Sebenarnya kuru sempet gak yakin mao ngelanjut ni fic, abis reviewnya cuma dikit sih..

*pundung di pojokan*

Tapi karna ada yang menunggu yaa~ kuru lanjut aja, mudah2an kali ini gak mengecewakan dah..

Oia.. ini balesan reviewnya:

Chiaki Megumi makasih banget senpai atas saran2nya! Mudah2an ini lebih baik dari yang dulu..:D

Ucha rangers thanks ya uda sempet2in ripiu! iya2 kuru akan mencoba ngikutin kata2 si Teme*digetok megu*

Orange brush yah… maap yah kayanya kuru ga bisa mengurangi ke OOC-an nya duo uke ituh~ soalnya kuru emang niatnya bikin mereka berdua OOC..*ditembak matt*,masa sih kocak?! Huwaa~ thanks!! *hug*

Sisanya yang review lewat sms ato fb makasih banget uda nyempetin baca! Kuru akan mencoba supaya lebi baik lagih~ *hugs*

Yasutra mari kita mulai ficnya!

Disclaimer detnot punya saia!! Matt punya saia!! Mello punya saia!! Teru punya sa—

*dibunuh pake detnot*

Pairing MelloMatt(mello harus seme!harus!!),LightL. Udah,cuma itu!! XD

Rated T (seterusna mah tag tau, mungkin aja jadi M! hwakak9!!)

Genre romance/humor (lebih ke humor..)

Warning! Yaoi! Gaje! Garink! Tag masuk akal! OOC!! (demen amat buat OOC) saia sudah memperingatkan loh! Yang ga suka mending ga usah baca!

MM and LL goes to Bandung!!

Chapter2

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Ya ampun… gak mungkin banget!"

"Iya, ga mungkin! Ini kan…"

Mereka berempat cengok melihat bekas jarum berupa lubang kecil yang berada dipeta dunia tersebut. Light ampe ngeces, Mello mimisan, L serangan jantung mendadak, dan Matt muntah darah ditempat. -halah-

"…Arab?! Kita beneran mao ke Arab nih? Tar kalo dimakan onta gimane?" kata Light.

"Ihh~ Light-kun goblok bener sih… Onta khan makannya rumput!" kata Matt polos. Nusuk, padat, dan sangat jelas.

"Gyaah~!! L-chan mao ke Arab!! Mao ketemu mumi!!" kata L girang.

"Mumi ituh di Mesir, L-chaaan~" kata Light gemas.

"Lempar lagi aja deh, kaga ada yang bener nih! Masa mao ke mesir, tar kalo gua dikira Cleopatra gimanah? Rambut gua khan halus kaya dia!" kata Mello narsis.

"Ya elah! Cleopatra ituh di Mesir juga!! Lo berdua tuh ye!"

"Sini-sini! Gue aja yang lempar! Dijamin mujarab dah!" kata Matt sambil ngerebut jarum dart dari tangan Light.

Matt langsung mundur beberapa langkah sampai mentok ke sofa. Tangannya udah ancang-ancang mau melepaskan jarum laknat itu dengan segera. Satu tarikan ke belakang dan akhirnya jarum besar itu menancap dengan indahnya di permukaan peta.-halah-

Seeett…tek!

Mereka berempat langsung mengerubungi TKP,-halah- peta maksudnya.

"Hah? Pulau apa nih?"

"Kayanya gua tau deh, tapi apa yak?"

"Bodohhh! Itu tuh pulau Jawa taukk! Salah satu pulau di Indonesia, kampung halaman gue!!" kata Mello heboh.

"Indonesia? Wah, asik tuh! Kita ke sana aja!" kata Light semangat.

"Indonesia itu bukannya negara yang mempunyai beribu-ribu pulau yak?" kata L.

"Iyah!" jawab Light.

"Yang kena tsunami Aceh taon 2004?"

"Iyah!"

"Yang ada bencana Situ Gintung?"

"Iyah!!"

"Yang kemaren abis pemilu? Demokrat menang? Megawati menghina BLT 200ribu?"

"…"

"Yang ada pemadaman bergilir, lumpur lapindo, sama BBM diturunkan kembali?"

"…"

"…"

"…"

"Uhm… L, lo kok bisa tau banyak gitu sih? Gue aja yang orang Indonesia kaga tau…" kata Mello heran.

"Khan aku detective terhebat dunia, pasti tau donk berita-berita dari seluruh dunia!" kata L mantap.

"Kok kayaknya gak logis yak?" kata Mello lagi.

"Uhh~ ya sutralah... Jadi kita ke Indonesia nih? Yakin?" kali ini Matt pasang tampang serius. Dia ngelirik Light, L, dan Mello bergantian. Meminta kepastian dari mereka bertiga.

"L-chan mao ke Indonesia!!"

"Gua sih nurut ama L-chan aja deh.." kata Light kalem.

"Yah, gue sih seneng-seneng aja bisa balik ke Indonesia. Lo sendiri, Matt?" Tanya Mello.

"Gue juga ngikut kalian aja deh…"

Dan akhirnya tercapailah kesepakatan. Mereka memutuskan pergi ke Indonesia. Bukan hanya sekedar melarikan diri dari fans, tetapi mereka juga membutuhkan refreshing. Setelah film mereka yang berjudul DeathNote terkenal, duoM dan duoL emang jadi jarang memikirkan kebutuhan diri sendiri. Entah itu hanya untuk sekedar makan siang bareng atau hang-out bareng, mereka selalu di kerubungi fans-fans binal dan liar.

Dua hari kemudian…

Siang ini di bandara internasional Kurokame-Hatta(?) tampak berbeda dari biasanya. Entah mengapa orang-orang sedari tadi heboh membecirakan sesuatu. Beberapa orang tampak bisik-bisik, teriak-teriak histeris, ampe mimisan. Ayo kita intip lebih jauh, sebenarnya apa sih yang membuat orang-orang kaya gitu?

Dari kejauhan tampaklah empat titik cahaya memasuki gerbang lobby airport. Oh, ternyata bukan cahaya sodara-sodara! Itu adalah patamorgana belaka, menyembunyikan sosok asli dari empat cahaya tersebut.

Light, L, Mello, dan Matt berlagak keren memasuki lobby bandara. Mereka bagaikan air di padang pasir, nasi di jalur Gaza, api di tengah laut, dan duit di kantong author(?). Entah sadar entah tidak, mereka tampak mencolok di antara kerumunan orang-orang yang memperhatikannya. Gaya mereka yang bagaikan F4 kelindes tronton itu pun sukses membuat semua orang terpana. Style mereka yang memang hanya untuk kalangan atas memang ampuh untuk menutupi wajah mereka yang pas-pasan. Tangan mereka masing-masing menggeret koper tidak seberapa besar yang ada rodanya itu loh.

Mereka sekarang sudah mulai dikerubungi banyak orang. Sementara L dan Matt hanya senyum-senyum dikerubungi fans-nya. Mello hanya pasang tampang sinis. Light menurunkan kacamata hitamnya kemudian sedikit mengerlingkan matanya kepada fansgirl-nya, yang dengan sukses membuat cewe-cewe disitu nyusruk sambil kleper-kleper kayak ikan lele maen ke darat.

Sungguh aneh tapi nyata…

"Kyaa~ Light-kun!! I lop u!!"

"Matt-chan!! Kyaa!!"

"L-chan!!"

"Mello-kun!!"

"Kyaaa~!!"

Kira-kira seperti itulah teriakan para fansgirl mereka. Ada yang bawa-bawa bunga, coklat, sayur-sayuran, sampe buah-buahan demi menarik hati artis idola mereka. Fansgirl makin menggila mendapat respon positif yang diberikan oleh Light. Light tidak menyadari bahwa kelakuannya membahayakan mereka.

"Oi…! Light! Kok lu tanggepin mereka sih?! Kita bukannya mau kabur dari fans-fans gila ini yah?" Mello menyikut Light. Light hanya membalasnya santai,

"Yah~ ga papa dong tebar pesona dikit. Kita khan bentar lagi mau ke luar negeri dalam waktu yang lama banget…" kata Light santai. Ia agak mengecilkan volume suaranya supaya tidak ada fangirl yang menyusul ke luar negeri nantinya.

Mello hanya mendelik kesal.

Sementara duo seme itu berdebat, duo uke malah gak diperhatiin sama sekali. Duo uke sekarang udah dikerubungin aja ama bencong-bencong simpang. Padahal khan di bandara ga boleh ngamen yak? Betul tidak? (betuull…)

"Huhu~ L-chan! Matt-kun atuut~" kata Matt panik, sekarang ia memeluk tangan L. Mereka udah mulai dikepung ama makhluk-makhluk jahanam tadi. Sementara L yang juga ketakutan juga meluk Matt. Mereka berpelukan gitu bagai anak kucing yang dibuang. Dan itu malah semakin membuat bencong berotot bejad tadi makin gemes. Tanpa aba-aba mereka langsung menyerang duo uke itu dengan ganas. Mereka membuka kancing-kancing baju dan resleting celana Matt, tetapi tidak sampai lepas. Begitu juga dengan L, dia malah udah di grepe-grepe. L dan Matt teriak-teriak minta tolong, sementara seme-seme mereka malah tebar pesona.

"Light-kun!! Tolong L-chaaan!!!" kata L miris. Celananya hampir ditarik lepas sama banci-banci itu. L makin histeris, dia ga mau ehem-ehem kecuali ama seme-nya sendiri. Sang seme sama sekali tidak mendengar teriakan uke mereka karna tertelan oleh hysteria fangirl.

"AAAAHHHHH!!!!" tiba-tiba teriakan Matt yang super duper sangat keras itu pun menggema. Membuat sang seme sadar akan kecerobohannya. Duo seme menengok ke arah belakang, mereka kaget menemukan uke mereka yang sudah setengah telanjang dengan keadaan yang 'mengenaskan'. Mata mereka membulat.

Lalu mereka berdua berteriak bareng pake toa mesjid,

"WOI!!! UKE GUEE!! MINE!!"

Mereka berdua langsung menghambur ke arah uke mereka. Dan begonya mereka sempet balik lagi buat ngembaliin toa masjid. Sesampainya di kerumunan tersebut mereka langsung mencoba menolong uke mereka dengan menarik uke mereka dari kerumunan. Tetapi di halangi oleh badan-badan gede bencong simpang tersebut. Mereka berdua mulai kebingungan, mereka gak mau uke mereka 'disentuh'sama orang lain. -halah-

"L-chaaan!! Tidaakk! Mel, gimana nih?!! Bencongnya pada berotot!! Kita gak mungkin menang dari mereka!" kata Light panik. Makin panik lagi setelah mendengar suara mencurigakan dari kerumunan tersebut.

"Aduuh! Gue juga gak tau! Mereka kuat banget! Kita gak bisa nyuruh mereka buat berhenti ngegrepe-grepe uke kita! Bisa-bisa tar kita yang abis nih!" Mello juga ikut-ikutan panik. Dia mencoba mencari ide. Tapi yang ada di kepalanya hanyalah bayangan uke-nya yang berteriak histeris. Sementara L yang berdiri di sampingnya langsung ngeluarin buku item dan sebuah pulpen dan mulai nyolek-nyolek punggung salah satu bencong. Bencong tersebut menoleh sambil senyum mesum. Light sedikit bergidik ngeliatnya.

"Uhm, mbak, mbak, boleh tau namanya siapa?" kata Light pelan. Walaupun begitu suaranya tetap saja bergetar menghadapi bencong simpang yang terkenal ganas itu.

"Eh, saya?" kata bencong itu girang. Dia kayaknya narsis banget deh.

"Nama saya Susilowati, mas. Biasa di panggil Susi!" tambah bencong tersebut.

Light langsung menuliskan nama Susilowati di buku tersebut. Setelah selesai ia langsung beralih ke bencong lainnya tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Ohh, makasih ya, mbak!" kata Light.

"Eh, mbak! Namanya siapa ya?" kata Light sambil senyum. Dia kayaknya udah mulai terbiasa ama bencong.

"Mau nama asli, nama samaran, atau nama artis mas?" kata bencong itu sambil ngelus-ngelus rambut maklampirnya.

"Nama asli dong, mbak!"

"Oh, nama asli saya Toyib bin Suparno, mas." Kata si bencong kemayu. Asli, ni bencong lebih parah dari yang tadi.

Light menuliskan nama itu di buku hitam tadi, "Makasih ya mbak!" si Light udah mulai girang. Kayaknya dia merencanakan sesuatu yang enggak-enggak.

Si Mello yang bingung ama tingkah laku Light langsung angkat bicara, "Lo ngapain, Light?! Uke kita lagi digituin lo malah sempet-sempetnya nyatetin nomer telepon ntu bencong!"

"Sssstt… bukan nomer telepon! Lo diem aja deh!"

Saat Light mau beralih ke bencong lainnya. Ada bencong yang teriak-teriak histeris.

"Kyaa~!! Ada mayat!!" Light langsung senyum ala maniak psikopat pas tau bencong pertama yang dia tanyain tadi mati dengan posisi gak elit. Mulutnya menganga, lidahnya melet, tangannya di samping kepala, kakinya ngangkang. Selintas kayak kodok lagi dimutilasi.

Mello hanya cengok melihat kejadian tersebut, "Lo bunuh tu bencong pake detnot yak?! Wah… parah lo! Tapi ga papa sih, lanjutin aja!" yee, si Mello psikopatnya kumat.

"Gue pinter kaan?" kata Light narsis. Dia melanjutkan misinya dengan santai, sementara bencong kedua uda nyusruk.

"Jeng, namanya siapa?" si Light malah ketularan jadi bencong.

"Saya? Nama saya Cinlaw mas, alias Cinta Laura… mas fans saya yah?" kata ntu bencong pede. Si Light senyum menanggapinya.

"Enggak, mbak. Cuma nanya doank kok." Dan Light langsung berkutat dengan DeathNote-nya.

Dia beralih ke bencong lain lagi. Gitu aja terus ampe kiamat. Ampe bencongnya matek semua.

Beberapa menit kemudian…

Bandara itu kini sudah tak manusiawi lagi. Mayat bencong bertebaran dengan posisi yang gak elit. Di antara bencong-bencong itu dua cowo imut berpelukan bagai teletabis. Pakaian mereka sudah robek dimana-mana, celana mereka melorot, rambut mereka acak adul gak karuan. Light dan Mello langsung menghampiri uke mereka yang lagi berpelukan.

"L-chaan!!" Light langsung memeluk L. ia melepaskan jaketnya untuk menutupi tubuh L yang hampir terekspos. L yang lagi menangis tersedu-sedu juga langsung tenggelam dalam pundak kekasihnya. Begitu juga dengan Mello dan Matt, mereka juga berpelukan. Melepas kerinduan selama mereka berpisah beberapa menit yang lalu. -halah-

"Huwee~ Melloo… Matt takutt…" kata Matt sambil menangis. Dia menenggelamkan kepalanya ke dada Mello. Sementara Mello hanya berbisik lembut untuk menenangkan uke-nya.

Seketika itu pula duo seme langsung berpandangan. Mata mereka menajam. Raut wajah mereka tampak serius. Di dalam hati mereka berkecamuk kejadian-kejadian apa lagi yang akan terjadi pada uke mereka apabila keadaannya terus begini. Hidup mereka nggak akan tenang. Terus diganggu oleh bayang-bayang bencong simpang-berotot-ganas tentu membuat mereka akan semakin memperketat penjagaan pada uke mereka. Akhirnya dengan keyakinan yang kuat, Light mengatakannya…

"Ayo, kita berangkat!" kata Light datar tetapi tajam. Cukup membuat L menatap kekasihnya itu dengan pandangan kagum. Tidak salah ia memilih Light sebagai pendamping hidupnya kelak. (cieehh…)

"Un." Mello mengangguk mantap. Mereka berdua pun menggendong uke mereka dengan gaya bridal. Siap-siap memasuki ruangan dimana mereka akan memulai hidup mereka yang baru. Entah mengapa ada lagu Almost Easy-Avenged Sevenfold mengalun entah darimana. Tidak nyambung memang, tapi jangan salahkan author.

Mereka pun sampai di ruang tunggu, dan duduk disitu selama sekitar 15 menit. Tiba-tiba suara surga menjemput mereka yang sedang tenggelam dalam kekalutan. -halah-

'Perhatian, perhatian, pesawat AirAsia tujuan Bandung-Indonesia akan segera berangkat. Diharapkan penumpang dengan tujuan tersebut segera mempersiapkan diri dan segera menuju ke Gate 1.' (a/n: karang-karangan author ajah…XD)

Light dkk langsung berdiri mendengar pengumuman tersebut. Light menengok ke belakang, memperhatikan satu-persatu Mello, Matt, dan ukenya tercinta, L.

"Ayo, kita mulai sekarang!" kata Light mantap. Mello, Matt, dan L hanya mengangguk. Mereka berempat pun berjalan menuju gerbang 1. Terus jalan hingga menemukan lapangan luas dengan pemandangan pesawat dari perusahaan berbeda yang berjejer rapi. Rambut mereka diterbangkan angin, mereka bagaikan pendekar yang siap perang. Mereka berempat mulai menaiki tangga beroda yang biasa digunakan apabila ingin naik ke pesawat.(a/n: apalah itu author tak tau)

Dan bayangan mereka pun tenggelam di balik pintu pesawat AirAsia murahan tersebut…

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Haiyah! Gak jelas seperti biasanya…XD

Makasih yang udah bersedia ripiu chapter sebelumnya..

Dan sekarang kuru tantang kalian buat review chapter yang ini! *digampar riviewers*

Ya uda kalo gitu..*kok kayak telpon-telponan?*

REVIEW!! RIVIEW!! XDD~

XDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXDXD