Disclaimer : Bukan Punya Saya
ModernAU! ApocalypseAU! Reincarnation! Mature! Inc! Harem?! SmutPlotStory! Lemon! Berantakan! Newbie!
"bla bla bla" Percakapan
"bla bla bla" Batin
"Bla bla bla" Jutsu
Naruto dan Grayfia saat ini tengah berjalan di tengah - tengah kota yang porak poranda. Mereka berjalan dengan berhati - hati dan mengawasi keadaan sekitar. Tak mau menarik perhatian dari para Zombie yang berdiri di sembarang tempat. Sudah beberapa saat mereka berjalan meninggalkan humvee yang rusak berat akibat serangan zombie tadi. Mereka saat ini tengah dalam perjalanan untuk menyelamatkan seseorang yang bisa membantu Kushina pulih.
Kushina, memang telah sadarkan diri dari pingsannya, namun menurut Shizune, trauma dan efek samping dari serum itu masih mempengaruhi kondisi tubuh Kushina yang membuatnya tak bisa bergerak. Serum masih dalam tahap ujicoba dan pengembangan, serta pengaplikasiannya pun masih terbatas pada laboratorium. Entah apa yang dipikirkan Kushina, menyuntikkan cairan itu pada tubuhnya.
Shizune akhirnya memberikan solusi pada Naruto agar Kushina bisa segera pulih. Ia mengatakan salah satu cara untuk mempercepat pemulihan ibunya adalah dengan membuatkan serum antidote yang hanya diketahui pembuatannya oleh Ilmuwan dari Uzu Corp, yakni Yoshino Nara. Wanita itu merupakan yang paling pintar dan menjadi pimpinan laboratorium pengembangan dari Uzu Corp.
Naruto yang telah mengerti dan mengetahui bagaimana wajah dari Yoshino Nara segera bersiap untuk mencari keberadaannya. Menurut, Shizune ia harusnya saat ini sedang berlibur, namun dari gps helikopter yang membawanya, didapatkan informasi bahwa helikopter yang ditumpangi oleh Yoshino Nara ada di salah satu sudut kota yang mana tempat itu sangat banyak zombie berkeliaran. Tak mau tuan mudanya pergi sendiri, Grayfia memutuskan untuk menemani Naruto, terlebih Grayfia mendapatkan tugas dari Kushina untuk selalu menjaga Naruto. Sedangkan Shizune sendiri memutuskan untuk berjaga dan mengawasi mansion Uzu.
Dalam perjalanannya menuju sudut kota, Naruto dan Grayfia menggunakan humvee yang digunakan untuk menjemput Kushina. Semua berjalan dengan baik sampai ketika dimana mereka sampai di salah satu jalan yang dahulu ramai dengan wisatawan.
Flashback On
Geraman mobil Humvee menarik perhatian beberapa zombie yang ada di tempat itu. Grayfia yang mengemudikan Humvee menabrakkan zombie yang menghalangi jalan.
Syutt...
Blarr
Duar...
Sebuah roket mendarat dan mengenai Humvee yang Naruto dan Grayfia tumpangi dan membuatnya terguling dan terbakar.
"Ughhh" Grayfia meringis kesakitan dan segera keluar untuk menyelamatkan diri. Di satu sisi, Naruto menendang pintu Humvee yang macet dan segera menyusul Grayfia keluar.
"Apa kau tidak apa - apa, Naruto - sama?" Tanya Grayfia pada Naruto yang terlihat tenang mengawasi keadaan sekitar dan mencari sumber roket itu.
"Aku baik - baik saja, Grayfia." Jawab Naruto.
Grayfia yang mendengar jawaban Naruto menganggukkan kepalanya dan menolehkan kepalanya untuk mengawasi keadaan. Ledakan yang diakibatkannya tadi menarik perhatian zombie yang ada di situ dan menyerang mereka berdua untuk menggigitnya.
"Ini akan merepotkan, Grayfia. Ledakan tadi menarik perhatian mereka." Naruto mengeluarkan pedang Chakra dari fuin di lengannya. Pendar biru kemudian muncul dari bilahnya dan Naruto langsung berlari menghadapi kerumunan zombie yang juga mengarah ke arahnya.
"Cari pelaku penembakan itu, Grayfia. Aku akan menghadapi makhluk jelek ini di sini."
"Hai" Grayfia segera menganggukkan kepala dan pergi ke sumber roket. Ia tadi melihat di salah satu gedung tinggi di jalan itu, kepulan asap tipis bekas dari roket yang menyerangnya, kemungkinan pelaku masih ada dilokasi.
Jrasshhhh
Jrashhhhh
Dengan mudah Naruto menghabisi kawanan zombie yang menyerangnya. Pedang chakra yang ia gunakan saat ini sangatlah tajam dan bahkan bisa membelah besi, ditambah aliran chakra angin dari elemennya sehingga membuatnya semakin tajam.
Jrashh
Cairan menjijikkan mengucur dari hasil tebasan Naruto. Tak butuh waktu lama baginya untuk menghabisi zombie - zombie ini. Setelah zombie terakhir ia habisi, betapa terkejutnya ia melihat sekumpulan zombie yang dipimpin oleh zombie yang ukurannya lebih besar darinya datang dari salah satu gedung. Kerumunan zombie itu berlari dan menyerang Naruto.
Dengan sigap Naruto melompat ke belakang dan merapalkan segel tangan.
"Katon : Goukakyu no Jutsu"
Bola api besar melahap kerumunan zombie yang berlari ke arahnya. Namun hal ini tak mempan bagi satu zombie besar yang melompat setelah terkena api Naruto.
Brak...
Bamm..
Getaran hebat terjadi setelah zombie dengan ukuran upnormal itu menghantam tanah. Naruto yang merasakan getaran, sedikit hilang keseimbangan namun dengan cepat mengalirkan chakra ke kakinya.
Zombie itu kembali melompat dan menyerang ke arah Naruto yang baru saja menyeimbangkan diri. Tak mau menjadi korban hantaman zombie, Naruto melompat menjauh.
Brak...
Bamm
Getaran kembali terjadi. Beberapa bangunan ikut roboh dan berserakan.
"Zombie jelek ini tak ada habisnya, apalagi yang sekarang ini." Naruto menggerutu kesal. Melihat zombie itu bukan lagi melompat, tapi menyerang ke arahnya, Naruto juga ikut berlari dan mereka berhadapan.
Naruto menebaskan pedang chakranya ke arah leher dari zombie itu. Namun betapa terkejutnya dia, zombie itu menghindar dan segera melayangkan pukulan ke kepala Naruto. Dengan cepat ia kembali menghindar dan sekali lagi mengayunkan pedangnya untuk menebas perut dari sang zombie.
Jrashh...
Ayunan Naruto mengenai perut itu dan keluar cairan menjijikkan dari hasil tebasannya.
"Cih, aku jadi kotor karenamu." Naruto berdecih. Zombie itu kehilangan keseimbangan, memanfaatkan hal keadaan, Naruto kembali mengayunkan pedangnya itu mengincar leher sang Zombie.
Jrashhh
Buk...
Leher dari zombie itu tertebas dan menggelinding ke kaki Naruto.
"Fuhh" Naruto menghela nafas lega. Untung saja ia yang berhadapan dengan zombie ini. Jika seorang manusia biasa, maka sudah dipastikan tidak akan selamat.
Naruto melirik ke sekitar area pertempurannya. Dan melihat Grayfia melambaikan tangan padanya. Naruto menganggukkan kepalanya. Dapat di simpulkan bahwa penyerang yang menyerang mereka bisa kabur setelah roket itu dilepaskan.
Beberapa saat kemudian, Grayfia turun dan menemui Naruto yang sedang membersihkan pedang Chakra miliknya.
"Mereka berhasil kabur, Naruto - sama." Ucap Grayfia. "Entah motivasi apa mereka menyerang kita." Lanjutnya
"Tak apa, biarkan saja mereka pergi." Ucap Naruto tenang. "Kita juga harus melanjutkan perjalanan meskipun harus berjalan kaki." Naruto melirik ke arah Humvee yang mereka gunakan telah terbalik dan terbakar.
Di salah satu puncak Gedung
"Ugh, sebuah kemampuan yang unik" terlihat di atas gedung seorang Wanita berambut pirang pucat dengan pakaian seorang pendeta.
"Tak kusangka seorang manusia biasa bisa mengeluarkan bola api dari mulutnya." Ia melirik ke arah zombie yang dibantai oleh Naruto. Sang sosok ini rupanya adalah orang yang mengendalikan para zombie itu, terutama zombie besar.
"Harus dilaporkan pada pimpinan." Sosok itu segera pergi dan meninggalkan area tersebut.
Di Tempat Naruto
Naruto yang merasa ada mengawasi, melirikkan matanya ke salah satu puncak gedung. "mungkin hanya perasaanku saja."
Naruto kemudian melanjutkan perjalanan, diikuti Grayfia yang bersiap siaga.
Flashback off
Dan beginilah sekarang mereka, berjalan diantara puing puing bangunan dan sesekali menghabisi zombie yang menghalangi jalan mereka.
"Kurasa kita perlu mencari tempat berlindung, Grayfia." Ucap Naruto. "Langit malam mulai nampak dan malam akan tiba."
Suasana saat itu adalah sore hari menjelang malam. Naruto memutuskan untuk beristirahat dan mencari tempat berlindung. Melihat salah satu bangunan yang masih cukup utuh dan berdiri tegak, Naruto segera masuk dan memastikan tidak ada zombie di dalamnya. Grayfia mengikuti Naruto dari belakang dan sesekali melirik ke belakang untuk memastikan mereka tak diikuti.
Setelah mereka menyiapkan tempat dan memastikan semua aman, Grayfia meminta Naruto untuk beristirahat terlebih dahulu dan dia mengawasi keadaan sekitar. Naruto menyetujui hal itu, terlebih ia merasakan tubuhnya kelelahan karena beberapa jutsu yang ia keluarkan tadi.
Suasana malam itu sangat sepi, tanpa adanya listrik ataupun penerangan lain. Hanya api kecil yang Grayfia buat agar dapat melihat ke ruangan itu saja. Api akan menarik perhatian dari entah itu zombie ataupun Survivor lain, sehingga ia tak mau mengambil resiko. Mata Grayfia mengamati sekitar dari jendela kaca lantai dua ruangan itu, tempat mereka saat ini berada. Ia terus mengamati dan sesekali melirik ke arah Naruto yang berusaha untuk terlelap tidur.
Ketika ia mengecek penyerang mereka di jalan tadi, Grayfia masih saja terkejut dengan kemampuan dari tuan mudanya ini. Bisa dibilang Grayfia terpukau dan tak habis pikir, bagaimana seorang manusia biasa bisa mengeluarkan api dari mulutnya. Seperti serial komik yang sangat laris saja. Karena saat itu penyerangnya berhasil kabur, Grayfia mengamati pertempuran Naruto dari kejauhan. Grayfia terus dibuat terpukau dengan Naruto, bagaimana dia dengan tenang menghadapi sekumpulan zombie dan zombie besar yang menyeramkan itu. Ia kembali mengamati Naruto, melihatnya dari atas ke bawah. Tuan mudanya ini telah tumbuh menjadi laki - laki yang sangat tampan. Ia masih ingat betapa lucunya dia ketika masih kecil, akan selalu mengikuti kemanapun Kushina pergi, apalagi setelah perpisahan Kushina dengan mantan suaminya. Ia melirikkan kembali matanya ke arah Naruto, pernah sesekali ia mendapati Naruto memperhatikannya ataupun Kushina. Baginya, diperhatikan oleh tuan mudanya ini merupakan sebuah kebanggaan, tapi perhatian yang Naruto berikan bisa lebih dari biasanya dan ada sesuatu yang diinginkan dengan lebih. Dalam bayangannya, ia akan sangat senang jika Naruto memiliki perasaan padanya. Toh dirinya juga masih muda, punya tubuh seksi tak kalah dari Kushina dan wanita terdekat Kushina. Jadi wajar juga, jika Naruto sesekali kedapatan mencuri pandang padanya.
Grayfia menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran kotornya dan kembali melihat sekeliling untuk mengecek keadaan. Betapa bahagianya jika itu benar terjadi. Oh betapa benarnya dirimu Grayfia.
Setelah beberapa jam Grayfia berjaga, sekarang giliran Naruto untuk berjaga. Naruto yang sedari tadi susah terlelap akhirnya bisa menggerakkan badannya. Saat ini sedang berdiri di atap bangunan itu dan melihat kesekeliling area yang gelap dan tak ada penerangan. Terlihat juga beberapa zombie yang berdiri dan jalan tak tentu arah. Ia menyalurkan chakra pada matanya untuk menembus kegelapan dan pada telinganya untuk menajamkan pendengaran.
"Kagebunshin no Jutsu"
Poftt
Beberapa Kagebunshin Naruto muncul di sampingnya, dan langsung menganggukkan kepala, mengerti perintah dari bossnya. Mereka menyebar ke beberapa arah untuk menjaga perimeter keamanan serta mencari makanan karena perbekalan yang mereka bawa ikut hancur bersama dengan Humvee yang ia kendarai.
"Udara yang menyesakkan." Ucap Naruto. Setelah itu, ia duduk bersila dan memejamkan mata. "Kurasa patut untuk dicoba" Pikir Naruto.
Ia berkonsentrasi dan terlihat udara di sekelilingnya sedikit terdistorsi. Wajahnya menunjukkan ketegangan dan keringat mulai bercucuran. Terlihat kelopak mata Naruto berubah warna menjadi jingga meskipun hanya tipis. Ia lalu membuka matanya, dan menghela nafas.
"Hufftt, ternyata memang sulit." Ucap Naruto. "Energi di dunia ini juga begitu gelap dan marah." Naruto berusaha untuk menarik kekuatan Senjutsu, beberapa saat tadi ia berusaha untuk berkonsentrasi namun karena tubuhnya yang belum sanggup menahan beban membuatnya berhenti. Ia hanya mampu mengumpulkan sedikit chakra Senjutsu. Dengan sedikit chakra ini, ia bisa merasakan keberadaan para zombie di area itu, ia merasakan hawa manusia setengah mati dan busuk pada zombie di sekitarnya. Ia kembali berkonsentrasi, terdapat beberapa keberadaan manusia di beberapa gedung dan ruang bawah tanah di area itu.
"Mungkin para Survivor lain menjadikan tempat ini bunker mereka." Meskipun banyak zombie yang berkeliaran, di area ini juga terdapat banyak gedung yang dulunya merupakan pusat perbelanjaan dan pertokoan, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber makanan.
Pagi hari mulai menampakkan diri, matahari mulai bersinar di tengah kota. Naruto terus masih terus berjaga, dan beberapa saat lalu, para Kagebunshin Naruto telah kembali dan membawa berbagai persediaan. Ia memerintahkan para Bunshin untuk membawa apapun yang dapat berguna dan bertahan hidup di situasi seperti, namun yang paling utama adalah makanan dan air bersih.
"Ohayou, Naruto-sama." Grayfia datang dari tempatnya istirahat dan duduk di balkon tempat Naruto berada.
"Ohayou, Grayfia." Naruto menoleh ke arah Grayfia dan memberikan sebuah roti dan minuman padanya. "Makanlah, kita perlu banyak tenaga hari ini."
Grayfia menerima makanan itu dengan senang hati dan mulai memakannya. Suasana pagi itu cukup dingin dan sangat hening, bahkan suara burung pun tak ada.
"Jadi, apa rencana kita sekarang, Naruto-sama?" Naruto yang ditanya begitu segera mengambil sebuah peta dari fuin nya dan membuka peta tersebut. Di dalam peta itu terdapat informasi letak dan bagaimana gedung yang akan mereka masuki. Shizune memang cukup lihai dan patut diberi apresiasi karena bisa mendapatkan cetak biru dari gedung ini.
xXx
Gedung yang menjulang cukup tinggi itu terlihat biasa, sama seperti gedung lain. Namun di sekitarnya terlihat tembok besi dan kawat berduri yang mengelilinginya. Jasad Zombie berserakan di sekitar luar tembok dan pintu gerbang masuk gedung itu. Terlihat juga beberapa penjaga sedang mengawasi keadaan sekitar di atas tembok besi dengan persenjataan lengkap.
Sirine dari tempat itu berbunyi cukup kencang, Para penjaga terlihat tergesa gesa. Gerombolan zombie dalam jumlah besar datang ke arah gedung itu.
"Hei, siapkan senjata kalian." Titah pimpinan penjaga di sana.
"Tembak!!!"
Penjaga segera menyiapkan senjatanya dan dengan cepat segera menembakkan senapan mereka ke arah gerombolan zombie itu.
Drap
Drap
Trushhh
Peluru - peluru itu berhasil menembus para zombie dan menghancurkan mereka. Namun tidak mempan terhadap beberapa zombie yang berukuran upnormal.
"Cepat tembakkan senapan mesin itu ke arah zombie besar di sana." Suara pimpinan penjaga kembali terdengar.
Ckrik
Drat drat
Suara senapan mesin terdengar nyaring di tempat itu. Kecepatan peluru dengan intensitas tembakan yang tinggi berhasil menembus tubuh zombie itu.
"Teruskan. Jangan berhenti menembak."
Beberapa saat hanya terdengar suara tembakan senapan dari penjaga. Gerombolan zombie itu akhirnya bisa dikalahkan.
"Fuihh"
"Kita berhasil menghalau mereka masuk." Ucap lega salah satu penjaga.
Bam
Bam
Terdengar getaran dan hentakan dari tanah. Pimpinan penjaga itu menggunakan teropongnya dan betapa terkejutnya dirinya melihat 2 zombie berukuran lebih besar dari tadi yang mereka lawan. Zombie itu berlari ke arah gedung.
"Tembakkan senapan kalian!" Ucap panik pimpinan itu. Bunyi senapan kembali terdengar namun timbul ketakutan di wajah para penjaga karena peluru yang mereka tembakkan tidak berefek pada 2 zombie itu. Bahkan senapa mesin tak bisa menembus mereka.
"Sial, segera hubungi pusat. Minta bala bantuan pada mereka." Pimpinan itu panik dan memerintahkan anakbuahnya untuk mencari alat komunikasi.
Drag ...
Blar...
Kedua zombie itu menabrakkan badannya pada gerbang pintu masuk gedung itu dan berhasil menghancurkkannya. Tubuh mereka bisa dibilang sekeras baja. Para penjaga masih menembakkan senapannya namun usaha yang mereka lakukan sia sia. 2 Zombie itu mengamuk dan menghancurkan segalanya yang ada di hadapan mereka.
"Graaggggghhhh" Raungan zombie itu terdengar di gedung saat ini.
Naruto dan Grayfia yang sejak tadi bersembunyi dan menunggu kesempatan untuk masuk ke dalam gedung segera berlari masuk memanfaatkan kekacauan yang ada. Rencana Naruto untuk menarik perhatian gerombolan zombie untuk mengalihkan perhatian para penjaga akhirnya berhasil.
Para penjaga cukup gaduh dan terlihat panik.
"Hei siapa kalian?" Teriak salah satu penjaga, menyadari keberadaan Naruto dan Grayfia. Para penjaga lain segera memalingkan perhatian mereka dan mendapati keberadaan Naruto dan Grayfia yang sedang berlari.
Menyadari bahwa keberadaan mereka telah diketahui, Naruto dengan cepat mengeluarkan pedang chakranya dan menyerang ke arah penjaga. Ia harus bisa menghabisi mereka sebelum dapat menembakkan senjata merea. Sementara Grayfia masih mengikuti Naruto dan ikut menyerang penjaga lain.
Trank
Jrashh
Jrashh
Dengan kecepatan di atas manusia normal, Naruto menghabisi para penjaga yang terkejut dan tak sempat menarik pelatuk senjata mereka karena kecepatan yang ditunjukkan Naruto.
Jrashh
Jrass
Grayfia lagi lagi dibuat terkejut oleh kemampuan dari Naruto. Dalam beberapa saat saja, ia bisa membunuh belasan penjaga yang bersenjatakan lengkap. Grayfia menggelengkan kepalanya, ku rasa ia harus mulai terbiasa dengan kemampuan ajaib yang ditunjukkan Naruto kedepannya.
"Kita lanjutkan pencarian kita, Grayfia." Ucapan Naruto membuat Grayfia tersadar dari pikirannya dan segera menyusul Naruto. Keributan dan kekacauan masih terjadi di luar gedung dan tidak mereka pedulikan.
Beberapa saat mereka berjalan menyusuri koridor ruangan itu. Mereka juga sesekali menghabisi penjaga yang masih tersisa di dalam. Hingga akhirnya mereka tiba di ruangan yang dimaksud. Untuk sebuah shelter dan gedung pemerintahan yang di jaga ketat, penjaga yang ditugaskam tidak terlalu banyak. Mungkin juga karena perhatian mereka teralihkan karena keributan di depan sana.
"Menyingkirlah sedikit Grayfia." Naruto memerintahkan Grayfia untuk mundur kebelakang. Naruto diam berkonsentrasi kemudian membuat kuda - kuda memukul. Pendar biru muncul di kepalan tangan Naruto dan
Bam
Pintu besi itu hancur dan membuka jalan bagi Naruto dan Grayfia. Naruto sebenarnya tak mau secara terang-terangan menunjukkan kemampuannya, namun karena hanya ada Grayfia yang sejak kecil selalu bersamanya, mungkin tak apa. Mungkin juga Grayfia juga sudah tahu kemampuan upnormalnya ini.
Mereka berdua masuk ke dalam ruangan itu dan terlihat di ujung ruangan ada kotak besar jeruji besi dan di dalamnya terdapat seseorang. Keduanya segera berjalan mendekat, dan mendapati Yoshino Nara dalam keadaan tak karuan. Pakaiannya basah dan wajahnya menunjukkan kelelahan dan ketakutan. Kedua matanya dibalut oleh kain sehingga tak bisa menyadari keberadaan Naruto dan Grayfia.
Trashh
Naruto membuka paksa pintu jeruji besi itu. Grayfia segera masuk dan melepaskan ikatan Yoshino.
"Jangan mendekat, Tolong" Ucap lirih Yoshino.
"Tenanglah, Yoshino-san. Kami disini untuk menyelamatkanmu." Grayfia mencoba menenangkan Yoshino. Naruto sendiri mengawasi keadaan sekitar, suasana sepi dan tak ada orang, hanya beberapa jasad penjaga yang tadi ia bunuh.
"Tenanglah, mereka sudah tak ada." Yoshino yang penutup matanya dibuka segera memeluk Grayfia. Raut wajah ketakutan masih tersirat di wajahnya. Ia baru saja mengalami introgasi yang membuatnya trauma.
"Sebaiknya kita segera pergi dari sini." Ucap Naruto tenang.
Grayfia menyetujui perkataan Naruto dan segera memapah Yoshino berdiri. Kemungkinan kerusuhan di luar telah selesai karena sudah tak terdengar suara tembakan. Mereka berjalan dengan perlahan keluar dari ruangan itu sampai Naruto berteriak..
"Awas...!!!" Tak sempat Naruto menarik Grayfia, sebuah peledak meledak di ruangan tersebut dan meruntuhkan bangunan di sana.
Dhuarrr...
Ledakan cukup dahsyat terdengar di area itu. Dan pasti akan mengundang para zombie di sana. Kepulan asap membumbung tinggi.
Grayfia tadi sempat melompat menghindar namun masih terkena dari efek ledakannya.
"Ughh" ia meringis kesakitan memegang telinga dan kepalanya akibat ledakan yang terjadi. Setelah beberapa saat ia, mendudukkan diri dan melihat ke sekeliling. Bangunan itu runtuh dan tak berbentuk.
"Wah wah, siapa yang kita dapat di sini?" Suara seseorang membuyarkan Grayfia dari acara mengamati.
"Kalian urus, dua orang sisanya. Aku akan melayani nona muda ini dengan baik." Kata sosok itu pada anggota timnya. Netra Grayfia dapat melihat ada sekitar 3 orang yang pergi untuk mencari Naruto dan Yoshino.
"Aku harus segera mencari keberadaan, Naruto-sama dan Yoshino-sama."
"Ne ne, tak secepat itu kau bisa pergi, Gure-san" Orang itu mengambil pedang di punggungnya. Pakaian serba hitam yang ia kenakan menyatu dengan suasana yang cukup gelap. Helm hitam yang ada dikepalanya mengeluarkan cahaya merah kecil yang berkedip.
Grayfia yang melihat orang di depannya ini menyiapkan pedang, segera mengeluarkan tanto yang ada di punggungnya.
"Kalian menyusup ke tempat yang seharusnya tidak kalian ganggu." Ucap orang itu. "Apalagi membebaskan salah satu tahanan penting di sini."
Grayfia menyiapkan diri, seluruh tubuhnya menegang. Sosok itu tersenyum tertarik dari balik pelindung kepalanya, melihat Grayfia yang sudah bersiap menyerang.
Tanpa banyak membuang waktu, sosok itu berlari ke depan.
Trank
Senjata mereka saling beradu, menimbulkan percikan api. Sosok itu mengayunkan kakinya untuk menendang Grayfia. Grayfia memiringkan tubuhnya, sehingga tendangan sosok itu mengenai angin. Melihat keseimbangan musuhnya goyah, sosok itu mendorong senjatanya dan membuat Grayfia kehilangan keseimbangan. Melihat kesempatan, ia kembali menendang Grayfia dan berhasil mengenainya.
Tendangan yang diterima Grayfia membuat ia sedikit meringis kesakitan.
Bukk
Grayfia menahan tendangan lanjutan sosok itu dengan menyilangkan tangannya. Grayfia meringis kesakitan merasakan benturan tendangan itu. Seperti menahan benturan dari besi. Tak mau kembali menerima serangan, Grayfia melompat mundur untuk menjaga jarak.
"Hm, cukup kuat juga kau menahan tendanganku tadi." Ucap sosok itu. "Padahal sepatu yang kugunakan dilapisi oleh besi." Tawa keluar dari mulut sosok itu.
Musuhnya saat ini memiliki kekuatan fisik jauh di atasnya. Terlebih setelah ia kembali melihat musuhnya, ia mengenakan semacam armor yang melindungi tubuhnya. Ia harus memikirkan cara untuk mengalahkan orang ini.
Grayfia yang larut dalam pikirannya dan memikirkan cara untuk mengalahkan orang di depannya, dibuat terkejut bahwa sosok ini telah ada di depannya dan mengayunkan pedangnya.
Trank
Pedang mereka kembali beradu. Dan terjadi adu pedang selama beberapa saat ditempat itu. Bunyi besi saling beradu dan percikan api tercipta dari benturan senjata mereka.
"Boleh juga kemampuan berpedangmu Gure-san."
"Cih" Grayfia mendengus kesal, sosok ini mengejek dirinya. Sedari tadi Grayfia hanya bertahan dan tak memiliki kesempatan untuk menyerang. Selain kemampuan fisik, seni berpedang musuhnya juga ada di atas dirinya. Jika pertarungan ini terus berlarut, akan membuatnya kalah.
"Nah, jadi akan ku tingkatkan intensitasnya." Sosok itu mengambil kuda - kuda.
"Arashi no Ken" ia menyabetkan pedangnya ke depan dan tercipta gelombang pedang ke arah Grayfia.
Grayfia membulatkan kedua matanya. Di akhir dunia seperti ini, banyak sekali hal aneh yang ia lihat. Ia segera menghindari jalur serangan musuhnya.
Syut
Blar
Serangan itu mengenai tembok di belakang Grayfia dan membuatnya runtuh. Jika musuhnya memiliki serangan jarak jauh, maka sia sia menggunakan tanto. Ia mengeluarkan pistol dari kantong pinggangnya.
Duar
Duar
Grayfia menembakkan peluru ke arah musuhnya. Sosok itu terlihat terkejut dan menyilangkan kedua tangannya, dan muncul perisai, menghalangi peluru itu. Dengan cepat ia melakukan sesuatu pada alat di lengannya dan muncul perisai transparan.
Melihat kesempatan datang, Grayfia terus menembakkan peluru ke arah musuhnya. Grayfia berlari memutari musuhnya untuk menyerang titik buta dari sosok itu. Dengan cepat mengayunkan tanto nya, namun berhasil di tahan oleh sosok itu.
Trank
Dengan keunggulan fisik, sosok itu mendorong Grayfia lalu menyabetkan pedangnya.
Jrashh
Perut Grayfia terkena tebasan dari sosok itu, meskipun telah berusaha menghindar. Luka garis muncul di perut langsing Grayfia dan mengeluarkan darah.
"Ughh" Grayfia melenguh kesakitan.
"Sangat disayangkan tubuh bagusmu akan terdapat luka." Sosok itu mendekat ke arah Grayfia. Grayfia terduduk memegang luka yang ia derita. Tenaganya telah habis akibat adu senjata tadi, di tambah rasa sakit dari luka yang ia sekarang tak bisa membuatnya bergerak.
Sosok itu berjongkok di depannya dan memegang dagu Grayfia.
"Wajahmu sungguh manis." Ia yakin di balik pelindung itu, musuhnya sedang tersenyum mesum. "Ditambah dengan tubuhmu yang bagus ini."
"Jadi untuk siapa kau bekerja?" Ucap sosok itu dingin. Grayfia bungkam.
"Tak mau menjawab, Ne" Sosok itu berdiri. "Baiklah."
Ia menendang wajah Grayfia, membuatnya jatuh terbentur ke belakang. Darah keluar dari hidung dan bibirnya. Grayfia saat ini merasakan sakit luar biasa. Tanto dan pistol yang telah kehabisan peluru terlepas dari tangannya.
"Hebat juga kau, tidak pingsan." Ia mendekati Grayfia dan mencekik lehernya kemudian mengangkat serta menghimpitnya ke tembok.
"Masih tak mau berbicara."
"Jangan harap mendapatkan jawaban dariku." Ucap Grayfia lirih, menahan rasa sakit. Ia telah dikalahkan.
"Baiklah, akan ada cara lain membuatmu bicara." Tawa sadis keluar dari mulutnya.
Dengan kasar ia memegang dada Grayfia. Grayfia melenguh.
"Wow, besar sekali aset mu ini." Ucap sosok itu. Dengan kasar ia meremas dan memainkannya dengan satu tangan.
Dengan sisa tenaga yang ada, Grayfia mengumpulkan kekuatannya di kaki dan menendang selangkangan sosok itu.
Duaghhh...
"Dasar, sialan." Sosok itu menggerutu. Cengkeraman tangan pada leher Grayfia terlepas. Grayfia segera bangkit dengan sekuat tenaga dan pergi dari situ. Sosok itu masih meringis kesakitan, ia melihat kertas bertuliskan huruf aneh di lengannya.
Duar
Ledakan terdengar di area itu. Grayfia yang mencoba berlari terdorong ke kedepan akibat dorongan angin dari ledakan itu. Ia meringis kesakitan, lukanya tersentuh tanah.
"Guhh" Grayfia meringis kesakitan. Kesadarannya mulai hilang.
Tap
Tap
Tap
Ia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Ia ketakutan, apakah musuhnya bisa lolos dari ledakan itu. Ia menoleh ke arah sumber suara langkah kaki dan melihat surai merah sebelum kesadarannya menghilang.
...
Duar
Ledakan itu cukup keras dan membuat Naruto mengalihkan perhatiannya pada sumber suara. Yoshino yang pingsan setelah serangan pertama tadi dijaga oleh bunshin Naruto. Ketika ia hendak mencari keberadaan Grayfia, ia dihadang oleh 3 orang berpakaian hitam dan menggunakan pedang. Ketiganya berusaha menyerang Naruto dan Yoshino yang tak sadarkan diri. Karena tak mau mengambil resiko, Naruto membuat bunshin dan membawa Yoshino ke tempat jauh dari pertempuran yang akan terjadi. Ketiga sosok itu terlihat terkejut melihat Naruto bisa menggandakan diri.
Memanfaatkan keterkejutan mereka, Naruto segera menyerang dengan pedang Chakranya. Pertempuran berlangsung cukup cepat karena mereka yang terkejut dan tak bisa mengantisipasi serangan demi serangan yang Naruto lancarkan. Satu dari mereka tertebas di leher, babak belur dan yang terakhir dibuat tak sadarkan diri oleh Naruto dan menyegelnya ke dalam gulungan fuin. Dan mungkin mereka bisa mendapatkan informasi darinya.
Setelah memastikan Yoshino dalam keadaan selamat, ia mendengar bunyi ledakan dan segera bergegas ke sumber ledakan itu. Sesampainya di sana, beberapa titik terlihat hancur karena bekas pertarungan. Ia memandang ke sekitar dan mendapati Grayfia yang tengkurap dan memegang perut. Ia segera berlari ke arahnya dan memeriksa keadaannya. Grayfia pingsan dengan wajah menahan kesakitan.
Terlihat luka pada perut Grayfia dengan darah yang masih terus keluar dan wajahnya yang babak belur. Pakaiannya juga terlihat berantakan. Dengan cepat, Naruto segera menjulurkan tangannya pada luka Grayfia. Pendar hijau keluar dari tangannya dan perlahan darah berhenti dari lukanya serta luka yang dideritanya tertutup.
Pofftt
Bunshin Naruto muncul di sampingnya dan segera menggendong Grayfia yang tak sadarkan diri. Naruto sendiri hendak mengecek apa yang membuat Grayfia menerima luka separah ini. Ia tahu akan kemampuan Grayfia, namun bisa membuatnya seperti ini, musuh yang dia lawan kemungkinan memiliki kemampuan fisik di atas Grayfia.
...
"Cih" Decihan keluar dari mulutnya. "Untung saja aku berhasil kabur." Ia melihat tangannya yang hancur akibat ledakan serangan tadi.
"Aku tak bisa melawan temannya jika tak memiliki lengan." Ledakan yang ia terima tadi membuat tangannya hancur dan pelindung di tubuhnya berantakan. Ia terkejut dan tak bisa menyiapkan antisipasi ketika sebuah kertas yang menempel pada tangannya terbakar dan langsung meledak.
"Guhh" Tak mau terjadi infeksi, ia memotong lengannya sendiri dengan pedang yang ia bawa. Darah mengalir dari bekas tebasan di lengannya, dan dengan cekatan ia menutup luka itu meskipun di iringi dengan rintihan kesakitan.
"Sialan" Ia mengutuk wanita yang menjadi lawannya tadi. Misinya adalah membawa satu tahanan dari gedung itu pergi serta menangkap zombie yang membuat onar di sana. Persetan dengan para Penjaga disana. Zombie yang ditangkap nantinya akan diteliti oleh divisi sains, sedangkan sang tahanan diharuskan membuat serum militer. Namun semua itu gagal, dan anakbuahnya tidak ada yang kembali padanya untuk melapor. Ia terluka parah dan harus segera kembali ke markas untuk melapor.
"Dia pasti tidak senang mendengar hal ini."
...
Naruto akhirnya sampai di Mansion Uzu dengan kendaraan baja dari gedung itu. Kendaraan itu ia temukan di salah satu sudut halaman gedung dan tak terkena efek dari kerusuhan tadi. Ia segera membawa Grayfia dan Yoshino ke ruang perawatan. Shizune segera melakukan pertolongan pertama setelah mereka di bawa ke ruang perawatan.
Setelah beberapa saat melakukan pengobatan, akhirnya mereka selesai di obati dan saat ini sedang tertidur di ruang perawatan. Proses pemulihan akan memakan waktu, apalagi pembuatan antidote untuk Kushina. Yoshino mengalami trauma yang cukup dalam sehingga proses pemulihannya akan berjalan lambat.
"Hah" Helaan nafas keluar dari mulut Naruto. Ia melihat Grayfia, Yoshino dan ibunya, Kushina terbaring di kasur ruang perawatan. Naruto memutuskan untuk keluar dan mengecek persediaan suplai yang ada di mansion Uzu.
Untuk beberapa hari ke depan, mereka bisa bertahan dengan suplai yang ada sekarang. Namun tidak selamanya, sehingga ia harus mencari suplai berupa makanan ataupun apapun yang bisa digunakan untuk bertahan hidup. Kushina memang menyiapkan segalanya untuk keadaan genting, namun karena adanya beberapa tambahan orang di Mansion ini membuat stok juga menjadi terbatas.
Ia duduk di kursi meja makan dan menikmati makanan dengan tenang. Di akhir zama seperti ini, untuk mendapatkan makanan seperti yang ia makan saat ini sangat lah sulit. Makanan kalengan dan air bersih menjadi bahan langka seharga emas. Dan untuk emas sendiri, saat ini hanya bongkahan logam tak berguna yang di tinggal pengagumnya.
Pikirannya kembali teralih ke pertarungan yang ia alami sebelumnya. Meskipun dengan cukup mudah ia menghabisi musuhnya, Naruto melihat bahwa lawannya dilatih dengan cukup baik dan memiliki kemampuan fisik di atas rata - rata. Dan juga ketika ia sedang bertarung, ia merasakan lonjakan energi tertentu yang mirip dengan kekuatannnya. Mungkin di dunia akhir seperti ini banyak manusia mendapat kemampuan unik. Geh, betapa uniknya dunia berkerja, semesta seolah tak ingin manusia untuk musnah. Dan mungkin, ia akan menghadapi hal hal yang tak masuk akal lagi. Ia menggelengkan kepalanya dan menyuapkan makanannya lagi ke mulut.
Kuah miso yang menyerap pada mie yang dimasak berbarengan membuatnya semakin nikmat. Naruto menikmati setiap rasa yang masuk ke dalam mulutnya. Memang Ramen tak pernah salah.
Pikirannya kembali berkeliaran. Zombie yang biasanya telah berevolusi dan menjadi lebih sulit untuk dikalahkan bagi orang biasa.
"Apa sebutannya?. Oh ya, mutasi"
Mutasi dari para zombie membuatnya memiliki beberapa kemampuan unik. Seperti zombie mutasi yang Naruto lawan, bukan lagi makhluk jelek tak bernyawa dan hanya menggigit sana sini. Zombie itu bisa melawan dan memiliki fisik jauh di atas rata - rata. Melompat dan menyebabkan getaran, kulit keras bagaikan baja dan 'insting' tertentu.
"Oh, ayolah. Ini baru beberapa hari setelah bencana ini menerpa." Pikir Naruto. "Mereka telau berevolusi dengan sangat menakutkan."
Evolusi dan mutasi dari para zombie ini berada di atas level normal. Ke depannya mungkin ada banyak zombie dengan kemampuan mutasi unik.
Lalu, masalah lain adalah pemerintah dan penyebab dari bencana ini sendiri. Tak mungkin hanya karena chips yang dikembangkan ibunya. Pasti ada pemicu lain, selama beberapa pengembangan tak pernah terjadi kendala sampai akhirnya sekarang membuat bencana kemanusiaan. Pemerintah dan militer sepertinya memiliki kepentingan lain. Para petingginya memiliki maksud tertentu, dan terbagi menjadi dua kubu. Terlebih para pesuruh yang membuat onar Uzu Corp, entah itu untuk menangkap Kushina ataupun Yoshino.
"Dari dulu politik memang menyebalkan"
"Saat ini pemerintah sedang membangun Shelter dan tempat perlindungan bagi para Survivor. Letak dari tempat ini berada di utara kota. Bagi para Survivor yang mendengar pesan ini, pesan ini disampaikan oleh Militer bahwa tetaplah bertahan hingga bala bantuan datang. Kita bisa melewati ini semua." Rekaman video itu diputar di saluran Radio darurat. Saat ini komunikasi juga sangat terhambat, hanya ada pesan darurat dari saluran gelombang militer yang bisa didengarkan. Jaringan listrik padam dan tak ada suplai. Semesta meminta manusia untuk kembali ke awal di mana harus berburu dan mengumpulkan.
"Fuhhh" Helaan nafas lega terdengar dari Naruto setelah ramen yang ia nikmati habis tak bersisa. Ia masih berharap ada kawannya Shikamaru jika dalam situasi seperti ini. Mungkin dengan adanya orang sepertinya akan membuat rencana kedepannya lebih mudah.
Berbicara tentang dunia sebelumnya, ku rasa memang sudah saatnya ia bergerak maju. Entah bagaimana nasibnya sekarang, mungkin Kaguya berhasil dengan rencananya dan membuat Dunia Shinobi dalam genggamannya. Namun demikian, ia juga masih sedikit merasa aneh, di sini ia menemui nama dan orang yang mirip dengan di dunianya.
"Yah, harus bergerak maju" Pikir Naruto. Naruto yang masih larut dalam pikirannya tak sadar jika seseorang telah duduk di sampingnya.
"Terimakasih, karena telah menyelamatkanku, Naruto."
Naruto tersadar dari lamunannya dan mendapati Tsunade ada di sampingngya. "Tak masalah, Tsunade-sensei."
"Jadi bagaimana keadaanmu sekarang, Sensei?" Tanya Naruto.
"Lebih baik, serum yang disuntikkan padaku cukup membantu." Ucap Tsunade.
"Baguslah kalau begitu." Balas Naruto. Ia melirikkan matanya ke arah Tsunade. Kepala sekolahnya ini merupakan wanita keras dam terkenal garang di Sekolahnya. Tak segan ia akan memberikan hukuman bagi para murid ataupun guru yang melanggar aturan. Meski demikian, ia juga merupakan kerabat jauh dari Uzumaki. Kebetulan sekali ia dalam perjalanan kembali dan mendapati Tsunade terjebak di ruangan itu. Tsunade sendiri juga kenal dengan Naruto, beberapa kali mereka bertemu sebelum Naruto masuk ke sekolahnya. Dia ini juga yang merekomendasikan Kushina untuk memasukkan Naruto ke sekolahnya.
"Para Survivor yang mendengar pesan ini, Pihak militer membangun pangkalan aman di utara Kota." Radio itu mengumumkan kembali pesan.
"Jadi, apa yang bisa ku lakukan untuk membalas pertolonganmu, Naruto?" Tsunade merupakan tipikal orang yang tak mau punya hutang budi. Ia bersyukur di selamatkan oleh Naruto dan di bawa ke mansion Uzu. Tak tahu apa yang terjadi jika ia tak diselamatkan saat itu, mungkin sekarang ia menjadi makhluk jelek tak berotak dan berjalan tanpa arah. Tubuh seksi dan wajah cantiknya pun akan hilang. Tsunade yang sibuk dengan karirnya dulu, tak memiliki waktu untuk mencari pasangan dan sampai saat ini pun masih belum menemukan serta akhirnya memutuskan untuk sendiri. Diusia nya yang sekarang tak banyak lelaki yang mau dengannya secara tulus, mereka mendekatinya dengan maksud jahat karena tubuhnya. Salah satu alasan ia juga menyendiri sampai saat ini. Tubuhnya memang jadi kebanggaan baginya, Aset besar yang tercetak dengan pakaian formalnya, kaki panjang dan putih mulus membuatnya menjadi idaman para lelaki. Mungkin karena keturunan dari leluhurnya, menjadikannya awet muda seperti sekarang.
"Tak usah dipikirkan, Sensei." Jawab Naruto. "Disaat seperti ini kita harus bekerjasama untuk menyelamatkan umat manusia." Gumam Naruto.
Tsunade menganggukkan kepalanya, meskipun ia akan mencari waktu yang tepat untuk membalas pertolongan Naruto nanti.
"Apa kau sudah makan, Sensei?" Tanya Naruto.
"Sudah, tak perlu khawatir." Jawab Tsunade. Naruto menganggukkan kepalanya. Shizune yang telah selesai memeriksa keadaan Kushina, Grayfia dan Yoshino bergabung dengan mereka.
"Jadi, apa yang kita perlukan saat ini, Shizune?"
Tanya Naruto.
"Beberapa bahan makanan, obat-obatan amunisi dan alat pertahanan." Sebut Shizune. "Kita bisa bertahan untuk beberapa hari ke depan. Stok yang disiapkan oleh Kushina-sama memang cukup, tapi perlu kita tambah karena kita tak tahu kemungkinan yang terjadi kedepannya." Naruto menganggukkan kepalanya. Saat ini ia tengah melihat hologram peta dari wilayah kota saat ini.
"Kita bisa mencari kebeberapa tempat, obat-obatan bisa kita dapatkan di rumah sakit, bahan makanan dari pusat perbelanjaan tak jauh dari sini dan amunisi yang menjadi kesulitan kita." Shizune menunjuk beberapa tempat dan ditandai dengan hologram merah.
"Kita juga harus waspada karena di luar sana, banyak pihak yang masih mengincar Kushina-sama dan Yoshino-kaichou." Tambah Shizune.
Naruto kembali menganggukkan kepalanya. Shizune memang cukup ahli dalam mengatur semua ini, tak jauh beda dengan Shizune di dunianya. Tsunade sedari tadi hanya diam dan memperhatikan. Ia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu pada Naruto tentang kejadian tadi pagi, yang membuatnya cukup terkejut. Namun ia urungkan karena melihat keduanya tengah serius membahas langkah kedepannya.
"Jadi para maid akan ikut membantu dalam pengumpulan ini?" Tanya Naruto.
"Yaps, prioritas utama kita adalah bahan makanan dan obat-obatan." Jawab Shizune."Dan para maid akan membantu."
Jumlah total maid di manzion Uzu adalah 10 orang, 11 dengan kepala maid Grayfia. Mereka sebenarnya bukanlah maid biasa karena mereka dilatih kemampuan fisiknya oleh Grayfia secara langsung. Menjadi petinggi dan pewaris utama Uzu Corp membuat Kushina khawatir terhadap keselamatan Naruto.
"Baiklah, kurasa kita akan melaksanakan misi ini lusa." Ucap Naruto. Meskipun kemampuan fisiknya di atas rata-rata, ia juga perlu istirahat. Untuk saat ini wilayah sekitar mansion Uzu telah aman dan hanya terlihat beberapa zombie kecil berkeliaran, hal yang mudah bagi para Kagebunshin Naruto bereskan. Mereka menyudahi perbincangan mereka dan melanjutkan kegiatan masing masing.
...
Suasana di dalam kota sangatlah sepi dan mencekam. Para Survivor berusaha untuk bertahan hidup dan menguatkan tekad mereka. Makanan dan obat-obatan menjadi barang langka dan seharga emas permata di akhir dunia seperti ini. Bencana kemanusiaan yang saat ini menerpa terjadi di berbagai belahan dunia. Umat manusia di ambang kepunahan dan sudah menjadi tugas umat manusia lain untuk bertahan dan menyelamatkan keadaan. Seleksi alam akan menyingkirkan yang lemah dan membuat yang kuat berkuasa dan bertahan. Manusia yang memiliki kemampuan beradaptasi di atas rata - rata harus sanggup bertahan dari bencana ini.
"Mah, sejak kecil kita menjadi orang terpinggirkan. Mulai saat ini kita akan menjadi penguasa di dunia baru ini."
"Yak, persetan dengan para orang kaya itu."
"Mereka semena-mena terhadap kita. Harta mereka tak kan berguna di dunia seperti ini."
And Cut...
Thanks for read and the review...
Masih perlu banyak belajar dalam penulisan, semoga bisa dinikmati.
Next on...
