Pie Days
by: Odeee
[Kookv - Mpreg - College life - harshword]
Side Story 04
Mereka kembali ke asrama Taehyung setelah Jungkook selesai melakukan panggilan.
Jungkook berkata dia akan menginap, besok pagi-pagi sekali dia harus berangkat ke kantor. Meminta ijin untuk tidak kuliah.
Di kampus ini ada beberapa orang yang sudah memiliki jabatan tinggi yang baru mengambil kuliah seperti Jungkook, kampus ini memaklumi hal itu dengan syarat surat keterangan yang ditanda tangani oleh atasan tempatnya bekerja. Lagipula hal ini juga menguntungkan nama baik kampus ini.
Jungkook membuat suratnya sendiri dan ditanda tangani oleh dirinya sendiri. Bajingan CEO.
Penjaga asrama sudah tertidur saat mereka kembali ke asrama, meninggalkan gerbang yang tidak di kunci, hanya ditutup biasa.
"Untuk apa menyuruh mahasiswanya tinggal di asrama kalau begitu?" Jungkook menggerutu.
Taehyung hanya menghela napas, jika bukan karna penjaga asrama pria adalah malaikat maka Jungkook tidak akan ada disini sekarang. Dan bajingan ini masih saja mengeluh.
"Haa... hentikan..."
Taehyung, "..."
Jungkook, "Wow ... suara seperti ini juga ada di asrama."
Suara itu terdengar tepat setelah mereka keluar dari lift.
Taehyung ragu-ragu untuk mengambil langkah, sementara Jungkook sudah berada di luar lift. Dia menoleh ke arah Taehyung dengan dahi mengkerut, "Tidak akan keluar?"
"Yaya, aku keluar."
"Haa... sunbae... hentikan..."
"Sunbae... seseorang... haaa... datang..."
Taehyung membulatkan matanya, sementara Jungkook mulai mengerutkan bibirnya, tampak tidak suka dengan pemandangan di depannya.
Dilorong yang gelap telihat bayangan dua orang yang tengah berciuman, dengan seseorang yang di tekan di dinding dan orang yang menekan memasukkan tangannya ke dalam baju orang yang dia tekan.
Saat itu orang yang mencium menoleh ke arah mereka, dia berkata dengan senyuman ramah, "Halo .. adik-adik tolong jangan ditiru ya."
Dan dengan itu dia menyeret pria lainnya dan masuk ke dalam salah satu kamar. Dan kamar itu berada tepat di depan kamar Taehyung.
Sialan.
Taehyung mengintip ekspresi Jungkook, berharap jika orang ini tidak akan marah dan berpikir untuk memindahkannya ke kamar lain.
"Sepertinya kau harus mencari kamar lain."
Lihat, bajingan ini.
.
.
.
Taehyung hanya memiliki satu jadwal kuliah di pagi hari. Jungkook mengirim pesan padanya satu jam yang lalu jika dia sedang rapat di dalam perusahaannya dan akan pergi ke Daegu di siang hari.
Taehyung memasang topi di kepalanya, memasang kacamata hitam dan menggunakan masker berwarna putih. Dia bersiap sangat lama hanya untuk pergi ke perusahaan suaminya. Datang tanpa pemberitahuan untuk memantau suaminya.
Dia sangat jarang dan hampir tidak pernah pergi ke perusahaan Jungkook, selain dia harus menjaga Jungie dia juga tidak tau alasan apa yang harus dia gunakan untuk datang kesana. Karena Jungkook tidak selalu bekerja di dalam ruangannya, dia terlalu sering berpergian.
Namun kali ini dapat dipastikan dia berada di dalam perusahaannya.
Taehyung menutupi dirinya, meskipun dia sangat jarang menampakkan dirinya di dalam perusahaan suaminya, namun dia tau jika semua karyawan tau bagaimana wajahnya. Bajingan itu memasang fotonya pada tanda pengenal yang dia gantungkan di lehernya.
Sebenarnya dia tidak harus menggunakan hal seperti itu, tetapi dia adalah bajingan pamer.
Taehyung baru saja masuk ke dalam perusahaannya, melewati pintu kaca otomatis dengan waspada. Tidak ada yang akan mengenalinya dengan penampilan seperti ini.
Semua orang yang dia lihat menatapnya. Mereka pasti menatapnya karena penampilannya.
Ada banyak aktor, artis bahkan idol yang datang kemari untuk bekerja sama dengan para direktor, Jungkook tidak melakukannya, tentu saja. Taehyung akan membunuhnya jika dia berani.
Taehyung mungkin di curigai sebagai idol dengan penampilannya yang tertutup seolah tidak ingin di kenal, namun idol mana yang tidak di dampingi oleh managernya datang ke sini??
Ruangan Jungkook ada di lantai lima perusahaan, Taehyung akan mengambil lift karyawan saat dari arah kanannya dia melihat sebuah gerombolan yang tampak sangat disiplin datang.
Barisan gerombolan berjas dengan anggota delapan orang. Dan suaminya ada di barisan paling depan gerombolan itu, bersama sekretaris Jang yang dia kenal, tentunya karena sekretaris Jang sering pulang ke rumahnya untuk urusan pekerjaan.
Taehyung menghentikan langkahnya, dia melihat para karyawan mulai menunduk setelah gerombolan itu melewati mereka, meskipun bahkan CEO sialan itu tidak menatap ke arah mereka.
Jungkook adalah orang yang acuh tak acuh, dia terlihat tidak peduli pada sekitar tapi sebenarnya cukup teliti dalam memperhatikan setiap sudutnya. Bajingan itu sangat perfectionist.
Dia tidak akan memperhatikan hal yang tidak dia perlukan. Meskipun seseorang sedang telanjang di sisi kirinya, dia tidak akan peduli jika dia tidak memiliki kepentingan dengannya.
Taehyung sering melihat pemandangan ini sebelumnya di SMA, dimana Jungkook dan peserta olimpiade lainnya berjalan menuju ruangan latihan, berjalan dengan kertas ditangannya dan membahasnya sepanjang jalan dengan orang di sebelahnya.
Taehyung tidak menyangka jika dia akan melihat ini lagi dengan versi elit.
Taehyung tanpa sadar mulai terkekeh dari balik masker yang dia gunakan.
Dia merasa jika dia tidak cukup kencang, namun barisan belakang gerombolan itu mulai melirik ke arahnya. Mereka terlihat seperti akan memenggal kepalanya, seolah berkata; beraninya kamu!
"Ughh..." Taehyung tanpa sadar membulatkan matanya.
Saat itu gerombolan itu berhenti, itu karena orang yang memimpin gerombolan itu berhenti.
Sialan.
Jungkook melirik ke arahnya, wajahnya tampak lebih kejam daripada orang-orang di belakangnya.
Taehyung segera mengalihkan tatapannya, pura-pura tidak melihatnya.
Sementara para karyawan disekitarnya mulai berbisik.
Taehyung merasa jika dia dikuliti oleh tatapan dan bisikan mereka.
Dia memilih untuk pergi saja, dia berbalik ke arah pintu keluar saat dia mendengar suara yang dia kenal dari belakangnya.
"Sayangku, mau kemana?"
Taehyung, "..."
Taehyung menoleh dengan ngeri, dan saat itu juga dia melihat Jungkook mendekat ke arahnya, meninggalkan gerombolannya yang menganga.
"Datang tanpa pemberitahuan, apa kau ingin aku cium?"
Taehyung membulatkan matanya, pasalnya Jungkook mengatakannya dengan suara yang cukup keras. Taehyung yakin jika semua orang yang berada disini pasti mendengarnya, karena jika tidak mereka tidak akan menganga seperti itu.
Taehyung merendahkan suaranya, "Tutup mulutmu."
Dan semua karyawan kembali menganga, kali ini mereka terlihat seperti akan mematahkan rahang mereka.
Sialan, serba salah.
Jungkook mulai tertawa, dia memperhatikan penampilan Taehyung dari atas sampai bawah kemudian berkata, "Datang dengan pakaian yang aku belikan, apa kau pikir aku tidak akan mengenalimu?"
Taehyung membulatkan matanya, sialan.
"Bahkan jika kau membungkus dirimu dengan bubble wrap aku masih akan mengenali istriku."
"Hentikan, dasar baj... ehem..."
Saat Jungkook mengatakan kata 'istriku' semua orang terlihat seperti mereka akan meledak menjadi kepingan-kepingan kecil.
Apa bangsat? Apa kalian akan meminta maaf sekarang karena telah berbisik yang buruk tentangku? Hahaha!
Saat itu Jungkook menoleh ke arah gerombolan yang mengikutinya sebelumnya, dengan lantang berkata, "Rapatnya kita tunda saja, istriku datang untuk menemuiku."
"Hah?" Taehyung tidak tau harus memasang wajah apa lagi sekarang, dia dibuat terkejut terus menerus, dia berkata, "Kau... lakukan saja rapatnya, aku akan kembali, aku hanya ingin melihat sebentar."
"Hm?" Jungkook mengerutkan wajahnya, "Tidak boleh, kau harus tetap disini."
Taehyung memaksakan senyumnya di balik maskernya, matanya menyipit, "Aku pulang saja."
Jungkook menekuk alisnya, "Tidak boleh."
Sialan, dia terlihat semakin tampan.
"Baiklah, aku akan menunggu di ruanganmu, kau pergi saja."
"Aku akan pergi setelah mengantarmu."
"Aku bisa sendiri."
"Aku sudah pindah ruangan."
Taehyung menatapnya dengan tidak percaya, kemudian menatap orang secara acak, "Biarkan salah satu dari mereka mengantarku, kau rapat saja."
"Aku tidak mau."
Taehyung mengerutkan dahinya, mulai lelah dengan Jungkook.
"Aku saja yang mengantarmu, aku tidak bisa membiarkan istriku ditemani oleh orang lain."
Taehyung, "..."
Para karyawan, "!!!!!!!"
.
.
.
Taehyung mendorong Jungkook pergi setelah dia mengantarnya sampai ke dalam ruangannya. Karena bajingan ini tidak mau pergi, bukankah kau akan rapat, sialan?!
"Ayo buka masker dan topi ini, buka juga kacamatamu." Jungkook menunjuk satu persatu hal yang dia sebutkan, "Biarkan aku melihat wajahmu."
"Kau sudah melihatku seumur hidupmu." Dia berkata dengan kesal, namun masih membuka semua yang Jungkook katakan, "Puas sekarang?"
Jungkook melembutkan wajahnya, dia memiliki senyuman yang mencurigakan saat dia berkata, "Haruskah kita melakukan hal-hal romantis disini?"
"Dasar bajingan."
"Aku tidak akan pergi sebelum mendapat ciuman darimu."
Taehyung menatapnya, terdiam. Dia tidak tau harus bagaimana menghadapi bajingan ini. Kenapa dia terlihat sangat senang, bukankah dia mengeluh tadi pagi sebelum berangkat?
Pada akhirnya Taehyung berjalan mendekatinya, dia meraih wajah di depannya, menariknya mendekat untuk memberikan kecupan di pipinya.
Jungkook mengerutkan wajahnya tidak puas.
Taehyung menyipitkan matanya, kemudian kembali menarik wajah di depannya, kali ini menargetkan bibirnya.
Saat dia akan mengangkat bibirnya dari bibir yang dia tekan, tiba-tiba kepalanya diraih dan Jungkook bergerak untuk menggigit bibirnya. Menggigitnya beberapa kali sebelum melumatnya, dan berlama-lama melakukannya.
Taehyung mengangkat tangannya untuk menepuk bahunya, namun orang yang menciumnya melepaskan ciumannya sebelum dia melakukannya.
Jungkook menatapnya, menatap ke dalam matanya. Wajahnya tampak datar, napasnya terdengar normal dan dia tidak mengatakan apapun.
Apa yang dia pikirkan? Apa dia marah?
Taehyung mengatur napasnya yang berat, dia menghembuskan napas sekali lagi, menatap Jungkook untuk bertanya, "Ada apa?"
Jungkook segera melepaskannya, dia bahkan mundur selangkah. Wajahnya masih tampak datar.
Taehyung mengerutkan dahinya tidak mengerti.
Jungkook mengerutkan bibirnya, dengan suara rendah berkata, "Apa kau tau seberapa banyak aku ingin bercinta denganmu sekarang?"
"...Apa?"
"Kepalaku terasa akan meledak, aku ingin menelanjangimu disini."
"Dasar brengsek."
