Our Children from the Future! Part 1

Hola~ XD

Saia, Amu 'Yui Hirasawa' Hinamori yang biasa dipanggil Amu atau Yui (readers: Gak penting!) ingin sekali membuat fic ini! XD

(A/N: Dalam dialog seperti debat ditengah cerita, Yui A. adalah saia sebagai author, sedangkan Yui adalah OC! XD)

Sanada : Hoaaaaaam! Nih anak berisik amat!

Hiiro : Iya nih!

Amu : Ada apa lagi sih?

Yui A. : Rahasia dong! X9

Yui : *sweatdrop* Aneh!

Yui A. : Daripada banyak bacod, lebih baik kita mulai sekarang!

~Shugo Chara~Shugo Chara~Shugo Chara~

Disclaimer : Shugo Chara dan segala chara (kecuali yang OC) milik Peach-Pit sensei!

Genre : Family.

Rated : T dengan sedikit M Gak lemon amat!

Summary : Dua bocah pergi menuju masa lalu karena kesalahan sang adik sehingga mereka terdampar didunai 20 tahun sebelumnya. Didepan Amu dan Sanada, mereka mengaku kalau mereka anak Amu dan Sanada? Warning: OC, OOC (maybe), typo(s), future, cerita gak jelas, semi M. Bagi yang tidak suka, jika melihat fic ini dari hp silahkan tekan back yang ada dikanan. Kalau lewat PC ato Laptop, silahkan berikan kepada saia! XD *plak*

~Shugo Chara~Shugo Chara~Shugo Chara~

Peringatan : Banyak POV bertebaran

Normal

Pada tahun 2020, dimana semuanya telah menjadi serba canggih, 2 bocah berumur 6 tahun sedang merakit sesuatu. Entah apa yang sedang mereka buat.

"Nee-chan, mesin waktunya telah selesai~" teriak seorang bocah bernama Sana. Kakaknya yang merasa dipanggil segera menuju TKP -?-

"Sana, apa lagi sekarang? Kemarin kau buat mesin pembuat kopi, tapi kopinya malah jadi teh-?- (Jauh amat ya?)" kata kakaknya yang bernama Hana. (A/N: Saia peringatkan bahwa mereka kembar)

"Nee-chan, itu kan kemarin. Kali ini pasti berhasil!" teriak Sana dengan bangganya. Tentu saja ini membuat Hana menghela nafas. Bagaimana tidak, memang Sana dalam hal pelajaran sekolah dia nomor 1. Tapi kalau membuat mesin seperti ini, kemungkinan gagal adalah 95% (tambah 5 lagi jadi 100%)

"Kalau Nee-chan tidak percaya, ayo ikut!" Mau tak mau Hana pun ikut naik. Sana menekan tombol angka menjadi 20** (Tidak enak kan kalau ketahuan! :p) Hana merasakan firasat buruk. Lalu dia melihat panel angka itu.

"Sana, sebenarnya kamu mau kemana?"

"Mau ke tahun 2040. Biar bisa melihat diri kita dimasa depan!" *duak* Kepalan tangan mendarat dengan sukses dikepala Sana.

"Baka Otouto~! Kenapa kau memasukan angka 2000 kalau mau pergi ke tahun 2040?"

"Ups"

"Kita akan kemasa lalu~" teriakan itu kemudian hilang tertelan waktu.

-Skip time-

Amu's POV

Hah~ Jam 7 pagi! Waktunya aku berangkat sekolah. Padahal aku sedang malas-malasnya pergi kesekolah. Tapi, begitu mengingat pesan Sanada-nii, aku harus tetap sekolah biar lulus!

"Amu, tunggu!" terdengar suara yang tidak terlalu keras dari lantai atas. Ya, itulah kakakku, Sanada Hinamori, kelas 2 SMA. Tapi entah kenapa dia sangat malas sekolah. Dan yang mengherankan lagi, dia bisa lulus dengan nilai tertinggi? Aneh bukan!

"Kenapa kak? Aku mau berangkat nih!"

"Kakak cuma mau ngasih tahu kalau sarapanmu belum dimakan!" Waduh! Kok dia tahu sih? Padahal aku sedang terburu-buru.

"Nii-kun ada-ada saja. Tentu saja aku sudah makan."

"Jangan bohong! Tadi baru saja Ran memberi tahu kakak," Apa? Ran memberi tahu Sanada-nii? Pantas saja dari tadi dia tidak keliatan. Hhh~ Dasar! Langsung saja kusambar roti bakar itu dan langsung meluncur ke sekolah.

"Nii-kun, aku berangkat dulu ya," kataku sedikit berteriak.

"Hati-hati dijalan!" setelah dia mengatakan itu, aku langsung pergi.

Hana's POV

*buagh* Mesin yang kami tumpangi mendarat dengan tragis di darat. Entah dimana kami berada sekarang. Ini semua karena bocah sialan ini. Kalau saja dia bukan adikku sudah kulempar dia kesungai.

"Nee-chan, kita dimana?" tanya Sana kepadaku.

"Aku tidak tahu. Tapi keliatannya kita ada ditaman," setelah aku mengatakan itu dan keluar dari mesin waktu sialan itu, benar saja, kami mendarat ditaman yang ramai. Untung saja kami mendarat disemak yang lebat.

"Ini kan ditaman tempat kita biasa bermain. Ternyata 20 tahun yang lalu belum banyak berbeda," gumamku ketika melihat taman tempat kami biasa bermain ternyata tidak mengalami perubahan sejak 20 tahun yang lalu, tepatnya jaman dimana kami berada sekarang.

"Benar juga. Pantas rasanya aku pernah melihat tempat ini," Sana ikut bergumam.

"Eh, ma. Mereka berdua kenapa? Kok pakaiannya aneh?" Heh? Bocah sialan! (Yui A.: Kamu juga bocah tahu!) Beraninya bilang pakaianku aneh.

"Nee-chan, sepertinya yang dikatakan bocah itu benar. Kita belum melepas seragam SD kita," (Jah! Kirain pakaian apaan)

"Tapi, ini kan sama dengan desain pakaian mamam waktu sekolah dulu, tepatnya sekarang. Kok dibilang aneh?" Elakku. Tentu saja aku merasa heran. Jangan-jangan bocah ini belum sekolah.

Sana's POV

"Nee-chan, ayo kita pulang kejaman kita." Kataku seraya menuju mesin waktu tadi.

"Pulang? Dengan apa?"

"Dengan mesin waktu lah," *buagh* lagi-lagi tangan itu mendarat dikepalaku.

"Nee-chan kenapa sih? Senang banget ngejitak kepalaku? Ntar kalau aku jadi bodoh gimana?"

"Mesin waktu kita kan rusak! Dasar baka~!"

"He? Aku baru ingat. Kalau begitu, kita kerumah mama aja yuk. Keliatannya tata letak kota ini tidak berubah sampai 20 tahun mendatang." Kataku seraya pergi dari taman.

"Tunggu aku dong Sana!" teriak nee-chan dibelakangku. Aku terus saja berlari dengan riang tanpa mempedulikan nee-chan. Tapi entah kenapa rasanya kami berdua melupakan sesuatu.

Normal

Singkat waktu, mereka telah sampai dirumah (calon) mama mereka. Seperti yang mereka dengar dari mamanya, bahwa mamanya tinggal dirumah mereka sekarang sejak kecil.

"Ayo kak, tekan belnya!" kata Sana sedikit merengek.

"Iya iya!" *ting tong*

*kreek* terdengar suara pintu yang dibuka. Munculah sesosok manusia (Emangnya hantu?) dari balik pintu itu. Sana dan Hana menelan ludah sambil bergidik ketakutan.

"Ng? Siapa kalian? Ada urusan apa kesini?" tanya Sanada seperti menginterogasi.

"Eh kak, rasanya aku pernah melihat orang ini. Tapi dimana yah?" tanya Sana ke Hana.

"Aku juga rasanya pernah lihat,"

"Hei bocah, kalau orang bertanya jawab!" bentak Sanada.

"Ah.. Ng.. Anu…" Gagap Hana kumat.

"Nee-chan kumat lagi deh. Apa benar ini rumah Amu Hinamori?"

"Betul! Aku kakaknya! Ada apa?"

"Ka… Kamu kakaknya?" tanya Sana dan Hana seakan tidak percaya.

"Iya! Kenapa?" tanya Sanada bingung.

"Otto-san!" teriak SanaHana sambil memeluk Sanada. Sanada yang dipanggil papa oleh mereka jadi bingung.

Sanada's POV

Otto-san? Sejak kapan aku memiliki anak? Aku belum pernah menikah, apalagi melakukan 'itu'. Sebaiknya kutanya pada mereka.

"Otto-san? Aku belum pernah menikah!" kataku pada mereka, berharap mereka segera pergi dari hadapanku. Jujur saja, aku tidak terlalu suka pada bocah karena mereka berisik!

"Jangan bohong! Kaa-san yang memberi tahu kami!"

"Emang siapa kaa-san kalian?"

"Amu Hinamori!"

*ctar* Serasa ada petir menyambarku. Amu Hinamori yang jelas-jelas masih 12 tahun sudah punya anak? Dan mereka bilang aku papa mereka? Tidak mungkin kan kalau Amu telah melahirkan, terlebih lagi mereka bilang kalau aku menghamili adikku sendiri (A/N: Bagi para readers yang tidak mengerti, akan saia jelaskan! *ngambil papan tulis* Mereka bilang kalau Amu adalah kaa-san mereka, dan Sanada sebagai otto-san mereka. Tentu saja Sanada berpikir begitu karena jika Sanada benar papa mereka berarti Sanada yang telah menghamili Amu).

"Kalian jangan bohong! Amu Hinamori yang kalian cari itu masih 12 tahun!"

"Tentu saja sekarang tidak. Tapi kami datang dari masa depan, tepatnya 20 tahun yang akan datang,"

20 tahun? Ah, mereka pasti bohong. Mana ada alat sejenis dan sebangsa-?- mesin waktu yang hanya ada di film anak-anak.

"Aku tetap tidak percaya! Kalau kalian mencari Amu Hinamori dia ada di sekolahnya, Seiyo Gakuen!" setelah mengatakan itu aku langsung membanting pintu itu dengan keras sehingga kaca jendela yang ada didekat pintu sedikit bergetar. Untung tidak ada orang lain dirumah. Lalu kulihat mereka nerdua pergi meninggalkan halaman depan. Hah~ pagi-pagi gini udah nemuin hal aneh.

Normal

"Kak, kita sudah sampai," kata Sana dengan wajah tenang.

'Waduh! Sifat cool Sana sudah muncul lagi,' inner Hana.

"Nee-chan kenapa bengong? Ayo kita ke Royal Garden," kata Sana sambil pergi menuju Royal Garden. Hana pun ikut pergi.

Di Royal Garden, terlihat para guardian sedang bersantai sambil minum teh (Ini telah mengganggu pikiran saia. Kegiatan mereka persis dengan Ho-kago Tea Time, yaitu tidak pernah lepas dari acara minum teh. Peach-Pit yang meniru Kaki Fly, sebaliknya atau memang tradisi anime jepang? Tolong dihawab melalui review. XD)

"Halo~! Ada orang?" teriak Hana diluar.

"Nee-chan malu-maluin," kata Sana sambil sweatdrop. Segera Tadase membuka pintu Royal Garden.

"Hai! Kalian murid sekolah ini ya?" (Ya ampun Tadase~ dilihat dari seragamnya juga sudah jelas kan? Hanya saja mereka datang dari masa depan)

"Iya! Apa disini ada Amu Hinamori?" tanya Sana

"Hinamori, ada orang mencarimu!" teriak Tadase memanggil Amu. Amu pun langsung menuju pintu depan.

"Kalian mencariku? Ada apa?" tanya Amu kepada mereka berdua.

"Kaa-san~!" teriak Hana sambil memeluk Amu. Sana? Tetap stay cool. Para guardian cengo berat, sementara Amu cengo parah ditambah syok.

'A… Aku mama mereka? TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!' inner Amu.

~TBC~

Author side:

Yui A. : Hah~ Akhirnya selesai!

Sanada : Hoi author, fic mu yang sebelumnya kan belum selesai, malah udah bikin yang baru.

Yui A. : Gomen! Soalnya ide saia sedang mengalir dengan derasnya! Kalau gak segera dipublish nanti saia lupa.

Amu : Itu hanya alibi sang author. *sweatdrop*

Yui A. : Kepada para readers sekalian, maaf kalau ceritanya ancur, gak jelas, jelek, pendek. Soalnya ini pertama kali saia bikin fic seperti ini. Minta bimbingannya jika ada yang salah. Akhir kata, review please?