Halowww…. Minna,,,,,
Saya sangat berterima kasih, ternyata masih ada yang mau dengan sukarelanya membaca dan me review fic yang GAJE ni (author terharu)
a/n : lebay lo, jelek tau ngeliatnya
Author : "Eh, lo bisa gak sih, gak gangguin gue. Dasar parasit lo"
a/n : eit, sabar bu, puasa. Kan cuman bercanda doang, senyum dong
Author : "Terserah lo deh, yang penting sekarang gue mo lanjutin ni cerita gaje" *duduk di depan kompu*
a/n : yaudah, gue juga mo pergi bentar, met juang ya! *ngacir ke luar kamar*
HAah,,, lanjuuuutt,,,,
Disclaimer : Persona 4 punya ATLUS,
Warning : AU, OOC, OC(masih belum muncul), aneh, abal, ngaco, dsb. Romance for YosuChie, slight SouNao,,
Summary : "Naoto, tunggu!" teriak Souji tiba-tiba menghentikan Naoto yang hendak masuk ke dalam mobil. "Aku hanya ingin menitip kan ini padamu" kata Souji sambil menyodorkan sebuah benda,,,
a/n : *nongol dari pintu*
Hope, Enjoy Its,-
Memory And Infinity
Chapter 2 : Confession
Atap Sekolah
Souji-POV-
'Haaah, bosan. Si Yosuke ama Chie gak datang, Yukiko banyak urusan, kalau Kanji, Teddy, dan Rise masih belajar, Naoto? Mungkin di atap, coba ke sana deh' pikir ku sambil berjalan ke sebuah tangga menuju ke atas
Sampai di sana, ku edarkan pandangan ku, berusaha mencari sesosok perempuan yang entah kenapa penampilannya seperti seorang laki-laki. Akhirnya aku menemukannya, masih dengan topi biru kesayangan-nya yang selalu bertengger di atas rambut biru-nya. Aku lalu menghampirinya
"Hey, Naoto" sapa ku
"…" hening, tak ada balasan
"Apa yang kau lakukan disini sendirian?" tanya ku duduk di depan-nya. 'Sepertinya dia tidak menyadari kehadiran ku' pikir ku lagi. Aku lalu melihat setumpuk kertas disamping-nya, sebagian ada yang tercecer di lantai, mungkin tertiup angin, ku pungut selembar dan membacanya sekilas
"Tugas baru lagi?" tanya ku lagi, namun tetap tidak ada jawaban ataupun respon darinya, 'Apa dia segitu seriusnya mempelajari berkas-berkas ini? samapi-sampai pertanyaan dan kehadiran ku tidak dirasakannya?' batin ku bingung sendiri
Sekilas aku melihat dari balik kertas yang sedari tadi ia baca dan menutupi wajahnya. Mulutnya bergerak tanpa mengeluarkan suara dan kepalanya mengangguk-angguk ringan, sesaat aku baru ingat kenapa dia tidak menyadari kehadiran ku
Aku berdiri dari tempat duduk, berjalan perlahan ke belakangnya dan berdiri disana. Kedua tangan ku bergerak perlahan ke masing-masing telinganya, lalu…
"Jangan terlalu tenggelam dalam dunia mu sendiri, sehingga kau mengabaikan apa yang terjadi di sekitar mu" ujar ku lembut sambil melepaskan sepasang earphone dari telinganya
"Ah, Senpai! Sejak kapan?" tanya Naoto kaget + blushing karena tiba-tiba saja aku sudah ada di samping nya
"Setahun yang lalu" sahut ku duduk disampingnya
"Ma-maaf, aku tidak menyadarinya… maaf kan aku" kata Naoto minta maaf
"Sudahlah, salah ku juga yang sudah memberikan mu sebuah Mp3 player, kau jadi asyik sendiri deh jadinya" kata ku, Naoto tersenyum kecil sambil menggaruk pipinya dengan jari telunjuk, 'lucu sekali' pikir ku memperhatikannya
"Hmm, Senpai"
"Ya?" sahut ku sambil mengambil selembar lagi kertas yang tercecer di lantai dan membaca sekenanya
"Yosuke-senpai dan Chie-senpai, gimana kabarnya? Dua hari ini sejak kejadian itu aku belum melihat mereka berdua" tanya Naoto
"Hmm, yang ku tau si Yosuke pergi keluar kota, katanya ada urusan keluarga, nanti sore sudah kembali. Kalau Chie, kata Yukiko dia pergi ke rumah neneknya di Okina, katanya sore ini juga sudah pulang" jawab ku menjelaskan
"Ooh… semoga mereka berdua cepat baikan, gak enak rasanya kalau melihat ada salah satu teman kita bertengkar" ujarnya sedikit sedih, kami terdiam sejenak
"Oh ya, Senpai, bagaimana kalau kita membuat sebuah sedikit acara, pesta, atau apalah namanya di dekat sungai Amegawa nanti sore?" kata Naoto semangat, senyuman di wajahnya menandakan kalau dia mempunyai sebuah ide yang bagus
"Kau yang akan mengaturnya" kata ku langsung, sudah mengerti dengan apa yang akan direncanakan nya
Setelah membereskan kertas-kertas yang berceceran di lantai, kami pun turun menuju kelas masing-masing
End Souji-POV-
Sungai Amegawa
Normal POV
"Hah, si Souji mana sih? katanya jam setengah lima, uadah jam lima seperempat belum nongol juga tu anak, maunya apa sih? padahal baru pulang juga, udah langsung di suruh kesini, apa dia gak tau kalau gue capek banget, huh!" Sewot Yosuke, karena lelah dia lalu duduk di rumput tepi jalan setapak. Memandangi aliran sungai sambil mendengarkan musik dari headphone yang setia melingkar di lehernya
Sambil mendengarkan musik, Yosuke mengedarkan pandangannya, melihat pemandangan sunset sore itu. Sekilas mata coklat-nya melihat siluet tubuh cewe berjaket hijau, tengah berdiri di tepi sungai, sepertinya baru datang. Tanpa sadar, Yosuke terus memandangi cewe itu sampai akhirnya sang cewe berbalik dan tak sengaja bertemu pandang dengan Yosuke
"Chi-Chie" gumam Yosuke kaget setelah mengetahui siapa cewe yang sejak tadi di perhatikan-nya
"Heh, si bodoh itu" umpat Chie
Mereka sama-sama terdiam untuk waktu yang cukup lama, jarak yang lebih kurang tiga meter itu memisahkan mereka yang saling bertemu pandang dalam diam. Merasa kesal dengan kediaman ini, Yosuke mendekati Chie yang masih diam berdiri di tempatnya.
"Ku dengar kau baru pulang dari rumah nenek mu di Okina, kenapa sekarang kau ada disini sore-sore begini?" tanya Yosuke memulai dengan suara datar.
"Heh, kirain mau marah lagi. Memang nya ada larangan kalau seorang cewe tidak boleh ke sini sore-sore? Dan kau juga, kenapa ada di sini? Bukannya kau juga baru pulang" balas Chie sedikit sewot.
"…." Yosuke terdiam sejenak.
"Aku,…minta maaf soal yang di café. Aku tidak bermaksud mempermalukan mu" ujar Yosuke pelan.
"Hah? apa aku tidak salah dengar, seorang Yosuke Hanamura, calon direktur Junes meminta maaf padaku?" kata Chie sinis
"Kau tak mengerti apa yang ku rasakan saat itu" lanjut Yosuke pelan mengacuhkan perkataan Chie. Saat Chie ingin bicara lagi langsung di potong oleh Yosuke mengharuskan cewe berjaket hijau itu menjadi pendengar sementara
"Semua yang kau lakukan padaku. Kalau boleh jujur, sungguh aku sangat tertekan karena mu yang terus saja memperlakukan ku seperti sebuah mainan, selalu menjadikan ku tempat pelampiasan kemarahan dan ke egoisanmu yang aku sendiri tidak mengerti apa sebenarnya salah ku padamu" kata Yosuke sambil menunduk. Chie hanya diam mendengarnya
"Aku… kenapa selalu aku yang menjadi tempat pelampiasan mu? Kau tau, kelakuan mu di café waktu itu menjadi puncak kekesalanku" Yosuke terdiam memperhatikan, menatap dalam cewe yang berdiri menunduk dihadapan-nya. Cowo pemakai headset orange itu mengambil nafas pendek dan menghembuskannya
"Katakan… apa salah ku padamu, apa yang menjadi masalah mu? Kenapa kau selalu bersikap kasar padahal kau ini seorang perempuan" tanya Yosuke tenang, menunggu jawaban
"Kau tidak mengerti…" kata Chie sepelan mungkin, namun Yosuke masih bisa mendengarnya
"Jelas aku tidak mengerti,. Setiap kali kita bertemu, kau selalu saja membuatku kesal, memarahi ku tanpa alasan yang jelas" kata Yosuke yang mulai kesal
"OKE! Maaf aku selalu memukul mu, maaf aku selalu bertingkah kasar padamu, maaf aku selalu memarahi mu, maaf aku selalu membuat mu susah, maaf aku tidak memahami perasaan mu yang terluka karena ku. Aku minta maaf atas semua kelakuan buruk ku padamu!" teriak Chie mengeluarkan semua emosi yang tertahan, gantian Yosuke yang diam
"Kau tau kenapa aku bersikap begitu?... Aku kesepian, semua terlihat sibuk pada urusannya masing-masing, hanya aku yang tidak punya kegiatan yang berarti, aku merasa tersisih. Kau pasti bertanya kenapa aku selalu melampiaskannya padamu? Itu karena aku ingin mendapatkan sedikit perhatian, aku ingin diperhatikan oleh mu, kau tau kenapa? Karena aku menyayangi mu…" kata Chie panjang lebar, meluapkan semua perasaannya. Yosuke masih diam, memahami perkataan cewe yang berdiri di hadapan-nya, khususnya bagian akhir
"Kau selalu ada saat aku merasa kesepian, kau menghibur ku dengan tingkah bodoh mu yang selalu ingin membuat ku marah padamu. Aku ingin kau selalu berada di dekat ku karena aku sangat menyayangimu" lanjut Chie menatap pemuda yang berdiri tegap di hadapan-nya. Yosuke masih diam, Chie menghela nafas
"Hufft… aku pasti sudah gila, kenapa juga aku menyatakan perasaan ku blak-blakan seperti ini. kau pasti menganggap aku bodoh. Aku jadi ingin memarahi diriku sendiri… hampir malam, sebaiknya aku pulang" ujar Chie membalik-kan badan. Wajahnya terlihat sedih. Baru dua langkah Chie berjalan menjauhi Yosuke, tiba-tiba saja langkahnya terhenti. Yosuke memegang tangan Chie, kemudian menariknya dan langsung memeluk-nya
"Yo-Yosuke…" gumam Chie terkejut
"Jangan pergi. Aku ingin menemani mu, mengusir rasa sepi mu, aku ingin kau tetap di sisi ku. Jadi jangan pergi" kata Yosuke lembut sambilo memeluk Chie
"…" Chie hanya terdiam
"Aku juga sangat menyayangi mu lebih dari sekedar sahabat atau apalah namanya, sangat-sangat menyukai mu. Kau pikir kenapa aku tidak membalas semua yang kau lakukan padaku, kenapa aku aku selalu menuruti keinginan mu? Itu karena aku mencintai mu. Pertama kali bertemu, aku selalu memperhatikan mu, entah kenapa aku juga tidak tau. Tapi bagiku, kelakuan mu yang tidak seperti layaknya seorang perempuan itu membuatku tertarik padamu, membuatku selalu ingin di dekat mu. Aku ingin kau tau itu" kata Yosuke mengungkapkan yang mendengarnya langsung membalas pelukan Yosuke, memeluk erat pemuda yang juga memeluk-nya
"Aku… sangat menyayangi mu…" kata Chie sambil membenamkan wajahnya ke pundak Yosuke
Yosuke melepas pelukan-nya, memegang pundak Chie membuat cewe berjaket hijau itu menghadap-nya.
"Maukah kau menjadi kekasih ku?" tanya Yosuke serius, semburat merah menghiasi wajah-nya. Menatap Chie dalam sambil mengeratkan pegangan-nya di pundak Chie
"Aku..." dengan cepat Chie memeluk Yosuke, "Aku … mau" bisik-nya pelan. Wajahnya memerah se-merah tomat, sama seperti Yosuke, senyum terlihat di wajahnya
"Kalau begitu, maukah kau merubah sedikit saja sifat buruk mu itu demi ku?" tanya Yosuke lembut sambil mengusap rambut coklat Chie. Chie melepaskan pelukan-nya dan menatap Yosuke
"Hm, kau harus membantu ku" ujarnya sedikit tersenyum
"Akan selalu membantu mu, Kunti Maniak Kung-Fu-Ku" balas Yosuke yang langsung kena bogem oleh Chie
"Ugh,," Yosuke meringis sambil memegang perutnya
"Jangan panggil aku seperti itu, Tengkorak Junes" sewot Chie masih dengan wajah se merah tomat yang udah jadi jus *dibogem*
Mereka, ke dua remaja itu kini tengah tersenyum, menertawakan tingkah aneh(?) yang mereka lakukan. Tak pernah terbayangkan di benak mereka bahwa mereka akan menyatakan perasaannya satu sama lain
"Hufft,… Yosuke, kau kenapa ke sini?" tanya Chie yang kini sedang duduk sambil bersandar di pundak Yosuke
"Tadi aku baru saja pulang ke rumah, tiba-tiba saja si Souji nelpon, katanya ada urusan yang sangat-sangat penting dan mendesak. Dia menyuruh ku ke sini, tapi udah sejam nunggu tu anak malah gak muncul" terang Yosuke sewot, :kalau kau sendiri?"
"Aku di hubungi Yukiko, katanya ada masalah yang harus di bicarakan" jawab Chie
"Jadi…" mereka terdiam sejenak, tiba-tiba
'Jdarrr…' suara ledakan mengagetkan mereka berdua
"Ha? Kembang api?" tanya mereka heran, memandang langit malam yang cerah yang dihiasi sebuah kembang api yang baru saja meledak(?)
"Waaa… Selamat Yosuke-senpai, Chie-senpai!" teriak Rise dan teddy yang muncul tiba-tiba
"Rise, Teddy, kenapa…?"
'Siuuuuung… Jdaaarrr…' kembang api lagi
"YO! Yosuke-senpai, selamat ya!" seru Kanji muncul sambil menghidupkan lagi kembang api yang ada di tangannya
"Mari berpesta…" seru Souji yang juga muncul bersama Naoto dan Yukiko yang terlihat sedang mempersiapkan sesuatu
"Kalian, kenapa-" kata-kata Chie terhenti
"Rencananya berhasil dengan sangat baik, aku jadi ikut senang" kata Naoto mendekati Chie, "Selamat ya Senpai, sekarang tidak ada yang bertengkar lagi" ujar Naoto sambil tersenyum
"Chie! Selamat ya!" seru Yukiko yang langsung memeluk sahabatnya itu
"Souji, ada apa sebenarnya ini? kenapa kalian tiba-tiba-" perkataan Yosuke di potong Rise
"Masih belum mengerti ya? Ya, jelaslah untuk merayakan hubungan baru Yosu-senpai dan Chie-senpai sekaligus merayakan pembukaan toko tekstil baru milik Kanji-kun yang akan di buka besok" seru Rise senang
"Ini semua idenya Naoto, kebetulan kalian berdua pulang sore ini dan si Kanji ingin buat pesta untuk menyambut toko baru-nya" jelas Souji
"Naoto…terima kasih" kata Chie, tersenyum pada Naoto yang juga balas tersenyum
"OKE! OKE! Kita usir semua perasaan sedih, sekarang…"
"MARI LANJUTKAN PESTA!" teriak Yukiko, Kanji, Rise, dan Teddy semangat
Mereka membuat pesta barbeque dangan peralatan yang entah sejak kapan sudah tersedia rapi di sana. Dengan lampu jalan, api unggun, dan cahaya bulan yang bersinar terang malam itu menambah keceria-an para remaja yang sedang berpesta di tepi sungai Amegawa. Untunglah keadaan disana sedalng sepi jadi tidak ada yang terganggu ataupun diganggu dengan kegiatan mereka
Rise yang lagi nyanyi diganggu Teddy yang juga ikutan nyanyi dengan suara cempreng yang ancur *digigit* jadinya lagu yang di nyanyi-in juga ikutan aneh. mereka tertawa bersama karena ulah Teddy yang tidak sengaja menembak-kan kembang api ke bokong Kanji. Alhasil, Rise yang refleks dan panik mengambil emaber (dapat dari mana?) dan mengambil air sungai yang langsung dia siramkan ke Kanji, tapi yang kena malah Yosuke, yang bodohnya berdiri di dekat Kanji saat Rise menyiramkan air yang ada di ember
Kesenangan yang mereka rasakan tak terasa sudah mereka lewat kan selama kurang lebih empat jam. Dan sekarang sudah pukul 10;30 malam. Saat sedang mengobrol bersama sambil duduk melingkari api unggun, tiba-tiba seseorang mengagetkan mereka
"Maaf, Naoto-sama, kita harus segera pergi" suara Yakushiji yang sudah berada di dekat sekelompok remaja yang tengah duduk bersama
Sontak mereka terdiam dan memandang orang yang baru datang itu
"Oh ya, aku lupa sudah jam segini ya" ujar Naoto sambil bangkit berdiri dari tempat duduknya, yang lain juga ikutan berdiri
"Kau mau kemana Naoto?" tanya Souji
"Oh, ada satu lagi masalah yang harus ku selesaikan di luar kota" jawab Naoto
"Kau tidak bilang kalau ada tugas yang akan kau tangani hari ini" kata Souji heran
"Hmm,,, yah, maaf soalnya mendadak, hehehe" kata Naoto grogi
"Naoto-kun, mau pergi malam-malam begini? Apa tidak besok saja? Kau juga harus istirahat kan" tanya Rise sedikit khawatir
"Tak apa, aku akan beristirahat di mobil, lagian aku pergi bersama Yakushiji-san jadi tidak masalah. Sudah begitu, ini tugas yang di berikan Doujima-san dan aku juga tidak bisa menolak karena masalahnya cukup sulit. Aku pergi hanya dua hari jadi kalian tidak perlu khawatir" kata Naoto menjelaskan
"Hmm, tidak biasanya kalian se khawatir ini, tidak akan ada masalah, Naoto-sama aman bersama ku jadi jangan tidak usah cemas" kata Yakushiji. Semua terdiam sejenak, sepertinya suasana yang tadinya ceria berubah suram
"Hmph, sepertinya kami harus segera berangkat sekarang, kalau tidak kami akan terlambat tiba di sana" kata Naoto membetulkan posisi topi-nya yang sedikit berantakan
"Memang nya, dimana kau akan bertugas?" tanya Kanji
"Hmm, cukup jauh. Letaknya di sekitar pegunungan Kimijo (buat ndiri)" terang Naoto,
"Kalau tidak salah, disana ada desa namanya desa Okabe (juga ngasal buatnya*digeplak*). Ku dengar perjalanan ke sana lumayan sulit" kata Chie
"Apa tidak apa-apa kalau pergi malam-malam begini?" tanya Yosuke
"Tidak masalah, saya sudah sering melewati daerah itu, kebetulan ada salah satu saudara ku yang tinggal disana. Jadi tidak apa-apa" terang Yakushiji
"Sepertinya sudah larut, kalian juga harus pulang dan istirahat. Kalau begitu aku pergi dulu. Terima kasih atas pesta-nya, Yakushiji-san, ayo" ujar Naoto.
Setelah berpamitan, Naoto dan Yakushiji meninggalkan para remaja yang sepintas terlihat berwajah sedih minus Souji yang diam tanpa ekspresi. Mereka berdua menuju ke sebuah mobil yang ter-parkir tak jauh dari tempat mereka berpesta tadi
"Naoto, tunggu!" teriak Souji tiba-tiba menghentikan Naoto yang hendak masuk ke dalam mobil
"Aku hanya ingin menitip kan ini padamu" kata Souji sambil menyodorkan sebuah benda
"Pena?" tanya Naoto heran, memandangi sebuah pena berwarna biru ada corak gambar naga ditengahnya
"Itu akan berguna. Kau harus segera mengembalikannya begitu kau pulang nanti" lanjut Souji
"Hm, terima kasih Senpai" sahut Naoto menyimpan pena itu ke dalam saku baju-nya dan masuk ke dalam mobil
"Semuanya Sampai Jumpa!" teriak Naoto dari dalam mobil, sesaat kemudian mobil itupun melaju cepat meninggalkan sekelompok remaja yang masih berdiam diri di tempatnya masing-masing, memperhatikan mobil yang membawa salah satu sahabat mereka lama kelamaan menghilang menembus gelap-nya malam itu
"Haaaahhh… hari yang menyenangkan juga melelahkan" seru Kanji meregangkan badannya
"Yah, aku juga lelah, semuanya ayo pulang dan istirahat" kata Yukiko yang terlihat sangat lelah, sama seperti yang lainnya
Para remaja SMA itu pun akhirnya membubarkan diri, menuju rumah masing-masing dan mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah sangat lelah. Sementara itu Souji masih berdiri disana, entah apa yang membuatnya masih betah berdiam diri di tempat yang sudah mulai gelap karena api unggun yang sudah mati dan sinar bulan yang tadi terang sudah tertutup oleh awan malam, hanya satu sumber pencahayaan yang ada disana yaitu, lampu jalan
"Souji, tidak pulang?" tanya Yosuke sambil menepuk pundak cowo berambut mangkok itu, ternyata dia juga belum pulang
"Ah ya" sahut Souji kaget, "Kau tidak mengantar Chie pulang?" tanya Souji balik
"Dia pulang bersama Yukiko, kau belum menjawab pertanyaan ku, apa yang sedang kau pikirkan?"
"Souji menghela nafas pendek, "Tidak biasanya aku memiliki perasaan buruk terhadap Naoto" ujar Souji pelan
"Sudah, tidak akan terjadi apa-apa. Lagi pula Naoto kan sudah biasa pergi ke luar kota untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang detektif, dia pasti bisa menjaga diri apalagi dia bersama Yakushiji-san, jadi tidak apa" kata Yosuke, mencoba menenangkan sahabatnya yang terlihat gelisah
"Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa" Kata Souji, memandang langit malam yang terlihat lebih gelap dari sebelumnya. Seolah olah akan terjadi hujan badai
"Sepertinya mau hujan, ayo capat balik" ajak Yosuke
Kedua pemuda itupun pulang ke rumah mereka masing-masing, meninggalkan udara yang semakin lama mereka berada disana semakin dingin rasanya, meninggalkan udara malam yang dingin menuju tempat yang bisa menghangatkan badan…
Its beginning,,,?
T,B,c,,,,
Author : "Haahh,, Pusiiingggg,,,,"
a/n : lo napa?
Author : "Eh udah balik, gue bingung setengah mati pas tadi mikirin ceritanya YosuChie"
a/n : yeelah, makanya jangan buat cerita yang bukan kemampuan lo, pusing-pusing deh lo, dasar dodol *dilempar pentungan*
Author : "Ye, gue juga gak mau buat, tapi ni tangan gak sejalan ama otak gue, yah begini deh jadinya, kelamaan update-nya"
a/n : yasud (yasudah) cepet tutup ni cerita, kalo kepanjangan yang baca jadi bosen
Author : "Ea, ea… Reader sekalian, silakan berikan koment, saran, kritik, dll asalkan membangun dan bisa membantu saya melanjutkan fic ni *tampang memelas mode : on*
a/n : hyaa,,, REPIU-REPIU…
