Warning: AU, OOC, drabble, GaaTema?

Disclaimer: Naruto © Kishimoto Masashi


--

Warna Kanvas

By Kobayakawa Zerou

--

.iii.

-

-

-

Angin senja meniupkan malam begitu lagu kicauan burung mengantar pulang. Arakan permen kapas di angkasa terbasuh sinar keemasan, membentuk panorama indah nan agung oleh polesan Tuhan. Di ufuk barat, hitam mulai menyerbu langit yang masih terguyur biru terang. Bulan merangkak naik perlahan, nampaknya jam tidurnya dihabiskan untuk begadang––meniti hari dengan lamunan.

Suara langkah menimbul ketika alas kaki menepuk pelan bantalan kayu koridor lantai atas. Sesosok gadis berkuncir ijuk berjalan dalam keremangan sembari meraba tombol penghidup lampu. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju ruang pribadi adik bungsunya.

Ia memegang ujung pintu dan membuka perlahan. Sebuah ruangan sederhana dengan tatanan rapi, ranjang bertingkat dan dua meja belajar di depannya. Sebuah lemari pakaian besar lengkap dengan cermin, lalu lampu yang meredup masih menyala––tampak akan mengakhiri hidupnya. Aroma tatami yang baru beberapa waktu lalu diganti menguar menelusup ke lubang penciuman. Di atasnya terlihat lembaran kertas terserak berantakan––meski tidak mempengaruhi kerapian ruang itu.

Gadis itu pun mencari siluet adik bungsunya––yang telah di depan mata. Ia menggulungkan ujung bibirnya ketika menjumpai laki-laki mungil terlelap di pinggir ranjang. Tangannya tertindih kepala sebagai ganti bantal. Helai rambut merah bata itu menyembunyikan kelopak mata yang tertutup. Garis tipis tampak memperlihatkan kedamaian.

Lalu, langkah gadis itu menarik masuk ke ruangan tersebut. Sembari berjalan, ia memunguti serakan kertas di atas tatami, juga batangan crayon yang bertebaran. Diamatinya lembaran tadi dan pun tersentak. Coretan laki-laki cilik itu membuatnya terkejut.

Warna jingga membulat di ujung sisi atas kiri, menghias putih polos bersama arakan biru di sampingnya. Gadis kecil berkuncir empat menggandeng anak laki-laki berambut merah di sisi kiri dan ank laki-laki lain turut menggenggam tangan anak laki-laki itu. Di belakangnya terlihat dua orang dewasa––pria dan wanita mengelus kepala bocah-bocah tersebut. Tersenyum, bersama. Kebahagiaan terpoles di dalamnya.

Goresan itu sederhana karya anak-anak, namun mengandung makna pada setiap coretannya. Gadis itu menilik helaian yang lain. Perlahan tapi seksama. Ia melengkungkan garis mulutnya. Kemudian merapikan kekacauan kamar tidur itu. Ia meraih selubung yang terlipat rapi di ujung ranjang dan menggelarnya pada punggung bocah kecil itu. Garis melengkung tipis tertoreh di parasnya, menggantungkan kebahagiaan dalam hatinya.

"Oyasumi, Gaara."

--

.owari.

--

Hahahaha~ singkat lagi. Kayaknya Warna Kanvas isinya bakal drabble semua, nih. Biarin, deh. Selamat menunggu update-annya yang entah kapan itu aja.

~See you at the next chapter!