Gravity
Oleh: Navra
Rated: T
Pair: Hisoka/Kurapika
Disclaimer: Hunter x Hunter © Yoshihiro Togashi
Warning: Slash. Don't like, don't read. Drabble, maka dari itu, maafkan saya fanfic ini pendek.
Suara pintu tua yang dibuka terdengar di kejauhan malam dari sebuah rumah yang tampaknya sudah tidak berpenghuni lagi di kota York Shin. Terlihat seorang pemuda berambut pirang mendekati seseorang berambut merah dengan make-up layaknya Joker di wajahnya.
"Apa lagi maumu kali ini, Hisoka?" tanya sang pemuda berambut pirang.
"Ah, Kurapika! Senang akhirnya kau datang juga. Ayo, duduk di sini," ujar sang joker sambil menepuk pinggir jendela di dekatnya. Dengan ragu, pemuda berambut pirang itu duduk di pinggir jendela, tepat di sebelah pemuda Joker tersebut.
"Hisoka, cepat katakan saja maumu apa! Tidak usah berbasa-basi lagi!" seru Kurapika.
"Oi, oi... Rupanya ada yang tidak sabar. Tidak perlu terburu-buru... Lagipula, lihatlah bulan di sana itu. Indah, bukan? Mari mengobrol sambil menikmati pemandangan yang indah itu," kata Hisoka sambil mendekatkan tangannya ke arah tangan pemuda di sebelahnya itu.
"Hisoka! Cukup main-mainnya! Cepat katakan alasanmu memanggilku malam-malam seperti ini!"
"Kurapika, sudah kubilang apa? Tidak perlu terburu-buru, bukan? Oi, wajah manismu jadi pudar kalau kamu memasang ekspresi seperti itu," Hisoka mendekatkan tangannya ke arah pipi pemuda manis berambut pirang tersebut, namun Kurapika segera menepis tangan tersebut.
"Kenapa tidak ramah malam ini?"
"Sejak kapan aku ramah padamu, Hisoka? Dimohon jangan bermimpi," geram Kurapika yang sudah bersiap dengan rantai di tangannya.
"Bermimpi? Tidak, aku tidak bermimpi. Hanya mengutarakan keinginanku. Itu saja."
"Hisoka, kalau kau memanggilku malam-malam seperti ini tanpa informasi apa-apa, jangan harap kau akan hidup besok..." Kurapika menekan setiap kata-kata yang ia ucapkan.
"Aku punya satu informasi yang sangat penting," ketika mengatakan kalimat itu, ekspresi Hisoka berubah menjadi serius.
"Apa?"
"Aku mencintaimu. Itu informasinya. Perlu kuulang?" tanya Hisoka yang masih dengan tampang seriusnya. Tetapi, tidak ada jawaban apa-apa dari Kurapika. "Tidak apa-apa kalau tidak percaya, walau kali ini aku benar-benar jujur."
Pemuda berambut pirang di sampingnya hanya menatapnya dengan ekspresi yang tidak dapat dibaca. Tanpa ba-bi-bu, Kurapika melesat keluar dari rumah tersebut. Hisoka hanya membiarkan dengan perasaan yang mengganjal.
Hisoka, lepaskan aku. Jangan biarkan aku jatuh terpuruk lebih dalam, tertarik oleh gravitasimu yang semakin kuat.
Hisoka, aku tidak bisa menjadi diriku yang lemah lagi. Jangan biarkan gravitasimu yang kuat itu membuatku lemah kembali.
Hisoka, mengapa sesuatu terus saja membuatku jatuh di dalam tarikan gravitasimu? Bebaskan aku. Aku tidak mau tenggelam.
Hisoka, jangan biarkan aku jatuh. Bebaskan aku. Kumohon.
Hisoka, gravitasimu terus membuatkan jatuh ke dalam genggamanmu lagi. Berhenti. Kumohon.
Hey, Kurapika. Apa kita masih memiliki kesempatan? Maafkan aku.
Aku tidak bisa lepas darimu. Kita memang bukan teman... Bukan pula musuh?
Aku memang terlalu cepat. Maafkan aku.
Aku tidak bisa menghentikan gravitasiku ini.
"Kurapika, suatu saat nanti, gravitasi ini akan menangkapmu dan tak akan melepaskanmu lagi. Tunggulah suatu saat ini," bisik Hisoka pelan kepada angin malam yang menjadi saksi bisu mengenai keyakinannya akan pemuda manis berambut pirang yang baru saja meninggalkan dirinya.
Tidak. Kurapika memang sudah meninggalkan ruangan tersebut, tetapi sesuatu dalam dirinya masih berada di dalam gravitasi Hisoka.
Inspirasi: "Gravity" oleh Sara Bareilles
Terima kasih sudah membaca! :) Singkat, memang. Namanya juga drabble.
