Sosok lelaki yang sedang mencari es krim di dalam kulkas itu adalah calon ibuku. Aku tidak bercanda saat berkata orang itu akan menjadi ibuku. Ayahku memang sudah merencanakan pernikahan dengannya. Dia adalah kekasih ayahku. Cukup lama mereka menjalin hubungan sampai ayah mengizinkan kekasihnya itu bebas keluar masuk rumah ini seperti miliknya sendiri.
Kupikir hubungan mereka terlihat seperti seorang daddy dan simpanannya. Yep, dia adalah sugar baby alias simpanan ayahku. Namun rupanya mereka serius untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Namun kini mereka terasa seperti sudah resmi menikah saja. Dimana aku dapat melihat sosoknya di rumah ini hampir setiap hari. Dia jadi sering mampir ke rumah ayahku dan menginap disini, membawakanku makanan dan menanyakan PR serta kegiatanku di sekolah. Dia mulai memberi perhatian padaku layaknya seorang ibu ke anak. Secara tak langsung dia telah menjadi ibu pengganti untukku.
Kupikir dia melakukan itu hanya sebagai modus pendekatan karena aku akan menjadi anak tirinya, dan kami sebenarnya tidak dekat. Ya, boleh-boleh saja. Namun aku tetap saja sering merasa canggung ketika berbicara dengannya. Apalagi dengan jarak yang dekat. Pernah aku tanpa sengaja berjalan dan menyenggol bahunya. Dia hanya tersenyum seperti tidak terjadi apapun. Dia terlihat penyayang, penyabar dan lemah lembut. Dia dapat bertingkah imut dan menggemaskan. Namun di suatu waktu dia juga bisa menunjukkan sisi dewasanya yang tegas.
Memang dialah yang sangat cocok mendampingi ayahku yang seorang duda. Mereka terlihat sangat serasi. Karena rencana pernikahan mereka, sepertinya ayahku mencoba membuat hubungan kami menjadi dekat. Bagaimanapun, dia akan menjadi ibu sambungku. Usiaku yang telah remaja menuju dewasa membuat kami terasa canggung.
Ayahku jadi sering mengajakku ikut bersamanya. Seolah kami telah menjadi keluarga utuh. Pergi liburan, menemani kekasihnya berbelanja, menghabiskan weekend bersama. Itu membuatku terlihat seperti anak kecil ditengah-tengah mereka. Yah, meski mereka memang orang tuaku, dan aku adalah anak mereka, namun aku sudah remaja dan rasanya tak cocok lagi ikut bersama mereka. Aku cukup jengah ketika mereka mulai bermesraan di depanku. Hah, dasar orang dewasa yang tidak tahu tempat. Kadang-kadang aku berbohong pada ayahku bahwa aku ingin mengerjakan tugas di rumah Jongin, sehingga aku tak perlu ikut bersama mereka.
Aku selalu memperhatikan ketika dia tersenyum pada ayahku. Senyuman yang manis dan memikat. Membuat aku dan ayahku betah berlama-lama memandangi wajahnya. Setiap gerakan tubuhnya menyiratkan keanggunan yang lemah lembut namun juga tegas. Aku menyadari beberapa kali dia mencuri lirikan padaku sekilas. Namun aku tidak terlalu memikirkannya. Mungkin saja dia penasaran denganku. Kami memang tidak terlalu dekat.
Namun kelak kuketahui ada sisi lain darinya yang belum pernah aku lihat.
Aku baru saja pulang dari sekolah, menyadari ada sosok lain yang telah hadir lebih duluan di rumah. Aku dapat merasakan kehadirannya melalui aroma parfum yang menjadi ciri khasnya. Aroma parfum yang memberikan sensansi sensual dan seduktif. Dia seringkali datang tanpa diundang.
Dia adalah seorang lelaki cantik dengan aura sensual yang melekat pada wajah dan tubuhnya. Namanya Byun Baekhyun, 31 tahun. Seorang model dan penyanyi. Dia adalah seorang ikon sensual yang terkenal di dunia hiburan. Memang dia sangat sempurna dan menawan. Aku tak bisa mengedipkan mataku ketika melihat sosoknya. Aku menyadari ada perasaan kagum yang tumbuh menjadi ganjil seiring usiaku bertambah. Sebuah perasaan aneh yang menyadariku bahwa aku memandangnya bukan sebagai calon ibuku. Namun kami berbicara hanya seperlunya saja. Dia seringkali mengajakku bermain game bersama, dan selalu kutolak. Aku masih merasa canggung.
Hari ini aku tidak ada eskul di sekolah, sehingga aku pulang cepat. Kulihat lelaki cantik itu sedang berada di dapur. Dia bersenandung kecil dengan suara lembutnya yang mengundangku untuk menghampirinya. Padahal aku berniat pura-pura tidak tahu bahwa dia ada disini.
Baekhyun menumpu lututnya, sedikit menungging untuk mengambil es krim yang berada di pojok kulkas. Dia hanya memakai kemeja putih berukuran kebesaran di tubuh mungilnya―sepertinya kemeja milik ayahku― dan boxer hitam ketat yang mencetak bongkahan pantat sintalnya. Hanya pakaian seperti itu yang dia pakai. Kupikir dia sengaja berpakaian seperti itu karena cuaca sangat panas.
Aku selalu mati gaya di hadapannya, tak tahu harus berkata apa. Jadi aku hanya berdehem pelan untuk menyadarkannya akan eksistensiku disini. Bukankah tak sopan jika kau tak menyapa sosok calon ibumu. Awalnya dia sedikit terkesiap menyadari bahwa aku sudah pulang dari sekolah.
Baekhyun menenteng es krim yang telah berpindah ke tangannya. Tersenyum cerah dengan mata kecilnya. Aku membalas senyumannya, lalu mencuri lirikan ke arah bawah. Mencoba mencuri pandangan pada selangkangannya yang tertutupi boxer ketatnya. Sepasang kaki jenjangnya yang mulus terekspos bebas.
Oh astaga, apa yang aku lakukan. Kuharap dia tidak menyadari bahwa aku melirik selangkangannya. Aku tampak seperti pria mesum saja.
"Oh, Sehunnie sudah pulang." Baekhyun selalu memanggilku dengan nama panggilan yang dia buat sendiri. Katanya biar terdengar imut. Padahal aku bukan anak kecil lagi. Aku bahkan lebih tinggi darinya.
"Y-ya. Kebetulan hari ini eskul diliburkan." jawabku sekenanya.
"Wajahmu terlihat lelah Sehunnie sayang..." ucapnya memperhatikanku dengan khawatir. Dia terlihat sangat perhatian dan peduli padaku.
"Ooh.. tadi aku ujian matematika. Haha." Aku mengibaskan kemejaku yang terasa gerah sebagai kode padanya. Omong-omong cuaca hari ini memang panas sekali kok.
Baekhyun mengerjapkan matanya. "Kau kepanasan ya? Mau eskrim?" tanyanya.
"Tidak... kurasa aku merasa gerah karena sesuatu..."
Baekhyun hanya tersenyum.
Aku berusaha mati-matian agar tidak gugup dan tidak bertingkah absurd di hadapannya, namun lirikan mataku selalu jatuh pada selangkangannya. Kuakui sekarang bahwa melewatkan lirikan pada sejengkal tubuh seksinya yang terpampang jelas kini terasa sangat mubazir. Kemeja putih yang tampak transparan dibawah pantulan sinar matahari sore membuat lekukan tubuhnya terlihat. Bukan salahku, omong-omong. Rasanya seperti memang dia yang mengundangku untuk menatap tubuhnya jika dia berpakaian minim seperti itu.
Baekhyun tampaknya sadar aku melirik pada area intimnya. Dia tersenyum miring dengan sudut bibirnya. Mirip senyuman centil untuk menggodaku. Aku hanya tertawa dengan wajah polos. Bukan kekehan genit, tapi aku hanya ingin mencairkan suasana. Aku adalah pemuda normal yang dapat terangsang. Lelaki mana yang akan berpaling jika disodorkan pemandangan seksi di hadapannya.
Dengan tawaanku yang renyah, Baekhyun tampak acuh. Dia berjalan melewatiku begitu saja dengan langkah kaki yang tak terburu-buru. Aku memandangi tubuhnya lekat-lekat ketika dia berjalan dengan anggun.
"Aku menunggu daddymu pulang.. ah lama sekali dia." gumamnya. Dia berniat memakan es krim di dalam kamar selagi menunggu ayahku pulang.
Ketika dia berjalan melewatiku, aku dapat menghirup aroma parfum vanilla yang manis dan sedikit memabukkan. Aroma parfumnya seketika menyatu dalam atmosfer suasana yang canggung. Pantatnya yang kenyal terlihat lebih menggoda ketika dia berjalan. Aku baru menyadari bahwa dua kancing kemejanya tidak dikaitkan. Pinggulnya juga berisi dan meliuk. Hampir tidak ada sejengkal kekurangan pada dirinya. Aku sampai heran ayahku bisa mendapat kekasih yang model seperti ini darimana. Dia sangat sempurna.
Setelah dia masuk ke kamar ayahku, aku mencoba melupakan apa yang aku lihat tadi. Aku mengusirnya dengan bermain game di ponsel selama beberapa saat.
Kupikir-pikir, Byun Baekhyun itu ikon sensual sejati saat di panggung. Namun bagaimana saat dia di ranjang―
Aku buru-buru menepuk pipiku sendiri.
Setengah jam aku habisi dengan bosan. Aku melangkah ke kamar ayah untuk mencari PSP yang kutinggalkan di kamarnya semalam, tapi tidak disangka aku melihat sesuatu yang tak seharusnya kulihat.
Baekhyun sedang bermasturbasi penuh gairah di atas ranjang ayahku. Dia menyingkap kemejanya hingga ke dada, dan underwearnya kini sudah ditanggalkan. Dia melebarkan kakinya sambil mengurut penisnya, mendesahkan nama ayahku dengan wajah sensualnya yang dapat memancing gairah pria manapun. Termasuk aku. Penisku tanpa sadar ereksi hanya menonton adegan masturbasinya.
Baekhyun tidak menyadari pintu kamar yang terbuka, jadi aku terus memandanginya. Dia menyentuh tubuhnya sendiri seraya memeluk kemeja ayahku dan memanggilnya dengan desahan pelan. Tampaknya dia sangat merindukan sentuhan ayahku. Sebotol lotion tergeletak di sampingnya. Dia terlihat sangat birahi dan terangsang.
"Ahh..."
Aku seketika merasa berdosa. Indra penglihatan dan pendengaranku sangat dimanjakan dengan aksi erotisnya. Dia masih belum sadar juga. Aku berniat meninggalkan kamar, namun niat jahilku muncul.
"Ups. Maaf."
Aku pura-pura terkejut saat masuk ke kamar. Baekhyun langsung menghentikan kegiatan panasnya dengan wajah kaget. Dia langsung duduk dan melihatku dengan raut wajah tanpa ekspresi. Aku hanya tersenyum polos tanpa dosa. Berpura-pura tidak mengerti mengapa dia bertelanjang dan apa yang sedang dia lakukan.
Ah, rasanya aktingku ini tidak berhasil.
Baekhyun tersenyum miring. Sebuah senyuman centil yang tadi dia berikan padaku. Biasanya dia tidak tersenyum genit seperti itu. Senyuman yang nakal dan menggoda. Aku langsung merasa tak enak karena memasukki kamar tanpa mengetok terlebih dahulu.
Seolah sudah tersetel, naluri lelaki membawaku kembali melirik pada selangkangannya yang kini tidak lagi ditutupi oleh boxernya. Aku langsung merasakan kepuasan, seolah rasa penasaranku sirna ketika memandangi sesuatu hal yang aku bayangkan sejak tadi.
"Ohh Sehunnie, maaf.. aku lancang ya." dia akhirnya berkata demikian setelah sejenak keheningan. Baekhyun merasa malu dan bersalah karena tak mengunci pintu. Namun tak sesenti pun dia tutupi selangkangannya meski sadar mataku menatapnya tak berkedip. Artinya dia sama sekali tidak merasa malu.
Sebaliknya, dia mulai sengaja berpose seduktif untuk menggodaku. Dia mengambil sesuatu entah apa di bawah bantal dengan pose menungging. Sengaja mengarahkannya padaku. Kini aku dapat melihat pantat kenyalnya yang terekspos bebas dengan lubang kemerahan yang membuatku gemas dalam hati. Pantat yang putih dan mulus seperti pantat bayi.
"B-baik.. silahkan lanjutkan. Maaf mengganggu." ucapku tak enak, tapi tak selangkah pun kakiku bergerak juga. Aku masih senantiasa berdiri memandangi tubuhnya yang menggoda.
Sadar dirinya ditatapi sebegitu hausnya, Baekhyun terkekeh kecil. Suaranya begitu anggun. Rupanya dia mengambil ponselnya. Dia terlihat mengetik sesuatu pada ponselnya.
"Sehunnie.. kemarilah." panggilnya kemudian.
Aku awalnya ragu. Namun karena dia terus meminta, aku perlahan melangkahkan kakiku padanya.
Aku hanya tersenyum sopan tanpa maksud apapun. Lelaki cantik itu adalah calon ibuku yang aku kagumi kecantikannya, namun aku tidak bermaksud apapun yang aneh padanya.
Ketika aku melangkah mendekat padanya, aku dapat menghirup aroma tubuhnya yang sangat wangi. Baekhyun sepertinya menggunakan minyak esensial untuk membangkitkan gairah dan libidonya.
"Maaf kalau aku bukan ayah." aku pura-pura menolak. Aku tidak ada apa-apanya dibanding ayahku yang tampan dan ideal bak aktor idaman para wanita. Mereka cocok sekali, bukan. Seorang aktor dan model berpacaran.
"Tidak apa-apa, Sehunnie.. kau mirip dengannya..."
Baekhyun berkata dengan nada suara yang sangat memikat seolah memberiku hipnotis. Telingaku terasa memanas ketika mendengarnya. Dia membelai penisnya sendiri. Penis yang tidak terlalu besar, namun menggemaskan dengan warna merah muda. Selangkangannya terlihat mulus dan juga membengkak karena sedang terangsang. Dia berusaha memancing birahiku dengan pertunjukan erotisnya lagi. Sebelah tangannya terangkat untuk memberi isyarat agar aku menghampirinya di ranjang.
Aku duduk di sampingnya dengan kikuk. Bertingkah seolah-olah aku tidak mengerti apa yang akan dia lakukan.
"Heeh.. ayah tampaknya terjebak macet." kataku basa-basi, mengalihkan suasana.
"Makanya mommy menyuruhmu kesini Sehunnie."
"Mommy?" tanyaku geli. Haruskah aku memanggilnya dengan sebutan itu. Rasanya aneh.
Baekhyun tersenyum. "Ya sayang." jawabnya pelan. Tak menggubris candaanku. Dia mulai memangkas jarak tubuhnya dengan tubuhku.
"A-aku tidak mengerti." ucapku gugup.
Baekhyun tidak menjawab.
"Mommy hanya ingin melihat keaadanmu... dulu ketika daddymu dan mommy baru berpacaran, kau belum sebesar ini bukan..." ucapnya ketika menyadari aku bergerak mundur dengan teratur.
Aku pun berpikir. Ah ya benar, mereka mulai menjalin asmara ketika aku baru duduk di bangku kelas pertama saat SMP.
"Kau sudah besar ya Sehunnie..."
Baekhyun menelusuri tubuhku yang cukup kekar untuk seukuran anak remaja. Dia menelitinya dengan seksama, mungkin mencari perbedaan antara tubuh ayahku dan tubuhku. Tetap saja fisik anak remaja dan orang dewasa berbeda. Tubuh maskulin ayahku barangkali lebih menggoda dan membangkitkan gairahnya. Namun tinggi badanku dan ayah tidak jauh berbeda. Dia mulai meraba dada bidangku dengan jemarinya. Telunjuk dan jari tengahnya menyatu seraya bergerak vertikal.
"Sehunnie, kau tinggi dan tampan seperti daddymu..."
Baekhyun membelai setiap inchi dari tubuh padatku. Mulai dari bahu bidang, bisep hingga perutku yang berotot meski tidak seberapa seperti ayahku. Jakunku yang menonjol juga tak luput dari sentuhannya. Baekhyun tampaknya suka dengan tubuhku. Jemari lentiknya terus berselancar di sepanjang tubuhku yang mulai terasa hangat akibat sentuhannya. Dia menggengam dan mengurut jari-jariku yang panjang dan besar.
"Tentu saja, aku kan anaknya." ucapku bangga.
"Mommy jadi teringat daddymu sayang."
Baekhyun mulai membelai dan mengusap pahaku berulang-ulang.
Aku mulai grogi menyadari ada sensasi aneh yang mulai timbul ketika dia meraba tubuhku.
"Kau pasti bisa menggendong mommy yaa..." katanya lagi. Terdengar seperti meminta.
Dia hanya tersenyum tipis.
"M-mungkin saja." jawabku gugup. Jika dia bertanya serius, maka jawabannya adalah iya. Dia bertubuh mungil dan tak terlalu tinggi. Mudah bagiku untuk mengangkatnya.
"Mommy tak keberatan kalau kau mau mencoba."
Glek. Aku membeku.
Baekhyun hanya terkekeh dengan lirikan sayunya yang semakin sensual dengan matanya yang kecil. Dia menyadari bahwa aku terlihat kaku dan tak berani di hadapannya. Aku mulai merasa gerah karena sentuhannya. Calon ibuku itu memindahkan tubuhnya di atas pangkuanku. Tindakannya mulai membuatku merasa aneh. Saat ini posisi kami berhadap-hadapan, membuat kami kini saling berpandangan intens.
Aku memandangnya terkejut. "Ini apa maksudnya?" tanyaku pura-pura tak mengerti. Kutahan mati-matian kedua tanganku agar tak terulur untuk menyentuh tubuh rampingnya.
Aku tebak bahwa dia sangat horny dan ingin menggodaku.
"Mommy ingin melihat keadaanmu sayang." Baekhyun hanya tersenyum dengan jawaban ambigu. Melihat keadaanku dengan cara duduk dipangkuanku seraya bertelanjang, huh? Pikirku heran. Dia tidak punya malu. Baekhyun menyelipkan helaian rambutnya di belakang telinganya dengan anggun.
Dia mungkin berniat mendominasiku hanya karena aku lebih muda darinya, membuatku agar tak enak menolaknya. Aku hanya menelan salivaku yang terasa berat. Saat ini gairahku mulai bangkit karena memandangi tubuh seksinya dengan jarak dekat.
Sadar diriku menatap tubuhnya, Baekhyun membuka sisa kancing kemejanya yang masih terkait. Dia menunjukkan tubuhnya yang ramping namun padat dengan garis otot yang memanjang vertikal dari rusuk hingga menuju bagian selatan tubuhnya. Tubuh ramping yang amat putih dan menggiurkan. Imanku mulai goyah.
"Ini Sehunnie... tubuh mommy." dia menawarkan tubuhnya sendiri padaku.
"Y-ya?" aku ngeblank.
"Tubuh mommy sayang.. mommy tahu kau penasaran."
Aku ragu-ragu meraih tubuh rampingnya, giliran aku yang menjamaah setiap inchi dari tubuhnya yang kenyal. Dia tidak menolak sama sekali ketika kusentuh. Kulit putihnya terasa licin dan lembut ketika kusentuh. Sempurna tanpa cacat maupun noda. Perawatan mahalnya pastilah dibiayai oleh ayahku. Jadi kupikir ini juga aset milikku bukan.
"Ahh... jangan tinggalkan disana Sehunnie sayang."
Baekhyun mendongak saat aku menjelajahi leher jenjangnya hingga ke tulang selangkanya.
"Kenapa memang?"
Sebenarnya aku memang tidak berniat meninggalkan kiss mark disana. Ayahku pasti akan mengira dia berselingkuh dengan pria lain.
"Hanya daddymu yang boleh meninggalkannya."
Baekhyun hanya tersenyum. Aku menaruh atensiku pada dadanya yang berisi dengan puting merah muda yang membengkak.
"Hisap sayang.." pintanya.
Aku meremas-remas dada montok itu sebelum melumat dan menggigitnya pelan. Baekhyun mendesah pelan, meremas kepalaku yang sedang menyusu padanya seperti bayi.
"Iyaahh.. ahh geli.. lagi Sehunnie sayang..."
"Kau benar-benar ingin seseorang menyusu padamu.. heh mommy?" aku memancingnya dengan seringaian tampan. Entah disadarinya atau tidak.
Baekhyun hanya mengangguk-angguk tak jelas tanpa menjawab. Kini aku dapat memandangi wajah seksinya dari jarak yang sangat dekat, dan membelai pelan rambutnya yang halus hingga turun ke pipi porselennya. Bibir tebalnya terlihat plumpy dengan warna merah muda yang berkilau. Dia tidak marah ketika aku menyapu tengkuknya. Justru wajahnya menunjukkan kenyamanan. Tengkuknya adalah area yang sensitif. Aku dapat melihat kelopak matanya yang bergaris eyeliner tipis dengan akhiran berbentuk runcing seperti mata kucing.
"Sehunnie... bisakah kau masukkan."
Aku dapat merasakan penis ereksinya diatas gundukan celanaku yang juga mengeras. Dasar jalang yang tidak tahu diri. Precum menetes dari ujung lubang penisnya, sedikit mengotori celanaku. Ingin sekali rasanya kutampar penis nakalnya itu. Pasti dia akan memekik.
"Tidak mau. Aku takut." kataku menggeleng. Aku tidak berani menyentuhnya lebih jauh lagi. Aku bahkan masih memakai seragam sekolahku.
"Sehunnie sayang kau kan akan menjadi anak mommy..." bisiknya membujuk.
"N-ne.."
"Bukankah kau harus menuruti permintaan mommy..."
Wajahnya agak sedikit ngambek.
Aku mendadak bimbang. Tak bisa menolak wajah cantik itu... dan tubuh seksi yang dia sodorkan padaku. Tatapan matanya seolah menghipnotisku.
"Ya kan Sehunnie..?" ulangnya mendesak jawaban.
"N-ne.." jawabku refleks.
Dia tersenyum.
"Masukkan jarimu Sehunnie..."
Oh, shit. Gumamku.
Baekhyun menuntun tanganku untuk membelai penisnya sendiri dengan precum menetes dari lubang kencingnya. Aku bergidik ngeri, tapi tak menolak juga akhirnya. Tanganku dituntun bergerak menurun hingga ke liang hangatnya yang terasa berdenyut-denyut. Kemudian dia sedikit mengangkat tubuhnya. Dia mengoles precumnya pada liang senggamanya hingga menjadi becek. Aku hanya diam memandangi aksinya.
Kemudian, dia berhenti melakukannya dan melihat padaku. Aku mendadak gugup.
"Sehunnie ayo sayang... mommy sudah tak tahan."
Aku menggeleng tanpa sadar. Alam bawah sadarku masih berkata bahwa aku tidak boleh melakukannya. Aku hanya bengong dan tak sadar tangan lelaki mungil itu menuntun jemariku untuk mendorong dua jariku masuk ke dalam liangnya yang licin. Dia sangat tidak sabaran rupanya.
Kupikir, karena terlanjur, maka kulakukan saja. Karena licin, jemari panjangku dapat menerobos masuk dengan mudah. Mulanya terasa sempit dan kesat hingga aku tak punya celah mengeksplorasinya. Aku pun mendorong jemariku lebih dalam. Baekhyun menggigit bibirnya seraya menghembuskan nafasnya pelan. "Mmhh sakit..." gumamnya. Dia meremas bahuku.
Karena dia mengeluh, aku berhenti melakukannya, namun dia berkata.
"Lanjutkan."
Aku memainkan jariku dengan pola yang tak menentu dan mengikuti instruksi darinya―lebih dalam atau melebarkannya. Baekhyun terus memintaku agar memainkan jariku seperti penetrasi. Maju dan mundur dengan tempo sedang. Aku menurutinya. Tubuhnya bergelinjang kenikmatan seraya meremas bahuku dengan dadanya yang membusung penuh gairah. Dia terus mendesah selagi menyuruhku bermain di titik kenikmatannya.
Dia sedikit mengangkat pantatnya agar aku dapat memasukannya lebih dalam. Aku dapat melihat paha putihnya bergetar kecil penuh nikmat.
"Ahhh enak Sehunnie... disana.. lagi.. ahh... lebih cepat sayang.."
Rasanya aku tidak mau mendengar suara itu agar aku tidak semakin bertindak irasional. Suara desahannya yang memintaku melakukan hal ini membuatku tak kuasa lepas dari hipnotisnya.
Aku menahan punggungnya yang melengkung dan bergetar penuh nikmat. Kami berpelukan sangat intim. Dia meletakkan telunjuknya pada bibirnya sendiri dengan pose sensual. Telunjuk kakinya terlipat menahan sensasi nikmat pada kakinya. Sementara tangan satunya lagi membelai penisnya sendiri. Precumnya terus menetes jatuh dari ujung kemaluannya. Dia mendapatkan dua sumber kenikmatan sekaligus. Ah, dia malah keenakan sendiri.
"Ahh... Sehunnie kau pintar. Mommy menyayangimu.."
"Hmm.." gumamku seadanya.
Baekhyun mengecup pipiku penuh sayang sebagai ucapan terima kasih. Dia memperlakukanku dengan lemah lembut layaknya ibu pada anak. Dasar jalang, batinku. Padahal dia merayuku untuk memuaskan nafsunya saja.
"Masukkan punyamu sayang." katanya lagi.
"Sudah mommy..." jawabku.
"Penismu sayang... seperti yang daddymu lakukan..."
Belum sempat kujawab, dia mulai membelai gundukan keras di selangkanganku. Baekhyun sadar penisku telah bangun sepenuhnya. Dia kemudian tersenyum. Tangan nakalnya mengusap dan menekan-nekan gundukan selangkanganku. Dia amat lihai merayu dengan sentuhannya.
"Lubang mommy sudah siap Sehunnie sayang. Masukkan saja."
"Tidak.. aku.."
Padahal aku sudah berniat menyudahinya.
Namun Baekhyun membuka zip resleting celanaku tanpa seizin dariku. Aku hanya diam, dan bodohnya membiarkannya menarik boxerku hingga dia dapat mengeluarkan organ kejantananku.
Baekhyun tersenyum. "Kau tak kalah besarnya dari daddymu."
Aku tersenyum kikuk.
Dia membelai penisku penuh sayang dan dengan segera itu membangkitkan libidoku lebih tinggi lagi. "Oh maaf mommy belum memuaskanmu." katanya teringat. Dia merasa tak enak padaku.
Aku menggeleng kesetanan. Semua itu hanya akan membuatku semakin gila. Aku buru-buru menahan kepalanya yang akan menunduk pada selangkanganku. Aku menarik kepalanya agak kasar, namun dia tidak marah. Dia terus bertanya mengapa aku menolaknya. Wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan.
Lagipula, penisku sudah ereksi hanya dengan mendengar suara desahan dan memandang tubuh telanjangnya.
"Biarkan mommy memuaskanmu juga sayang." Baekhyun menggengam batang kejantananku dengan erat.
Tangannya itu nakal dan berani sekali. Dia sengaja menyapu jempolnya pada penisku sehingga aku merasakan sensasi geli dan nikmat. Ketika Baekhyun melihat tubuhku terkejut bak tersengat listrik, dia hanya tersenyum genit dengan sudut bibirnya.
"Tidak mau... jangan." aku tetap menolaknya.
Baekhyun kembali naik ke pangkuanku, mengalungkan tangannya di leherku dan mengarahkan ujung penisku di lubangnya. Lubang yang sempit, kemerahan dan becek. Aku hampir sangsi. Dia terlihat tak sabaran. Namun ketika aku melihat padanya, dia hanya tersenyum lagi.
"Mommy masuk sayangg..." Baekhyun perlahan menurunkan tubuhnya dan menanamkan penisku dalam lubang hangatnya. Gerakannya terlihat sangat seksi dan membangkitkan gairahku.
Aku refleks menarik nafas dan tubuhku menegang. Rasanya seperti penisku dijepit hingga tak bisa bergerak. Aku menahan bibirku agar tidak mengeluarkan suara sekecil apapun. Rektumnya menjepit penisku dengan kuat. Baekhyun mencoba bergerak naik turun perlahan seraya memegang bahuku. Dia meringis seraya menyesuaikan posisi duduknya di pangkuanku. Aku memegang pinggangnya untuk membantunya.
Karena penasaran dengan rasanya, aku menjadi tak sabar.
"Mommy Byun... bergerak ne." pintaku.
Baekhyun mengangkat sudut bibirnya. Dia sangat girang sekali mendengar aku memanggilnya dengan panggilan itu. "Tak sabaran... anak mommy yang nakal?"
Aku menggeleng kecil. Sorot mataku memandang lurus dan tanpa ekspresi padanya. Baekhyun balas memandangku dengan khawatir, kemudian mengecup sekilas pada bibirku. Dia melakukan hal ini semua seperti bukan masalah besar.
"Kau mirip sekali dengan daddymu sayang..." katanya.
"Tapi maaf saja aku tetap bukan ayah." jawabku datar.
Baekhyun hanya tersenyum.
"Kau hanya perlu menuruti kata mommy Sehunnie sayang...biar mommy yang bergerak."
Hentakan tubuhnya yang naik dan turun perlahan memberiku sumber kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Dia mengeratkan pelukannya pada bahu bidangku. Aku mendongak untuk memandang wajahnya. Ingin memandangi bagaimana rupa wajah cantik itu ketika bercinta. Wajahnya yang merona merah, nafas yang terengah-engah, bibirnya yang ranum terbuka setengah dan desahan meluncur beriringan dengan hembusan nafasnya. Dia benar-benar menikmatinya.
"Ahhh... Sehunnie enak kan sayang..." tanyanya di sela-sela desahannya yang membuatku mabuk kepayang.
Aku diam saja memandangi dia bergerak liar dan seksi ketika menghentakan tubuh mungilnya pada penisku. Aku menahan tubuh ramping yang sedang duduk diatas pangkuanku sambil mendesah nikmat. Ekspresi wajahnya yang sangat seksi ketika dia horny itu membuatku tak tahan untuk tak mencumbunya. Kugenggam penisnya dan sedikit meremasnya, membuatnya memekik kecil.
Saat ini yang kulihat dari dia hanya seperti pemain film porno yang sangat bernafsu.
"Panggil nama mommy sayang..." ujarnya meminta. Dia membelai dan meraba wajah tampanku dengan tatapan yang sangat bergairah dan seduktif.
Aku menggeleng seraya menahan nafas. Dasar murahan.
Namun kubalas rayuan dia dengan mencium wajah dan lehernya. Dia mengigit bibirnya sendiri dengan pose sangat sensual. Kubelai paha dalamnya dan wajah itu berubah menjadi semakin tak tertahankan.
Ah, dia sangat liar saat bercinta.
Baekhyun menumpu sebelah tangannya di kasur, sedangkan satu tangannya lagi meremas bahuku. Dia membuat celah diantara tubuh kami sehingga aku dapat melihat penisku yang terjepit dalam lubangnya. Dia ingin aku juga mendesah dan menyebut namanya. Aku membiarkan hanya dia yang bergerak dan mengatur permainannya sendiri. Tak terpikirkan olehku dia bisa terlihat liar dan bernafsu seperti ini.
"Oouhh ahh... penismu besar sayang..."
Suara lembut yang biasanya memanggilku dengan panggilan lucu itu kini terdengar lain di telingaku. Suara itu kini memanggilku dengan desahan seksinya, membuatku sangat terangsang.
Kerongkonganku terasa mengerat. Aku menahan bibirku kuat-kuat. Aku malah memejamkan mataku. Aku tidak ingin melihat wajahnya.
Namun tak bohong. Aku juga menikmatinya.
Baekhyun menoleh dengan wajah terkejut. Aku tak kalah terkejutnya melihat sosok ayahku telah berdiri di depan pintu. Ayahku menghempaskan jasnya dan melonggarkan dasinya. Ayahku adalah seorang chief finance yang sukses. Seorang duda yang jarang menghabiskan waktu di rumah, pengecualian jika kekasihnya berada disini. Jadi pastilah mereka sebelumnya telah berencana menghabiskan malam yang panas. Rambut ayahku terlihat berantakan. Dia belum memangkasnya. Siluet yang gagah nan maskulin itu membuat Baekhyun tak sabaran. Dengan segera, gairahnya kembali bangkit. Itulah yang Baekhyun tunggu-tunggu sejak tadi siang.
Ayahku menyadari kehadiranku disini. Aku seharusnya tidak berada di kamar ayahku seraya memangku kekasihnya yang bertelanjang. Andaikan ayahku tahu bahwa kekasihnya menggoda putranya sendiri karena tak bisa menahan nafsunya.
Namun ayahku hanya tersenyum.
"Kebetulan sekali." ucap ayahku terkekeh senang. "Aku terlambat ya."
"Darling..." panggil Baekhyun pada kekasihnya.
Ayahku terkekeh lagi begitu kekasih binalnya itu memanggilnya. "Maaf putraku, ayah seharusnya datang lebih lambat kan." katanya padaku.
Aku hanya diam.
"Aku tahu kau menginginkan ini sejak tadi siang.. memikirkan bercinta denganku sepanjang hari." ucap ayahku menebak. Tidak ada hal lain yang ayahku pikirkan saat mengendarai mobil selain hasrat ingin bercinta dengan kekasihnya. Tubuhnya terasa panas dan penuh gairah. Ayahku juga ingin cepat-cepat pulang.
"Yes.. please.." Baekhyun memohon pada ayahku dengan tatapannya.
"Di depan putraku?" tanya ayahku memastikan.
"Yeah... fuck me in front your son."
Aku membeku.
Ayahku terkekeh berjalan mendekati ranjang, dan Baekhyun langsung merangkak padanya.
"You make me so horny baby..." ucap ayahku memandangi keadaan kekasihnya saat ini. Wajar saja, lacurnya itu sebelumnya telah menggodaku dan mengajakku bercinta diatas ranjang ayahku.
Namun Baekhyun tampaknya belum puas dengan apa yang sudah kami lakukan sebelum ayahku pulang.
"Ayah urus saja dulu lubang lacurmu itu." kataku pada ayahku.
Heran sekali Baekhyun tidak marah melihat aku mengatainya seperti itu.
Suara baritone ayahku hanya tertawa.
"Sehunnie... kau tetap disini bersama mommy dan daddymu ya sayang." Baekhyun meminta padaku. Dia hanya tersenyum seperti biasa. Ah, aku masih terbayang-bayang wajah seksinya saat mendesah.
Aku pun menjawab. "Aku tidak mau, mommy." Aku ingin pergi dari sini dan membiarkan mereka berdua.
"Kau harus menuruti permintaan mommymu, putraku." ayahku yang menjawabnya.
Aku berusaha tidak melakukan kontak mata dengan tatapan yang Baekhyun berikan padaku. Dia menatapku dengan tatapan seperti tidak tahu apapun.
Ayahku terkekeh melihat kami yang terlihat dekat dan tidak canggung lagi sampai-sampai Baekhyun berani bertelanjang di depanku. Sangat akrab sekali bukan. Mana mungkin ayahku tidak tahu apa yang telah kami lakukan.
"Darling... kau merawat putramu dengan baik." ucap Baekhyun pada ayahku.
"Apa yang kau lakukan pada putra kesayanganku hmmm. Tak sabaran menungguku hah..." gumam ayahku menghujani wajah cantik itu dengan kecupan penuh cinta. Rupanya karena babynya ini amat merindukan sentuhannya, dia sampai menggoda putranya. Benar-benar nakal.
Ayahku membelai rambut dan wajahnya. Baekhyun hanya mengerling dan menggeliat manja seperti kucing pada ayahku. Dia mencoba berpindah ke pangkuan ayahku, namun ayahku menahannya. Sebaliknya, ayahku membuka resleting celananya dan menurunkan boxernya, menyodorkan kejantanannya.
"Kau harus membuatnya siap tempur dulu." ucap ayahku.
Organ yang padat dengan garis berurat dan aroma maskulin yang berat itu tersaji di wajahnya yang merona merah. Penis ayahku masih setengah berdiri. Besar dan panjang. Baekhyun terlihat tak sabaran dengan penis ayahku yang tersaji di hadapannya. Penis ayahku rupanya lebih besar dari punyaku. Dia terlihat sangat excited dengan mainannya. Transisi perubahan sisi imut dan dewasanya dapat terjadi dengan cepat. Baekhyun bertingkah manja ketika bersama ayahku, mungkin karena ayahku lebih tua darinya.
"Besar darling..." katanya membelai penis ayahku yang setengah ereksi. Dia mengendus aromanya dengan seduktif. Baekhyun menyelipkan tangannya di bawah kemeja ayahku menjelajahi otot perut ayahku hingga turun menuju tulang selangkangannya. Rambut-rambut halus yang tumbuh disana menambah aura kedewasaan ayahku yang dominan. Dia sangat suka.
"Suck it baby." pinta ayahku.
Dirty talk mereka membuat telingaku panas.
Baekhyun menggengam batang kejantanan itu dengan dua tangannya seperti permen lolipop. Dia menempelkan penis ayahku pada pipinya. Ayahku hanya terkekeh seraya mengusap sayang kepala kekasihnya. Baekhyun kemudian perlahan menenggelamkan batang itu dalam rongga mulutnya. Dia memulai permainan nakalnya pada penis ayahku yang mulai terangsang karena aksi joroknya. Dia mengulum penis dalam mulutnya seraya memijit testikel ayahku dengan jemari lentiknya.
Ayahku mengerang, mengangkat satu kaki panjangnya ke ranjang. Didorongnya kepala itu lebih jauh ke dalam tenggorokannya, sampai Baekhyun tersedak salivanya sendiri. Namun dia tidak protes.
Aku speechless melihatnya.
Suara kecupan basah, lumatan dan jilatan dari service yang sedang dia lakukan memberiku sensasi geli. Baekhyun mengurut dan memijat penis ayahku dengan tempo dan gerakan yang membuat ayahku semakin menggila. Dia menggesekan batang kejantanan ayahku dalam genggaman tangannya yang erat. Dimainkannya terus penis ayahku dengan pola permainannya sendiri. Dia menekan-nekan ujung lubang kejantanan ayahku yang mulai meneteskan cairan putih nan kental.
"More baby. Sampai keluar." pinta ayahku lagi. Ayahku menarik rambut kekasihnya dengan agak kasar, menggeram rendah seraya kekasihnya memanjakan penisnya yang mulai mengeras.
Baekhyun menurut. Aku terus memperhatikan keterampilan jemari dan lidahnya yang handal dalam memberikan kenikmatan untuk ayahku. Bibir kenyal berwarna merah muda itu rupanya juga sangat perkasa. Sial sekali aku tidak mencobanya tadi.
Ayahku langsung mendesah dengan suara huskynya. Pria dewasa itu berdehem kasar dengan tenggorokannya yang terasa mengerat.
"Mmhhhh..."
"Hari ini kau cantik dan seksi sekali baby..." ucap ayahku memuji. Baekhyun rupanya bersolek dan berpakaian seksi untuk menyambut ayahku pulang. Ayahku dapat merasakan betapa lembutnya surai kecokelatan itu. Dia pasti baru saja ke salon.
Bahkan ketika dia telah membebaskan penis ayahku dari kuluman dan genggamannya, dia masih menjilat precum pada batang penis ayahku yang sudah tegak dengan sempurna. Hanya dengan handjob dan blowjob darinya.
"Chanyeol.. sudah darling." lapornya manja. Baekhyun membersihkan sisa precum yang menetes dari bibirnya. Melihat itu membuatku rasanya juga ingin memasukkan penisku dalam mulutnya.
Sama denganku, libido ayahku seketika memacu cepat ketika melihatnya. Pemandangan kekasihnya yang nakal itu membuat ayahku tak tahan ingin mencumbunya. Ayahku langsung menarik rambutnya agar dia mendongak dan membuka mulutnya. Dia membalasnya dengan menjulurkan lidahnya agar ayahku langsung melahapnya.
Baekhyun terlihat liar sekali ketika dia sedang bernafsu.
Mereka mulai bercumbu dengan panas. Suara aduan saliva terdengar mengayun pada dua orang dewasa yang sedang memiringkan kepalanya. Baekhyun mendongak seraya mengalungkan tangannya pada leher ayahku. Sedangkan ayahku meremas-remas pantat putih nan montok milik kekasihnya. Dua kepala itu saling melumat dan hasrat ingin mendominasi satu sama lain sangat membara seolah-olah tak ada yang mau kalah.
"Mmmhh... hah... aku sudah."
"More baby..."
Ayahku mendorong lagi lidahnya sampai kekasih mungilnya itu tak mampu mengeluarkan suara sepatah katapun. Tubuh mungilnya terhimpit oleh tangan ayahku yang kokoh. Ayahku menahan dia agar tak memberontak. Baekhyun agak kewalahan ketika ayahku menahan kepalanya agar tak bergerak selagi menahan pinggang rampingnya.
Ah ayahku ini. Memang pria yang sangat handal. Rupanya ayahku terlihat kasar dan tak sabaran ketika melakukan seks. Seks yang liar, kasar dan dominasi dari ayahku, namun Baekhyun sangat menikmatinya.
Aku dapat mendengar Baekhyun berkata sesuatu dengan lirih, sementara ayahku sangat agresif. Ayahku tampak masih ingin bermain-main mesra dengan lidahnya. Namun Baekhyun tampaknya ingin menyudahi ciuman panas mereka secepat mungkin.
"Masukkan sekarang saja darling." katanya sedikit merengek. Baekhyun berbisik pada ayahku seperti memohon. Wajahnya yang terlihat malu-malu itu sangat menggemaskan. Tingkahnya di depanku dan di depan ayahku sangat berbeda.
Ayahku mengecup kening kekasihnya dengan mesra. Penis ayahku itu telah tegak sempurna―lebih besar ketika ereksi dan tak tahan ingin menyemburkan spermanya dalam lubang hangat kekasihnya. Pertama-tama, ayahku mulai membuka beberapa kancing kemejanya sehingga mempertontonkan dada bidangnya. Terasa sesak dan gerah disaat hasrat dan libidonya sangat tinggi.
"Biar ayah tunjukkan bagaimana cara melakukannya." tukas ayahku melihatku penuh keyakinan. Ayahku mengurut-ngurut batang kejantanannya yang keras sebagai persiapan.
Aku meneguk salivaku gugup.
"Sekarang berbaring baby." pinta ayahku padanya.
Baekhyun membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang dan melebarkan pahanya. Lutut ayahku maju selangkah untuk menggapainya. Liang senggama kemerahan yang becek itu mengundang ayahku memposisikan ujung kejantanannya tepat di depan lubangnya. Becek dan berdenyut-denyut tak sabar bersenggama. Ayahku menggoyangkan kepala penisnya di depan lubang itu sebagai perkenalan sebelum memasukinya.
Baekhyun hanya melihat aksi ayahku dengan wajah yang juga sangat bergairah. Dia memijat penisnya dan putingnya sendiri, menggigit ujung bibirnya dan mengangkat pahanya dengan wajah sensual. Wajah seksi nan liar yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Aku dapat melihat bahwa mereka berdua sudah sangat horny dan siap tempur.
"Kau sudah basah daritadi sayangku." kata ayahku.
"Ayo darling... aku tidak tahan lagi." jawab Baekhyun tak sabar. Dia menarik kedua pahanya berlawanan―agar semakin lebar kemudian menggosok lubangnya dengan precum miliknya.
"Sudah siap baby..." tanya ayahku sengaja mengulur waktu.
"Ayo."
Ayahku hanya tertawa, sementara aku hampir hilang kewarasan hanya dengan menonton adegan panas mereka.
Ayahku mengangkat bongkahan pantal kenyal itu sebelum mulai mendorong batang kejantanannya masuk ke dalam. Sempit namun licin sehingga mudah untuk mendorongnya. Baekhyun memekik histeris seraya memejamkan matanya. Itu bukan teriakan kesakitan. Wajahnya justru sangat menikmatinya. Dia merintih pelan sembari menggigit bibir ranumnya. Satu desahan kemudian lolos dari bibirnya. Ayahku mendorong lagi setengah kejantanannya masuk hingga tertanam dalam rongga hangat yang sempit. Dinding rektum itu menjepit penisnya sehingga ayahku mengerang.
"Ouhhh.. sakit darling.. sedikit lagi masuk..." desah Baekhyun tak sabar. Dia meraih penis ayahku dan membantunya mendorong lebih jauh hingga masuk seluruhnya.
Baekhyun bergelinjang geli dan nikmat. Lubangnya kini terasa penuh dan hangat dengan organ panjang nan keras yang menutup jalan keluar seutuhnya. Jemari kakinya mengerat menahan nikmat yang mulai menjalar di bagian selatan tubuhnya. Kakinya terbuka semakin lebar.
Sementara aku menatap sosok itu tanpa berkedip.
Ayahku berusaha menyesuaikan posisi kejantanannya yang dijepit oleh rektum ketat namun licin. Rasanya selalu saja seperti menjeblos perawan, pikirnya. "Ahhh Byun... selalu saja sempit.. dasar perawan." komentarnya.
Baekhyun menumpu tubuhnya dengan siku tangannya. Tangannya yang satu lagi melebarkan pahanya dengan pose vulgar yang menantang. "Now fuck it." katanya.
"You are so slut for this..." komentar ayahku memandanginya.
Tapi bukannya meladeni ayahku, dia malah berkata padaku. "Sehunnie lihat ke mommy ya sayang..."
Aku mengangguk tanpa sadar.
"Ohhh..."
Baekhyun mendesah lirih selagi ayahku mulai bergerak. Maju dan mundur dengan perlahan.
Baekhyun melirik penis ayahku yang telah tenggelam seluruhnya dalam lubang hangatnya. Gesekan penis ayahku pada dinding rektumnya memberikan rasa nikmat yang mulai menjalar di sepanjang tubuhnya.
Pandangan kami tanpa sengaja bertemu pada objek yang sama. Dia langsung melirik padaku. Aku pun langsung membuang mukaku. Aku hanya merasa takjub mengamati penis ayahku yang besar itu dapat masuk seluruhnya ke dalam lubangnya yang sempit. Tubuh ayahku dan tubuh mungilnya kini menyatu sempurna―menimbulkan sensasi ganjil pada diriku. Rasanya aku juga ingin menggagahi dan mendominasi lelaki mungil ini.
"Darling..." panggilnya lagi seraya mengatur irama nafasnya.
"Hmm..."
Baekhyun memandang wajah pria yang menggagahinya. Ayahku terlihat sangat bergairah dengan rambutnya yang berantakan. Sorot matanya diselimuti nafsu dan gairah. Sesekali Baekhyun melirik lagi kepadaku dengan tatapan sayunya yang langsung membuatku mati kutu. Baekhyun ingin memastikan bahwa aku melihat padanya seperti yang dia minta.
Ayahku mulai bergerak dengan tempo yang cepat dan liar hingga tubuh mungilnya terhentak. Sodokan ayahku terlihat brutal dan tak sabaran. Rektum ketat kekasihnya membuatnya tak bisa mendorong tanpa hentakan kuat. Mereka sudah terbiasa dengan seks yang kasar. Terutama Baekhyun yang justru tampak menyukai dan menikmatinya. Desahannya tiba-tiba menjadi liar dan tak tertahankan. Dia mendesah selagi tubuhnya terhentak kecil karena gerakan ayahku.
Bagiku, tidak ada pemandangan paling seksi selain pemandangan yang tersaji dihadapanku saat ini. Aku terus melihat wajahnya.
Clap!―Clap!―Clap!―Pergulatan panas mereka di ranjang membuat suhu tubuhku seketika naik dan detak jantungku mengencang meski hanya melihatnya. Suara becek, nafas mereka yang terengah-engah dan desahan Baekhyun beradu menjadi suara-suara sensual nan memabukkan. Aktivitas seksual mereka terlihat penuh gairah dan panas.
Aku tak tahan melihatnya. Ayahku bertubuh tinggi dan besar, sementara dia bertubuh kecil. Perbedaan ukuran itu membuatku gemas. Namun kurasa itulah yang membuat mereka cocok dan serasi. Baekhyun berusaha mengimbangi pola permainan ayahku, tapi dia agak kewalahan sampai dia harus meremas sprei ranjang. Ayahku memegangi tangannya. Roman wajahnya melukiskan kenikmatan dan fantasi liar. Begitu juga dengan ayahku.
Aku jadi ingin mencobanya lagi. Tubuh itu... dan suara yang akan memanggil namaku. Kali ini dengan caraku sendiri.
"Ahhh..hah sayang.. pelan-pelan." lirih Baekhyun memejamkan matanya. Tangannya meremas sprei ranjang dengan ekspresi wajah kenikmatan yang intens. Tubuh putihnya yang berkeringat membuatnya terlihat bercahaya di bawah sinar lampu. Seksi, panas dan bergairah.
Ayahku tak menjawabnya. Masa bodo. Ayahku mengangkat tinggi sebelah paha kekasihnya, dan memberi hentakan kuat hingga sang empunya tubuh mendesah dengan pekikan nikmat luar biasa. Ayahku menghajar titik nikmatnya dalam sekali dorongan yang kuat dan dalam.
"Ohh so deep darling."
Hal seperti itulah yang Baekhyun sukai.
Ayahku sangat menikmati pemandangan erotis di bawahnya. Wajah sayu nan sensual yang sedang mendesah seraya memanggil namanya. Membuat ayahku tak tahan ingin membuat permainannya semakin liar agar dia memohon.
Desahan pendek mereka terdengar bersahut-sahutan. Mendengar itu membuat atmosfir suasana dan tubuhku semakin memanas.
Baekhyun kewalahan menahan selangkangannya. Kini kejantanannya sendiri terasa membengkak, berdenyut meminta sentuhan juga, dan dia ingin memanjakan kejantanannya sendiri selagi bisa. Dia meletakkan sebelah tangannya menahan penis dan testikelnya yang terasa penuh dan akan meledak. Dia menghujani penisnya sendiri dengan sentuhan dan pijitan cepat. Dirinya sendiri tak tahan dengan kenikmatan dari penis ayahku pada lubangnya dan tangannya yang menyentuh tubuhnya sendiri.
"Ohh... mau keluar darling..."
Ayahku mengatur tempo dorongannya menjadi lebih teratur, namun membuatnya semakin bergelinjang pasrah. Karena dengan cara seperti itulah ayahku memuaskannya. Tak bisa ditebak alurnya. Ayahku sengaja memperlambat tempo permainannya disaat kekasihnya ingin mencapai titik tertinggi kepuasannya. Baekhyun mulai merengek dalam desahannya. Meminta ayahku agar lebih cepat. Dia setengah menganga dengan desahannya meluncur bebas. Ayahku tiba-tiba mempercepat tempo sodokannya.
Ayah pintar, batinku. Namun ketimbang memperhatikan ayahku, aku malah memandangi Baekhyun. Ayahku sangat perkasa saat bergulat di ranjang. Aku terus memperhatikan tubuh rampingnya yang terhentak kecil setiap kali ayahku menyodok lubangnya. Air wajah sayunya yang meringis ketika mendesah, irama nafas pada dada bengkaknya yang tak beraturan, dan ayunan desahan seksinya yang memanggil nama ayahku berkali-kali. Pemandangan mereka yang sedang bersenggama itu membangkitkan gairahku. Sodokan ayahku terus menghantam prostatnya tanpa ampun. Jadilah dia merengek lagi pada ayahku.
"Emmhh.. darling.. lebih cepat... dont stop."
"Hhh... rasanya?" tanya ayahku sedikit menunduk dan berbisik di telinganya.
"Enak sayang ahhh... lanjutkan..."
Ayahku menggeram berat. Pria itu punya stamina sangat kuat untuk menghajar lubang sempit kekasihnya. Melelahkan namun nikmat sekali.
Baekhyun mendesah seperti bisikan. Suara desahannya yang lembut bersahut-sahutan dengan bunyi becek pada lubangnya yang sedang digagahi. Ayahku menahan bongkahan pantat sintalnya dan menahan kedua pahanya. Suaranya terdengar lirih. Dia akhirnya menyerah saja membiarkan ayahku mendominasi permainan. Kepala dan punggungnya terkulai lemas di ranjang. Dia meremas kemeja yang ada di genggaman tangannya untuk menyalurkan sensasi nikmat yang tak tertahankan. Aku benar-benar menikmati setiap detik pemandangan wajah seksinya.
Wajah yang pasrah selagi ayahku masih menggagahinya, namun desahan nikmat masih meluncur dari bibirnya.
"Ahhh...ohh.. fuck it harder darling."
"Hmmmm."
Mereka sedang merasakan kenikmatan intens yang luar biasa.
Aku menutup mataku dengan kedua tanganku. Adegan hubungan intim ini... aku tidak seharusnya melihatnya. Mereka adalah ayah dan calon ibuku. Aku masih dapat mendengar suara nafas yang terengah-engah dan bunyi sprei ranjang yang bergesekan selagi sodokan ayahku yang semakin cepat.
Suara desahan Baekhyun yang masih terdengar dan suara becek sodokan kasar ayahku pada analnya membuatku tak tahan untuk melihatnya lagi. Dia mulai mendesah histeris seraya penisnya membengkak dan akan menyemburkan sperma kental. Ayahku juga menggeram berat dan cengkramannya di pinggang kekasihnya menguat. Baekhyun mendesah panjang dan kepalanya menengadah. Aku tahu apa yang akan terjadi sebentar lagi. Jadi aku tak tahan ingin melihat bagaimana wajah seksinya ketika orgasme. Kugeser sedikit jemariku agar memberiku celah mengintip.
Aku hampir hilang kewarasan.
Baekhyun rupanya sedang menatapku. Bibirnya terbuka dengan wajah dan lehernya yang memerah serta nafasnya yang terengah-engah. Wajahnya terlihat kelelahan. Kepalanya terkulai kesamping, menatapku dengan tatapan sayu dan memohon.
Aku dapat melihat bibirnya bergerak, memanggil namaku dengan bisikan.
.
.
.
