Ia bersurai merah jambu, kulitnya seputih susu. Bersikap ceria dan memiliki tinggi badan 165 cm. Ia masuk jajaran pemuda paling pendek di Teiko High School. Itulah Momoi Satsuka, anak dari tuan dan nyonya Momoi yg berjenis kelamin ganda. Kok bisa? Jawabannya hanya ada disini.
Satsuki or Satsuka?
by Hyucchi
Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi
(saya hanya meminjam chara, tapi cerita ini asli punya saya)
Rate : T
Genre : Romanse, Persahabatan
Warning : OOC, Typo, tidak jelas, tidak nyambung
Momoi male/female
"Oi Satsuka cepetan" teriak pemuda berkulit tan yg berdiri di depan pagar keluarga Momoi. Dan seperti biasa gadis eh ralat cowok manis itu segera keluar dengan roti dimulutnya. Sungguh kalo boleh jujur Daiki gemas ingin meng ah lupakan.
"Dai chan gak usah teriak - teriak napa" ucapnya mengambil roti dimulutnya dan mulai memakannya dengan normal. Mereka mulai melangkahkan kakinya menuju sekolah. Jika ditelisik baik - baik, raut wajah Momoi Satsuka seharusnya adalah wajah anak baik - baik yg rajin dan suka membantu orang. Kenapa yg rajin disini malah Aomine Daiki yg suka ngupil??
"Uwaa itu Momoi san" satu suara
"Satsuka kun" suara - suara lain mulai menyahuti
"Momoi kun" gerombolan para gadis mulai terdengar
"Kyaa" dalam hitungan detik teriakan para gadis itu mampu menulikan pendengaran Aomine Daiki, dan dalam sekejab Satsuka sudah tidak ada disampingnya.
Tuh kan begini lagi batin Daiki kesal. Dengan dongkol ia melanjutkan perjalanan ke sekolahnya sendirian.
.
.
Midorima yg tengah membawa kereta mainan yg menjadi lucky item nya hari ini segera menoleh ketika mendengar para gadis berteriak kesetanan di belakangnya.
"Huwaa Midorin minggir minggir" teriak Satsuka dari belakang, ia berlari dengan cepat kearah Midorima. Maklum seorang atlet. Midorima memberikan akses untuk Satsuka lewat. Dan ia dengan sigap menggendong kereta mainannya, karena takut hancur terinjak mereka batin Midorima.
"Momoicchi" nambah satu lagi idola para gadis. Meskipun Midorima memberikan jalan untuk Satsuka lewat, tapi seperti biasa Kise Ryouta langsung mencegatnya. Midorima yg tak ingin ikut terjepit antara fans dua pemuda tampan itu, segera melangkahkan kakinya pergi.
Dalam hati dia bodoamat tidak ikut mengerubungi Satsuka. Toh mereka satu klub, jadi Midorima tak usah ikut berdesak - desakan hanya untuk menatap wajah manis Momoi Satsuka sepuasnya. Eh itukah niat terselubungmu Midorima?
Ketika ia hampir mencapai kelasnya ada seseorang menepuk pundaknya.
"Shin chan" tepuk Takao teman sekelasnya, sepertinya ia sudah biasa melihat Midorima membawa benda - benda aneh.
"Ada apa Takao?"
"Shin chan lihat Momoi kun tidak?" sudah terduga oleh Midorima, bahwa Takao akan menanyakan hal itu. Terlihat sebuah kotak makan kecil ditangannya. Sepertinya sudah biasa eh Midorima.
"Dikelasnya"
"Wah terimakasih Shin chan" dalam hitungan detik pemuda berponi belah tengah itu menghilang.
.
.
"Momoi kun" panggil Takao sesampainya ia berada dikelas Satsuka.
"Oh Takao ada apa?" sudah dijelaskan kalau wajah Momoi Satsuka itu wajah anak baik - baik. Tapi dia kok seperti tidak memiliki rasa hormat. Abaikan sajalah dia.
"Ini kubuatkan bekal untukmu" ucap Takao dengan semburat malu di kedua pipinya.
"Ah terimakasih Takao" ucap Satsuka sambil menaruh bekal itu diatas tumpukan bekal lainnya (Hweee??)
"Kalau begitu sampai jumpa lagi Momoi kun" pamit Takao sambil tersenyum riang. Keluarnya Takao berganti dengan beberapa siswi yg masuk secara brutal. Sepertinya mereka juga mengantri untuk memberikan Momoi bekal makan siang.
"Momoi san" panggil Kuroko
"Hwaa Kuroko kau mengagetkanku" seperti biasa Kuroko hawa keberadaannya sangat tipis.
"Bel sudah berdering Momoi san. Mau kubantu merapikan itu" ucap Kuroko sambil menunjuk 3 tumpukan bekal makan siang.
"Ah seperti biasa tolong ya" ucap Momoi sambil tersenyum, ia mulai menata bekal - bekal. itu. Tanpa ia sadari Kuroko tersenyum sangat tipis membelakanginya.
"Ha'i"
.
.
Seperti biasa anggota Gom (Generation of Miracles) makan bersama diatap. Berkat bekal pemberian fans Momoi. Mereka tidak perlu lagi membawa bekal. Apalagi untuk Murasakibara dan Aomine, mereka sangat bersyukur memiliki teman seperti Satsuka.
"Sachin ini untukku ya" ucap Murasakibara mengambil 2 kotak bekal.
"Silahkan ambil - ambil saja" ucap Satsuka sambil memakan bekal dari Takao.
"Satsuka kalau begini terus, aku akan terus bersamamu seumur hidupku" ucap Aomine sambil menyuap sana sini. Akashi duduk diam sambil menikmati makanannya. Sementara Kuroko sibuk memilih bekal untuk dimakan Satsuka selanjutnya. Perhatian sekali kau Kuroko
"Jangan makan sambil bicara Aomine, dasar tidak tau tata krama" ucap Midorima kesal.
"Aominecchi nyiprat kemana mana ssu" keluh Kise yg berada disamping Aomine.
"Oi Momoi aku bawa beberapa ya" ucap Nijimura mengambil beberapa kotak bekal. Lumayan untuk konsumsi anak buahnya yg lain, gratis pula. Batin Nijimura licik
"Eh Nijimura san, jangan" ucap Satsuka, ia takut mengecewakan para pemberi bekalnya. Jika mereka tau Satsuka membagi - bagikan bekalnya pada fakir miskin. Eh?
"Tidak apa - apa Momoi san. Seperti biasa Nijimura senpai akan mengumumkan dengan keras bahwa Momoi san telah mencicipi masakan mereka" ucap Kuroko datar, ia menyodorkan bekal lagi untuk dimakan Satsuka. Tertulis milik Kagami Taiga
"Yasudah deh, Nijimura san bawa saja semuanya" ucap Satsuka kembali makan. Dengan cepat Nijimura membawa kotak makan itu pergi.
"Akashi aku izin ya tidak ikut latihan" ucap Satsuka, sekejab Akashi mendelik kearahnya.
"Jawabanku tidak" ucap Akashi mutlak, Momoi cemberut.
.
.
"Kyaa Momoi kun semangat"
"Kise kun"
"Akashi sama"
"BERISIK" teriak Aomine dengan keras, membuat para gadis itu terdiam. Midorima dalam hati telah menghitung..
3
2
1
"Huaaa Aomine kun jahat" terdengarlah rengekan dari sederet kaum hawa itu. Aomine merasa kepalanya akan pecah sampai ia mendengar suara Kuroko.
"Aomine kun kau tidak peka"
"Urusai Tetsu"
"Mou mou bagaimana kalau kalian pulang, kan sudah sore" suara Satsuka menggema diudara, dan para gadis itu terdiam. Bagaikan suara disunyinya hutan, mata para gadis mulai itu berkaca - kaca.
"Momoi kun" ucap mereka kemudian berjamaah memeluk Satsuka, sedangkan Akashi segera memberi tanda untuk menggiring ralat mengusir sekumpulan gadis itu.
Dan seperti biasa pukul 6 sore, Satsuka sudah pulang bersama gadis - gadis itu.
"Oi Kise kenapa fansmu tidak seperti itu?" tanya Nijimura heran
"Karena manajerku telah memberikan peringatan ssu. Makanya aku bisa hidup aman damai jika disekolah" ucap Kise sambil mendrible bola
"Kalau seperti itu harus ada yang mempatenkan Momoi nanodayo" ucap Midorima sambil membenarkan kacamatanya.
"Aku saja ssu" ucap Kise dengan aura blink blink, ia membayangkan bahwa ia akan bergandengan kemana - mana bersama Satsuka. Oh indahnya batin Kise berfantasi
"Che lebih baik aku saja" ucap Aomine.
Mereka semua beradu argumen tentang siapa yg berhak untuk mempatenkan seorang Momoi Satsuka, bahkan Kuroko sekalipun yg langsung mengundang gelak tawa mereka semua.
"Sudah diputuskan bahwa aku saja" ucapan Akashi membuat mereka semua protes tidak terima.
"Dan perkataanku adalah mutlak"
"Akashicchi hidoii ssu" rengek Kise tidak terima
"Oi Akashi itu tidak fer" ucap Aomine sok english
"Akachin cari cari kesempatan"
"Akashi bukan berarti harus kau nanodayo"
"Akashi kun, Momoi san itu hanya milikku"
Dan Nijimura hanya bisa geleng - geleng melihat kelakuan mereka. Meskipun dalam hati batinnya ikut berteriak
.
.
"Terimakasih Momoi kun" ucap Aida Riko, orang terakhir yg diantar oleh Satsuka.
"Tidak masalah Aida san, jaa nee" ucap Satsuka segera berlari.
Ia terus memandangi jamnya yg menunjukkan pukul 7. Gawat sudah waktunya batinnya. Dan ia segera berlari kearah sebuah gang sepi. Terlihat sebuah cahaya mengelilingi dirinya. Dan penampilannya telah berubah dalam sekejab. Ia keluar dengan penampilan yg amat berbeda dari yang tadi. Yang semula berseragam Teiko High School, sekarang menjadi kemeja putih berdasi kupu - kupu, dibalut sweater pink dan jas berwarna biru dan rok berwarna hitam kotak - kotak. Ia keluar dari gang dan menatap sekitar. Helaian rambut panjangnya berkibar ditiup angin malam.
"Ah sepertinya aku harus menelfonnya untuk menjemputku" ucapnya sambil menekan ponsel guna menelfon seseorang
"Satsuki" dan seketika iris peachnya bertemu iris blue metal. Baru saja si lawan bicara akan berkata tapi suara feminim itu mendahuluinya
"Terimakasih telah mau menjemputku senpai"
Sebuah senyum tersungging di bibir keduanya.
