ONE NIGHT

Orsa Magnum

My 2nd story. Hope you like it. Keep reading.

OrsaMagnum

* * *

Chapter 1

Aku tidak tahu bagaimana ini dimulai dan akupun juga tidak tahu bagaimana mengakhirinya.

Pertemuan ini berlangsung sangat cepat dan singkat...

Begitu banyak hal yang belum sempat aku ungkapkan kepadanya. Tapi, satu yang terpenting...

Tuhan, berikanlah aku satu kesempatan lagi.

* * *

Aku terbangun dan mendapati diriku tergeletak di tengah jalan. Puluhan wajah menatapku iba. Aku tidak tahu yang terjadi. Aku hanya sanggup mengingat beberapa hal...

Gadis itu berjalan sambil merangkul lengan Sasuke. Mereka tertawa bahagia. Seakan-akan aku hanya sebuah patung yang tidak menarik untuk dipandang.

"Ino, kau akan berhadapan denganku."

Aku mencoba mengejar mereka. Berlari kencang tanpa menghiraukan sekelilingku. Hingga aku mendengar suara keras klakson mobil. Lalu...semuanya hilang. Lenyap. Gelap.

Dan, sekarang, aku mencoba berdiri dengan kedua kakiku. Kepalaku terasa sakit sekali.

Aku mencoba keluar dari kerumunan itu, menghindar dari tatapan-tatapan iba mereka. Tapi, sekarang, mereka malah menatapku dengan tatapan aneh dan tak percaya. Seakan aku adalah sebuah benda asing yang baru saja jatuh dari langit.

" Dia masih hidup."

" Aneh. Apa dia hantu?"

" Sungguh malang nasib gadis itu. Arwahnya menjadi tidak tenang."

Apa maksud mereka?

Kau sudah mati.

Suara siapa itu tadi?

Kau tidak perlu tahu siapa aku. Aku datang ke sini untuk sebuah tujuan.

Pria dengan jubah putih menutupi seluruh tubuhnya, berdiri di belakangku. Aku tidak tahu siapa orang misterius itu. Tapi, mengapa hanya aku yang bisa melihatnya? Mengapa sekerumun orang-orang ini tidak bisa melihatnya?

Permohonanmu terkabul.

Permohonan apa?

Permohonan untuk hidup kembali.

Jadi aku memang benar-benar sudah mati?

Ya. Kesempatan ini hanya berlaku satu malam saja.

Itu sangat singkat. Apa tidak bisa ditambahkan sedikit lagi?

Singkat atau tidak selamanya?

Hah, apa-apaan kau ini. Aku akan lebih menderita jika tidak mengatakan hal itu padanya.

Kalau begitu. Waktumu dimulai dari sekarang. Jam 12 malam nanti, kau akan lenyap dan kembali ke tempatmu yang seharusnya. Pria itu menghilang dengan tiba-tiba. Namun, aku tidak terlalu menghiraukannya. Hal terpenting yang harus kulakukan adalah... mengatakan perasaanku yang sesungguhnya kepada Sasuke.

* * *

Aku menatap rumah di ujung jalan. Ini rumah orang tuaku. Aku sangat ingin bertemu dengan mereka. Tapi, aku tidak bisa. Mereka pasti sedang menangisi kematianku. Akan sangat janggal jika mereka melihat anaknya yang sudah mati, hidup kembali dengan tiba-tiba.

" Jasad Sakura menghilang. Orang-orang mengatakan bahwa Sakura hidup kembali." Itu suara kakakku, Naruto.

" Tidak mungkin. Itu sangat mustahil. Jelas-jelas kita sudah melihat Sakura mati di tempat kecelakaan." Ibu. Itu ibuku. Wajah cerianya kini lenyap, tertutup oleh air matanya.

Mereka tidak boleh melihatku. Tidak ada yang boleh melihatku.

" Sa... kura?"

" Sai?"

" Kau masih hidup?" Lelaki itu tersenyum, kemudian memelukku dengan erat. " Kau? Aku pikir kau sudah... mati."

" Aku memang sudah mati. Tapi, entah siapa, telah memberikanku sebuah kesempatan. Ia menghidupkanku lagi."

Sai melepas pelukkannya, menatapku bingung. " Kau serius?"

" Ya. Aku serius. Tapi ini tidak berlangsung lama. Hanya berlangsung sampai malam ini, pukul 12 nanti."

Sai terlihat semakin tercengang.

" Kau harus membantuku, Sai."

" Membantu apa?"

" Aku harus menjelaskan tentang perasaanku yang sebenarnya kepada Sasuke."

" Apa?" Ekspresi Sai berubah marah. Sahabatku yang satu ini memang tidak pernah suka kalau aku menjalin hubungan dengan Sasuke. " Kau sudah lihat jelas-jelas, dengan mata kepalamu sendiri, bahwa dia meninggalkanmu untuk pergi bersama Ino. Dia jahat. Dia bukan lelaki yang pantas untukmu, Sakura. Dia yang menyebabkanmu mati. Dia yang membuatmu tidak tenang. Tolong, mengertilah."

" Tapi, aku suka padanya. Dan, Sasuke harus tau."

" Tapi..."

" Kau harus membantukku, Sai. Kumohon."

* * *

" Pertama, kau harus merubah penampilanmu. Kau tidak mungkin bertemu dengannya dengan penampilan seorang Sakura. Sasuke bisa mengira kau ini hantu." ujar Sai.

Aku dan Sai pergi ke sebuah salon terdekat. Mengubah penampilanku habis-habisan. Mengubah gaya rambut, menyamarkan wajahku dengan make up yang tebal, memakaikanku pakaian yang tertutup dan melakukan hal lainnya untuk menyamarkan seorang Sakura.

" Apa kau tidak mau bertemu dengan orang tuamu terlebih dahulu? Mereka sangat terpukul dengan kematianmu."

" Aku mau. Tapi, aku tidak bisa. Mereka akan semakin terpukul jika menemukanku dalam keadaan seperti ini. Aku sudah mati, Sai. Mereka pasti akan terkejut melihat aku yang sudah mati, kemudian hidup lagi, dan mati kembali tengah malam nanti."

Sai tertawa kecil. " Sungguh sulit berada di posisimu."

" Ya. Berdoalah, agar kau tak mengalami nasib yang sama sepertiku. Mati dengan keadaan tragis. Menyimpan sebuah perasaan yang membuatmu terpaksa harus bergentayangan seperti hantu untuk bisa mati dengan tenang."

" Bukan seperti hantu. Kau kan memang hantu." Aku dan Sai tertawa. Senang rasanya bisa tertawa seperti sekarang. Melupakan sejenak masalahku yang sangat rumit ini.

" Jadi, kusarankan, jika kau memiliki perasaan terhadap orang lain, katakanlah. Jangan kau simpan sendiri. Itu akan membuatmu tersiksa. Lagipula, kita tidak tahu kapan kita akan mati. Jangan sampai perasaan terpendamu itu menjadikanmu seperti aku sekarang ini."

Sai memandangku. Pandangannya hangat. Aku tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan dia selamanya. Sai temanku sejak kecil. Dia selalu ada di setiap masalah yang menghampiriku. Aku kasihan dengannya, mengapa Ia juga harus ikut dalam masalahku yang satu ini.

Sai menarikku ke dalam pelukannya. Nyaman, hangat dan aku merasa sangat terlindung di dalam sini. " Aku akan merindukanmu, Sakura."

" Ya, aku juga. Jaga dirimu. Jangan makan udang. Kau kan alergi udang. Dan alergimu itu sudah masuk stadium 4."

Aku bisa mendengar detak jantungnya dengan jelas dari sini. Aku ingin selamanya seperti ini. Tapi, sangat jelas ini tidak mungkin.

Sadarlah, Sakura. Kau ini sudah mati. Dan kehidupan keduamu ini akan berakhir tengah malam nanti...

* * *

Chapter 1 selesai. Maaf kalau masih ada banyak kekurangan. Doakan saya agar chapter 2 bisa rampung secepat mungkin. Keep Reading, ya...

Orsa Magnum.

* * *