiripan dari sang pelukis dan sahabatnya.

Si pelukis mulai menyeringai. Setelah itu tawa kecil diperlihatkannya.

"Kupikir kau lupa."

"Mana mungkin." Jejaka mengikuti senyum itu.

Dengan cekatan, sosok kedua di samping pemuda yang terlukis telah tergambar. Lebih tinggi satu kepala dan berambut hitam pekat––sama seperti seifuku yang dikenakannya.

Keduanya saling menengadahkan tengkorak mereka, untuk menatap angkasa. Sang pelukis menatap sahabatnya. Serempak keduanya melengkungkan garis wajah mereka. Perasaan itu melebur dalam polesan itu. Coretan itu merupakan tali penghubung benang merah yang tak terkait.

--

.owari.

--


Hah?! Singkat lagi. Seengaknya lebih panjang lah.... Saia gak tahu ini ngena apa nggak, saia gak bisa menilai karya sendiri.

Evening glow! Hahaha~ Lagi-lagi saia mengambil setting senja di ruang klub lukis, meski yang ini lebih menjelaskan soal itu, sih.... Dan evening glownya itu gara-gara saia masih demen-demennya Dennou Coil walau udah nonton ampe tamat (eps. 26). Ada yang pernah nonton? Mari ngobrol dengan saia mengenai Dennou Coil! Yang belum nonton, nonton aja. Kalo suka sci-fi & misteri, wajib atuh... Angst-nya ada mulai pertengahan. Kalo romance.... umm dikit. Lebih ke friendship-nya. #promosi besar-besaran#

Salah satu karakternya bisa diliat di icon dA saia atau prim-nya di Fs saia.

Mungkin ada yang kaget genapa tokohnya beda. Ini emang sudah saia rencanain, asal masih soal ngelukis, apapun itu saia masukin sini. Tapi, suka-suka saia.... ;p #dikemplang#

Aa~ see you at the next chapter!