Disclaimer : Masashi Kishimoto

ModernAU! ApocalypseAU! Reincarnation! Mature! Inc! Harem?! SmutPlotStory! Berantakan! Newbie!

"bla bla bla" Percakapan

"bla bla bla" Batin

"Bla bla bla" Jutsu


"Kaguya, jangan... jangan lakukan itu!!" Naruto bergumam dan tubuhnya bergetar. Keringat membasahi tubuhnya dan matanya masih tidur terlelap.

Kushina yang hendak membangunkan Naruto dan mendengar gumaman tersebut menjadi khawatir. Ia segera mengambil handuk dan air serta mengompres kening Naruto dengan harapan mengurangi keringat yang terus keluar. Ia tidak tahu siapa Kaguya dan apa maksud gumaman Naruto.

Kushina terus mengompres kening Naruto dan hanya pergi dari sisinya ketika mengganti air. Ia seharusnya masuk untuk pergi bekerja, namun karena keadaan Naruto, ia memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor. Kenapa ia harus bekerja? ya karena Kushina merupakan seorang single parent. Minato merupakan ayah dari anaknya, jika mengingatnya kembali membawa kenangan buruk bagi Kushina.

Minato dan Kushina merupakan teman sekelas masa kuliah. Mereka mengenal satu sama lain dan cukup dekat ketika kuliah. Setelah beberapa saat mereka akhirnya menjalin hubungan dan menikah. Minato merupakan pemuda jenius dan orang tertampan di kelasnya. Hal ini juga yang membuat Kushina jatuh hati padanya.

Setelah menikah dan memiliki Naruto, Minato mengurusi dan bertanggung jawab terhadap perusahaan milik keluarga Uzumaki, Uzu Corp sementara Kushina hanya di rumah mengurusi Naruto. Uzu Corp merupakan perusahaan turun temurun dan diwariskan oleh orangtua Kushina padanya. Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi tersebut menjadi pelopor utama dalam penggunaan nanoteknologi.

Uzu Corp menghasilkan keuntungan besar tiap tahunnya. Minato menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga Kushina hanya tinggal menikmati hasilnya saja. Suatu saat ia berencana memberi kejutan pada Minato dengan mengunjunginya bersama Naruto, karena umumnya Kushina jarang berkunjung ke perusahaan. Para pegawai yang melihat kedatangan Kushina dan Naruto menyapa dengan ramah.

Mereka sampai diruangan Minato dan hendak membuka pintu, namun Kushina mendengar suara desahan dan erangan perempuan. Hati Kushina berdebar dan matanya terbelalak melihat Minato sedang bercumbu dengan sekretarisnya. Minato dan sekretarisnya terkejut melihat pintu terbuka dan dengan cepat menutupi diri dengan pakaian yang berserakan di sana.

"AAPA YANG KAU LAKUKAN MINATO???" Kushina marah besar dan tak bisa menahan sakit hatinya.

Semenjak kejadian itu, Kushina meminta berpisah dengan Minato. Minato berusaha menjelaskan keadaan yang ada namun semua sia - sia. Pada akhirnya, hak asuh Naruto jatuh ke tangan Kushina, namun sebagian saham perusahaan menjadi milik Minato. Uzu Corp akhirnya terpecah menjadi 2 perusahaan berbeda dengan masing masing dari mereka menjadi pemilik. Naruto yang saat itu masih kecil tak mengetahui hal apa yang terjadi. Ia bertanya pada ibu nya dan hanya jawaban sama yang ia terima.

"Kau akan paham saatnya nanti Naruto." Naruto hanya menganggukkan kepala melihat senyuman yang diberikan ibunya.

...

Kembali ke Naruto, yang saat ini masih mengigau dan Kushina masih terus mengompres keningnya. Kushina menatap Naruto khawatir yang masih terus berkeringat. Tangan lembutnya terus memegangi tangan Naruto dan membelai surai merahnya.

Kelopak mata Naruto bergerak dan dengan tiba - tiba ia terbangun dan berteriak. "TIDAKKkkk!!"

"Tenanglah Naruto" Kushina terkejut.

Mata Naruto sedikit kabur, lalu melihat sekeliling. Mata ungu melihatnya dengan tatapan khawatir. Surai merahnya mengingatkannya pada seseorang, dan itu ibunya. Mata Naruto berkaca - kaca dan langsung memeluk ibunya.

"Kaa-san..." Kushina hanya mengernyit bingung, namun langsung membalaskan pelukan Naruto.

"Ada apa Naruto? Apa kau baik - baik saja?"

"Tak apa Kaa-san, hanya senang bertemu denganmu." Naruto melepas pelukannya. Ia memperhatikan wajah ibunya. Wajah yang selama ini hanya pernah ia lihat sekali seumur hidupnya. Sejak kecil telah ditinggal orangtuanya dan tidak mengetahui asalnya membuat kembali terharu karena bisa bertemu dengan ibunya lagi.

"Hei, jangan melamun Naruto" Naruto terbangun dari lamunannya dan sedikit tersenyum, mengusap matanya yang berkaca - kaca.

"Kau pasti lapar, tinggallah di sini, akan kuambilkan makanan untukmu".

Kushina beranjak dari tempat tidur dan pergi keluar. Beberapa saat kemudian, Kushina datang membawa nampan berisi makanan. Naruto yang masih terduduk di kasur melihat Kushina masuk ke dalam kamar.

"Hei, baka. Jangan melihatku seperti itu."

Kushina yang merasa diperhatikan merasa sedikit malu, meskipun itu anaknya sendiri. Memang, pada dasarnya Naruto dan Kushina memiliki hubungan yang sangat erat. Mereka pasti akan meluangkan waktu tiap akhir pekan hanya untuk bersenang - senang berdua, menonton, pergi liburan atau bahkan hanya malas-malasan bersama di dalam rumah. Sejak ia berpisah dengan Minato, Kushina berjanji pada dirinya sendiri untuk fokus pada Naruto dan mendidiknya hingga sekarang ini. Ia tak memiliki waktu untuk bersedih atau bahkan mencari pendamping lagi bagi dirinya. Banyak laki laki yang berusaha mendekatinya namun dia tak bergeming. Kebahagiaannya saat ini adalah Naruto.

Naruto sedikit memerah, "Jangan memandangi ibu mu seperti itu, bodoh." Ia sadar bahwa ternyata ibu nya sangatlah menawan. Meskipun tidak lagi muda dan telah memiliki dirinya, ibunya masih memancarkan kecantikan luar biasa. Surai merahnya yang sangat mudah dikenali, kulit putih bersihnya, kaki jenjangnya dan yang pasti adalah dua buah yang menggantung di dadanya itu, sungguh sangatlah luar biasa dan besar.

Naruto yang mana merupakan murid dari petapa Ero-Sennin, sedikit mewarisi sifat dan tak sepenuhnya buta akan wanita.

"Tapi dia ibuku sendiri, sialan."

"Nee, Naruto. Apa kau mau kusuapi?" Tanya Kushina, sembari meletakkan nampan berisi makanan di meja sebelah tempat tidur.

Naruto tersadar dari pikirannya dan memandang ibunya. "Kau tahu Kaa-chan, aku bisa melakukannya sendiri."

"Oh, baiklah. Hanya bertanya saja." Kushina beranjak pergi dari tempat tidur. "Aku akan ke bawah sebentar, Shizune mengirimkan beberapa laporan perusahaan yang harus ku periksa."

"Dan Naruto, jaga tatapan matamu" Kushina melenggang pergi sebelum menggoda Naruto dengan tubuhnya.

"Cih, sialan." Naruto memegangi kepalanya. Dua ingatan yang bercampur jadi satu membuatnya merasakan sakit kepala yang luarbiasa. Saat ini otaknya sedang memproses informasi dari apa yang terjadi pada dirinya.

"Saa..., sekarang berada dimana aku ini?"

...

Sebulan Kemudian

Kira - kira telah sebulan Naruto berada di dunia baru ini, dengan tubuh Naruto di dunia ini. Ia merasa sangat aneh dan bingung jika menilik ingatan Naruto dunia ini. Jika dirinya yang dulu mungkin akan sangat antusias dan ceroboh tentang hal baru. Namun setelah pelatihan di Mt Myoboku dan pengendalian terhadapan chakra Kurama serta Perang melawan Madara, ia menjadi lebih tenang dan tidak bertindak gegabah seperti sebelumnya. Dunia yang ia tempati sekarang sungguh sangat berbeda dengannya dulu, ada kendaraan besi yang dapat dinaiki, burung yang bisa ditungganggi dan gedung gedung tinggi yang terbuat dari kaca. Menurut ingatan dari tubuh barunya ini, nama kendaraan besi itu adalah mobil, burung itu adalah pesawat, meskipun di dunia sebelumnya ia melihat teknologi tersebut di Negeri Salju.

Banyak hal baru yang ia dapat dari ingatan Naruto di dunia ini. Beberapa nama temannya di dunia sebelumnya ada di dunia ini. Mungkin juga bereinkarnasi sepertinya. Hal gila yang sebelumnya tidak terpikirkan akan terjadi pada Naruto. Hubungan kedua orangtuanya yang terjadi di dunia ini. Dan yang membuatnya terheran adalah chakra yang ada dalam tubuhnya masih ada, meskipun tak sebanyak ketika dia menerima kekuatan dari kakek Tua Ootsutsuki.

Ia berusaha berkunjung ke dalam pikirannya, tempat biasa ia bertemu dengan Kurama. Namun yang ia dapatkan hanya ruangan besar yang kosong tanpa ada keberadaannya. Sisa chakra yang ada ditubuhnya kira - kira sebanyak setelah ia selesai menyelesaikan pelatihan di Mt Myoboku, yang mana sudah sangat besar bagi ninja lain di dunianya dulu.

"Aduh, sial" Naruto terbangun dari pikiran dan lamunannya.

"Bisakah kau tidak melamun di kelas yang ku ajar, Uzumaki-san?" Pengajar yang melemparkan spidol pada Naruto terlihat geram dengan muridnya yang dari tadi melamun.

Naruto menoleh dan menundukkan kepala. " maaf, sensei."

"Jika kau melakukannya lagi, kau harus keluar dari kelasku." Pengajar itu melanjutkan ceramahnya dan berfokus pada papan.

Naruto saat ini sedang ada di kelas, sesuatu yang membosankan baginya. Namun bagaimanapun, ini cara yang ia lakukan untuk membuat Kushina bangga.

Kushina Uzumaki, entah kenapa ada perasaan aneh pada dirinya. Di dunia sebelumnya ia tak pernah bertemu dengannya secara langsung. Ia memandang Kushina merupakan ibunya, namun di sisi lain ingatan Naruto di dunia ini, bahwa ibunya merupakan fantasinya. "Cih, dasar mesum."

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa Kushina merupakan wanita tercantik yang pernah ia temui. "oh, betapa beruntungnya dirimu, Tousan." Minato di dunianya memanglah orang yang bertanggung jawab. Namun tak seperti di dunia ini. Betapa brengseknya dia meninggalkan Kushina dan dirinya demi sekretarisnya itu. "Cih" Meskipun dirinya belum pernah bertemu secara langsung, ingatannya dari dunia ini memengaruhi dirinya. Jika dirinya diberi kesempatan, akan ia beri pelajaran Minato karena perbuatannya.

Dari ingatannya, Minato dan Kushina berpisah ketika ia masih kecil dan masih awam akan kejadian tersebut. Ia melihat Kushina mengambil alih kembali perusahaannya dan bekerja sekuat tenaga untuk dirinya. Banyak laki laki yang ingin mendekati Kushina, namun ia tolak dan tak bergeming. Terlebih, jika hendak mendekati Kushina, harus berhadapan dengan anaknya, yaitu dirinya. Karena kedekatan mereka berdua, dalam diri Naruto timbul rasa posesif dan memiliki, bahwa hanya dia lah milik Kushina. Terlebih dengan lonjakan puber yang ia alami.

Naruto menggelengkan kepala dan kembali fokus ke depan. Hanya dengan ini ia bisa membalas dan membanggakan Kushina. Ia juga harus mempersiapkan diri karena Uzu Corp akan diwariskan pada nya.

...

"hei, Ji-san. Apakah pesananku telah selesai dibuat?"

"Tunggu sebentar, akan ku ambilkan." Pemilik toko bergegas masuk dan beberapa saat kemudian keluar membawa sebuah alat yang dibungkus dengan kain putih.

"Kau tahu nak, alat yang kau pesan ini sedikit aneh." Sang penempa membuka pembungkus tersebut dan terlihat kunai serta pedang chakra (Shippuden The Movie : Lost Tower) mengkilap berwarna gelap. "Alat seperti ini sudah tak digunakan lagi. Jika untuk pertahanan diri akankah lebih menggunakan pisau lipat."

Naruto hanya memandang hasil karya sang penempa. "Tak apa Ji-san, ini hanya kugunakan sebagai koleksiku saja." Naruto menyodorkan beberapa lembar uang dan tip tambahan untuk sang penempa.

"Ini uangnya sesuai kesepakatan kita, Ji-san. Terimakasih." Setelah menyodorkan uangnya, Naruto keluar dari toko tersebut dan membawa kunai serta pedamg chakra yang terbungkus kain itu kembali ke rumah.

Seminggu setelah ia tiba di dunia ini dan menyelidiki area sekitar tempatnya berada, Naruto takjub. Memang musuh dan kejahatan tidak sebanyak ketika masih di dunia sebelummya. Tapi, tidak ada salahnya ia bersedia dan bersiap, sebagai seorang shinobi perlu senjata. Kunai yang biasa dipakai para shinobi memang tak dijual lagi di sini, sehingga dia harus mencari penempa untuk mendapatkan kunai sesuai dengan keinginannya.

Ia masuk sebuah rumah, bukan rumah, melainkan sebuah villa yang cukup besar dan bisa menampung puluhan orang di dalamnya. Menjadi anak dan pewaris perusahaan yang memiliki keuntungan besar, bukan hal yang sulit bagi Naruto untuk tinggal di tempat seperti ini. Berkat kerja ibu nya, ia menikmati fasilitas luar biasa. Setelah sampai di dalam villa, ia bergegas ke kamarnya. Kamarnya cukup besar dan dengan perabot serta perlengkapan yang cukup mewah. Naruto membuka pintu kecil yang terletak di sudut ruangan. Pintu tersebut terbuka dan memperlihakan sebuah ruang rahasia di kamarnya. Entah untuk apa dirinya di sini memiliki ruangan rahasia seperti ini.

Namun demikian, ia bisa memanfaatkan ruangan ini sebagai tempat persiapan dan perlengkapan shinobinya. Kunai yang dibawanya, ia letakkan di meja tengah ruangan. Terlihat beberapa katana dan alat alat dasar shinobi yang biasa ia gunakan. Pelatihan yang ia jalani dulunya akhirnya bisa digunakan saat ini. Ia mempelajari dasar Fuinjutsu dan beberapa kemampuan dasar shinobi yang sebelumnya tak pernah ia pelajari. Sebenarnya dirinya cukup terkejut, bisa menggunakan jutsu dan ilmu yang ia pelajari di dunia sebelumnya. Hal tak masuk akal memang datang dari hal yang tak diduga, dan hal wajar bagi dirinya mengalaminya.

Sebenarnya ia juga sedikit tak tahu, untuk apa sebenarnya ia mempersiapkan ini semua. Tapi pepatah sedia payung sebelum hujan memang tak ada salahnya.

"Naruto, kau dimana?" terdengar suara ibunya mamanggilnya. Naruto bergegas keluar dari ruangan tersebut dan menemui ibunya. Kushina yang baru saja datang dari kantor masih mengenakan pakaian formalnya. Surai merahnya ia kucir dan mengenakan kacamata hitam. Ia mencari Naruto, sebab waktunya makan malam.

"Aku disini Kaa-san." Naruto turun dari kamarnya dan menuju ke ruang makan. Lalu segera duduk di kursi. "Apa sebaiknya kau ganti baju dulu, Kaa-san?"

"Tak apa, aku akan kembali lagi ke kantor karena ada beberapa masalah yang masih perlu diselesaikan". Kushina duduk di kursinya dan mulai mengambil makanan, begitupun dengan Naruto. Makanan yang ada dimeja memang telah disiapkan oleh pengurus di rumah ini. Dengan rumah yang cukup luas dan dirinya yang sibuk di perusahaan, membuat Kushina tak mampu melakukan semuanya sendiri sehingga perlu bantuan pengurus Rumah. "Kau bisa ikut makan dengan kami, Grayfia-san."

"Tak apa Kushina-sama, aku akan makan nanti." Pengurus Rumah yang Kushina tunjuk merupakan wanita yang seumuran dengannya. Ia bertanggung jawab terhadap keadaan dan kebersihan rumahnya ini.

"Psstt, Kaa-san. Aku belum pernah melihat Grayfia-nee tersenyum. Selalu saja dengan wajah datarnya itu." Bisik Naruto.

"Hhaha, memang dasarnya seperti itu." Kushina membalas perkataan Naruto. Grayfia memang telah ikut dengan Kushina sejak Naruto masih kecil. Sehingga sedari kecil ia diurus oleh Grayfia dan sedari kecil pula Naruto tak pernah melihatnya menunjukkan ekspresi lain selain wajah datarnya itu.

Acara makan mereka berlangsung dengan damai. Hanya diisi obrolan ringan dan sesekali terdengar gelak tawa dari keduanya karena cerita yang mereka sampaikan. Setelah makan selesai, Grayfia segera membereskan meja dan melakukan pekerjaan lain. Kushina dan Naruto sekarang berada di ruang keluarga yang diisi oleh sebuah televisi besar dan sofa di depannya.

"Apakah perusahaan berjalan dengan baik, Kaa-san?" sebagai calon penerus, lebih baik mengetahui keadaan Uzu Corp yang akan ia pegang nantinya.

"Sebagian besar berjalan dengan baik. Namun ada beberapa masalah." Kushina menjawab Naruto sembari menggeser Tab yang ia bawa. "Coba lihat ini." Kushina menyodorkan laporan yang ia pegang.

Naruto membaca dan mengernyitkan dahinya. "Apakah laporan ini akurat Kaa-san?"

"Yaps, efek samping penggunaan chip menunjukkan hasil yang mengejutkan." Kushina memegangi dahinya. "Beberapa pasien menunjukkan gejala mutasi dan berontak. Para ilmuwan di laboratorium kita sedang berusaha mengatasi masalah ini." Naruto menyerahkan kembali Tab yang ia pegang pada Kushina.

"Nah, karena pekerjaanku belum selesai, aku akan kembali ke kantor Naruto." Kushina berdiri dan menghadap ke Naruto yang masih duduk di sofa. "Nee,Naru-chan. Apakah tak ada ciuman pipi untuk Kaa-san?" Goda Kushina.

"Aku bukan anak kecil lagi kaa-san." Naruto membalas dan menatap Kushina.

"Kalau begitu biar aku saja." Kushina mencium pipi Naruto. Dan bergegas pergi. Naruto sedikit memerah diperlakukan seperti anak kecil. Memang Ibunya sering menggodanya, dan jangan salahkan dirinya jika ia menjadi fantasi liar bagi Naruto.

Naruto berjalan ke arah balkon dan memandangi mobil yang ibunya kendarai keluar dari rumah. Sorot matanya kemudian memandangi bulan yang bersinar terang malam itu, dan suasana begitu senyap dan sunyi. Seperti tenang sebelum badai. Menghilangkan pikiran negatifnya, Naruto masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya.

"Tidur adalah hal paling nikmat saat ini."

Grayfia hanya memandangi tuan mudanya dari kejauhan. Sejak dari kecil, ia menjadi pengasuh bagi Naruto, jadi ia telah mengenalinya luar dan dalam. Namun ia merasa beberapa waktu ini ada sesuatu yang berbeda dengan tuan mudanya. Aura yang dipancarkan berbeda dari biasanya dan ketenangan darinya merupakan sesuatu hal yang berbeda dari Naruto. Grayfia merupakan penanggung jawab di sini, sekaligus sebagai pengawal bagi Naruto. Kushina menunjuknya karena ia tahu bahwa Naruto akan menjadi incaran bagi banyak orang karena menjadi pewaris perusahaan besar. Pengawalan ekstra tak ada salahnya, meskipun Kushina tahu bahwa Naruto anak yang tangguh.

...

Hari berikutnya berjalan seperti biasanya. Grayfia menyiapkan segala keperluan rumah. Dan Naruto bersiap untuk masuk ke kelas. Kushina belum kembali dan mungkin akan kembali saat makan siang. Hal yang biasa mereka lakukan dan menjadi tradisi bagi keduanya. Entah sesibuk apapun, Kushina akan menyempatkan waktunya untuk pulang makan siang bersama dengan Naruto. Begitupun Naruto akan kembali ke rumah karena letak rumah dan sekolahnya yang tak begitu jauh.

"Aku berangkat dulu, Grayfia-nee."

"Hati - hati dijalan, Naruto-sama."

Naruto berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, karena menurutnya jauh lebih mengasikkan untuk berjalan. Terlebih jarak antara rumah dan sekolah yang ia datangi tidaklah terlalu jauh.

Kuoh Gakuen merupakan sekolah yang saat ini menjadi tempat Naruto untuk menempuh pendidikan. Salah satu sekolah ternama di Negara Jepang dan menjadi sekolah favorit di daerahnya. Kuoh Gakuen memiliki gedung berlantai empat dengan luas lahan setara 5 lapangan sepak bola. Dan sungguh sebuah kebetulan atau keajaiban, kepala sekolah dari Kuoh merupakan Tsunade. Memang bukan Tsunade dari dunianya, tapi memiliki fisik dan kepribadian seperti dari dunianya. Mungkin reinkarnasi ke dunia lain benar adanya.

Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, Naruto yang telah sampai dari tadi segera masuk ke kelas dan duduk di bangkunya. Matanya berkeliling, melihat ke sekitar. Dari ingatan yang ia dapat, Naruto merupakan pemuda yang jarang berinteraksi di kelas. Orang yang dikatakan sebagai temanpun hanya dapat dihitung dengan jari.

Miyamoto-sensei memasuki kelas dan memulai mengajar. Naruto tersadar dari lamunannya dan fokus ke depan.

...

"Kushina-sama, terjadi kegagalan fungsi. Subjek 361 memberontak dan berhasil melarikan diri dari laboratorium!!!!" Terdengar interkom di ruangan yang saat ini Kushina tempati.

"Lakukan prosedur pencegahan dan evakuasi secepatnya." Terdengar suara sedikit panik dari Kushina membalas orang diseberang interkom.

"Ba...Arghh ..." Interkom terputus dengan suara teriakan, beberapa saat kemudian terdengar ledakan cukup nyaring dan membuat kaca di ruangan Kushina pecah berserakan.

"Hal yang kutakutkan terjadi. Harusnya tidak ku terima proyek sialan ini." Kushina menggerutu dan berusaha untuk terbangun dari tempat berlindungnya di bawah meja.

"Grayfia, lakukan protokol perlindungan dan aktifkan pelindung." Kushina memerintahkan pengawalnya melalui saluran telepon.

"Baik, Kushina-sama."

"Naruto, kuharap kau baik baik saja." Kushina beranjak pergi dari ruangan tersebut dan membawa beberapa dokumen yang dirasa penting baginya. Tujuannya saat ini adalah berlindung. Untuk masalah Naruto, biarkan Grayfia yang menangani, ia sudah mempersiapkan hal ini jauh jauh hari.

"Ku rasa aku akan terlambat untuk jadwal makan siang."

...

Terdengar sirine di luar kelas Naruto. Kepulan asap mulai membumbung tinggi dibeberapa titik. Naruto yang saat ini sedang menikmati istirahatnya di lantai tertinggi gedung sekolah membelalakkan matanya. Kekacauan sedang terjadi di bawah sana. Ia mengalirkan sedikit chakra ke matanya, sehingga dapat melihat jelas di kejauhan. Terlihat orang berlarian menghindari sesuatu. Matanya menyorot ke sosok yang mengejar orang - orang tersebut. Gerombolan makhluk jelek dan penuh luka berlarian dan menggigit manusia yang berhasil ditangkap. Manusia yang tergigit menggeliat hebat dan akhirnya berubah menjadi makhluk jelek penuh luka lainnya.

Ingatannya kembali ke dunia sebelumnya, ia pernah menghadapi makhluk seperti ini. Saat itu Konoha diserang oleh serangkaian makhluk yang bangkit dari kubur.

"Zombie" Gumam Naruto. Teriakan minta tolong kembali terdengar. Para murid berhamburan masuk ke gedung dan pintu gerbang sekolah berusaha ditutup oleh penjaga. Namun gerombolan zombie yang lebih banyak berhasil merangsek masuk dan mengincar para murid.

Naruto mengeluarkan gulungan Fuin yang tadinya ia masukkan ke dalam tas. Acara yang sebelumnya adalah istirahat dan makan siang di rumah berantakan.

Poftt...

Kunai dan pedang chakra keluar dari gulungan fuin. Naruto mengambil fuin dan mengaitkannya ke lengan. Fuin yang ia kaitkan pada lengan merupakan Fuin penyimpanan yang menyimpan alat alat shinobi miliknya. Tas kembali ia kenakan dan bersiap untuk menerobos ke bawah.

"Tak kusangka akan secepat ini alat yang kusiapkan akan digunakan." Tujuannya saat ini adalah ke rumah. Karena itu merupakan tempat paling aman untuk saat ini. Dan mungkin ibunya telah berada di sana dan menunggunya dengan khawatir.

...

Ia hanya berusaha sebaik mungkin menjadi Kepala sekolah, menjadi contoh bagi para guru dan murid - muridnya. Kegiatan yang ia jalani hanya berkutat itu itu saja dan ia memiliki harapan keluar dari kegiatan membosankan yang ia jalani.

"Harapanku tak begini, sialan." Tsunade mendorong meja kantornya untuk memblokade pintu masuk ruangannya. Dari lantai tiga ruangannya, ia dapat melihat kekacauan dimana - mana. Teriakan minta tolong dan kepulan asap terlihat membumbung tinggi.

"Pemirsa, diharapkan untuk tetap berada di dalam rumah dan berlindung." Terdengar pembawa berita menyiarkan laporan dari kekacauan yang terjadi. "Pemerintah saat ini sedang berusaha menangani masalah yang ada. Sehingga dihimbau pada masyarakat untuk tidak panik." Kamera menyorot ke keadaan bawah yang terlihat kacau balau. Kepulan asap dan api terlihat di mana - mana.

Siaran berita tersebut terdengar di ruangan Tsunade, dan ia hanya bisa terkejut. Makhluk zombie ini hanya ada di cerita - cerita film, tapi sekarang berada di dunianya.

"Ku harap ada yang datang ke sini dan menyelamatkanku." Tsunade hanya bisa berpasrah. Ia melihat layar televisi yang menayangkan keadaan dari berbagai sudut di sekolahnya. Zombie mengejar dan menangkap para murid dan merubahnya menjadi zombie lainnya. Ia melihat ke layar ada beberapa zombie yang memiliki ukuran lebih besar dari yang lainnya.

...

"Cih, sialan. Tak ada habisnya." Naruto merangsek maju dan menebaskan kunai yang ia pegang ke zombie yang menuju ke arahnya. Bagi manusia di dunia ini, zombie merupakan makhluk mengerikan dan menakutkan. Tapi karena ia bukan dari dunia ini, hal ini merupakan wajar baginya untuk menggunakan senjata dan membunuh. Gerakan menghindar dan menebas ke zombie perlu latihan selama beberapa tahun bagi manusia di dunia ini. Tapi bagi dirinya yang seorang shinobi dan beruntungnya karena Naruto di dunia ini melatih tubuhnya, ia bisa dengan mudah mengimbangi kemampuan dari Shinobi Naruto.

"Hei, ukurannya jauh lebih besar dari yang lain." Naruto sedikit terkejut dengan zombie yang berukuran besar. Ia melemparkan kunai yang ia pegang, namun kunai tersebut terpental. "Kulitnya keras, berbeda dari zombie lainnya."

Naruto kembali berusaha dengan menebas ke zombie tersebut. Namun dengan hasil yang nihil. Naruto menunduk menghindari sabetan ekor zombie tersebut.

"Sejak kapan mereka punya ekor?" Naruto melompat ke belakang. Jika kunai biasa tidak mempan terhadap zombie tersebut, ia akan mencoba dengan pedang chakra yang belum ia gunakan sejak tadi. Mengalirkan sedikit chakra dan pedang tersebut mengeluarkan aura biru tajam sesuai dengan elemen yang ia miliki. Elemen angin merupakan elemen dasar yang ia miliki.

Naruto berlari ke depan, kemudian melompat maju menghindari sabetan ekor dan ayunan lengan zombie itu. Tangan Naruto bersiap untuk menebas kepala makhluk tersebut namun sabetan ekor nya menghalangi ayunan Naruto. Dengan cepat Naruto mendarat dan kembali mengayunkan pedangnya. Dengan sekali tebas, zombie tersebut ambruk dan kehilangan kepalanya. Darah muncrat dan mengucur dari bekas tebasan.

"Menjijikkan" Naruto menatap jijik dan bergegas melanjutkan perjalanannya.

Naruto terus berlari menyusuri lorong gedung sembari membunuh para zombie yang menghalangi jalannya. Naruto sampai di lantai 3 dan melihat segerombolan zombie di depan sebuah pintu dan berusaha masuk ke dalam. Mendengar derap langkah Naruto, para zombie mengalihkan perhatiannya ke Naruto dan langsung menyerang ke arah Naruto. Naruto merangsek maju dan mengayunkan pedangnya.

Cratt...

Darah mengucur dan muncrat ke segala arah. Para zombie yang sebelumnya adalah murid Kuoh Gakuen bergelimpangan di lorong tersebut. Beberapa ayunan dan tebasan kemudian, semua zombie berhasil dikalahkan.

"Hei, Apa ada orang di dalam?" Naruto mendorong pintu ruangan tersebut dan terkejut.

...

Uzumaki Residence

Setelah mendapatkan telepon dan perintah dari Kushina, Grayfia bergegas ke ruang kendali yang berada di lantai teratas kediaman Uzumaki. Ia segera mengaktifkan protokol keamanan dan sebuah tembok tinggi muncul dari tanah mengelilingi villa tersebut. Di beberapa sudut bagian atas tembok terpasang senapan mesin otomatis yang menembaki gerombolan zombie diluar tembok. Suara yang cukup berisik dari senapan tersebut mengundang lebih banyak zombie. Grayfia saat ini telah berganti pakaian. Hilang sudah pakaian maid yang biasa ia gunakan. Saat ini ia menggunakan pakaian serba hitam (Black Widow) dengan pedang kejut listrik terpasang di pundaknya. Surai abu abunya ia kucir dan mengenakan kacamata berwarna hitam. Kacamat tersebut adalah alat yang bisa mendeteksi dan memberikan informasi dari keadaan sekitar.

"Protokol keamanan telah diaktifkan Kushina-sama." Ucap Grayfia melalui layar pusat kendali.

"Apakah perlu kujemput Kushina-sama?" Grayfia bersiap untuk menjemput Kushina jika diperlukan.

"Tak perlu Grayfia. Biarkan Naruto yang menjemputku." Ucap Kushina dengan nada senang dan mata berbunga.

Grayfia tidak terkejut dengan tanggapan Kushina dan hanya membalas datar. "Baik Kushina-sama."

Grayfia telah menganggap lumrah hal ini. Ia bisa melihat bahwa nyonya nya, memiliki ketertarikan terhadap putranya sendiri. Fokusnya selama ini hanya untuk Naruto setelah perceraian itu, menjadi pendukung lain hasrat yang terlihat dari diri Kushina. Kushina memang suka menggoda Naruto, begitupun sebaliknya. Hubungan keduanya bagi masyarakat luar bisa dibilang tidak wajar. Tapi bagi sebuah klan Uzumaki, hal ini dianggap wajar.

"Aku harus mengurusi beberapa hal di sini terlebih dahulu, Grayfia." Kushina kembali ke mode serius."Lebih baik kau memastikan Naruto dalam keadaan selamat." Perintah Kushina.

"Baik, Kushina-sama."

"Kau tahu Grayfia. Jangan memanggilku begitu formal jika kita sedang berdua."

"Aku harus bertindak profesional, Kushina-sama."

Kushina menghela napas. "Hah, terserah padamu." Kushina mematikan layar dan kembali berkutat dengan masalahnya.

"Sial."

...

Setelah saluran dimatikan oleh Kushina. Grayfia mengambil sebuah katana dan bersiap untuk menjemput Naruto. Ia keluar dan hendak masuk ke dalam Humvee namun terdengar suara teriakan Naruto.

"Buka pintunya, Grayfia-nee." Terlihat Naruto berlari dari kejauhan dan menggendong seseorang. Grayfia yang melihat Naruto berlari segera membuka pintu gerbang. Terlihat segerombolan besar zombie mengejar Naruto. Senapan otomatis terus menembaki gerombolan tersebut, namun karena suaranya yang berisik, mengundang lebih banyak zombie.

Pintu gerbang yang terbuka, Naruto berlari melesat ke dalam Halaman. Pintu gerbang tertutup otomatis dan tembakan senapan mengiringi. Naruto sedikit terengah - engah dengan beban tambahan yang ada di punggungnya.

"Bawa dia masuk, Grayfia-nee" Naruto menyerahkan Tsunade pada Grayfia dan bergegas masuk ke dalam untuk memberikan pertolongan. Naruto melompat ke atas tembok gerbang dan melihat gerombolan besar zombie mengelilingi tembok dan berusaha untuk masuk. Senapan yang terus menembaki seakan tidak berguna. Naruto menghela napas. Sebelumnya ia telah mencoba beberapa jutsu yang ia punyai dan berhasil. Dengan kecepatan tangan yang tak dapat diikuti mata manusia biasa, Naruto membentuk handseal.

"Katon : Gouka Mekyaku no Jutsu"

Semburan api keluar dari mulut Naruto dan meluas bergerak kedepan melahap gerombolan zombie. Zombie - zombie terbakar habis dan hangus tak bersisa. Tak disangka dia akan menggunakan jutsu yang Madara gunakan untuk melawan Aliansi Shinobi. Naruto kembali menghela napas dan melompat turun kemudian masuk ke dalam villa.

Grayfia yang menyaksikan kejadian tersebut dari dalam terkejut dan membelalakkan matanya. Oh betapa senangnya Naruto jika melihat Grayfia berekspresi sedemikian rupa. Tuan mudanya melakukan hal tak masuk akal dan hanya terjadi di dunia fiksi saja. Grayfia menggelengkan kepalanya dan kembali fokus memberikan pertolongan pada Tsunade. Tsunade terlihat sedang menahan sakit dan mengerang memejamkan mata.

"Kurasa dia tergigit oleh salah satu zombie ketika aku menyelamatkannya." Naruto masuk ke dalam ruangan dan berjalan mendekat ke tempat Tsunade dibaringkan. Grayfia terlihat menyiapkan suntikan dan berusaha menenangkan Tsunade. Grayfia memberikan cairan serum melalui suntikan dan membuat Tsunade menjadi lebih tenang.

"Sebenarnya apa yang terjadi Grayfia-nee?" Naruto bertanya. "Apakah kekacauan ini ada hubungannya dengan laporan yang kulihat kemarin?"

"Benar, Naruto-sama. Uzu Corp menerima sebuah proyek dari sebuah instansi militer milik pemerintah." Grayfia membereskan alat yang baru saja ia gunakan. "Uzu Corp harus mengembangkan sebuah chip yang akan digunakan militer untuk tujuan tertentu. Proyek telah berjalan beberapa tahun dan tak ada kendala sama sekali selama pengembangan."

"Namun, beberapa saat yang lalu ditemukan keanehan pada chip yang dikembangkan. Ia menghasilkan mutasi gen pada chip yang dipasang pada subjek." Grayfia menghela napas. "Kushina-sama sebenarnya telah mempersiapkan kemungkinan terburuk dan membangun villa ini sebagai tempat perlindungan semenjak menerima proyek dari militer itu."

Naruto menghela napas lelah, kemudian terkejut dan menyadari bahwa Kushina tak ada di rumah.

"Dimana, Kaa-san berada, Grayfia-nee?" Tanya Naruto dengan suara nyaring.

Grayfia melihat Naruto dan menghela napas. " Saat ini Kushina-sama masih berada di perusahaan. Ia sedang membersihkan barang bukti dan tak ingin pemerintah mengetahui keterlibatan Uzu Corp."

"Kita harus menjemputnya sekarang." Naruto beranjak dari ruangan dan bergegas keluar. Grayfia mengikuti Naruto. Setelah melihat apa yang dilakukan oleh Naruto tadi, firasat yang dirasakan Grayfia memang benar adanya. Naruto yang berada di hadapannya ini bukan Naruto yang ia jaga dan awasi selama ini. Sebuah hal gila terpintas di pikiran Grayfia, jika Naruto ini merupakan seorang penyihir.

"Jaga, Orang ini dan awasi area sekitar." Titah Grayfia pada Maid lainnya.

Naruto dan Grayfia segera keluar dari gerbang masuk villanya dan menuju ke tempat Uzu Corp berada.

"Tunggulah, Kaa-san. Aku akan datang menjemputmu." Grayfia hanya diam dan mengikuti Naruto berlari.

"Bukankah lebih jika kita mengendarai Humvee? Naruto-sama?" Naruto meringis dan tertawa hambar. Staminanya memang tak sekuat dirinya di dunia sebelumnya. Tubuhnya sekarangpun sudah sangat bagus bisa menahan beban kekuatannya. Ia harus kembali berlatih, karena waktu sebulan tidak cukup baginya untuk mencapai kebugaran sebelumnya.

"Kau benar Grayfia-nee..."

TBC


Hola... Cerita absurb dengan alur berantakan. Semoga terhibur.

Just doing this for fun...