Pie Days
by: Odeee
[Kookv - Mpreg - College life - harshword]
Side Story 03
Sore itu setelah dia kembali ke asramanya, Jungkook datang berkunjung membawa Jungie.
Taehyung sangat merindukan anaknya, dia bermain dengannya sampai anaknya kelelahan dan tertidur di tempat tidurnya di asrama.
"Apa yang kau katakan pada penjaga asrama saat datang membawa Jungie?"
Taehyung dengan nyaman menyandarkan punggungnya pada dada bidang suaminya di atas tempat tidur. Jungkook bersandar pada kepala tempat tidur, tengah memeluk istrinya dari belakang. Sementara anak mereka tidur di sebelahnya.
Jungkook mengecup telinganya, saat dia berkata disana, "Mengatakan jika seorang adik ingin melihat kakaknya."
Taehyung meliriknya, dia mengangkat sudut bibirnya, "Apa Jungie adikku?"
"Aku yang adikmu."
"Hahaha .. dasar brengsek." Taehyung mencubit tangan yang memeluknya, "Lalu yang mana suamiku?"
"Aku juga suamimu."
"Sialan, hubungan macam apa ini?"
"Aku akan menjadi apapun untukmu."
Sialan, serangan dadakan lagi.
Taehyung mengernyit saat dia merasakan sentuhan basah dilehernya, dia memukul tangan yang memeluknya dengan pelan, "Jangan lakukan apapun, Jungie sedang tidur."
"Ini salahmu, aku sangat merindukanmu."
"Ya ini salahku, tanganmu tolong hentikan."
Taehyung menampar tangan yang mulai merayap masuk ke dalam bajunya, mengusap perutnya dan menyenggol titik sensitifnya.
"Lepaskan tanganmu, dasar bajingan."
Jungkook mengabaikannya, dia menarik dagunya dan menekan ciuman dibibirnya sementara tangannya masih bermain-main di dalam bajunya.
"Haa ... Jungkook... Tunggu..."
Jungkook membalasnya dengan geraman, dia menggigit bibir lawannya hingga itu terbuka dan mulai memasukkan lidahnya.
Taehyung merasakan sesuatu mengeras di bawah pantatnya, sampai dia merasakan tangan meraih benda miliknya.
"Jungkook ... hentikan ..."
Taehyung berusaha menahan suaranya saat Jungkook menciumi lehernya sementara tangannya meremas bagian bawahnya yang juga mengeras.
Bajingan ini tidak mau mendengarkan.
"Humm .. mama .."
Jungkook, "..."
Taehyung, "..."
Keduanya menoleh ke arah putra mereka yang mulai perlahan membuka matanya.
Taehyung segera melompat dari tempat tidur, dia merapikan pakaiannya sebelum Jungie benar-benar membuka matanya. Sementara Jungkook sudah berlari ke arah kamar mandi. Dia bahkan mendengar benturan keras di dalam kamar mandi.
Taehyung tidak tau harus menangis atau tertawa sekarang.
.
.
.
Hari ini adalah hari pertama pertemuan klub musik. Taehyung datang bersama Jungkook. Ada banyak mahasiswa baru yang juga mendaftar pada klub musik, dan sepertinya mahasiswa senior juga ada di klub hari ini.
"Baiklah, para anggota baru klub musik, saya adalah Ketua Klub ini, Kim Jaewon." Kata seorang pria dengan tinggi 180-an yang sedang membawa pengeras suara di depan.
Kemudian dia menunjuk pada orang di sebelahnya, pria jakung yang lebih tinggi darinya, "Dia adalah wakil ketua klub, Han Daeyung."
"Hari ini kalian hanya akan mengisi formulir data diri yang berisi minat dan bakat kalian di dunia musik, lalu besok kalian bisa mulai berlatih pada apapun alat musik pilihan kalian."
Senior Han Daeyung membagikan formulir sementara Senior Kim Jaewon masih berbicara banyak hal di depan tentang aturan klub dan kapan saja pertemuan klub di adakan. Itu di adakan setiap hari selasa rabu dan kamis. Setiap anggota klub boleh datang selain 3 hari yang di sebutkan, tetapi wajib datang pada 3 hari itu.
"Alat musik apa yang kamu pilih?"
Taehyung membaca formulir itu, "Bagaimana denganmu?"
"Aku akan ikut apapun yang kamu ambil."
Taehyung meliriknya, "Mengapa kau tidak ambil gitar dan aku akan ambil piano?"
"Aku tidak mau."
"Kenapa?" Taehyung menyipitkan matanya.
"Setiap anggota akan berlatih sesuai alat musik mereka, aku ingin berlatih bersamamu."
"Bagaimana kau tau?"
"Ketua klub baru saja mengatakannya."
Taehyung mengangguk, dia menimbang-nimbang, "Menurutmu apakah kita harus mengambil gitar atau piano?"
"Aku tidak masalah apapun."
"Bagaimana dengan piano? Tanganku akan terluka jika aku bermain gitar, Jungie akan khawatir."
Jungkook mengangguk setuju, segera menulis pada formulirnya, "Baiklah, kita ambil piano saja."
Taehyung mengintipnya, dia ragu-ragu sebelum berkata, "Kamu yakin tidak akan memilih gitar? Kita bisa saling mekengkapi bukan?"
"Aku sudah memilih piano, apa kau ingin aku pukul?"
"Mahasiswa disana, kenapa kalian berkelahi pada pertemuan pertama?"
Ketua klub melirik mereka dengan dahi mengkerut, seolah bersiap untuk memisahkan mereka jika mereka berdua benar-benar akan membuat keributan di klub.
Taehyung dan Jungkook tau jika mereka berdua tidak akan pernah benar-benar berkelahi. Namun jjka itu dilihat dari sudut pandang orang lain, mereka hanya terlihat seperti mereka akan berkelahi kapan saja.
.
.
.
Malam ini Jungkook tidak akan datang ke asramanya, bajingan itu sedang meeting di perusahaannya. Sementara Jungie di jaga oleh neneknya.
Taehyung menghela napas sekali lagi, memperhatikan setiap sudut ruangan kamar asramanya. Dia memilih kamar VIP yang hanya ditempati oleh satu orang, dengan biaya ekstra tentu saja yang dibayarkan oleh suaminya.
Saat dia memperhatikannya, dia merasa kamar ini sangat luas hingga terlihat seperti apartement. Dia merasa kecil berada diruangan sebesar ini. Terutama saat dia sendirian, tidak ada anaknya dan tidak ada suaminya.
Taehyung berguling-guling di tempat tidurnya sebelum bangun dengan malas.
Dia berencana untuk pergi ke toserba terdekat, membeli banyak camilan dan menonton film. Selama dia menjadi seorang ibu muda, dia mulai kehilangan kebiasaan menontonnya setiap malam. Dia harus menjaga Jungie, jika dia bergadang menonton film maka dia tidak akan punya waktu untuk istirahat. Itu karena anaknya selalu bangun pagi-pagi sekali.
Taehyung mengintip pada penjaga asrama yang sedang menyeduh kopi, penjaga itu menyadari ke datangannya kemudian menyapanya dengan ramah.
"Mau pergi kemana nak?"
"Toserba, apa bapak ingin menitip sesuatu?"
"Tidak usah, lihat ini." Penjaga itu menunjukkan sekantung besar camilan, "Bapak sudah memiliki pegangan."
Taehyung tidak bisa menahan tawanya, kemudian mengangguk dan pergi.
Sebenarnya asrama ini tidak ketat sama sekali, mungkin itu akan ketat pada asrama perempuan. Pasalnya banyak mahasiswa kedokteran di asrama laki-laki yang datang dengan mabuk pada jam 2 pagi atau bahkan jam 5 pagi, bahkan terkadang membawa seseorang atau kelompok temannya untuk menginap.
Penjaga mengatakan itu tidak masalah selama tidak menganggu kamar lainnya dan tidak mengganggu perkuliahan mereka.
Penjaga asrama adalah malaikat!
Taehyung hanya mampu pergi ke toserba untuk membeli camilan secukupnya, karena bajingan Jungkook membatasi uang jajannya. Lagipula dia tidak akan pergi ke club malam, sialan.
Saat Taehyung tengah menyeduh ramyeonnya di dalam toserba dia merasakan handphone di sakunya bergetar. Tidak ada yang menghubunginya di jam ini selain Jungkook.
Dan pesan dari Jungkook datang.
Jeon [Kamu ada dimana?]
Pada awalnya dia memberi nama 'Suami Jeon' pada kontaknya, namun Taehyung tidak ingin saat dimana orang-orang tidak sengaja melihat pesannya dan menangkapnya, akhirnya menghapus kata suami dan meninggalkan Jeon saja.
Jungkook marah, tentu saja. Namun dia setuju setelah satu bujukan.
Taehyung [Toserba.]
Jeon [Toserba mana?]
Taehyung [Dekat asrama.]
Jeon [Apa kamu membawa cukup uang?]
Taehyung [Tolong beri aku uang yang banyak.]
Jeon [Kemana kamu berencana untuk pergi?]
Taehyung [Club malam.]
Jeon [Dasar brengsek.]
Taehyung [Apa kamu sudah selesai meeting?]
Jeon [Belum.]
Taehyung [Sialan, lalu mengapa masih mengirim pesan?]
Jeon [Itu karena aku merindukanmu.]
Taehyung [Jam berapa kamu selesai meeting? Aku akan menunggumu di toserba.]
Jeon [Aku bisa menyelesaikannya sekarang juga.]
Taehyung [Dasar bajingan CEO.]
Taehyung terkekeh membaca pesan itu, jika dia mengatakan setuju maka bajingan itu benar-benar akan menyelesaikan meetingnya untuk datang kesini. Penyalahgunaan kekuasaan.
Meskipun tidak mengatakan dengan pasti, tapi Taehyung tau jika Jungkook akan datang. Dengan begitu dia masih bersandar di kursi yang tersedia di luar toserba, menunggu suaminya.
Saat itu dua gadis datang entah darimana akan menuju ke toserba. Taehyung mengingat wajah mereka, mereka adalah gadis-gadis yang mengajaknya berkenalan di kafetaria fakultas ekonomi dan bisnis.
Taehyung segera merebahkan kepalanya di atas meja, berpikir untuk menyembunyikan wajahnya. Dia tidak ingin menemui kedua gadis itu, Jungkook akan datang dan yang paling penting dia telah melupakan nama kedua gadis itu.
Dia dan gadis kedokteran itu sepertinya hanya berada di kelas yang sama pada beberapa mata kuliah, karena Taehyung tidak melihatnya di kelas tadi pagi. Pada akhirnya mereka tidak bisa benar-benar berteman karena jadwal kuliah yang berbeda.
Taehyung memikirkannya cukup lama sampai dia mendengar suara handphone bergetar, dia meraba-raba saku jaketnya berusaha mendapatkan handphonenya. Saat tiba-tiba dia mendengar suara disebelahnya:
"Itu handphoneku yang berbunyi."
Dan dengan itu, suara itu mulai berbicara di telpon.
Taehyung segera mengangkat kepalanya, Jungkook ada di kursi sebelahnya, menyandarkan punggungnya dengan telpon di telinganya. Dia menatap Taehyung dengan alis terangkat.
Sejak kapan bajingan ini datang?
Jungkook sedang berbicara di telpon, hanya memberi jawaban 'ya' dan 'lakukan' pada lawan bicaranya.
Ada saat dimana Jungkook selalu sibuk dengan handphonenya, seperti itu akan berbunyi setiap saat bahkan saat jam 2 pagi. Terkadang pergi begitu saja tengah malam saat dia dan Jungie tertidur, hanya meninggalkan pesan bahwa dia harus menyelesaikan pekerjaan yang mendesak.
Taehyung memperhatikan pria di sebelahnya, setelan jas berwarna hitam dengan kemeja putih, dasi masih tergantung di lehernya dengan rapi. Dan dia bahkan menyisir rambutnya ke atas, sangat rapi dan sangat tampan.
Apakah karyawan perusahaannya tidak tergila-gila pada CEO muda ini?
Sialan, membayangkannya saja membuat Taehyung kesal.
"Nanti saja, aku sedang bersama istriku."
Taehyung, "..."
Apa itu? Hanya mendengarnya mengatakan itu membuat hatinya melemah.
Taehyung menahan bibirnya untuk tidak tersenyum, dia memilih memalingkan wajahnya karena Jungkook sekarang sedang meliriknya. Dia bahkan meliriknya dari awal dia berbicara di telpon.
Taehyung akan menghela napas saat tiba-tiba dia merasakan kecupan lembut dipipinya.
Dia segera menoleh dengan mata membulat, sementara pelakunya tengah tersenyum dengan telpon masih berada di telinganya.
Dasar bajingan.
Bagaimana dia bisa mencium saat masih dalam obrolan telpon!
