Disclaimer : DID YOU KNOW WHO HAVE FMA? WHAT? I CAN'T HEAR YA! YOU RIGHT! IS HIROMU ARAKAWA! *gaya ala rocker di panggung*
Warning : OC nih! AU nih! OOC nih!
Riza menangkap kejadian yang terjadi di depan matanya. Mulutnya menganga lebar. Matanya nyaris copot dari tempatnya. Tangannya gemetaran.
Di depannya, tampak seorang laki-laki dan seorang perempuan berciuman ganas. Sang laki-laki mengangkat paha gadis itu ke atas pahanya, hingga paha gadis itu terekspos dan terkena cahaya lampu.
Saat sadar Riza ada di sana, laki-laki itu berbalik dan melepaskan ciumannya pada gadis itu.
"Ri-Riza?"
"Maaf sepertinya anda saya ganggu. Permisi!"
BRAK! Riza menutup pintunya dengan cara dibanting.
SIALAN BETUL KAU, MEYLISSE!, batinnya.
Dengan kesal, ia berjalan keluar dari Headquarters. Haknya berketak-ketuk di lantai kantor.
"Kau mau apa datang malam-malam begini di rumahku, Sir?"
Roy hanya tersenyum malu.
"Mi-minta maaf?"
Riza hanya menggeleng. Mukanya agak pucat.
"Tidak ada yang perlu di maafkan. Saya baik-baik saja, Sir. Dan oh ya, lipstik asistenku sepertinya masih ada di sudut-sudut bibir anda. Maaf saya sudah ngantuk, jadi selamat malam Sir!"
Riza pun membanting pintunya, meninggalkan Roy sendirian di luar (dan masih mengelap bibirnya dari lipstik Meylisse). Dengan lesu ia pun berjalan ke arah lift, menekan tombolnya dan tepat. Pintu lift pun terbuka dan ia pun masuk di dalamnya.
Riza berjalan keluar ke garasi apartemennya. Ia memandangi langit malam yang tidak begitu ramai dengan kehadiran bintang-bintang.
"Oh, Tuhan-kalau Kau memang ada-kenapa orang itu tidak sesuai harapanku? Sudah cukup kesabaranku!"
Riza mengeluarkan air matanya dan akhirnya menangis. Meratapi kejadian yang baru saja ia alami.
Tangisannya memecah kesunyian malam. Ia bisa saja menembak dirinya dengan baretta nya. Tapi, hidupnya juga masih panjang. Ia tidak mau menjadi orang yang cepat menyerah.
Ia tahu itu.
Akhir-akhir ini banyak masalah yang ia hadapi. Permasalahan Selim lah. Mata-mata Homunculus lah. Dan soal tadi membuat kepalanya serasa mau pecah.
Ia memutuskan untuk masuk ke dalam lagi dan menenangkan dirinya di atas tempat tidurnya. Sendirian.
Dan memutuskan melupakan semua kejadian yang dialaminya barusan.
~oOo~
A/N : Udah selesai deh! Maaf! Ini sih sebenarnya mau aku masukin di chapter ke berapaaa gitu tapi udahlah di bikin oneshot aja. Biar nanti action/adventure nya lebih banyak. Maaf ya :)
Eh kependekan ya? Sori deh. Sori. Oh ya, untuk ngerti siapa itu Meylisse, baca dulu The War Was Began Againku biar bisa lebih ngerti. Kalau gak mau, ya nggak apa-apa. It's your decision! Oh ya, maaf kalau Riza di sini agak OOC ya. Maaf banget!
Oh ya, makasih buat yang udah review semua ceritaku! I'm nothing without you all!
:)
Nagisa
