Chapter 2: Asuna Ichinose.

"Pagi Master!"

Naruto terkejut, dia yang baru saja mau memakan ramen miliknya dikejutkan oleh sosok gadis dengan pakaian Bunny miliknya. Gadis itu masuk tanpa izin dan mengejutkan Naruto.

"Ah, eh, Asuna! Hampir saja aku menjatuhkan ramenku... Ah..." Naruto melihat Asuna Ichinose masuk ke dalam ruangan Naruto hanya memakai kostum Bunny miliknya. "Kenapa kau memakai itu? Apa kau akan melakukan misi?"

"Tidak, aku baru saja selesai melakukan misi." Asuna berjalan dan duduk di sebelah Naruto yang sedang menikmati ramen miliknya. Kedua payudara Kisaki bergerak memantul saat dia berjalan, dan duduk di sebelah Naruto.

Guru pirang itu meneguk ludahnya kasar saat melihat itu, benar-benar menggoda saat bergerak.

"Lalu, kenapa kamu kemari? Bukannya kamu harus ke ruangan klubmu?"

"Ahh, aku hanya ingin menemui Master saja."

"Benarkah? Aku terhura sekali," ujarnya sembari memakan ramennya lagi, seolah tak memperdulikan hal tersebut.

Saat Naruto menyeruput kuah Ramennya, Asuna berkata. "Umm, Sensei sepertinya Asuna sedang hamil anakmu."

Naruto langsung menyemburkan kuah ramen itu dari mulutnya. "Aku... Kau,... Sebentar... Kenapa bisa?!"

"Ini." Asuna menunjukkan kedua payudaranya yang mengeluarkan ASI.

"...itu hormonmu yang berlebih, Asuna, bukan karena hamil. Apa kamu mual tiap pagi?"

"Tidak..."

"Berarti itu cuman hormonmu saja... Hey, kenapa kamu memberikan asimu ke gelasku?!"

Asuna hanya tersenyum dengan wajah merahnya. "Siapa tahu Master mau."

Naruto menatap Asuna dengan tatapan malas, dia melihat Asuna yang terus mengucurkan air susunya ke dalam gelas Naruto. "Oi, cukup!"

"Belum penuh gelasnya."

"..." Naruto menghentikan kegiatan Asuna, dia meletakkan Ramennya di atas meja, kemudian mendorong Asuna hingga dia tidur di atas sofa.

"Ma-master?!"

Naruto melepas celana panjangnya, dia mengekuarkan penisnya yang ereksi itu, kemudian merangkak di atas tubuh Asuna.

"Ummm..."

"Aku tak tahu kenapa kamu sangat polos sekali setelah mengeluarkan payudaramu di depan seorang lelaki." Wajah Asuna langsung merona hebat setelah mendengarnya, namun hal itu tak menghentikan Naruto untuk membenamkan penisnya di antara payudara Asuna.

"Se-sensei..."

"Jatah pagi?"

Asuna mengedipkan kedua matanya beberapa kali mendengar perkataan Naruto barusan. Wajahnya langsung merona hebat seperti sebelumnya. "Ja-jatah pagi!? Eeehhhh?!" Naruto menggerakan pinggulnya majuh mundur di antara payudara Asuna. "Se-sensei..."

"Asuna, dadamu... Dadamu lembut..."

"Mmnn...hngg... Ahh... Se-sensei..."

"Ya? Ada apa Asuna?"

Asuna tersenyum, dia malah membantu memberikan titjob pada Naruto, putingnya masih mengeluarkan cairan putih seolah itu adalah pelumas bagi penis Naruto yang bergerak di antara payudara Asuna.

"A-asuna, aku keluar!" Semua sperma Naruto pun keluar dan menutupi wajah Asuna.

"..."

...

..

...

Asuna menungging tanpa memakai pakaian apapun alias telanjang bulat, vaginanya sudah sangat basah, lalu kedua payudaranya yang siap untuk di remas Naruto. Wajahnya merona hebat saat Naruto terus menatap vagina basahnya.

"Se-sensei... Ini memalukan..."

"Kamu bilang ini memalukan, tapi hampir tiap Rabu dan Kamis kamu selalu meminta jatah malam."

"Ehhh..." Asuna tak bisa menjawabnya, dia hanya tertawa kaku mendengar perkataan Naruto barusan. "Sensei..."

"Apa?"

"Yang lembut, tolong~"

Naruto seolah tak mendengarkan Asuna, dia langsung menusukkan penisnya ke vagina Asuna, membuat gadis itu mendongak terkejut, dia menggigit bibir bawahnya saat penis Naruto berada di dalam tubuhnya.

"Su-sudah kubilang... Yang lembut..."

Naruto mengangkat kedua bahunya seolah tak peduli, dia memegang pantat Asuna, kemudian menggerakan pinggulnya dengan pelan. Gadis itu menundukkan kepalanya merasakan penis Naruto yang keluar masuk di dalam tubuhnya.

Napas Asuna tersengal-sengal, tubuhnya berkeringat saat dia merasakan penis Naruto di dalam tubuhnya. "Sensei..." Kedua tangan Asuna meremas sofa yang ada di depannya, tubuhnya bergetar. "Sensei... Aku akan keluar!"

"..."

Naruto tak menjawabnya, dia semakin mempercepat gerakan pinggulnya, kedua tangannya terus meremas pantat Asuna. "Ngghhhh!" Asuna mendesah tertahan, dia orgasme, bersamaan dengan itu, Naruto mengeluarkan spermanya dan membanjiri vagina Asuna.

"Si-sial..."

"Sensei..." Naruto menarik penisnya, dia melihat spermanya yang meluber keluar dari vagina Asuna. "Jika... Jika aku hamil, sensei harus tanggung jawab..."

"..." Naruto mencubit dagunya sendiri, dia berpikir sejenak tentang beberapa hal. "Asuna, aku lupa berapa kali kamu meminta tanggung jawabku."

"..."

"Tapi kau selalu meminta pertanggung jawabanku setelah kita berhubungan seks." Asuna memicingkan kedua matanya, pipinya sudah merah merona setelah Naruto mengatakan itu. "Aku tak masalah sih sepertinya mempunyai istri banyak."

"Hah?!"

...

..

.

TBC?