Hallloowww,,, Minna,,,
Chapter 3 nih,,, gomen lama updatenya
fufufu yang ini lumayan panjang, hehehe.. langsung aja,,, ^^
Disclaimer : Persona 4 punya ATLUS, yang saya punya cuman ni, cerita super GaJe
Warning : AU, OOC, OC, aneh, dll,,,,, ~_~
Summary : Aku menatap layar hp-ku sejenak, lalu menyimpan nya dalam tas. Badan ku pegal semua, mau tidur tapi mata ini tidak mau terpejam. Iseng, ku ambil dompet ku lalu mengambil selembar foto. "Teman-teman… Senpai…" gumam ku memandangi gambar sekelompok remaja didalamnya…
Enjoy It's,,,,
Persona 4 Memory and Infinity
Chapter 3 : Feeling
Doujima Residence
Normal-POV
Sore itu sangat cerah, saking cerahnya hampir semua orang yang bermukim di komplek perumahan itu pun keluar rumah, sekedar untuk bercengkrama, bermain di taman, jalan sore, berkumpul bersama keluarga dan teman-teman menikmati sore hari dengan pemandangan sunset yang indah. Semua terlihat senang di komplek itu, tapi tidak dengan satu rumah di lingkungan itu. Bukan tidak ada penghuninya, hanya saja dua orang penghuni rumah itu terlihat sedang sibuk apalagi pemuda berambut abu-abu, dengan celemek yang terpasang di badannya, dengan sigap pemuda itu bekerja di sebuah dapur sederhana yang diketahui milik keluarga Doujima- salah seorang polisi yang bisa dibilang populer(?) di kota ini (Inaba)
"Souji-Niisan! Bisa tolongin Nanako sebentar?" terdengar teriakan dari seorang gadis kecil berambut hitam kuncir dua, gadis kecil yang menyebut dirinya Nanako itu terlihat sedang berusaha mengangkat sebuah meja, kelihatannya berat. Pemuda berambut abu-abu yang dipanggil Souji itupun segera menghampiri Nanako di ruang tamu, tapi sebelumnya dia pastikan dulu semua pekerjaannya yang sedikit lagi selesai itu aman untuk ditinggal sebentar
"Ada apa, Nanako-chan?" tanya Souji yang sudah berada di samping gadis kecil itu
"Bantuin angkat meja ini ke sudut sana, aku mau membersihkan ruangan ini" pintanya sambil menunjuk sebuah meja yang terletak di tengah ruangan yang cukup luas itu dan tempat yang dituju
"Hn" respon Souji mengerti
Sedikit kekuatan, Souji mencoba mengangkat meja yang lumayan berat (baginya) itu ke salah satu sudut ruangan
"Yak, di sini kan?" katanya sambil membetulkan letak meja-nya
"Arigatou, Souji-Niisan" kata Nanako berterima kasih, sebuah senyuman terlukis di wajah polos-nya
"Kalau tempat ini sudah bersih semua, panggil aku lagi biar meja-nya bisa diletakkan di tengah lagi" kata Souji seraya kembali ke ruang "kerjanya"
"OKE!" seru Nanako, dengan sigap dia mengambil sapu, dan segala macam peralatan pembersih rumah yang ada di rumah itu
Di dapur, Souji kembali di sibukkan dengan tugasnya. Yakni memasak makanan yang special yang tentunya untuk orang special "menurut Doujima" dan Souji ditugaskan untuk membuat makanan yang enak-enak untuk tamu special "Doujima" , sedangkan Nanako ditugaskan untuk membersihkan sebersihnya ruangan yang akan di gunakan untuk makan malam bersama tamu special "lagi menurut Doujima" pada malam itu
Saat Souji hendak mengambil piring, dia melihat sekilas hp-nya yang tergeletak di atas meja. Terlihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari layar hp. Setelah pekerjaannya yang sedikit lagi itu selesai, Souji mengambil hp-nya dan mengecek siapa yang tadi menelepon-nya hingga 20 kali panggilan tak terjawab tertera di layar hp-nya
"Hm, Naoto. 20 kali panggilan tak terjawab, ada apa ya?" gumam Souji heran sendiri. Saat 'ingin' menelepon balik Naoto, layar hp yang kini dipegangnya berubah menjadi layar panggilan masuk. Melihat nama yang tertera di layar dengan cepat Souji menjawab panggilan itu
"Hallo, Naoto. Ada apa?" tanya Souji langsung
"Senpai! Haaahh… akhirnya diangkat juga… Senpai kenapa lama banget angkatnya? Oh ya, konbanwa Senpai…"sahut Naoto dari seberang telepon. Nada suaranya terdengar sangat lega, sepertinya dia sudah tidak sabar lagi karena sudah 20 kali mencoba menelepon, baru yang ke 21 kalinya dia mencoba telepon akhirnya diangkat juga
"Konbanwa Naoto… hmm, gomen tadi aku sedang sibuk memasak, cukup merepotkan juga soalnya aku masak banyak makanan malam ini. tapi sekarang sudah selesai" jelas Souji sambil duduk di salah satu kursi di dapur itu
"Masak banyak makanan? Untuk apa? Apa disana sedang ada pesta? Pesta apa?" kata Naoto penasaran dengan pertanyaan menyelidiki-nya
"Tenang Naoto, satu-satu. Aku bukan penjahat, jadi jangan introgasi aku dengan pertanyaan menyelidiki mu itu" seru Souji
"Oh, maaf. Aku sedikit bersemangat hari ini, hmm silahkan lanjutkan" sahut Naoto
"Begini, sebenarnya tidak ada pesta disini, hmm yah kau dan Yakushiji-san sudah dua hari tidak berada di rumah, maksud ku di kediaman Shirogane, otomatis kakek mu jadi tinggal sendirian selama kalian pergi. Nah malam ini, Doujima-san ingin mengundang kakek mu untuk makan malam disini. Yah, kau tualah kalau Doujima-san teramat sangat mengagumi kakek mu itu, makanya aku dan Nanako di beri tugas untuk mempersiapkan segala macamnya untuk menyambut 'tamu terhormat' Doujim-san…" jelas Souji panjang
"Ooh, aku mengerti, jadi sekarang kalian berdua jadi pelayan ni ceritanya, hehehe" kata Naoto bercanda
"Yah… nasib" balas Souji
"Hmmpft…"
"Jangan menertawai ku" sewot Souji
"Oh, maaf, hmm"
"Sekarang gantian, kau belum menjawab pertanyaan ku tadi" kata Souji
"Pertanyaan apa?" tanya Naoto
"Ada apa kau sampai menghubungi ku, sampai 20 kali panggilan tak terjawab segala. Ada masalah apa?" tanya Souji balik. Cukup lama dia menunggu jawaban Naoto
"Aku kangen…" kata Naoto pelan, namun masih bisa terdengar jelas oleh Souji
"Aku juga kangen padamu, Naoto-chan" balas Souji lembut
"Hmm, tapi kan baru tadi siang kau menelepon, lalu kenapa sekarang kau menelepon lagi? Apa pekerjaan mu sudah selesai?"
"Hmm, ano… itu… tadi siang kan teleponnya rame-rame sama yang lain. Yah sebenarnya sekarang aku juga kangen sama semuanya, terutama Rise-chan…" kata Naoto terdengar sedih (bagi Souji)
"Jangan sedih, kami semua juga menginginkan kau segera kembali dan berkumpul bersama lagi. Hm, aku punya berita yang menarik supaya kau tidak sedih"
"Hm, berita apa? Apa Yosuke-senpai dan Chie-senpai bertengkar lagi? Atau Teddy buat masalah? Atau kalian mau pergi ke dunia tv? atau-" pertanyaan Naoto dihentikan Souji
"Sudah ku bilang, kalau bertanya itu satu-satu. Kau kan tau kalau aku tidak suka dengan pertanyaan beruntun mu itu, membuat ku pusing" sela Souji
"Ah, maaf. Aku selalu bersemangat kalau dibuat penasaran seperti ini"
"Yasudahlah… oh ya, berita-nya Rise ama Kanji udah-" sekarang perkataan Souji yang dipotong Naoto
"AHA! Aku tau!. Pasti mereka sudah jadian, benar kan?" teriak Naoto tiba-tiba memaksa Souji menjauhkan speaker hp-nya dari telinganya 'gue gak mau budeg' batin Souji
"Ya,ya kau benar dan hampir membuat gendang telinga ku rusak" sewot Souji lagi. 'aneh, baru kali ini ku dengar dia sangat bersemangat seperti ini' pikir Souji
"Ops, aku minta maaf Senpai, jangan marah ya…" kata Naoto. Nada suaranya langsung berubah rendah
"Haaah, kau tidak perlu meminta maaf lagi. Iya, si Kanji menyatakan perasaannya pada Rise sehari setelah kau pergi, tepatnya malam setelah acara pembukaan tiko baru Tatsumi" jelas Souji
"Hoo.. jadi pengen liat gimana reaksinya Rise-chan…" kata Naoto terdengar ceria kembali. "Eh, kok aku gak di kasih tau tadi siang saat semuanya ada?" tanya Naoto sedikit kecewa
"Mungkin nanti dia malu, kau akan menggodanya atau dia mau memberitahu mu sendiri secara langsung, mungkin hehehe…" canda Souji
"Hahaha… awas saja Rise-chan, akan ku goda dia nanti" canda Naoto
Another Place
"Haatchi…!"
"Rise-chan, kau kenapa?" tanya Kanji khawatir
"Ara… sepertinya ada yang membicarakan ku" kata Rise memelas
"Perasaan mu saja kali. Eh sudah gelap, sebaiknya kuantar kau pulang sekarang" ajak Kanji bangun dari tempat duduknya
"Ah, iya"
Back to SouNao
"Hmm… kau terdengar bersemangat sekali sore ini, disana menyenangkan ya?" tanya Souji
"Sangat menyenangkan disini, Senpai. Pagi hari, disambut dengan udara segar pegunungan dan kicauan burung yang indah. Disini lingkungannya alami, bersih, tidak ada polusi seperti di kota, orang-orang yang tinggal disini juga ramah Aku jadi bersemangat menyelesaikan semua pekerjaan ku disini. Kiwa-san dan Hika-san, mereka orang yang sangat baik dan ramah. Mereka pasangan suami istri yang sangat baik dan sayang padaku, aku serasa memiliki orang tua saat kami berkumpul bersama di ruang tamu . Hmm… aku jadi ingin tinggal disini…" cerita Naoto senang
"…" Souji diam mendengarkan
"Selama dua hari disini, serasa ingin tinggal selamanya…tapi itu tidak mungkin juga yah, hahaha… aku juga harus segera pulang, berkumpul lagi bersama kalian dan aku juga tidak bisa meninggal kan kakek sendirian dirumah, hmm"
"Hmm… " respon Souji. Pemuda berambut mangkok itu terdiam(melamun)
"Ada apa, Senpai?" tanya Naoto heran dengan tanggapan dari Souji
"Ah, tidak. Aku ikut senang. Oh ya, kau akan pulang malam ini?" tanya Souji langsung, sedikit kaget
"Yap, nih lagi beres-beres barang" jawab Naoto
"Ho" respon Souji lagi
"Oh, Senpai"
"Ada apa lagi?"
"Aku punya hadiah buat Senpai"
"Hm, hadiah apa?"
"Rahasia, hehehehe… Senpai tenang saja, hadiah nya pasti akan sampai ke tangan Senpai"
"Hmm… aku jadi penasaran"
"NII-Saaan… Angkatin meja-nya lagi Dong!" terdengar teriakan
"Eh, sepertinya Nanako-chan membutuhkan mu, Senpai"
"Hn"
"Kalau begitu sampai bertemu besok di sekolah, Senpai"
"Ya, kau harus jaga diri. Katakan pada Yakushiji-san agar berhati-hati mengendarai mobil malam harridan jangan lupa, pakai jaket-mu"
"Iya, ya… Senpai tidak perlu khawatir. Hmm, selamat bersenang-senang dengan makan malam nya…"
"Hn"
"Aishiteru, Senpai…" kata Naoto pelan menutup pembicaraan
"Aishiteru, Naoto" balas Souji lembut dan sambungan pun terputus
'Hmm… ini cuma perasaan ku saja atau akan terjadi sesuatu?' pikir Souji, 'Ah, tidak. Pasti cuma perasaan ku saja, semoga' batin Souji memandangi sebuah foto di layar hp-nya
"NII-San…! Ayo cepat kesini…!" lagi, teriakan Nanako menggema di rumah itu dan menyadarkan Souji yang setengah melamun
"Iya, iya… aku kesana" balas Souji seraya meninggalkan dapur dan menuju ruang tamu
a/n : disini alur nya agak maksa, jadi maklumi saja =,= ,, satu lagi, hanya 'percakapan' dua cewe ayowh lanjoet,,,
Kiwa Residence
Naoto-POV-
"Hufft… beres juga tinggal pamitan sama Kiwa-san dan Hika-san" kata ku sambil mengangkut tas dan koper. Saat berjalan keluar kamar, tanpa sengaja aku menginjak sesuatu, aku membungkuk dan mengambil benda itu
"Eh, ini kan pena yang di berikan Senpai, huft.. untung tidak hancur" aku lalu menyimpan pena biru itu ke saku baju ku lalu berjalan keluar kamar
"Sudah selesai beres-beres nya, Naoto-kun?" tanya seorang perempuan berambut coklat panjang, namanya Hika Kizaki
"Sudah semuanya, Hika-san. Oh ya, Yakushiji-san dan Kiwa-san mana?" tanya ku balik
"Mereka berdua ada diluar, sedang mengecek mobil. Mari ku bawakan tas-nya" tawar Hika
"Ah, ya, terima kasih" kami pun berjalan meninggalkan ruang tamu menuju pekarang rumah
"Ah, itu Naoto sudah keluar" seru seorang laki-laki yang seumuran dengan Yakushiji-san, Kiwa Kizaki
"Bagaimana mobilnya, apa ada masalah?" tanya ku yang baru saja tiba bersama Hika-san
"Aman, tidak ada masalah sedikit pun, hehehe" sahut Yakushiji
"Sini biar ku masukkan kopernya ke bagasi" tawar Kiwa
"Berangkat sekarang?" tanya Yakushiji
"Ya, nanti kakek malah marah kalau ditinggal terlalu lama, hehehe" canda ku
"Ada-ada saja, baiklah aku mau menyalakan mesinnya dulu" ujar Yakushiji masuk kedalam mobil
"Tidak menunggu besok saja pulang nya? Ini kan sudah malam" kata Kiwa sedikit khawatir
"Tak apa, kami sudah sering kok pulang malam seperti ini, yah demi tuntutan pekerjaan, harus bagaimana lagi" ujar ku
"Main-main lah ke sini lagi, kami akan dengan senang hati menyambut mu " kata Hika lembut lalu memeluk ku sebentar
"Hm, aku akan berkunjung lagi ke sini. Terima kasih atas semuanya" kata ku sambil menundukkan badan
"Sama-sama"
"Kalau begitu kami pamit pulang dulu" kata ku seraya masuk ke dalam mobil
"Yakushiji! Hati-hati mengemudinya…!" teriak Kiwa
"Ya" sahut Yakushiji, dan mobil kami pun melaju pelan dan perlahan bertambah cepat meninggalkan pekarangan rumah keluarga Kiwa Kizaki
"Yakushiji-san, kotak itu sudah dikirimkan?" tanya ku memulai percakapan di dalam mobil yang melaju santai
"Sudah, Naoto-sama tenang saja, kotak itu akan sampai ketangan orang yang ditujunya"
"Terima kasih"
"Sama-sama. Naoto-sama tidak tidur? Anda pasti lelah sekali menyelesaikan sisa pekerjaan tadi siang"
"Ah, ya badan ku rasanya pegal semua… tapi nanti saja tidurnya, aku mau menelepon Rise-chan dulu" sahut ku sambil mengeluarkan sebuah hp mini berwarna biru gelap, ku tekan nomor kontak Rise dan menunggu panggilan terangkat
'Tuutt.. tutt.. tutt.. Kleh..'
"Halo, Kujikawa ada disini, disana ada siapa?"
"Halo, Rise-chan, Naoto disini"
"Nao-chan! Aku kangen banget sama kamu…"
"Ah iya, aku juga kangen , hehehe…"
"Kau kapan pulangnya?"
"Hm, bukankah sudah ku bilang tadi siang kalau aku akan pulang malam ini?"
"Eh, iya, aku lupa, hehheehe"
"Rise-chan lagi ngapain?"
"Baru nyampe rumah, tadi habis jalan-jalan, shishishi"
"Ooo… pasti dengan Kanji-kun, benar kan?"
"Eeh… eng-enggak kok!"
'Pasti sekarang wajahnya memerah' pikir ku. "Sudahlah, aku sudah tau, nyantai aja kali, fufufu.."
"Da-dari mana kau tau?"
"Dari Senpai. Tadi aku menelepon nya, trus dia bilang Kanji-kun nembak kamu setelah acara pembukaan toko baru nya selesai"
"Aa.. itu…"
"Cie-cie-cie… yang udah jadian…"
"A, ap, apa-apaan sih! jangan menggoda ku, aku jadi malu sendiri nih..!"
"Hahaha… benar juga kata Senpai, kau akan malu kalau ku goda, hehehe…"
"Sudah ah! Ganti topik..!" sewot Rise
Sementara waktu tak ada yang memulai obrolan. Kami terdiam sejenak
"Hufft… rasanya, aku tak ingin dan tidak akan pernah ingin melupakan kalian semua yang sudah ku anggap keluarga ku sendiri…" gumam ku pelan
"Eh, kau bicara apa Naoto?"
"Ah, tidak. Bukan apa-apa. Eh, sudah dulu ya, aku mau istirahat, capek habis nyelesein tugas tadi…"
"Ah, iya aku juga mau istirahat. Mata ashita, Naoto-chan…"
"Jaa ne…" sambungan pun terputus
Aku menatap layar hp-ku sejenak, lalu menyimpan nya dalam tas. Badan ku pegal semua, mau tidur tapi mata ini tidak mau terpejam. Iseng, ku ambil dompet ku lalu mengambil selembar foto. "Teman-teman… Senpai…" gumam ku memandangi gambar sekelompok remaja didalamnya. 'foto kami dulu. Hmm lucu juga kalau mengingat kejadian dulu' pikir ku
Aku terus memandangi foto yang rencananya akan menjadi foto kenang-kenangan sebelum Senpai pergi, tapi ternyata Senpai masih tinggal disini. Mengingat ekspresi mereka kalau ternyata Senpai tidak jadi pindah ke Tokyo membuat ku tersenyum sendiri. Hmmm….
Puas memandangi foto itu, aku lalu memandangi kaca jendela mobil. 'Gelap sekali diluar' batin ku
"Yakushiji-san, kita masih di daerah pegunungan?" tanya ku
"Hmm, sepertinya begitu. Memang nya ada apa Naoto-sama?" tanya Yakushiji balik
"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya bertanya saja"
"Oh"
Aku kembali memandangi kegelapan luar dari kaca jendela, sebenarnya tidak terlalu gelap juga. Aku masih bisa melihat pepohonan yang meliuk-liuk karena cahaya matahari. Saat aku termenung memandangi Pepohonan yang gelap itu, sekilas mata ku melihat sebersit cahaya yang melintasi. Aku sedikit terkejut. Penasaran ku perhatikan lagi cahaya yang tiba-tiba muncul itu
"Ti-ti-tidak… tidak mungkin… itu… su.. ku.. na-"
Tiba-tiba mobil hilang kendali
"Aaakhh… ada apa ini? kenapa mobilnya jadi liar begini?" teriak Yakushiji panik sekaligus panik bukan yang juga kaget tidak tau harus berbuat apa. Mobil terus melaju tanpa arah, sepeti ada yang mengendalikan.
Entah apa yang terjadi aku mendengar mobil ini seperti sedang menurun dengan kecepatan tinggi. Dapat ku dengar jelas suara tanaman, pepohonan, bergesekan dengan badan mobil. Tubuh ku dan Yakushiji-san terumbang-ambing di dalam mobil dengan kerasnya. Lalu tiba-tiba saja pintu mobil terbuka begitu saja. Dalam waktu kurang dari 10 detik, tubuh ku yang sudah lemah langsung terhempas ke luar mobil.
"Tidaaakk.. Naotoooo…." teriakan terakhir yang ku dengar sebelum aku terjun ke sebuah sungai yang aliran nya cukup deras
Ditengah seretan air sungai yang mengalir deras, aku mencoba bertahan dengan kesadaran yang semakin membuat ku tidak berdaya. Terakhir yang ku ingat adalah kepala ku membentur batu besar dan aku sudah tak sadarkan diri lagi. Semuanya gelap.
T-B-Ccccccc,,,,,,
Author : HEAAAAAHHHHH,,,,,, SELESE JUGA NI CAP 3….! *teriak pake toa yang langsung dilempar piring ama warga sekampung karena berisik*
a/n : aha,, bikin telingan gue budge aja ni author satu -,-
Author : Biarin,,, hmm gimana nasibnya Naoto ya?
a/n : akan bersambung di chapter depan
Boleh minta saran, kritik, comment,, dll. Buat fic gaje ni….?
Review Please,,,,,
