Rin: Gomen baru update sekarang, soalnya minggu ini sibuk dengan PR yang numpuk. Oke seperti janji saya semuanya akan terungkap disini dan ini juga merupakan 'Last Chapter'.^_^
Ry: Oke nggak usah banyak bicara, Let us begin the story…
"LOVE"
Disclaimer: Saya bukan pemilik Naruto, Naruto masih jadi milik 'Masashi Kishimoto'.
Rated: tentu saja M *Devil Smile*
Pairing: SasuSaku forever ever after
Genre: nggak bisa jauh-jauh dari 'Romance'
Warning: OOC, AU, Miss Typo(s), abal, gaje, Lime (maybe)
Ino membuka pintu kamar Sakura. Terlihat kamar itu masih gelap tanpa penerangan dari matahari karena tirai jendela menghalanginya.
"Sepertinya Sakura belum bangun." Batin Ino
Ino pun menghampiri tempat tidur Sakura, tapi karena gelap Ino tidak bisa melihat. Ino pun akhirnya membuka tirai jendela dan membiarkan cahaya matahari masuk menyinari setiap sudut kamar yang ditempati Sakura.
Ino bisa melihat Sakura yang masih bergelut didalam selimutnya mulai merasa risih karena silaunya cahaya matahari yang menyinari langsung wajah putihnya dan akhirnya terbangun. Sakura melihat sekeliling kamarnya dan melihat tirai yang terbuka. Sakura berniat menutup kembali tirainya supaya dia bisa kembali tidur tapi baru satu langkah Sakura berjalan kakinya terasa lemas dan itu membuat Sakura hampir terjatuh kalau Ino tidak menolongnya.
"Kau tidak apa-apa, Sakura?" Tanya Ino khawatir.
"Aku tidak apa-apa, dan kapan kau masuk kesini Ino?" Tanya Sakura balik.
"Aku sudah disini dari kau belum bangun, memangnya kau pikir siapa yang membuka tirai itu." Kata Ino sambil menunjuk tirai kamar Sakura.
Sakura hanya diam mendengar temannya itu berbicara, sampai Ino memegang jidat Sakura dengan tangannya.
"Sakura, badanmu panas sekali. Kau sakit?" Tanya Ino khawatir.
"Tidak apa-apa kok, ini cuma demam biasa sebentar lagi juga sembuh." Kata Sakura sambil mencoba tersenyum.
"Sepertinya ini gara-gara kau terkunci di gudang kemarin deh." Kata Ino sambil membopong Sakura kembali ke tempat tidurnya.
"Mungkin." Kata Sakura pendek karena menahan sakit kepala yang mulai menyerangnya.
Ino membaringkan Sakura ditempat tidurnya , kemudian Ino keluar dari kamar Sakura dan kemudian datang dengan membawa baskom kecil dan lap untuk mengompres kepala Sakura.
"Bagaimana sudah baikkan belum?" Tanya Ino.
"Sudah lebih baik dari yang tadi." Kata Sakura pelan.
"Kau ini membuatku khawatir tahu. Aku sempat tidak percaya kalau sakit, selama ini kau jarang atau lebih tepatnya tidak pernah sakit. Kenapa sekarang bisa tiba-tiba sakit begini hanya karena kedinginan." Kata Ino.
"Aku tidak tahu." Kata Sakura pendek.
"Kau tidak tahu apa tidak mau tahu soal demam mu ini." Kata Ino memandang Sakura.
"Aku benar-benar tidak tahu Ino." Kata Sakura.
"Sakura, kita ini berteman sudah lama. Dan aku tahu apa yang bisa membuat mu demam tiba-tiba seperti ini." Kata Ino.
"Memangnya apa?"
"Kau terlalu memikirkan masalah yang terjadi, dan lebih buruknya kau tidak pernah menceritakannya kepada orang lain. Kau selalu begitu dari kita kecil selalu menyimpan semuanya sendiri, kau tidak pernah berbagi masalahmu kepadaku yang tidak lain adalah sahabatmu sendiri. Aku tahu kau tidak mau menyusahkan orang lain, tapi sikapmu yang seperti ini membuat semua orang khawatir." Kata Ino tegas.
Sakura hanya diam mendengar perkataan Ino, Ino hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Hah… Sudahlah lebih baik kau ceritakan apa masalahmu dengan Sasuke-kun sampai kau kepikirkan dan sakit begini."
"A-apa maksudmu Ino, dan lagipula aku tidak ada masalah apa-apa dengan Sasuke." Kata Sakura sambil menatap tajam Ino tanpa menyadari mukanya yang mulai memerah karena mendengar nama 'Sasuke'.
"Wah… Wah… Tumben kau tidak memanggil Sasuke-kun dengan sebutan 'ayam'. Jangan-jangan kau mulai menyukai Sasuke-kun yah?" Goda Ino.
"A-apa? kau jangan gila donk Ino, mana mungkin aku menyukainya. Yang ada aku sang-at-sangat membencinya." Kata Sakura.
"Yang benar kamu membencinya?" Tanya Ino.
"Benar, untuk apa aku berbohong."
"Kalau kau tidak bohong kenapa wajahmu merah?" Kata Ino sambil memperhatikan wajah Sakura yang semerah kepiting rebus.
"I-ini karena aku lagi demam, makanya wajahku merah." Bela Sakura sambil menutup wajahnya yang memerah.
"Kalau benar karena demam, kau tidak perlu menutupi wajahmu kan." Goda Ino.
"Sudahlah Ino, lebih baik kau keluar aku mau istirahat." Kata Sakura sambil menarik selimutnya sampai menutupi wajahnya.
"Baiklah… Tapi kalau kau perlu bantuan untuk mendapatkan Sasuke-kun, kau tinggal bilang kepadaku. Daripada kau menangis seperti semalam." Kata Ino yang membuat muka Sakura tambah merah karena Ino mengetahui kalau semalam dia menangis.
Ino berjalan ke arah pintu dan membukanya, sebelum Ino keluar dia memandang Sakura.
"Sakura, kau tahu tidak kalau BENCI itu singkatan dari 'benar-benar cinta', dan itu artinya kau mencintai Sasuke." Kata Ino sambil tersenyum dan keluar dari kamar itu.
Sakura yang mendengar suara pintu yang ditutup, menurunkan selimut yang menutupi wajahnya. Sakura menghela nafas mengingat kata-kata terakhir Ino sebelum keluar dari kamarnya.
"Benar-benar cinta yah, kalau itu benar seharusnya aku senang bisa merasakan jatuh cinta. Tapi kenapa rasanya dada ini sakit saat mengingat kata-kata Sasuke semalam." Kata Sakura sambil meremas pelan dadanya mencoba menahan rasa sakit yang dirasakannya.
Sakura memang sudah menyadari kalau demamnya ini karena memikirkan kata-kata Sasuke setelah kejadian terkunci di gudang. Dan tidak dipungkiri kalau dia mulai jatuh cinta dengan Sasuke, tapi Sakura takut kalau Sasuke tidak menyukainya. Hal itu membuat air mata Sakura jatuh kembali dan air mata itu semakin deras saat mengingat apa yang mereka lakukan saat mereka terkunci. Sakura pun tertidur setelah puas menangis.
oOo
Sakura membuka matanya dan melihat kearah balkon kamarnya yang mengarah ke laut. Sakura melihat pemandangan tersebut tanpa menyadari ada orang lain dikamar itu selain dirinya.
"Aku tidak tahu kalau kau sangat menyukai laut." Kata orang tersebut mengkagetkan Sakura.
"Sa-Sasuke." Kata Sakura kaget.
"Hn."
"Ke-kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Sakura dengan gugup.
"Aku cuma mau mengantarkan ini." Kata Sasuke memperlihatkan sebuah boneka beruang bewarna coklat dan meletakkannya disebelah Sakura.
"U-untukku? da-dari siapa?" Tanya Sakura lagi dengan nada gugup (Author: Sepertinya Sakura terkena penyakit gugupnya Hinata deh…=.=)
"Hn, dari kakakmu." Kata Sasuke pendek.
"Hah… Dari Sasori-nii, memangnya kapan Sasori-nii kesini?" Tanya Sakura kaget.
"dia belum datang kesini, katanya mereka besok baru datang kesini. Dan boneka itu dipaketkan dulu ke sini, kata Itachi itu Sasori lakukan supaya kau tidak kesepian." Kata Sasuke.
"Itachi-nii juga akan kesini?" Tanya Sakura lagi.
"Iya, mereka kan satu jurusan di universitas dan sepertinya apabila kakakmu ada disini sekarang pasti dia akan mendobrak pintu kamar ini karena khawatir mengetahui adiknya sakit." Kata Sasuke.
Sakura hanya diam, teringat kembali kejadian dimana Sasori mendobrak pintu kamar Sasuke. Sebenarnya Sakura juga kaget kenapa Sasori bisa ada dirumah Sasuke, tapi itu terjawab ketika Sasori mengatakan kalau dia dan Itachi adalah sahabat dari SMA.
"Kalau begitu aku keluar dulu sekarang, dan sebaiknya kau tidur lagi saja." Kata Sasuke melangkah keluar dari kamar Sakura.
"Sa-suke." Panggil Sakura pelan.
"Hn." Kata Sasuke sambil berbalik melihat Sakura.
"Terima kasih sudah mau mengantarkan boneka ini." Kata Sakura dengan muka merah.
"Hn." Kata Sasuke sambil berlalu dari kamar itu.
oOo
Sakura tersenyum-senyum sejak Sasuke keluar dari kamarnya. Sakura juga bingung apa yang membuatnya tersenyum begitu. Padahal Sasuke hanya sebentar disitu tapi hatinya sudah senang begitu. Bagi Sakura itu saja sudah cukup walaupun dia tidak dapat memiliki Sasuke.
that everything you do
everything...
everything you do
everything that you do
everything you say
everything that you say
Suara dering hp Sakura terdengar, Sakura mengambil hpnya yang terletak di meja sebelah tempat tidurnya. Dan melihat tulisan 'Sasori-nii calling', Sakura menekan tombol hijau dihpnya.
"Halo aniki…" Kata Sakura.
"Halo Sakura, bagaimana kabarmu disana?" Tanya Sasori.
"Aku baik aniki, aniki jangan khawatir."
"Baguslah kalau begitu. Oh, iya bagaimana jalan-jalanmu dipantai tadi siang?"
"Hah… Maksud aniki apa dengan jalan-jalan?" Tanya Sakura tidak mengerti.
"Loh bukannya tadi siang kau jalan-jalan di pantai bersama Ino?" Tanya Sasori balik.
"Siapa yang bilang aku jalan-jalan ke pantai?"
"Sasuke, tadi siang waktu aniki meneleponmu tapi tidak diangkat jadi aniki telepon ke nomor Sasuke. Dia bilang kau lagi jalan-jalan bersama Ino dan hpmu kau tinggal. Makanya aniki tanya bagaimana jalan-jalanmu tadi, kalian benar jalan-jalankan?" Tanya Sasori.
"Iya kak, tadi kami memang jalan-jalan. Maaf kalau aku tidak mengangkat telepon aniki."
"Iya tidak apa-apa. Oh iya, kau sudah jadian yah dengan Sasuke?" Tanya Sasori ingin tahu.
"Hah… Si-siapa yang bilang?" Tanya Sakura gugup mukanya kembali merah.
"Sasuke yang bilang, katanya kalian sudah jadian semalam. Aku saja sampai kaget tadi waktu dia bilang begitu."
"Memangnya Sasuke bilang apa saja?" Tanya Sakura.
"Katanya begini 'mulai hari ini aku dan Sakura sepasang kekasih, jadi mulai sekarang aku yang akan menjaga Sakura. Kau bisa fokus kepada pacarmu saja'. Begitu katanya." Kata Sasori meniru perkataan Sasuke.
Sakura yang mendengar itu membeku dan menjatuhkan hpnya ketempat tidurnya. Tanpa banyak bicara Sakura segera bangun dari tempat tidurnya dan berlari keluar kamarnya meninggalkan hpnya yang masih tersambung dengan Sasori. Tapi, tidak dipedulikan oleh Sakura.
Sakura berlari menuruni tangga. Sampai dilantai 1 dia melihat Ino dan teman-teman lainnya sedang minum the.
"Ino, kau lihat Sasuke tidak?" Tanya Sakura.
"Ti-dak, memangnya kenapa?" Tanya Ino balik.
"Tidak apa-apa, masa kalian tidak tahu dia ada dimana?" Tanya Sakura sambil mengedarkan pandangannya keseluruh teman-teman ceweknya.
Semuanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. Saat itu Sai, Naruto, Neji, dan Shikamaru masuk ke ruangan itu. Terlihat dari pakaiannya mereka sepertinya baru selesai bermain di pantai. Sakura segera menghampiri ke empat cowok tersebut.
"Kalian tahu Sasuke ada dimana sekarang?" Tanya Sakura.
"Tadi dia bersama kami, tapi katanya dia mau lari sebentar keliling pantai baru kembali kesini. Memangnya kenapa?" Kata Naruto.
Tanpa menjawab pertanyaan Naruto, Sakura berlari kearah pantai. Ino yang melihat Sakura berlari kearah pantai berusaha mengejarnya, tapi Sai menghalanginya. Ino pun hanya bisa melihat Sakura dalam pandangan semoga tidak terjadi apa-apa.
oOo
Sakura berlari dan terus berlari sampai dia tiba di tepi pantai. Sakura mencari keberadaan Sasuke, tapi nihil, Sakura tidak melihat Sasuke dimana pun. Sakura berusaha terus berjalan untuk mencari Sasuke, tapi sia sudah sampai batasnya karena demamnya membuat tenaganya cepat terkuras.
Sakura terduduk ditepi pantai tersebut, dia ingin bertemu Sasuke dan menanyakan apa alasannya mengatakan kalau mereka pacaran kepada kakaknya. Bukannya Sasuke benci kepadanya tapi kenapa dia berbuat begitu bahkan mengatakan kalau dia akan menjaganya.
"Sakura, kenapa kau disini?" Tanya seseorang dibelakang Sakura.
"Sasuke…" Kata Sakura sambil menghambur ke pelukkan Sasuke.
Sasuke yang kaget dipeluk tiba-tiba oleh Sakura hanya bisa diam. Sakura menangis dalam pelukkan Sasuke, setelah Sakura puas menumpahkan seluruh persedian air matanya. Sasuke menarik wajah Sakura sedikit dari pelukkannya, dan menghapus jejak air mata diwajah putih itu.
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Kenapa kau disini?" Tanya Sasuke.
"A-aku ingin bertanya kenapa kau bilang kepada kakakku kalau kita pacaran."
"Itu karena-"
"Jangan bilang kau hanya iseng." Potong Sakura sambil menatap wajah Sasuke.
"Kalau aku bilang iseng memangnya kenapa?" Tanya Sasuke.
Sakura hanya diam dia menatap Sasuke dengan pandangan nanar. Hatinya sakit bukan main mendengar perkataan Sasuke, tapi Sakura tidak peduli dia ini Sasuke tahu perasaannya walau Sasuke akan menolaknya Sakura tidak peduli asalkan dia bisa meringankan beban yang ada dihatinya.
"Kalau kau bilang itu hanya iseng, kau benar-benar jahat Sasuke." Kata Sakura pelan.
"Aku memang jahat dari dulunya kan, bukannya kau tahu itu. Dan untuk apa kau memikirkan hal itu, bukannya kau tidak menyukaiku." Kata Sasuke dingin.
"Kau salah Sasuke, Aku sangat mencintaimu. Dan sejak kejadian semalam aku tidak bisa mengontrol perasaan sukaku kepadamu." Teriak Sakura didepan wajah Sasuke.
Sasuke yang mendapat pengakuan cinta dari Sakura itu tidak bisa menyembunyikan wajah kagetnya. Sasuke yakin Sakura pasti hanya bercanda, tapi ketika melihat wajah Sakura yang merona setelah mengatakan hal itu. Entah kenapa hati Sasuke mengatakan kalau pernyataan cinta itu sungguhan bukan bercanda.
Sebenarnya Sasuke sudah menyukai Sakura sejak mereka pertama kali bertemu. Berbagai cara dilakukan Sasuke supaya Sakura melihat dirinya tapi Sakura tidak juga melihatnya, yang ada dimata Sakura hanya Sasori. Karena itu Sasuke menjahili Sakura supaya Sakura melihatnya dan hal itu berhasil, Sakura melihatnya walau bukan sebagai teman tapi sebagai rival. Hal itu sudah cukup bagi Sasuke.
Dan sekarang Sakura menyatakan cinta didepannya, ini bagaikan mimpi bagi Sasuke. Sasuke memandang wajah Sakura, onyx dan emerald bertemu saling berusaha meyakinkan lawannya kalau ucapan tadi bukan main-main dan langsung dari hatinya yang terdalam.
"Aku juga mencintaimu, Sakura." Kata Sasuke memecah keheningan diantara mereka.
Sasuke memeluk Sakura dengan erat, sudah sejak lama Sasuke ingin memeluk Sakura dengan seluruh jiwa dan raganya. Dan hari ini dia bisa mewujudkan keinginannya.
"Jadi hari ini kita resmi pacaran yah?" Tanya Sakura dengan wajah merah.
"Menurutmu?" Tanya Sasuke balik.
"Kau ini selalu mau aku yang mengatakannya." Kata Sakura sambil cemberut.
"Hei… Hei… Jangan cemberut begitu, kau lebih cantik kalau kau tersenyum." Kata Sasuke sambil tersenyum.
Senyuman tulus pertama untuk Sakura. Sakura yang melihat itu memerah wajahnya, Sasuke mengambil kesempatan itu untuk mencium bibir Sakura. Sebuah ciuman tanpa nafsu, Sakura yang tadinya kaget ikut terbawa dengan mengalungkan tangannya dileher Sasuke dan Sasuke juga memeluk pinggang Sakura dengan erat. Ciuman pertama mereka sebagai sepasang kekasih dengan deburan ombak dan matahari terbenam sebagai latarnya.
oOo
Malam hari dikamar Sakura dengan cahaya yang hanya berasal dari bulan. Dua orang sedang memadu kasih dibawah selimut. Saling berusaha supaya lebih unggul dari yang lain.
"Sasuke… Capek." Rengek Sakura kesal.
Sudah 2 jam mereka melakukan kegiatan itu, tapi Sasuke tidak ada puasnya. Dia terus menggigit leher jenjang Sakura yang sudah penuh dengan bercak merah. Sasuke menggigit dan menjilatnya terus sehingga membuat Sakura mendesah.
"Nggg…. Sa-suke….. Hentikan aku capek… Hah… Hah…" Desah Sakura.
"Baiklah… Baiklah… Karena kau sedang sakit kita cukupkan untuk malam ini. Tapi besok kita lanjutkan." Kata Sasuke sambil menyeringai.
"Dasar Sasuke PERVERT." Teriak Sakura.
"Tapi kau suka kan?" Goda Sasuke yang berhasil membuat wajah Sakurah merah.
Selesailah malam itu dengan sebuah acara pertengkaran yang akan menjadi penghias hubungan diantara mereka.
THE END
Rin: Akhirnya, cerita ini selesai juga. Bagi yang udah mereview fic ini saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan maaf kalau chap terakhir ini kurang memuaskan. m(_ _)m
Ry: Saya mewakili Rin mohon maaf pada Cuteshiibeauty kalau lemonnya disini sedikit dan juga tidak ada sex toy. Dan aku juga minta maaf kalau ceritanya kurang memuaskan.
Ry and Rin: Akhir kata buat Authors dan Reader Please Review.
