Hajimemashite Minna-san… fuyu disini… ini ff pertamanya fuyu, maaf ya kalo jelek dan mhon bimbingannya *membungkuk dalam-dalam…

Ok, tanpa ba-bi-bu lagi, Happy reading….


FRIENDS

Rating: Teen- Friendship

Disclaimer: CLAMP. Semua karakter disini miliknya CLAMP dalam karyanya, Tsubasa Reservoir Chronicle.

Warning: OOC(maybe), GaJe, Typo, dll..

gak suka jangan Baca,

yang baca tolong Komentarnya ya…

Sakura POV

"Kau tidak apa-apa wahai iblis cantik?" Tanya suara lembut itu. Aku mendongak, menatap ke arah suara. Sepasang mata biru itu menatapku dengan lembut, aku balas menatapnya dengan pandangan bertanya. Sosok perempuan itu, sukses membuatku terpana. Rambut panjang dan gaun putihnya yang bercahaya serta sepasang sayap putih yang terpasang di kedua punggungnya. Aku mengenal sosok itu, sesosok malaikat. Menatapku dengan lembut, tersenyum kepadaku sambil mengulurkan tangannya kepadaku. "Kau sakit?" tanyanya lagi, mencoba bersahabat. Aku memalingkan wajahku, berusaha sebisa mungkin agar mata berwarna coklatku tidak tertawan lagi ke dalam matanya yang berwarna biru tersebut.

"Apa urusanmu malaikat?" tanyaku ketus. Kupegang lututku yang berdarah. Semenit, tak ada jawaban dari si malaikat, namun aku merasakan sensasi hangat yang mengalir ke dalam tubuhku lewat lututku, aku menatap ke depan, sang malaikat itu tengah memposisikan telapak tangannya beberapa sentimeter di atas lututku, kemudian kulihat sinar lembut dari telapak tangannya yang membuatku berfikir, mungkin sensasi hangat yang tengah kurasakan adalah sensasi hangat yang kuterima dari telapak tangannya itu dan dalam hitungan detik, luka dilututku menutupku, sekejap aku terpana, sebenarnya bukan hal yang aneh seorang malaikat bisa menyembuhkan luka seorang iblis sepertiku, tapi, baru kali ini aku menemukan seorang malaikat yang tanpa basa-basi mengobati seorang iblis. (biasanya, mereka selalu menjauhi kami, para iblis).

"Dengan begini, kamu akan baik-baik saja" ucapnya. Bangun dari jongkoknya, sedikit merapikan bagian bawah gaunnya kemudian berbalik pergi.

"Matte.." tanyaku parau menghentikan langkah si malaikat itu. Malaikat itu menoleh ke arahku, meski bingung, dia tetap mengulaskan senyumnya untukku, padahal malaikat manapun tak pernah mau memberikan senyum mereka untuk kami para iblis. Dia malaikat yang aneh. "Namae?" tanyaku langsung. Agak kasar memang tapi mau bagaimana lagi? Kami tak pernah diajari berbicara sopan selain kepada manusia (atau lebih tepatnya 'sopan' agar mereka dapat kami kelabui).

"Tomoyo, anata?"

Akh, sepertinya dia tak peduli dengan gaya bicaraku, dia tetap tersenyum, malah aku melihat senyumnya makin lebar, mungkin dia senang karena aku menanyakan namanya.

"Sakura," Balasku kemudian aku mendekatinya, mengacungkan telunjukku kepadanya dan dengan senyum sinis aku menantangnya.

"Tomoyo," dengan lancang aku langsung memanggil nama depannya-sesuatu yang tidak sopan untuk ukuran baru bertemu- "Aku pasti akan membalas perbuatanmu, aku akan membuatmu menjadi temanku" ucapku pasti. Sejenak raut wajah Tomoyo berubah. Tak ada sejarahnya malaikat dapat berteman dengan iblis. Dunia mereka terlalu berbeda. Malaikat dan Iblis, meski mereka tinggal dalam dunia yang sama, tapi mereka tidak ditakdirkan untuk berhubungan intim, karena, jika sang iblis dan malaikat bersentuhan, mereka akan lenyap. Malaikat akan kembali menjadi cahaya dan sang iblis akan kembali menjadi api. Bahkan yang lebih parah, mereka berdua akan bereinkarnasi menjadi manusia, makhluk yang selalu menjadi perbincangan di kaum mereka masing-masing. "Aku akan membuatmu menjadi sesuatu yang dapat kusayangi" ucapku pasti. Wajah terkejut Tomoyo memudar, kemudian tersenyum. Semilir angin diantara kami seolah menjadi saksi tantanganku yang hampir mustahil itu.

"Eeh, aku menunggu" ucapnya dengan sopan kemudian kembali melangkah pergi, meninggalkanku yang tersenyum senang karena nanti akan menjadi hal yang menarik.

Tanpa kusadari…

Tantanganku akan membawa kami pada sesuatu yang aku rindukan sejak lama…


Normal POV

Dua minggu kemudian…

Sesosok gadis menatap lurus ke arah hamparan padang bunga, rambut hitam panjangnya bergerak dipermainkan angin, begitupun gaunnya yang panjang sampai menyentuh tanah, di punggungnya terdapat sepasang sayap putih, menambah kesan 'anggun' dan 'cantik' pemilik sepasang mata violet itu. Tangannya yang lentik menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya kemudian dia kembali asyik menatap hamparan bunga yang menari seakan angin menjadi pengiring lagu mereka.

"Tomoyo," panggil seseorang dibelakang malaikat bernama Tomoyo itu. Tomoyo menggerakkan kepalanya sedikit memutar ke belakang, didapatinya sesosok gadis menatapnya dengan senyuman jailnya, rambut coklat pendeknya bergerak tertiup angin, Tomoyo, meski kaget, tetap tersenyum ke arah gadis yang telah-sedikit- mengganggu kegiatannya.

"Sakura-san" panggilnya yang kemudian membuat gadis bersayap hitam itu mendekatinya. Menempatkan dirinya di samping kiri Tomoyo, berjarak beberapa meter darinya, kemudian duduk dihamparan rumput hijau dan menatap lurus ke padang bunga tersebut. "Hah, ternyata malaikat suka tempat yang indah dan merepotkan seperti ini ya?" tanya Sakura memulai pembicaraan. Tomoyo tersenyum anggun kemudian dia ikut duduk di rumput itu dan tersenyum, mata violetnya minta dimanjakan dengan diperlihatkan bunga-bunga indah di depannya.

"Begitukah? Mungkin karena kami memang diciptakan menyukai sesuatu yang indah?" Tomoyo bertanya balik. Sakura tersenyum geli.

"Kalau aku tak begitu menyukainya" ucap Sakura ringan. "Mungkin karena kami diciptakan untuk tidak menyukainya kan?" ucap Sakura lagi, nadanya sedikit menyindir teman diskusinya, yang disindir hanya tersenyum menanggapi.

Hening menyelimuti mereka. Masing – masing dari mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kupikir, kita tidak akan bertemu lagi" ucap Tomoyo memecah keheningan. Sakura menoleh ke arah Tomoyo dan menatapnya dengan serius.

"Tentu saja itu tidak akan mungkin, aku kan ingin menjadikanmu temanku" ucapnya. Merasa ditatp Sakura Tomoyo memindahkan pandangannya. Menatap dalam mata coklat milik Sakura yang menatapnya serius. Mata sebuah kepolosan.

"Kenapa?" tanyanya. Ditanya seperti itu Sakura tersenyum kemudia malah mengalihkan padangannya ke depan.

"Karena mungkin, berteman denganmu akan menyenangkan" sahutnya. "Kau tahu aku suka melanggar peraturan," ucapnya, "berbeda dengan kamu yang sepertinya patuh pada peraturan-peraturan itu." Kata Sakura lagi. Tomoyo hanya tersenyum menatap perubahan ekspresi Sakura yang terlihat sinis dan kata-katanya yang seakan menyinggung.

"Padahal, kita tidak bisa berteman. Jangankan berteman, bersentuhan pun, kita tidak bisa. Bahkan aku bingung, bagaimana kamu dapat berada di wilayah kami," ucap Tomoyo menekankan kata kami. Wilayah tempat mereka adalah wilayah para malaikat. Biasanya iblis tidak bisa memasukinya, karena disini terlalu banyak hawa yang tidak disukai para iblis. Iblis tak akan bisa bertahan lama-lama di wilayah para malaikat dan begitu juga sebaliknya. Kenapa? Entahlah, mereka tidak tahu.

"Kaget kan?" tanya Sakura dengan bangga. "Jangan kira selama dua minggu aku melupakanmu. Kau tau, selama dua minggu ini aku selalu berusaha memikirkan bagaimana caranya mendekatimu dan menjadikan dirimu temanku" ucap Sakura. Ada nada keseriusan di setiap kalimatnya. Berbeda dengan iblis yang lain yang tidak pernah serius dengan kata-kata mereka. "Ne.. Tomoyo" ucap Sakura, Tomoyo hanya berdehem. "Apa kau tidak merasa berdebar?" tanya Sakura. Tomoyo menatapnya bingung. Sakura tersenyum, kini pandangan matanya mengawang, berkilat karena semangat. "Kita akan buat sebuah sejarah Tomoyo!" cetusnya. Kemudian menatap Tomoyo. "Kita akan buktikan bahwa kita bisa berteman, kita bisa bersahabta dan kita bisa bersentuhan. Aku pasti akan dapat menyentuhmu, bersalaman denganmu, merangkulmu seperti yang biasa manusia lakukan kepada orang yang mereka sayang. Aku pasti akan menemukan berbagai cara agar aku dapat merangkulmu seperti manusia – manusia itu." Sahut Sakura.

"Caranya?" tanya Tomoyo. "padahal semeter lagi saja kau lebih dekat denganku, kita pasti akan langsung merasakan sesak kan?" ucap Tomoyo berkata kenyataannya. Jarak mereka sekitar 5 meter, jarak paling dekat diantara malaikat dan iblis. Jika lebih dekat lagi, mereka pasti akan merasakan rasa 'sakit', hal yang tabu untuk makhluk seperti mereka.

"Tapi saat pertama kali kita bertemju, jarak kita bahkan hanya 30 cm. kenapa kita tidak merasakan rasa sakit itu ya~" tanya Sakura. Bukan, itu bukan sebuah pertanyaan. Pernyataan lebih tepatnya. Membuat Tomoyo tersentak. Mengingatkan dirinya pada kejadian 2 minggu yang lalu. Kemudian Sakura bergerak mendekatinya hingga jarak mereka hanya kurang dari satu meter. "Lihat, kita tidak merasakan sakit kan!" ucap Sakura membuat Tomoyo semakin bingung, kenapa bisa ya?

Tomoyo tak habis pikir, kemudian Sakura menjulurkan tangannya ke arah Tomoyo, membuat Tomoyo tersentak dan mundur beberapa senti. "tunggu! Apa yang akan kau lakukan, Sakura-san?" tanya Tomoyo kaget, Sakura tertawa kaget.

"Kupikir kita bisa bersentuhan"

"Tapi rumor itu.."

"Mungkin itu bohong!" potong Sakura. "Lihat, kita sangat dekat dan kita tidak merasakan sakit itu kan? Jadi kupikir rumor yang mengatakan jika seorang iblis dan malaikat yang bersentuhan akan langsung menghilang kupikir itupun bohong" jelas Sakura membuat Tomoyo ikut berpikir. Benarkah itu? Tanya Tomoyo masih ragu.

"Kau mau mencobanya kan, Tomoyo?" tanya Sakura menghasutnya. Tomoyo diam yang menurut Sakura berarti iya. Kemudian tangannya dengan perlahan mengarah ke pundak Tomoyo, sangat perlahan karena sejujurnya, jantung Sakura berdebar amat keras. Berdoa semoga analisisnya benar. Rumor itu bohong! Begitupun Tomoyo yang meski ragu tapi dia penasaran, ingin tahu lagipula, sepertinya akan menyenangkan jika dirinya dan Sakura bisa berangkulan akrab layaknya sepasang sahabta yang sering dia lihat di dunia manusia.

Hanya tinggal beberapa sentimeter lagi tangan kiri Sakura dengan pundak kanan Tomoyo dan….

~Bersambung~


matte = tunggu

namae = Namamu? *biasanya jika ingin menanyakan nama orang yang baru dikenal digunakan awalan sumimasen yang berarti maaf

Hoe~~

Entah kenapa rasanya ada yang kurang… nah yang baca tolong reviewnya ya….

Review

Review

Tehe~