JADI! Ini birthday fic buat ~SunnyGreen. Dia ultah kemaren. Ini drabble doang, jadi maap ya. Tapi yang penting jadi lah.
Avelina di sini adalah Portugal, OC-nya SunnyGreen. (Kalau mau tahu kayak gimana orangnya, Avelina itu mirip Portugal-nya himaruya yang cewek rambut coklat panjang itu. Yang ada sejenis kepang kecil-nya.)
OKE! Cekidot yaaaa~
"Ave-"
"Não, Arthur."
Jemari Avelina berhasil terlepas dari genggaman Arthur, seakan angin yang bertiup kencang itu mampu meniup jari lentik Avelina. Dengan kesal ia beranjak pergi dari Arthur, mendengus. Arthur memanggilnya lagi.
"Dengar, Avelina, kau tidak bisa begitu."
"Bisa saja," jawab Avelina ketus, "Tidak perlu mendengar ucapan selamat ulang tahun dari siapa pun kok."
Avelina memutuskan untuk duduk di samping pelabuhan tersebut. Baju oranye-nya mengkontraskan birunya lautan dengan sempurna. Awan dan helaian rambut coklatnya menari di sela-sela angin laut. Avelina bisa melihat bayangan Arthur di pantulan laut, mendekat ke arahnya. Ia memalingkan muka.
Tetapi mata Arthur bisa menangkap mata hijau Avelina. Ia bisa melihat bagaimana matanya berinang air mata, tetapi tidak bisa jatuh seakan matanya melarang air tersebut bersatu dengan air laut.
"Aku sudah bukan apa-apa lagi, Arthur," suaranya tersendat-sendat. "Aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Aku bukan lagi empire yang ditakuti semua orang. Aku sudah kehilangan semuanya... dan Lu."
Arthur secara refleks memikirkan Luciano. Gah, anak itu. Anak kesayangan Portugal di antara semuanya meskipun keduanya saling bersifat tsundere terhadap satu sama lain. Pikirannya kembali lagi ke Avelina, mukanya direnggut kesedihan. Seberapa bencinya dia dengan ekspresi tersebut, Arthur memaksa muka Avelina untuk menatapnya.
"Ave, dengar ya," Arthur mengambil sesuatu dari tas-nya. Scones. Tapi, tumbennya, scone tersebut terlihat normal-normal saja. Ia menyalakan lilin yang telah ditancapkan di atas scone tersebut. "Terserah saja. Kau sudah tambah tua, bukan lagi seorang empire, anak-anakmu sudah pergi meninggalkanmu, dan Irmão-mu tidak lagi mencintaimu."
Avelina menampar Arthur.
"E-eh! T-tapi tunggu dulu! Sejelek apapun kata-kata yang kusebutkan tadi," ia mulai bersemu merah. "Kau... kau tetep saja cantik kok bagiku. Seperti lilin yang ditiup, yang akan berbekas seumur hidup menandakan umurmu."
Avelina terkejut dengan perkataan Arthur.
Arthur memerah seperti udang rebus.
Hening sesaat.
Akhirnya, Avelina mengambil scone yang ia curigai bukan dibuat oleh Arthur, tetapi sebagian dirinya mengetahui bahwa itu buatan Arthur. Ia meniup lilin tersebut. Ia menatap Arthur, senyum manisnya berhasil melengkapi wajah cantiknya.
"H-happy birthday, Avelina."
"Aww, Iggy," Avelina tersenyum jahil, "akhirnya bisa juga kamu bilang sesuatu yang romantis seperti itu."
Avelina tertawa terbahak-bahak, berlari meninggalkan pelabuhan tersebut dan juga Arthur, membawa scones tersebut pulang. Arthur sendiri sangat ingin menyembunyikan dirinya dalam-dalam di lautan tersebut saking malunya.
FFFFFFFHAHAHAHAHA
Fic ini gajebo. Tapi yang penting selesai. Jadi HBD ya, ~SunnyGreen~! WYATB!
