Pleasure

Summary: Dia adalah seseorang dengan tanggung jawab, siang bekerja keras, malam beristirahat.

Disclaimer: Naruto. Azur Lane. Hanya dimiliki oleh pembuatnya masing-masing.

Warning:

Summary hampir gak sesuai dengan isi cerita. Adult scene. Lemon. Lime. OOC. Alternative Universe. Threesome.

I Hope You All Enjoy This Story :)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terletak di ruangan ini, seorang pemuda berambut kuning dan berpakaian militer putih memperhatikan setiap dokumen di meja, tak jarang memberikan tanda tangan pada beberapa laporan yang menurutnya layak mendapatkan persetujuan.

Dia tidak seorang diri tentu saja, karena ada dua wanita menawan tengah berdiri di sisi kanan maupun sebaliknya.

"Karena laporan yang ada tinggal sedikit, kau lebih baik beristirahat sebentar, Laksamana."

"Ah, kau benar juga, Illustrious."

"Master, silahkan dinikmati."

"Terima kasih, Belfast."

Pemuda itu tersenyum pada mereka.

"Mengingat cuma ada kita saja, panggil namaku saja bukan masalah seharusnya."

Belfast dan Illustrious tersenyum.

"Kau benar, Naruto-kun."

"Jika itu suatu perintah tersendiri, baiklah, Naruto-sama."

Naruto tertawa kecil. "Senang mendengarnya."

Meletakkan pena, Naruto menyeruput teh dengan nikmat.

"Haah, minum teh sambil kerja enak sekali rasanya," ujarnya.

Dua wanita itu tertawa geli saat melihat tingkah komandan mereka.

Meski usianya masih terbilang muda, Naruto Uzumaki merupakan pemimpin yang bisa diandalkan bagi yang lainnya. Jika ada waktu luang, Naruto selalu keluar dan berinteraksi dengan anggota lain yang ditemuinya di pangkalan, biasanya berbincang mengenai hal sederhana atau menanyakan keadaan mereka.

Singkatnya, banyak yang kagum dan terpesona pada pemuda itu, tapi mereka masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Belfast dan Illustrious.

Puas minum teh, Naruto meletakkan cangkir pada nampan, mengamati jendela dan menyadari kalau matahari sebentar lagi tenggelam. "Tidak terasa hari sudah mau gelap saja."

Mata Illustrious dan Belfast berkilauan aneh secara tiba-tiba.

"Master, apakah masih ada laporan yang tersisa?"

"Oh, untuk hari ini semuanya sudah selesai."

"Kalau begitu, mungkin ada baiknya kita selesaikan hari ini… dan beristirahat. Bagaimana menurutmu, Laksamana?"

Naruto memerah wajahnya, karena dia menyadari arti 'istirahat' dari yang dibicarakan Illustrious. Meski begitu, Naruto tidak berniat menolak sama sekali.

"Y-Ya, aku rasa istirahat untuk hari esok juga bagus."

Belfast dan Illustrious tersenyum lebar.

.

.

.

"(Ahhn~) laksamana, apakah oppaiku terasa nikmat? (aahhn~)…"

"Y-Ya, aku suka mereka (sluurph~)…"

Dalam kamar tidur ini, tepatnya atas ranjang, Naruto menyedot salah satu puting susu Illustrious dengan posisi kepalanya terletak di paha wanita tersebut, di sisi lain, Belfast dengan patuh mengocok penisnya. Pakaian mereka berserakan di lantai saat ini. Merasa cukup, Naruto beralih ke puting susu yang lain, kemudian mengisap itu dengan antusias, alhasil Illustrious dibuat mendesah karena tindakannya.

'Fufu, Naruto-sama seperti anak bayi saja.'

Masih mengocok penis Naruto, Belfast menyembunyikan senyumannya ketika melihat tingkah laku tuan mudanya tersebut. Setelah beberapa saat, Belfast beralih menggunakan mulutnya, kali ini mengulum penis Naruto dengan sedikit keras.

"Haah-mmmph?!"

Karena perbuatan Belfast, Naruto berhenti menyedot, dan itu dimanfaatkan oleh Illustrious yang langsung mencium bibirnya. Keduanya berciuman cukup ganas sambil bertukar saliva.

"Illustrious…"

"Ahh… Naruto-kun…"

Di saat bersamaan, Belfast menyadari kalau Naruto sempat bergetar pertanda sesuatu akan datang, kemudian mengisap penisnya lebih kencang. Tidak lama kemudian, Belfast merasakan objek yang hangat sebelum menelan itu. Naruto dan Illustrious berhenti berciuman karena kebutuhan oksigen.

Dengan begitu, Illustrious dan Belfast berpindah tempat, Illustrious menjilat sisa cairan pada penis Naruto lalu mengulum setengah bagiannya. Sedangkan itu, Belfast hanya tersenyum ketika memperhatikan Naruto menyedot puting susu kanannya.

"Naruto-sama, apa kau mau kumanja?"

"Y-Ya, aku ingin dimanja oleh Belfast."

"Fufu, sesuai keinginanmu."

Belfast berbisik di telinga Naruto sambil mengelus rambutnya. Apapun yang dikatakan Belfast, itu menghasilkan rona merah tipis di pipi Naruto, tapi hal tersebut membuatnya semakin antusias mengisap puting susunya.

Sudah cukup lama, Illustrious berhenti mengulum dan menjepit penis pemuda itu di antara payudara besarnya, menaik-turunkan mereka dalam tempo lambat. Naruto beralih ke arah Illustrious.

"I-Illustrious."

"Kau menyukainya, Laksamana?"

"Y-Ya."

"Hihi, bagus kalau begitu."

Merasa cukup, Illustrious menaiki tubuh Naruto sebelum mengarahkan penisnya ke dalam liang kewanitaannya, lalu menggerakkan pinggangnya naik-turun. Naruto menyukai bagaimana sepasang gunung Illustrious melambung secara menggoda. Belfast memperhatikan hal ini dan menyodorkan buah dadanya yang tak kalah besarnya pada Naruto.

"Master-aahhn~"

Naruto langsung mengisap puting susu Belfast yang terdekat sekencang mungkin, di saat bersamaan, dia juga meremas payudara Belfast yang satunya. Belfast menekan kepala Naruto lebih dekat dengan buah dadanya, mendesah saat pemuda itu meninggalkan cupang di permukaan 'melon'nya.

"L-Laksamana, aku…"

"Y-Ya, aku juga."

Mereka berdua mengerang saat keluar bersama, lalu Illustrious tergeletak di sisi lain kasur, sementara cairan sperma tampak menetes dari lubang vaginanya. Naruto berusaha mengatur nafas, kemudian melihat Belfast membersihkan penisnya menggunakan lidahnya.

"Sss, Belfast."

Belfast tersenyum simpul. "Jangan khawatir, Master, aku bisa menunggu."

Naruto mengangguk dan memperhatikan Belfast menjilat penisnya dengan lembut. Setelah cukup lama, Belfast naik ke atas tubuh Naruto, kemudian mengarahkan penisnya ke dalam vaginanya sebelum menggerakkan pinggulnya naik-turun. Melihat betapa menggodanya mereka, Naruto meremas buah dada Belfast sementara pemiliknya masih terus menggoyangkan pinggangnya.

"Naruto-sama…"

Merasa bergairah, Belfast mencium Naruto dengan ganas, lidahnya memaksa masuk dan mengacak isi mulut pemuda itu. Naruto mengerang pelan, tak mampu melakukan apapun dan membiarkan Belfast mengambil alih kendali. Setelah beberapa saat, keduanya mulai merasakan sesuatu.

"B-Belfast, aku…"

"Y-Ya, bersama-sama."

Naruto dan Belfast mendesah keras saat keluar bersamaan. Keringat bisa terlihat di sekitar area tubuh mereka. Kemudian, Belfast tergeletak ke samping Naruto sebelum menunjukkan senyuman.

"Master *haah* apa kau *haah* puas?" tanyanya.

Naruto berseri. "Ya… aku puas."

Senyuman di wajah maid tersebut semakin melebar.

Menengok ke bawah, Naruto mendesis pelan saat Illustrious menjilat penisnya tanpa meninggalkan sisa cairan sama sekali. Illustrious tersenyum kepada Belfast.

"Aku harap kau tidak keberatan dengan ini."

"Tidak sama sekali. Aku sudah cukup penuh."

Merasa cukup, Illustrious pindah ke sebelah Naruto.

"Laksamana, bagaimana dengan 'istirahat'mu kali ini?" tanya Illustrious.

Naruto terkekeh.

"Mengesankan seperti biasanya," ungkapnya.

Belfast dan Illustrious tertawa kecil.

"Ah, ngomong-ngomong-"

Keduanya cemas.

"Ya, Naruto-kun?"

"Ada masalah apa, Naruto-sama?"

Naruto menatap ke arah keduanya sebelum menyengir.

"Terima kasih, dan aku … mencintai kalian."

Belfast dan Illustrious terkejut, kemudian mereka memeluk erat Naruto dengan senyum manis di wajah mereka. Wajah Naruto tenggelam di antara payudara besar mereka saat ini.

Meski begitu, Naruto tidak keberatan dan segera menekan sebuah tombol.

Lampu di kamar ini padam seketika.

.

.

.

Dalam kantor khusus ini, sore hari, Naruto memutar pena sambil membaca salah satu laporan masuk. "Hmm, kalau ini seingatku…"

Pintu di tempat ini terbuka, dua anak kecil berkelamin perempuan berlari ke arah meja.

"Papa!"

"Kami pulang!"

Naruto beranjak dari kursi lalu membiarkan mereka memeluk kakinya. Naruto mengelus lembut rambut dua putrinya itu.

"Anak pintar, bagaimana pelajarannya?"

""Seru!""

Naruto terkekeh. "Bagus kalau begitu."

Kemudian, Belfast dan Illustrious berjalan masuk, menatap mereka dengan raut wajah keibuan.

"Lain kali jangan berlarian di lorong, mengerti?"

"Ada kemungkinan lantai masih basah, berikutnya jangan diulang lagi."

Dua anak perempuan itu cemberut, tapi menyadari itu salah mereka. ""Baiklah…"

Naruto hanya tersenyum.

"Omong-omong, siapa di sini yang mau es krim?"

Mereka langsung ceria lagi.

"Aku!"

"Aku juga mau, Papa!"

"Bagus, ayo kita pergi!"

""Hooray!""

Illustrious dan Belfast menghela nafas, tapi senyuman terlihat di wajah keduanya.

[E-N-D]

A/N: Kapal, heh ;)