Pie Days
by: Odeee
[Kookv - Mpreg - College life - harshword]
Side Story 02
Taehyung melemparkan tubuhnya yang kaku ke tempat tidur asramanya, dia sangat lelah setelah pindahan kecil-kecilan.
Karena dia hanya memindahkan sedikit pakaian dan peralatan mandi saja. Jungkook tidak mengijinkannya membawa banyak barang, dia berpikir jika Taehyung membawa semuanya maka dia akan melupakan rumahnya.
Dia juga membatasi uang jajan Taehyung, dia tidak mau Taehyung pergi ke tongkrongan diam-diam tanpa dirinya. Bajingan posesif.
Taehyung menutup matanya, berpikir akan tidur saat tiba-tiba dia mulai menangis.
"Huaa... aku merindukan Jungie dan Jungkook!"
Dia mengambil handphonenya di atas nakas, menekan nomor Jungkook untuk memanggilnya.
Bahkan setelah tiga kali percobaan Jungkook masih tidak menjawab panggilannya.
"Dasar bajingan, huaaa... aku mau pulang!"
Saat itu ketukan mulai terdengar dari pintu kamarnya, Taehyung sontak terdiam. Dia segera bangkit untuk mendekat ke arah pintu dan membukanya.
"Halo, mahasiswa baru, aku datang untuk memberikan ini."
Itu adalah seorang gadis dengan tinggi yang sama dengannya, dengan kacamata bulat dan senyum yang ramah. Dia menyerahkan berkas bersampul putih dengan tulisan 'Mahasiswa baru Kedokteran Universitas A' di covernya.
"Ah .. iyaa, terimakasih...?"
"Ah, aku Park Hyein, aku mahasiswa semester enam." Dia memperkenalkan dirinya dengan ramah, "Aku juga seorang president mahasiswa di fakultas kedokteran."
"Oh! Halo sunbae." Taehyung menunduk untuk memberi hormat, "Saya Kim Taehyung semester satu."
"Ya, aku tau." Sunbae itu tersenyum dengan lembut, "Itu karena aku harus membagikan berkas ini pada semua mahasiswa baru diasrama."
"Ah .. iyaa, pasti sangat kesusahan, terimakasih atas kerja kerasnya sunbae."
"Hehe .. kau sangat baik." Sunbae itu tertawa dengan sopan, "Baik, aku harus pergi ke kamar selanjutnya."
"Mhm."
Taehyung kembali menutup pintunya dan mulai membaca berkas itu halaman demi halaman. Itu adalah aturan-aturan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa kedokteran selama menjadi mahasiswa. Seperti praktek lapangan dan ujian lapangan.
Saat itu pintunya kembali di ketuk, dia mendengar ketukan yang cukup pelan.
"Apa lagi sekarang? Tidak bisakah aku menangis dengan tenang?"
Taehyung meletakkan berkasnya diatas tempat tidur, dia mendekat untuk membuka pintunya.
Jungkook berdiri di depan pintunya dengan tangan terlipat di dada. Menatapnya dengan datar dan bibir mengkerut.
Taehyung merasa ingin segera memeluknya dan menangis, tetapi wajah ini sangat menyebalkan. Dasar brengsek.
Taehyung berbalik, dia berkata, "Ayo masuk dulu."
Setelah hanya dua langkah dia kembali mundur dengan tarikan yang kencang dari belakangnya, di saat yang bersamaan pintu kamarnya di banting dengan keras.
Jungkook memeluknya dengan sangat erat dari belakangnya, dia berbisik di lehernya, "Aku sangat kesal, aku benar-benar kesal."
Taehyung meliriknya melalui sudut matanya, dia berpikir: aku juga sangat kesal sampai aku menangis apa kau tau?
"Biarkan aku menginap disini."
Taehyung melepas pelukannya, berbalik untuk menatap Jungkook yang cemberut, "Jangan sekarang, biarkan aku tau bagaimana situasi di asrama ini dan aku akan membiarkanmu menginap jika itu memungkinkan."
Jungkook tidak mengatakan apapun, hanya cemberut. Sepertinya dia juga tidak tau harus melalukan apa.
"Dengarkan aku dan berhenti cemberut, apa kau ingin aku pukul?"
"Aku sangat kesal saat aku tidak melihatmu dirumah dan aku segera pergi menemuimu ke sini."
"Aku juga sangat merindukanmu dan Jungie, aku juga kesulitan."
Jungkook menghela napas, dia berdecak sebelum meraih Taehyung kembali ke pelukannya. Kali ini dia memeluknya dengan lembut, mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang. Itu membuat Taehyung memejamkan kepalanya dengan kenyamanan yang luar biasa.
Ting ... Nong ... Untuk para pengunjung asrama, waktu kalian sudah habis, asrama akan segera di tutup.
Itu adalah alarm asrama otomatis yang berbunyi tepat pukul 10 malam.
Jungkook mengeram dengan kesal, "Brengsek, asrama ini bahkan memiliki jam malam!"
.
.
.
Fakultas kedokteran berada tidak jauh dari fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Taehyung dan Jungkook memutuskan untuk mengambil klub kegiatan kampus yang sama, setidaknya mereka harus berada dalam klub yang sama jika tidak bisa berada di jurusan yang sama.
Mereka mengikuti klub musik.
Jungkook tidak setuju, dia ingin mengikuti klub basket. Bajingan itu tidak tau bagaimana rasanya setelah melahirkan anaknya dan dia harus berlarian memantulkan bola, dia tidak akan sanggup.
Baiklah, melahirkan anaknya sudah lima tahun berlalu namun dia masih harus menjaga dirinya bukan? Bagaimana jika dia hamil nanti? ya kan?
Segera Jungkook setuju dengannya untuk masuk ke klub musik. Lagipula dia memiliki suara yang bagus.
Taehyung baru saja keluar dari kelasnya setelah kuliah pertamanya, dia memiliki dua jadwal kuliah di hari senin: itu pukul 8 pagi dan 2 siang.
Dia pergi ke fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mencari Jungkook. Jungkook berkata jika dia juga memiliki jadwal kuliah jam 8 pagi, jadi dia pasti sudah selesai sekarang.
Taehyung tidak tau Jungkook ada diruangan berapa dan dia tidak tau bagaimana ruangan di dalam gedung fakultas ini terlihat, pada akhirnya hanya menunggu Jungkook di depan gedung fakultasnya.
Bersandar pada dinding rendah yang melingkari pohon hias di depan gedung dia melipat tangannya di dada, dengan sabar menunggu suaminya keluar dari gedung.
Setelah hampir sepuluh menit menunggu dia mulai mendengar bisikan demi bisikan orang yang keluar dari gedung fakultas ini.
"Lihat, apakah dia anak dari jurusan kita?"
"Aku tidak pernah melihatnya, apakah dia mahasiswa baru?"
"Dia sangat tampan... tunggu, dia sangat imut."
Taehyung menunduk, menatap kakinya.
Sialan, bisakah kalian setidaknya mengecilkan volume suara kalian? Aku bisa mendengar semuanya!
Taehyung tidak tau berapa lama dia menunduk sampai dia melihat sepatu yang dia kenal berdiri di depan sepatunya. Dia sangat mengenalnya karena sepatu itu dia sendiri yang membelinya.
Dia mengangkat kepalanya, "Sudah selesai?"
Jungkook mengangguk, dia tampak sangat datar namun cukup tenang, "Mhm, makan?"
Taehyung menatapnya, memperhatikannya dengan cermat.
Jungkook memang seperti ini, dia hampir melupakan bagaimana menyebalkannya Jungkook saat mereka berada di bangku SMA. Bajingan ini sangat sombong, dia tidak akan repot-repot berbicara atau bersikap ramah pada orang yang tidak dia inginkan.
Namun sebaliknya, saat dia sudah menjadi dekat dengan seseorang maka dia akan sangat cerewet bahkan sangat perhatian.
"Mau ke kafetaria mana?"
"Fakultasku saja." Jungkook berkata dengan tenang dan tenang, "Aku masih memiliki jadwal kuliah pukul 12 siang."
Dia melihat jam tangannya, kemudian kembali melirik Taehyung.
Taehyung masih memperhatikannya sejak awal Jungkook datang. Berpikir jika suaminya ini benar-benar bersikap seperti bagaimana saat mereka berada di SMA dan merahasiakan status pernikahannya. Sangat tenang dan alami.
"Berhenti menatapku, apa kau ingin aku cium?"
Dasar bajingan.
Taehyung akhirnya bangkit dari sandarannya, dia berjalan lebih dulu, "Ayo, aku lapar."
.
.
.
Jungkook pergi sepuluh menit sebelum jam perkuliahan keduanya dimulai, sangat sulit untuk mengusirnya kembali ke kelasnya. Sementara Taehyung bersantai di meja kafetaria tempat dia dan Jungkook makan sebelumnya.
Taehyung memperhatikan setiap orang yang berada di kafetaria ini, dia menghela napas saat tidak menemukan wajah yang dia kenal.
Teman-temannya mungkin sudah menyelesaikan perkuliahan mereka satu tahun yang lalu, karena mereka telah lulus SMA 5 tahun yang lalu dan dibutuhkan 4 tahun untuk menyelesaikan sarjana.
Taehyung menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, kembali menghela napas.
Dia merindukan teman-teman SMAnya, tentu saja. Terutama semua teman sekelasnya. Dia merindukan saat-saat dimana setiap kali dia dan Jungkook berkelahi semua teman sekelasnya akan menertawakannya, bahkan ada juga yang akan ikut membelanya atau membela Jungkook.
Ada juga orang seperti Mingyu yang selalu memarahi dia dan Jungkook saat mereka berkelahi, ada juga orang seperti Jimin yang selalu mendorongnya untuk menempel pada Jungkook. Dan guru Kang yang selalu menghukum mereka berdua.
Ada juga guru Min yang menyebalkan namun masih selalu begitu perhatian padanya dan Jungkook yang merupakan pengantin rahasia saat itu.
Mereka memiliki grup obrolan alumni, namun grup itu hanya memiliki sedikit orang yang aktif karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Ada yang menjadi seorang guru, menjadi perawat, menjadi pengacara, Mingyu berkata jika dia telah di terima di perusahaan impiannya, dan Jimin melanjutkan s2 nya di Amerika.
Taehyung menyayangkan dirinya yang tidak bisa kuliah di waktu yang bersamaan dengan teman-temannya, tetapi dia sama sekali tidak menyesal menjadi ibu di usia muda. Lagipula dia memiliki Jungkook, bukankah Jungkook juga adalah teman SMA nya? Atau apakah itu adalah musuh SMA nya?
Dia juga tidak pernah mendengar Jungkook mengeluhkan hal ini. Sebaliknya, orang itu tampak sangat menikmati waktunya menjadi seorang ayah dan seorang suami, dia juga tampak menikmati waktunya sebagai pemimpin perusahaan. Dia selalu bekerja keras.
Taehyung diam-diam tersenyum. Tidak ada alasan baginya untuk menyesal. Dia memiliki suami yang luar biasa dan anak yang lucu, dan sekarang dia kuliah, apa lagi?
"H-halo ... "
Taehyung menoleh, dua orang gadis mendekat ke arahnya dengan canggung.
Taehyung mengangguk padanya, "Ya, halo."
Salah satu gadis diantaranya berbicara dengan ramah, "Apa kau mahasiswa kedokteran?"
"Ya, bagaimana kau tau?"
"Aku .. aku ada di kelas yang sama denganmu sebelumnya." Gadis itu menunjuk dirinya dengan gugup.
"Ah ... benarkah? Maaf, aku tidak memperhatikan karena ini hari pertama kuliah."
"Apa aku boleh duduk disini?" Gadis itu menunjuk kursi kosong di depan Taehyung, yang sebelumnya milik Jungkook, gadis itu menunjuk teman di sebelahnya. "Ini... temanku, dia mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis."
"Ah, ya silakan."
Gadis itu mengangguk dan segera mengambil kursi di depannya yang diikuti oleh temannya.
Dia berkata dengan ragu-ragu, "Kau Kim Taehyung bukan? Aku mendengarnya saat dosen mengabsen sebelumnya."
"Ya, aku Kim Taehyung, dan kau?"
"Aku Lim Yunjeong, dan ini temanku Jang Hanna."
Taehyung mengangguk pada kedua gadis di depannya, mencoba bersikap ramah sementara pikirannya mulai memikirkan jika Jungkook akan marah jika dia melihat ini.
"Aku tidak mempunyai kenalan di fakultas kedokteran jadi aku pergi menemui temanku disini." Gadis itu berkata.
Taehyung mengangguk, "Aku juga, temanku ada disini."
"Ah!" Gadis bernama YunJeong itu tampak cerah, dia memiliki binar dimatanya, "Apa... apa kau mau menjadi temanku? Kita... kita berada di kelas yang sama."
Taehyung terdiam untuk beberapa saat, dalam hati berpikir: Berteman dengan perempuan? Apakah itu baik-baik saja? Bagaimana pendapat Jungkook?
Sementara gadis sebelahnya, Hanna tampak memperhatikannya dengan penuh harap, seperti berharap agar dia mau menjadi teman sahabatnya itu.
Pada akhirnya Taehyung mengangguk setuju, hanya teman, tidak masalah. Jungkook juga pasti memiliki teman disini.
