Aih... saya gak menyangka saya akan melanjutkan fict ini...

thanks to arista-chan2253 yg membangkitkan semangat saya melanjutkan fict ini...

Baiklah.. ini dia friends chapter selanjutnya...


FRIENDS

Rating: Teen- Friendship

Disclaimer: CLAMP. Semua karakter disini miliknya CLAMP dalam karyanya, Tsubasa Reservoir Chronicle.

Warning: OOC(maybe), GaJe, Typo, dll..


Gadis itu mengendap – endap di rumahnya sendiri. Celingak – celinguk kanan kiri memastikan tidak ada seorang pun , bahkan sesosok makhluk pun yang memergokinya. Di pegangnya knop pintu rumahnya, namun ….

"Aw!"

Sakura, nama gadis itu mengaduh kesakitan ketika dia merasakan rasa panas di telapak tangannya. Iblis cantik itu menggerakkan telapak tangannya ke atas bawah. Malaikat mungkin tidak pernah merasakan sakit, namun iblis selalu merasakan yang namanya sakit. Huh! Tak adil sekali Tuhan menciptakan mereka?

"Doko e iku? Sa-ku-ra-cha-n~"

Deg!

Tubuh Sakura menegang begitu mendengar suara manis tersebut. Fai sudah ada di belakangnya, Sakura tahu itu meski dia tak berbalik untuk memastikannya.

"Jangan bilang kau mau menemui Malaikat itu?" Kali ini suara berat khas Kurogane terdengar. Ukh, Sakura kemudian berbalik, menatap kedua temannya yang menampilkan ekspresi yang berbeda. Fai yang tersenyum amat manis, saking manisnya hingga membuat Sakura bergidik ngeri karena aura hitam yang keluar dari tubuh Fai, dan Kurogane yang menatapnya seolah Sakura musuh yang harus dia kalahkan.

"Eh… ano… eto…" Sakura kehabisan alasan untuk memperdayai mereka. Ukh… Sakura tiba – tiba merasakan nafasnya sesak.

"Jadi? Kau mau kemana?" tanya Kurogane mengulang pertanyaan Fai, Sakura hanya bisa tegang mendapati dirinya tak bisa menjawab pertanyaan mereka.

"Kurogane-san, Fai-san, bagaimana Hime bisa menjawab pertanyaan kalian jika aura kalian menekan hime?" ucap sebuah suara dari arah belakang Fai dan Kurogane,

"Ah" seru mereka berbarengan, menyadari bahwa Sakura tak bisa menjawab pertanyaan mereka karena tekanan aura mereka yang dalam mode bertarung. Mereka kemudian menutup mata mereka sekejap dan aura mereka menjadi aura biasa saja, membuat Sakura dapat bernafas lega. Hufft… Dia memang iblis tingkat c, jadi dia mati kutu dihadapan fai dan Kurogane yang merupakan iblis tingkat Spesial atau tingkat S.

"Huwee…Syaoran~" rengek Sakura kemudian berlari ke arah penyelamatnya. Lelaki berambut coklat tua itu hanya diam dan memposisikan dirinya di depan sakura ketikza Sakura sudah ada di dekatnya.

"Ada apa ini?" tanya Syaoran dengan tatapan tajam. Ya, syaoran selalu menatap tajam orang – orang yang berani mengintimidasi Himenya meski dia yang merupakan iblis tingkat A harus melawan tingkat S.

"Tanya saja pada tuan putrimu itu, bocah!" cetus Kurogane kasar. "Ayo Fai, kita pergi. Ada misi yang harus kita kerjakan!" ucap Kurogane sembari merangkul – atau lebih tepatnya menyeret paksa – Fai keluar setelah sebelumnya fai melepaskan sihir yang dibuat olehnya dari knop pintu yang tadi disentuh Sakura.

"Jaa ne, Hime-chan~" ucap fai sebelum menghilang di balik pintu.

"Nah hime, bisa menceritakan padaku apa yang terjadi?" tanya Syaorang menatap Sakura tajam. Ugh…


OOOoooOOO


"Itai yo Kuro-pon~" ucap fai dengan cengiran lebarnya ketika kurogane masih merangkul – atau lebih tepatnya mencekik – lehernya.

"Namaku Kurogane!" koreksi si rambut hitam itu sambil melepaskan rangkulannya. Fai hanya bisa tertawa – tawa. Sayap hitam kelelawarnya mengepak – ngepak tanda senang karena membuat teman setimnya kesal.

"Kuharap bocah itu tidak berbuat hal yang merepotkan!" ucap kurogane masih kesal.

"Hm… bagaimana ya~" ucap fai dengan nada khasnya yang menyebalkan. Ya, dia tidak bisa menjamin bahwa syaoran akan bertindak sesuatu hal yang membuat himenya sedih, sekalipun itu untuk melindungi himenya. Bagi syaoran, melindungi himenya berarti membuat himenya juga senang.

"Daripada seharusnya mengurusi hal tidak berguna seperti mengurusi berteman dengan malaikat itu, lebih baik dia mengurusi kenaikan tingkatnya yang tidak naik – naik ke tingkat selanjutnya atau keberadaanya akan terancam!"

Ucapan Kurogane sedikit senyuman fai menghilang. Kurogane benar. Bagi dunia iblis, peringkat paling rendah seperti bawahan bagi peringkat di atasnya. Yang berada di tingkat paling bawah biasanya sangat banyak, sehingga membuat mangsa mereka sedikit, sudah begitu, belum tentu mereka dapat selamat di dunia perburuan mereka karena banyak sekali pemburu yang memburu iblis tingkat C.

"He? Ternyata ayah mengkhawatirkan putri semata wayangnya ya~" ledek Fai sgn nada yang menyebalkan. Membuat Kurogane kesal. Fai tertawa, menggoda temannya itu merupakan salah satu kesenangannya.

"Hei, haruskah kita ikut campur?" Tanya fai, kali ini serius. Kurogane meliriknya sekilas kemudian tertawa menyeringai. Tawa itu sudah cuku bagi fai….


OOOoooOOO


Mata lavender itu terbuka ketika telinganya mendengar beberapa ketukan di pintu kamarnya.

"Tolong tunggu sebentar," ucap tomoyo sopan, kemudian dia bangun dari tidurnya dan merapikan rambut serta pakaiannya. Tomoyo menghadap cerminnya dan sedikit tersenyum mendapati sayap putihnya masih ada. Setidaknya sihirnya masih bekerja untuk menutupi hilangnya sayap itu….


OOOoooOOO


Syaoran terdiam, Sakura menundukkan kepalanya dalam –dalam….

"Ya… mau bagaimana lagi kan kalau begitu kejadiannya?" ucap Syaoran membuat kepal asakura terangkat menatap Syaoran.

"Kau tidak melarangku?" tanya Sakura heran

"Kau ingin kularang?" jawab Syaoran langsung membuat Sakura menggeleng. Syaoran itu teman sekaligus pengawasnya. Kalau syaoran melarangnya untuk berteman dengan tomoyo, mau tidak mau, sakura harus menurutinya.

"Aku akan melindungi hime apapun yang terjadi… dan aku selalu ada di pihak hime apapun keputusan yang hime ambil," ucap Syaoran tersenyum sembari menepuk – nepuk puncak kepala Sakura. Membuat sakura menunduk malu. "Baiklah, ayo sekarang kita melanjutkan misi!" ucap Syaoran sambil menarik Sakura.


OOOoooOOO


Tomoyo terjebak.

Kini dia ada di hadapan para tetua dan petinggi malaikat yang menatapnya tajam. Akh, Tomoyo tak menyangka dia diharuskan untuk menghadap tetua, di mana jika dihadapan para tetua, sihir seperti apapun tidak akan berfungsi dengan baik. Dan itulah yang kini di alami Tomoyo. Sayap sihirnya tak terlihat lagi.

"Kau kemanakan sayap aslimu, tomoyo-san?" tanya salah satu petinggi malaikat. Janggut putih panjangnya dibelai – belai, matanya berkilat marah. He? Kata siapa malaikat tidak bisa marah? Malaikat akan selalu marah bahkan terlihat kejam jika sudah menyangkut pelanggaran dan aturan. Dan tomoyo salah satu yang melanggar peraturan itu.

Benar.

Dia telah menukarkan sayapnya dengan permintaannya untuk menyelamatkan sakura-sannya itu kepada Yuko, sang kupu – kupu.

Dan tindakannya adalah pelanggaran tindak berat.

"Jangan katakan bahwa kau menukarkan sayapmu kepada kupu – kupu itu?" tanya salah seorang petinggi berkacamata bernama Yukito itu. Menatap Tomoyo untuk memastikan pertanyaannya. Tomoyo hanya bisa diam. Dia tidak bisa berkata bohong, tapi dia juga enggan berkata jujur. Makanya lebih baik dia diam. Karena dengan diampun, para tetua dan petinggi malaiakat itu tahu dikemanakan sayapnya itu.

"Penjarakan tomoyo lalu persiapkan eksekusi untuknya!" tanpa ba-bi-bu lagi perintah itu diturunkan.

Membuat gentar, membuat Tomoyo hanya tersenyum miris. Well! Dia tak akan bisa bertemu sakuranya lagi.


OOOoooOOO


Dan berita eksekusinya Tomoyo itu terdengar sampai telinga Sakura….

Sakura yang sedang menyerap energi seorang manusia yang tengah cemburu karena pacarnya yang selingkuh – yang merupakan hasil rekayasa mata dari sakura- mendadak menghentikan acara 'makan'nya itu. Dia segera pergi ke dunia tempat tomoyonya berada.

"Tomoyo!" teriak sakura khawatir….

TBC

Aih... Gaje dan pendek banget... :(

Tapi.. ini sudah yg maksimal, karena saya sedang buntu endingnya...

rencananya chapter selanjutnya adalah idenya... ada yg mau memberikan 'penerangan' pada saya kira - kira endingnya harus bagaimana?

silahkan review kawan... ^^