Gomen lama apdet XP
Kali ini kuru bermaksud merubah bahasa duoM en duoL menjadi lebih baku. Tidak akan menggunakan –lo, gue, dsb.- saya baru sadar kalo itu ternyata gak bagus. Mungkin humornya agak berkurang ya… soalnya lagi gak ada niat nulis humor saya.
Saya juga mengurangi ke-OOC-an chara di sini. Saya merasa OOC-nya kelewat parah.
ya sudlah, ayo kita mulai fic-nyah!!!!
Disclaimer punya mas TOTO T_T
Pairing MelloMatt(mello harus seme!harus!!),LightL. Udah,cuma itu!! XD
Rated T
Genre family/humor
Warning! Yaoi! Gaje! Garink! Tag masuk akal! OOC!! (demen amat buat OOC) saia sudah memperingatkan loh! Yang ga suka mending ga usah baca!
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
MM and LL goes to Bandung!!
Chapter 3
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
"Silahkan, tuan. Boleh saya lihat tiketnya?" Tanya seorang pramugari centil berambut pirang panjang. Tubuhnya terbilang imut dan agak sedikit pendek untuk seorang pramugari. Walaupun begitu tubuhnya sexy bin bohai sodara-sodara!
"Wow…! Fhuu… fhuu…" Pikiran bokep Light langsung aktif. Dia mulai suit-suitan gak jelas. Di sebelahnya, L cuma merhatiin Light pake mata pandanya sambil mengepalkan tangan. Light yang agaknya nggak sadar kalo uke-nya lagi kesel setengah mampus masih terus suit-suitan.
Malah sekarang udah mulai ngerayu-rayu ala pilem jadul.
"Ehm… mbak, mbak ayahnya tukang jual es lilin yah?"
"Eh? Es lilin?"
"Abissss mbaknya manis sih…" (hoek~ garing abis…)kata L sambil malu-malu kucing. Kedua telapak tangannya meremas satu sama lain di belakang punggungnya. Kalo dideskripsiin yah… mirip anak teka yang lagi kebelet pipis.
"Ah, mas-nya bisa ajah…" kata si mbak pirang sambil nabok punggung Light. Light malah makin berani aja, walaupun begitu, kelihatan banget kalo dia lagi nahan nyeri di punggungnya bekas ditabok si mbak tadi. Dia nggak merhatiin L yang sekarang lagi mijit-mijit kakinya sendiri. Buat apa L mijit-mijit kaki sendiri? Liat ajah nanti… khukhukhu…
"Uhm, mbak. Mbak kalo mandi pake sabun yah?" kata Light lagi.
"Hah? Sabun? Yaiyalah!! Bego amat sih, mas!" kata mbak tadi masih sambil senyam-senyum najong.
"Soalnya, mbak wangi sih… mirip sabun buat mandiin L-chan…" kata Light sambil mencium tangan si mbak pramugari.
Hilang sudah kesabaran L sekarang.
"Ehem!" si L berdehem. Ia agak maju sedikit menghampiri Light yang masih memegangi tangan si mbak pramugari. Tetapi sepertinya Light tidak mendengar karena terlalu asik memperhatikan rok si mbak itu yang pendeknya gak kira-kira.
"Ehem!!" kali ini deheman L-chan makin keras. Hal itu membuat Light menengok ke belakang dan memasang wajah tanpa dosa. Tapi ternyata senyuman maut watados ala Light tidak mempan terhadap L.
"Eeehh… L-chan~ ada apa, sayang?"
Dan seketika itu juga terdengarlah suara teriakan miris dan benda-benda bertubrukan di balik gumpalan asap putih tebal. Berantem ala anime gituh.
Brak! Bruk! Krompyang! Duass! Duerr! Boom! Jess(?)! duar! Broom! Duaaarrrr!!!
"Ayo, kita duduk!" kata L kalem sambil nyeret mayat Light yang udah gak jelas bentuknya itu. Yak! Betul! L menggunakan capoera-nya untuk menghajar seme bangsatnya kali ini.
Di belakangnya duoM angguk-angguk sambil ngikutin L yang clingak-clinguk nyari bangku mereka.
"Maaf, mbak. Kalo nomer 31-34F dimana yah?" kata L sambil naro mayat L di pundak. Dia kira manusia karung apa yak?
"Oh, mari saya antarkan!" kata mbak pramugari itu ramah. Pramugari yang satu ini beda dari yang tadi. Pakainnya sopan dan gak keganjenan kayak pramugari pirang edan maklampir tadi. (author misuh-misuh sendiri, bisa nebak gak siapa tu cewek?)
"Makasih ya, mbak!" kata L sambil tersenyum.
Mereka terus berjalan melewati beberapa deretan bangku yang hampir semuanya terisi penuh. Beberapa di antara penumpang di pesawat ini perempuan dan anak-anak. Kebanyakan terdiri dari pria yang sepertinya seorang pebisnis.
"Nah, silahkan. Ini bangku nomor 31-34F. Ada yang bisa saya bantu lagi, tuan?"
"Nggak, kok mbak. Makasih ya." kata Mello. Dia langsung mempersilahkan uke-nya duduk di bangku deket jendela, sedangkan dia sendiri duduk di sebelah kiri Matt. Mello langsung megang tangan Matt dan membawanya ke bibirnya. Matt yang diperlakukan kaya gitu bingung.
"Apa?"
Mello mengalihkan wajahnya ke arah Matt,
"Pengen aja, aku gak mau kita berantem kaya mereka," Kata Mello sambil mendelik ke couple gaje di sebelah mereka. Muka Matt langsung memerah.
Jadi mereka itu duduk di deretan yang sama, deretan F. Tempatnya itu di bagian deket jendela. Dari pinggir jendela duduk Matt di bangku 31, di sebelahnya lagi Mello nomer 32, disebelahnya lagi bangku Light, dan paling ujung bangku L. bagi yang susah ngebayangin, gunakan imajinasi anda, jauh lebih dalam, jauh lebih lelap dari sebelumnya.
Sementara itu L langsung ngelempar tubuh Light yang tidak berdaya itu ke tempat duduk. Dilemparnya gak pake perasaan banget, sumpah. Dibanting aja gituh kayak ngelempar karung beras ke dalem truk. Light jadi makin tepar.
"Mbak, kesini sebentar dong!" kata L setelah menyamankan dirinya di bangku dengan posisi jongkok, posisi terimut yang bikin author kleper-kleper.
"Ada apa, tuan? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pramugari berambut hitam digelung. Kulitnya putih seputih susu, wajahnya cantik banget, yahud banget dah!
"Mbak, saya mau chocolate milkshake, strawberry milkshake, chocolate muffin, cheese cake, blueberry shortcake, hot coffee, block sugar, chupa-chups, ice bubble, Chitato rasa original, kripik singkong, srikaya bakar, sop ayam, sate kambing, pecel lele, dan kentang goreng. Oh, satu lagi, nagih bayarannya ke dia aja. Kalo gak mau bayar tinggal gebukin." Kata L sambil nunjuk-nunjuk pipi Light yang udah pucet. Agaknya dia sama sekali gak tertarik ama cewe yahud, dia gay sih… Kalo Light baru… biseksual!.
"Ampuuunnn… L-chan~ kamu manis deh~ bayar sendiri ya, sayang…" kata Light yang tiba-tiba saja bangun dari teparnya. Dengan nada memohon, dia narik-narik baju L yang udah belel. L dengan mimik wajah gak peduli asik aja main game harvest moon di laptop apple-nya.
"Cepetan, mbak. Gak pake lama." Kata L cuek kepada mbak pramugari yang masih tak bergeming menunggu kepastian.
"Baik, tuan. Tapi mohon tunggu sebentar, saya akan mengantarkannya kalau sudah lepas landas," Kata pramugari tersebut sambil senyum. Kemudian meninggalkan L menuju dapur yang ada di pesawat Air Asia murahan tersebut.
Light dengan mata berkaca-kaca langsung meringkuk di kursinya sendiri dan mulai bernyanyi tidak jelasss….
hatiku sedih… hatiku gelisah…
L-chan-ku marah… gak punya hati…
BUAGH!!
Sepatu sneakers belel warna putih kusam menghantam wajah Light tanpa perikedetektifan.
"Perhatian… Perhatian… silahkan gunakan sabuk pengaman anda. Karena sebentar lagi pesawat Air-Asia 45060W akan segera lepas landas. Untuk cara pemakaian sabuk pengaman dan lain-lain, silahkan tanya pramugari terdekat. Terima kasih."
"Edan tuh pramugari yang ngomong. Nggak mau rugi banget," Mello ngedumel sambil nyungsep-nyungsepin dua bagian sabuk pengaman menjadi satu. Bibirnya dimanyun-manyunin, entah pengen dicium sama marmot atau karena kesel.
"Sabar…," di sebelahnya, Matt mencoba menenangkan Mello "mungkin aja emang gini peraturan di pesawat ini. Lagian juga kita ngambilnya yang murahan kok," ujar Matt sambil ngelirik Light. Light langsung membuang muka. Merasa dia jadi orang bermasalah seharian itu.
"Iya, harusnya Light-kun pilih pesawat yang mewah sekalian. Uangku sama uang Mello kalo digabung kan lumayan. Lebih dari cukup malah," ucap L sambil menggigiti jempol tangan kirinya. Yang kanan lagi sibuk main game soalnya.
"Iya-iya maap. Aku memang salah… jangan marahin lagi…" Light pasang wajah bagai anak anjing yang dibuang. Hal itu sempat membuat L tersentuh, tapi teringat bahwa semenya tadi berusaha selingkuh, nggak jadi aja deh.
"Huuu…" Mello yang masih kesel nyorakin si Light.
"Udah-udah," Matt kembali menenangkan Mello.
"Maaf, silahkan seatbeltnya dipakai. Sepuluh menit lagi pesawat akan lepas landas, Tuan," seketika semua tuan muda manis langsung menoleh ke arah pramugari yang manis itu. Manis ketemu manis, jadinya bersinar-apaan sihhh??-. Pramugari yang lain lagi pastinya. Perasaan author demen banget ngeluarin cewe cakep. Nyaaah! Author bukan yuri! Author demen ama bishie! –ceileh, curhat-
Si pramugari memudarkan senyumnya dan menolehkan wajahnya ke arah Matt, "Ah… adek kecil… sini-sini kakak bantuin pakein sabuk pengamannyaaaa…"
"Eh? Ano-itu-s-saya bisa sendiri kok mbak," ujar Matt terbata-bata. Ia melirik-lirik cemas ke arah Mello yang melototin pramugari bagai Limbad The Master. Bedanya cuma di rambut, kulit, sama kekuatan. Limbad kan maem sarapan pake oli dan paku, Mello maem sarapan pake susu dan coklat. Intinya, Mello lebih menusiawi dibanding Limbad. Halah, sudahlah.
"Udah, nggak apa-apa adek… memang tanggung jawab kakak atas keamanan di pesawat ini," jawab si mbak sambil mengeratkan sabuk pengaman di pinggang Matt. Senyum belum hilang dari wajah putihnya. Sekilas pramugari ini mirip sama pramugari yang digodain Light tadi. Bedanya rambutnya panjang dan hitam legam.
"Egh! I-iya makasih ya, mbak, " ucap Matt lemes sambil megangin sabuk pengaman biru yang melilit di pinggangnya. Setelah si mbak mengucapkan, "Sama-sama, adeekkk…" dan meninggalkan BBF kita, Matt langsung teriak-teriak minta tolong ke Mello yang masih setia dengan plototan ala Limbad-nya ke mbak pramugari pedofil tadi.
"Melloooo, tolongin," ujar Matt sambil narik-narik sabuk pengaman yang bikin dia nggak bisa bergerak sama sekali karena saking kuatnya.
"Ah? Eh-iya sayang, ayank Mello bantuin," Mello dengan sigap membantu ukenya. Setelah sedikit longgar, barulah Matt bernapas lega.
"Gila tuh cewe, tenaga king-kong," ucap Light sambil ikutan main laptop di samping L.
"Mana pedophile lagi," tambah L.
"Iya tuh, aku sampe nggak bisa nafas,"
"Perhatian… Perhatian… pasawat akan segera lepas landas. Kami masih memberi waktu 5 menit apabila anda ingin bersiap-siap."
"Iya-iya… tinggal berangkat aja napah?" ujar Light sewot.
"Ih, sewot amat sih," balas suara pramugari lewat speaker.
"Eh? Kok aneh," komentar Matt polos.
"L-chan udahan dulu maen gamenya, pake seatbelt dulu," ujar Light yang sudah insap main game dan sudah memakai sabuk pengaman di pingganganya.
"Ntaran… bentar lagi anak sapinya mau lahir nih,"
"He? Ya udah angkat dulu laptopnya, aku pasangin," L dengan senang hati mengangkat laptopnya tinggi-tinggi dan membiarkan Light memasangkan sabuk pengaman di pinggangnya.
'Colek dikit ah', pikir Light.
"Light-kun jangan colek-colek, nanti aku kasih kaki lagi," ujar L santai.
"Huuh…" selesai memakaikan sabuk pengaman di pinggang L, ia mendesah kecewa. Sedangkan L duduk dengan posisi semula. Kakinya ditekuk dan laptop bertengger manis di lututnya.
"Pesawat akan lepas landas, harap matikan segala barang elektronik yang anda bawa. Kerena hal tersebut bisa mengganggu sinyal kami."
"Tenang, tenang, laptop aku aman," ujar L bangga.
"PSP-ku juga aman!" ucap Matt bangga.
"Hape blackberry-ku juga aman!" tambah Light semangat.
"Coklatku juga aman," ujar Mello santai.
"Pesawat akan lepas landas dalam hitungan kurang dari dua puluh, harap maklum dengan guncangan yang akan anda alami."
"Ih, cerewet," ucap Matt polos.
"Eh? Adek yang tadi ya? Ati-ati ya, dek. Pegangan yang kuat," ujar mbak pramugari cerewet itu.
"Bah! Ternyata mbak yang tadi," komentar Light sambil ngikik.
"Hitungan akan kami mulai, 10… 9… 8… 7… 6… 5… 4… 3… 2… 1… Berangkat!"
"Ya oloh girang amat sih, mbak…" kata Mello sambil geleng-geleng.
"Yay! Pesawatnya jalan!" L mem-pause gamenya dan mencoba menikmati detik-detik dirinya yang akan meninggalkan tanah tempat ia tinggal selama ini, ingat, dia lahir di Eropa. Jadi, Jepang bukan tanah kelahirannya.
"Yay-yay-yay-yay…" waduh, si Matt juga ikutan girang, duo seme sih geleng-geleng.
"Diem deh. Mels, ukemu suruh diem kek," protes Light yang lagi berusaha ngelungker di tempat duduknya. Yeh, baru juga berangkat udah molor aja.
"Buh! Ukemu juga berisik," balas Mello sambil manyun, "Matt-kun ayank diem ya, bobok aja, sini-sini, bobok di pundak aku…"
"Nggak mau ah, mau main game multiplayer sama L dulu," Matt menghiraukan perkataan sang seme dan menghidupkan PSP silver kesayangannya, "L, aktifin Bluetooth-nya, main RE yuk!"
"Nggak ah, aku mau main Harvest Moon aja. Soalnya telur ayamnya mau menetas, mau dikasih nama Light-kun, hihihi…" ucap L polos, nggak nyadar kalo semenya merasa terganggu.
Mello yang baru tersadar dari dunianya karena ditolak mentah-mentah sama Matt, pasrah dahhh, "Terserah kalian berdua deh, main game aja sana! Nggak usah pedulikan seme-sememu ini, jangan hiraukan kami, huh,"
"Iya… udah main game aja dah sana berdua, aku mau istirahat…" suara berat Light yang malas-malasan sempat membuat sang uke menengok malas ke arahnya.
"Tidur sana, seme-seme bodoh, dasar tidak setia," protes L dramatis. Ia melanjutkan gamenya yang sempat tertunda. Begitu juga dengan Matt, ia terpaksa main Resident Evil sendirian.
Lama-kelamaan mereka merasa lelah juga menatap layar PSP maupun laptop. Selain suara game dari kedua pihak, hanya ada suara mendenging khas pesawat terbang bergema di telinga mereka. Mau tidak mau itu membuat mereka menjadi ngantuk dan lambat laun kejhilangan kesadaran mereka.
"Matt…"
"Hmm…"
"Udah bobok…?"
"Belom…"
"Bobok yuk…"
"Hayukkk…"
duoUke pun terlelap di bahu seme masing-masing dengan posisi imut. Tangan kiri L memeluk badan Light yang lagi ngelungker. Begitu juga dengan Matt, ia memeluk pinggang Mello dan merubah posisinya sehingga kini kepalanya berada di dada Mello.
(Author: nosebleed sebentar…)
Mereka yang terlelap itu tidak menyadari bahwa ada 3 orang pramugari fujoshi menatap bengong empat cowok BBF asoy di depannya. Pramugari yang lain lagi. Yang satu megang nampan isinya banyak minuman, yang satu megang nampan isinya kue dan cake, yang satunya lagi megang nampan yang isinya jajanan pinggir jalan. Yak, itu semua pesanan L sebelum lepas landas.
Kita biarkan pramugari-pramugari itu menatap nepsong empat tuan muda kita ya, mereka kan fujoshi… Mata mereka kan sekali-sekali perlu dimanjakan.
Yak, nantikan perjalanan mereka berikutnyaaaaa….
To Be Continued…
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Nyakakakakak… Nosebleed saya bikin adegan terakhir. So sweet… (.)
Gomen lama update, semoga yang ini lebih menarik ya. saya sengaja bikin mereka jadi polos en kayak anak kecil, jadi bacanya bisa bikin senyam-senyum najong. Saya suka ama fic yang kaya gitu.
Review? X)
