Pie Days
by: Odeee
[Kookv - Mpreg - College life - harshword]
Side story 01
"Aku akan mendaftar ke Fakultas Kedokteran."
"Lalu aku juga akan mendaftar disana."
Taehyung meliriknya dengan tajam, "Apa kau bodoh? Ambil jurusan bisnis!"
Jungkook mengerutkan dahinya, dengan kesal menjawab, "Apa yang salah? Kenapa aku tidak boleh mengambil fakultas yang sama denganmu?"
Taehyung menatapnya dengan tajam, perasaan ingin mengunyah kepala suaminya muncul lagi. Pria keras kepala sialan ini.
Jungkook saat ini sedang memegang anak perusahaan ayahnya, jika dia ingin kuliah maka dia harus mengambil jurusan yang sesuai.
Apakah bajingan ini ingin menjadi dokter dan CEO pada saat bersamaan?
Taehyung mengerutkan wajahnya, berusaha menahan perasaan kesalnya, "Kau tidak bisa menjadi dokter."
"Kenapa aku tidak bisa menjadi dokter?" Jungkook tampaknya semakin kesal, dia berkata dengan suara rendah, "Apa kau tau betapa aku ingin menjadi dokter saat aku melihatmu sakit?"
Taehyung, "..."
Sialan, serangan mendadak.
"Dengar sayang, aku yang akan menjadi dokter." Taehyung berusaha melembutkan suaranya, dia bahkan mendekati Jungkook dan mengusap lengannya, "Aku yang akan merawatmu dan anak kita Jungie."
Saat ini anaknya, Jeon Yoo Jung yang mereka panggil Jungie berusia 5 tahun. Mereka hanya berpikir akan mulai kuliah saat anak mereka juga berusia siap untuk sekolah. Dengan itu maka mereka bertiga akan sama-sama sibuk.
Jungkook akhirnya menghela napas, dia melembutkan suaranya, "Tapi aku ingin belajar bersamamu, berada di kelas yang sama denganmu seperti saat SMA."
Taehyung memaksakan senyumnya hingga matanya menyipit, "Apa kau bocah? Ingin selalu bersama istrimu?"
"Mengapa aku tidak boleh bersama istriku?"
"Bukannya tidak boleh, tapi kita harus menempuh cita-cita masing-masing bukan?"
Jungkook kembali mengerutkan alisnya, "Aku ingin menjadi dokter."
Taehyung akhirnya melempar tangan yang baru saja dia pegang, dengan kesal berkata, "Cukup brengsek, kau membuatku kesal."
.
.
.
Pada akhirnya mereka membutuhkan bantuan ibu Jeon dan ibu Kim untuk menengahi perdebatan mereka.
Jungkook sangat kerasa kepala, membutuhkan lebih dari 2 jam perdebatan untuknya mengalah pada keinginannya mengambil jurusan kedokteran.
Taehyung tidak ingin menentang keinginannya, tetapi dia harus melakukannya karena dia memiliki tanggung jawab yang besar pada perusahaan yang dia pegang. Dan Taehyung tidak ingin Jungkook memecah kepalanya dengan mengambil dua profesi.
Pada akhirnya dia mau mendaftar ke jurusan bisnis dengan syarat harus berada di universitas yang sama dengan Taehyung.
Taehyung merasa kepalanya akan pecah, dia harus mengimbangi Jungkook yang selalu menjadi juara di sekolah dulu dan juga selalu ikut olimpiade. Dia tidak ingin Jungkook jatuh ke universitas yang tidak sesuai dengan kemampuannya karena mengikutinya, pada akhirnya Taehyung yang harus belajar setengah mati.
Dia masih dengan serius belajar di ruang kerja Jungkook saat pintu terbuka, Taehyung tidak harus menoleh untuk tau siapa pelakunya. Dia hanya tinggal dirumah ini bersama Jungkook dan Jungie.
"Masih belajar?"
Taehyung akhirnya menoleh, dengan hanya begitu dia merasa semua rasa lelahnya menghilang. Jungkook berdiri di ambang pintu dengan Jungie berada di lengannya, tengah memeluk leher papanya dengan mata mengantuk.
Dia segera menutup bukunya, mendekat ke arah suaminya dan anaknya, "Aku selesai."
Dia memberikan kecupan pada putranya yang mengantuk dan kecupan pada suaminya yang juga terlihat lelah.
Taehyung mengambil alih Jungie dari tangan Jungkook dan memeluknya dengan lembut, "Apa putra mama ini mengantuk?"
"Ya, aku mengantuk." Dia mengangguk dan menunjuk papanya, "Papa menyuruhku untuk mengajak mama tidur."
"Ya, ayo tidur."
.
.
.
Jungie memiliki kamar sendiri, namun terkadang dia akan tidur bersama papa dan mamanya, menyelinap di tengah-tengah mereka seperti saat ini. Jungie tidur dengan memeluk mamanya, sementara papanya hanya diberikan punggung.
Jungkook menatap mereka dengan cemberut, dia berkata, "Aku juga ingin memeluk."
Taehyung mengeluarkan tawa tertahan, tidak ingin membangunkan anaknya dia berbisik, "Nanti saja, jangan ganggu anakmu."
"Lalu biarkan aku menciummu."
"Sialan, apa kau tidak melihat bagaimana kondisiku." Taehyung menunjuk anaknya dengan matanya.
"Bukankah bibirmu menganggur?"
Taehyung tersenyum geli, "Dasar bajingan."
Namun dia masih menyambut Jungkook saat Jungkook mulai mendekat untuk menciumnya. Sementara dia memeluk anaknya dia juga mencium suaminya.
Sialan, apakah menjadi seorang ibu dan istri selalu seperti ini?
.
.
.
Satu bulan setelah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, pengumuman kelulusan akhirnya diposting.
Taehyung merasa akan menangis saat dia diterima menjadi mahasiswa kedokteran di universitas yang sama dengan Jungkook. Itu karena dia belajar setengah mati untuk mendapatkannya, sementara Jungkook tentu saja meraihnya dengan mudah. Bajingan pintar.
Namun setelah pengumuman perkuliahan Taehyung benar-benar ingin menangis atau bahkan dia sudah meneteskan air mata beberapa butir. Dan Jungkook tampak sangat kesal, lebih kesal dari biasanya.
"Dasar brengsek."
Lihat, dia bahkan mengumpat.
Taehyung berusaha menenangkannya, dia masih melembutkan suaranya, "Aku masih bisa pulang di hari sabtu dan minggu, bukan?"
Jungkook mengerutkan alisnya dengan marah, dia meninggikan suaranya, "Apa kau menyuruhku untuk berpisah dari istriku selama empat tahun? Kau bajingan tidak berperasaan."
"Aku juga tidak mau, bajingan." Taehyung merasa kepalanya akan pecah, "Bukankah kita masih berada di kampus yang sama?"
Sebenarnya mahasiswa kedokteran di universitas A harus tinggal di asrama, Taehyung tidak tau dan begitu juga Jungkook. Saat peraturan perkuliahan keluar mereka sama-sama terguncang. Bahkan Jungkook meminta untuk tidak usah kuliah saja atau mendaftar di universitas lain saja tahun depan.
Dan sepertinya mereka juga harus merahasiakan tentang pernikahan mereka dari mahasiswa lainnya.
Jungkook sangat marah, tentu saja. Dan sekarang Taehyung sedang berusaha menenangkan suaminya.
"Bagaimana dengan Jungie?" Jungkook mulai melembutkan suaranya, namun wajahnya masih terlihat kesal, "Bagaimana jika dia ingin mamanya?"
"Aku akan tinggal di asrama VIP yang hanya dihuni oleh satu orang, kau bisa membawa Jungie mengunjungiku dan bawa dia pulang saat sudah tidur, bagaimana?"
Jungkook menyipitkan matanya, dia berkata dengan curiga, "Apa kau sudah merencanakan ini? Apa kau sudah tau tentang ini sebelumnya?"
"Aku baru saja memikirkannya sialan."
"Tapi aku masih sangat kesal sekarang."
Taehyung tau kemana arah pembicaraan ini, dia memutar matanya, "Ya, aku tau kau kesal."
"Lalu bagaimana kau akan meredakan kemarahanku?"
Lihat, dasar bajingan.
Taehyung berdecak, dia mengalihkan tatapannya dari Jungkook saat dia berkata, "Kau bisa melepas celanamu, aku akan berlutut di depanmu."
"Aku ingin melakukannya di ruang kerjaku."
"Terserah bangsat."
"Oke brengsek."
"Dasar bajingan."
"Ayo sayangku."
.
.
.
"Haaaa..."
Taehyung memikirkan tentang adegan CEO yang sedang melakukan hal porno dengan kekasihnya di dalam kantornya saat dia memiliki pilar Jungkook di mulutnya.
Bajingan ini ingin melakukannya hal-hal seperti ini di kursi kerjanya, kursi yang memiliki roda dibawahnya dan akan bergerak setiap kali Jungkook tidak dapat menahan rangsangan dari bawahnya.
Taehyung mengangkat tatapannya untuk menatap suaminya, Jungkook memerah di seluruh wajahnya dia mengeluarkan suara-suara yang sexy dan rendah dengan mata tertutup.
Sialan.
Taehyung sudah tau jika dia memiliki suami yang luar biasa, namun dia masih sangat mengaguminya setiap kali dia melihatnya.
Jungkook meremas rambut belakang Taehyung untuk menarik kepalanya, dan cairan putih keluar dari pilarnya. Dia selalu melakukannya saat dia akan datang, berkata tidak ingin Taehyung menelannya. Dia akan cukup senang dengan melihat cairan miliknya di wajah istrinya daripada melihatnya menelannya.
"Dasar bajingan." Taehyung mengusap wajahnya dengan kesal.
Namun sebelum dia berhasil membersihkan wajahnya Jungkook menariknya dengan cepat untuk duduk di atas pahanya.
Dia tersenyum dengan licik, memberikan kecupan di bibir istrinya dia berkata, "Bagaimana jika kita membuat adik untuk Jungie?"
"Jangan lakukan, apa kau ingin aku dikeluarkan dari kampus?"
"Akan lebih baik jika seperti itu."
Taehyung menatapnya dengan tajam, "Keluarkan diluar atau aku hanya akan meminum pil."
"Dasar bajingan."
"Dasar brengsek."
