Disclaimer : Not my Own

OP! Harem! Incest! Lemon! Bashing! Gaje! Alur Berantakan


Beberapa hari telah berlalu setelah pengangkatan Naruto menjadi Chuunin. Dalam beberapa hari ini, ia juga mulai berlatih dengan Yamato. Naruto sebenarnya terkejut mengetahui seseorang selain Senju memiliki kekkai genkai Mokuton. Setelah diberi penjelasan oleh Yamato, ia turut prihatin dengan pengalaman yang dialaminya, namun disatu sisi ia cukup bersyukur karena akan ada yang mengajari dan mengarahkannya dalam mempelajari Mokuton.

"Jadi, langkah kita sedikit lebih mudah karena kau telah menguasai Doton dan Suiton, karena keduanya merupakan elemen dasar dari Mokuton." Ucap Yamato. Saat ini mereka sedang berada di salah satu training ground Konoha, training ground 30 tepatnya. Tempatnya cukup luas dengan sungai mengalir ditengahnya dan pepohonan di sekitar sungai, selain itu terdapat beberapa batuan yang ada di pinggiran sungai. Sangat cocok untuk berlatih Mokuton.

"Baiklah, sekarang untuk dasar dari pelatihan ini, kau harus mengalirkan kedua elemen chakramu pada masing masing telapak tanganmu." Yamato memraktekkannya di hadapan Naruto.

Clap

Muncul sulur kayu dari dalam tanah di kaki Yamato. Sulur itu bergoyang dan terus memanjang dan mencapai ketinggian Yamato. Ia melepaskan jutsu nya dan sulur itu kembali ke tanah.

"Selalu ingat bahwa, kau harus mengeluarkan elemen chakramu dengan porsi persentase sama." Jelas Yamato. "Jika tidak, maka akan gagal dan malah akan mengeluarkan jutsu dengan persentase elemen terbesar yang kau keluarkan." Tambahnya.

Naruto menganggukkan kepalanya. Ia paham dengan konsep dasar dari kekkai genkai Mokuton. Sebelumnya, ia juga sama terkejutnya dengan Tsunade kalau ia memiliki Mokuton. Saat itu, Naruto yang sedang berlatih dan secara tidak sadar mengeluarkan chakranya pada tanaman yang mati. Seketika itu juga, tanaman itu kembali hidup dan berbunga. Tsunade terkejut dan langsung mengambil sampel dari Naruto. Setelah ia teliti, Naruto memang benar memiliki Mokuton. Betapa senangnya Tsunade mengetahui bahwa kekkai genkai dari kakeknya akan kembali lagi dan memiliki penerus.

"Jadi selama beberapa hari kedepan kita akan berkonsentrasi untuk memaksimalkan persentase pengeluaran elemen chakra dari kedua tanganmu." Ucap Yamato.

"Yosh, Saatnya berlatih." Ucap Naruto semangat.

"Yosh, Semangat, Naru-chan." Teriak Kushina dari pinggir training ground. Naruto yang merasa terpanggil menoleh dan melambaikan tangannya pada Kushina. Kushina saat ini ingin mengecek bagaimana pelatihan dari Naruto. Ia diberitahu jika Naruto akan mulai berlatih dengan Mokutonnya. Hal itu membuat Kushina bersemangat, dengan Naruto memiliki Mokuton, ia sedikit lega jika dirinya lepas kendali akan ada Naruto yang bisa menghentikannya.

"Cih, Senju Uzumaki sialan" Gerutu Kyuubi.

Setelah ia melihat Naruto, ia akan berangkat menjalankan misi. Seperti biasa ia akan menjalankan misinya sendiri, ia tak mau memiliki tim. Baginya, tim akan menghambat dirinya dalam menjalankan misi.

'Tapi kalau dengan Naru-chan, aku akan dengan senang hati menjalankan misi berdua dengannya.' Pikir Kushina. Kyuubi yang mendengar celotehan Kushina hanya mendengus dan kembali tidur.

Kushina sering mengambil misi, entah itu rank A ataupun S. Ia tak akan mau mengambil misi rank C, D, ataupun B. Baginya mengambil misi sulit dapat membuat kemampuannya terus terasah. Selain itu, hal ini dapat menjaga tubuhnya. Kushina sadar bahwa ia menjadi objek impian bagi para lelaki maupun shinobi manapun. Tubuh seksinya bisa dibilang menyaingi Tsunade Senju. Buah dada besar yang sesak oleh pakaian Joninnya, kaki panjang nan putih mulus yang terbalut celana ninjanya. Wajah cantik rupawan dan surai merah yang mengalihkan perhatian membuat Kushina sangat percaya diri dengan tubuhnya. Dan terkadang, ia sering menggoda Naruto yang mencuri pandang padanya. Ia sangat senang mendapat perhatian dari Naruto. 'Mungkin ia memiliki perasaan pada bibinya yang seksi ini'. Persetan dengan hubungan keluarga, ia dari klan yang mempraktekkan hubungan darah, dan hal itu lumrah dilakukan oleh klan klan shinobi untuk menjaga kemurnian darah klan. Ia menggelengkan kepalanya mengusir pikiran itu.

'Yah saat ini belum waktu yang tepat.' Pikirnya. "Mah, saatnya menjalankan misi." Kushina pergi dari tempat pelatihan Naruto, dan pergi menjalankan misi. Tujuannya kali ini adalah perbatasan antara Kaze no kuni, Tsuchi no Kuni dan Hi no Kuni.

xXx

Tumpukan kertas terlihat menggunung di meja Hokage. Tsunade saat ini tengah memeriksa program baru yang ia terapkan di akademi. Beberapa dari laporan menunjukkan protes dari orangtua murid akademi yang berasal dari penduduk biasa. Pada program sebelumnya, kelulusan dari akademi hanya dengan memeragakan 3 jutsu dasar. Hal ini dilakukan agar banyak murid akademi yang berasal dari warga biasa dapat lulus sehingga meningkatkan jumlah Shinobi aktif pasca peristiwa 14 tahun yang lalu. Memang banyak shinobi aktif bertambah namun mereka juga minim pengalaman di lapangan. Program baru yang Tsunade lakukan adalah meningkatkan praktek langsung dan mengurangi pemberian teori, seperti pada program sebelumnya. Selain itu, ia membagi akademi menjadi berbagai macam kelas sesuai dengan kemampuan murid akademi. Ninjutsu, Taijutsu, Genjutsu, Kenjutsu, dan yang terbaru adalah Iryo-Ninjutsu. Program yang dulunya ia usulkan waktu Perang Dunia Shinobi namun ditolak karena kurangnya sumber daya. Saat ini dengan sumber daya yang cukup, ia berharap dapat menerapkan program ini. Harapannya dengan program ini, mengurangi jatuhnya korban dari para Shinobi dan Kunoichi yang menjalankan misi.

"Fuhhh" Tsunade menghela nafas lelah. Tak ia sangka menjadi Hokage akan semelelahkan ini dan dengan tumpukan kertas sebanyak ini.

"Masih banyak dokumen yang perlu diperiksa, Tsunade-sama." Ucap Shizune yang membantu Tsunade memilih milih dan menyiapkan dokumen.

"Tapi ini tak ada habisnya. Aku ingin segera menghabiskan waktu dengan Naru-chan." Ucapnya jengkel.

"Semakin cepat kau menyelesaikan dokumen ini, semakin cepat pula kau bisa bertemu dengan Naruto-kun, Tsunade-sama." Jelas Shizune.

Memang benar menjadi Hokage melelahkan dan bahkan baru beberapa hari. Desa pun sekarang masih berbenah pasca Invasi Suna Oto. Tapi, dari awal ia telah bertekad untuk memperbaiki desa, dengan begitu bisa melindungi anaknya. Resiko yang perlu ia ambil agar tujuannya tercapai.

Kriet

Seseorang masuk ke dalam ruang Hokage melalui jendela. Orang itu berperawakan tinggi besar dengan haori merah dan mengenakan pelindung kepala bertuliskan 'Minyak' serta membawa gulungan besar di punggungnya. Ia salah satu dari Legenda Sannin, teman satu tim Tsunade dulu, Jiraiya.

"Bisakah kau lewat pintu jika ingin masuk, Jiraiya." Ucap jengkel Tsunade. Teman satu timnya ini kadang bertindak bodoh dan berkeliaran tak tentu arah, apalagi kelakuannya mengintip di Onsen.

"Lewat pintu hanya membuat repot, Hime." Ucap Jiraiya membalas perkataan Tsunade.

"Jadi bagaimana perkembanganmu mengejar Akatsuki?" Tanya Tsunade masuk ke mode serius.

"Mereka berhasil kabur. Aku kehilangan jejak mereka. Namun dari beberapa informasi yang ku dapat, mereka mulai bergerak dan menunjukkan aktivitas yang signifikan." Ujar Jiraiya serius. Yang mengetahui informasi tentang organisasi berbahaya bernama Akatsuki adalah Jiraiya, dia memang seorang ahli dalam mendapatkan informasi dan intelnya tersebar di berbagai tempat. Sejak mengetahui adanya organisasi berbahaya ini, Tsunade bertambah cemas. Salah satu alasan ia mau mengambil jabatan Hokage.

"Apa kau sudah mengetahui tujuan dari organisasi ini, Jiraiya?" tanya Tsunade kembali.

"Sampai saat ini mereka belum menunjukkan tujuan utama mereka. Mereka bergerak dalam grup dan beranggotakan dua orang masing - masing grupnya." Ucap Jiraiya. "Mereka saat ini bergerak memburu para ninja buron dengan harga mahal. Sepertinya mereka sedang mengumpulkan dana untuk sesuatu." Tambahnya. Pergerakan mereka saat ini mencari ninja buron dengan kepala harga tinggi dan menjualnya di pasar gelap.

Tsunade menganggukkan kepalanya, ia akan terus meminta informasi tentang perkembangan organisasi ini pada Jiraiya. Ia juga menerima laporan dari Kushina kalau anggota Akatsuki muncul saat penyerangan Oto Suna. Naruto dan Kushina sempat bertarung dengan mereka namun akhirnya mereka kabur setelah Jiraiya dan para Jonin datang untuk membantu.

"Jadi bagaimana program baru yang kau terapkan?" Tanya Jiraiya

"Masih banyak keluhan, tapi perlahan dapat berjalan." Tsunade yang paham jika murid akademi dari warga biasa memiliki kapasitas chakra tak seperti dari klan Shinobi. Oleh karena itu, ia berharap mereka masuk ke Iryo-ninjutsu karena dengan demikian, mereka akan kontrol chakra yang lebih baik dan proses yang cepat.

Jiraiya menganggukkan kepala mengerti. Jiraiya adalah orang yang selalu mengejar Tsunade. Sejak mereka masih menjadi satu tim, ia selalu mengikuti kemanapun Tsunade pergi. Ia telah mengungkapkan perasaannya pada Tsunade, tapi Tsunade tolak. Jiraiya masih terus berusaha, hingga perang dunia shinobi pecah. Keduanya bersama dengan Orochimaru ikut berpatisipasi, medan perang menakuti kehadiran mereka. Sampai saat di mana mereka dikalahkan oleh Danzo dan memberi mereka sebutan Sannin, sebuah ejekan bagi mereka bertiga. Saat itu Tsunade dekat dengan seseorang bernama Dan. Namun hal naas terjadi pada Dan, ia tewas dalam sebuah misi, membuat Tsunade depresi. Dan memutuskan untuk tidak dekat dengan siapapun. Perang dunia shinobi ketiga pecah, muncul beberapa pahlawan dengan nama baru, Kiiroi no Senko, Akai shi no habanero dan banyak lagi. Di perang ini adik Tsunade, Nawaki Senju memperoleh ketenaran karena provisiensinya dalam menggunakan Suiton, seperti Tobirama Senju selain itu saudara laki - laki Kushina yang lama terpisah olehnya ikut bergabung dan mendapat ketenarannya sendiri. Dan pada akhir perang, Konoha memenangkan pertempuran dan perang ini namun harus dibayar dengan harga yang tak murah. Nawaki Senju menjadi korban pada perang kali ini. Membuat Tsunade kembali dirundung depresi.

'Mungkin memang aku tak cocok dengannya.'

Dan sekarang, Jiraiya memutuskan untuk berhenti, apalagi semenjak Tsunade memiliki Naruto. Fokusnya saat ini hanyalah pada Naruto. Jiraiya juga telah menikmati hidupnya sekarang. Menjadi informan bagi desa Konoha dan tak terikat apapun sehingga membuatnya leluasa untuk pergi dari desa.

Awalnya Jiraiya terkejut mengetahui kalau Tsunade mau mengambil jabatan Hokage. Dia tahu, depresinya terhadap desa karena orang terdekatnya selalu menjadi korban. Tapi mungkin, ia telah punya motivasi tersendiri yang Jiraiya tak ketahui sehingga ia mau mengambil jabatan Hokage. Tapi ia juga bersyukur, Hokage dipegang oleh Tsunade, ia bergidik membayangkan jika jabatan Hokage dipegang oleh seseorang seperti Danzo. Tujuannya memang bagus untuk desa, tapi ia menghalalkan segala cara dan tak pandang buluh. Itu yang membuatnya tak sejalan dengan Jiraiya.

"Jadi jika aku sudah tak dibutuhkan di sini aku akan pergi." Jiraiya tertawa mesum, ia akan pergi ke Onsen untuk melakukan penelitiannya. Kemudian ia melompat pergi melalui jendela. Tsunade mendengus dan Shizune hanya menggelengkan kepalanya. Tsunade kembali duduk menghela nafas. Ia memejamkan matanya. Pikirannya saat ini adalah melindungi Naruto dengan ia sebagai Hokage. Program baru, latihan baru, tata kelola baru semua harus ia rombak. Ia juga membatasi kewenangan dari 'civilian', tak lagi mereka andil dalam keputusan yang berhubungan dengan urusan Shinobi. Meskipun ia harus sedikit sakit kepala karena mendengar protes mereka, tapi dengan ancaman akhirnya mau tak mau mereka menerima. Para tetua itu juga tak bisa berkutik. Sedangkan Danzo sendiri seperti mengundurkan niatnya lagi menjadi Hokage, ia sepertinya akan mencari celah kembali agar bisa mendapatkan jabatannya ini.

"Tsunade-sama, dokumen terus berdatangan, jika tak segera diselesaikan akan semakin menumpuk." Ucap Shizune membangunkan Tsunade dari pikirannya.

"Kenapa ini tak habis habis sialan, malah sekarang semakin bertambah." Umpat Tsunade.

"Oink"

xXx

Ino saat ini tengah berjaga di toko bunga milik keluarganya. Sudah menjadi kesehariannya jika ia tak menjalankan misi atau berlatih bersama tim 10 maka ia akan di sini. Ino merupakan pewaris dari keluarga Yamanaka, keluarga Yamanaka memiliki hubungan erat dengan Keluarga Nara dan Akimichi. Tiap Generasinya, mereka akan berada di satu tim yang sama dan terkenal dengan julukan kombinasi Ino-Shika-Cho. Ayahnya satu tim dengan ayah Shikamaru dan Chouji, mereka merupakan generasi paling terkenal dari kombinasi ini karena pada perang sebelumnya, kombinasi mereka adalah kombinasi paling ditakuti di medan perang. Keluarga Yamanaka memiliki jutsu unik klannya, bisa dibilang Kekkai Genkai, yaitu memanipulasi pikiran. Berbeda dengan genjutsu yang memanipulasi perspektif dari lawannya, kemampuan dari Yamanaka adalah memainkan pikiran lawan dan jiwa mereka bisa berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Shintenshin, salah satu jutsu yang Ino gunakan saat pre-eliminasi melawan Sakura.

Berbicara tentang Sakura, mereka merupakan teman sejak kecil dan saat di akademi mereka bersaing untuk mendapatkan Sasuke. Mereka terlalu fokus untuk mendapatkan perhatian dari Sasuke sampai lupa akan latihan untuk menjadi seorang Kunoichi. Ayahnya bahkan sering memarahinya karena kelalaiannya ini. Sampai saat di mana ia bersama tim 10 menjalankan Ujian Chuunin. Ujian itu menyadarkannya betapa berbahayanya menjadi seorang Kunoichi. Terlebih ia harus melawan Sakura yang notabene rivalnya. Meskipun pada akhirnya hasilnya seri, ia merasa kecewa dengan dirinya. Betapa bodohnya dia dibutakan oleh persaingan cinta, yang orangnya pun tak peduli padanya.

"Hah, hari ini cukup sepi." Gumamnya.

Mulai hari itu, ia bertekad untuk menjadi seorang Kunoichi dan serius dalam latihan. Ia ingin menjadi seorang Kunoichi yang kuat dan disegani seperti Tsunade-sama dan Kushina-sama. Ia juga mau untuk mempelajari jutsu lain selain dari jutsu keluarganya. Salah satu yang membuatnya tertarik adalah Kenjutsu. Pengguna pedang memang tak banyak ditemui di desa Konoha, salah satu yang ahli dan terkenal adalah Kushina-sama. Jika ia bisa belajar langsung darinya, oh betapa beruntungnya dia. Ia mengidolakan Kushina sejak kecil, mendengar cerita bagaimana ia membantai musuhnya pada perang sebelumnya dan kecantikannya yang tak pudar. Sebagai seorang Kunoichi dia juga ingin memiliki tubuh ideal dan menjadi idaman wanita serta lelaki. Kushina menjadi idolanya karena punya itu semua, tubuh ideal dan seksi, seorang Kunoichi yang kuat serta wajah cantiknya yang mengalihkan pandangan. Kurasa jika ada kesempatan ia akan menemuinya dan memintanya untuk mengajarinya, kalau bisa menjadi muridnya.

Trink Trink

"Selamat datang di Toko Bunga Yamanaka." Ucap Ino mendengar seseorang masuk dari pintu.

"Ugh, hei ummm Ino.., kau bekerja di sini?" Orang yang masuk tersebut adalah Naruto, ia sempat lupa dengan nama Ino, namun dengan cepat mengingat-ingatnya.

"Oh, hei Naruto, ternyata kau. Yah, toko ini memang milik keluargaku." Jawabnya.

"Oh, ya ya ya" Angguk Naruto, mengerti.

"Jadi, untuk apa Senju-sama datang ke Tokoku yang sederhana ini?" Ino memang terkenal usil dan suka mengerjai temannya.

"Ugh, ugh, jangan kau panggil aku dengan nama itu, Ino." Ujar Naruto. Ino hanya tertawa geli melihat ekspresi Naruto.

"Um, sebenarnya aku ingin membelikan bunga untuk Kaa-san." Naruto melihat lihat bunga yang tertata rapi di toko itu. "Jadi bisa kau pilihkan bunga untukku, Ino?"

"Um, boleh," Ino beranjak dari tempat kasir. Kemudian berjalan ke salah satu lorong. Naruto mengikutinya dari belakang. "Kau bisa memilihnya dari beberapa bunga di sini. Untuk orang tersayang ada di bagian ini." Tunjuk Ino.

"Um" Naruto bergumam, ia meilhat berbagai macam warna bunga. Ia berpikir dan memutuskan untuk memilih salah satu bunga.

"Aku pilih yang ini." Tunjuk Naruto. Ino menaikkan alisnya.

"Ada alasan tertentu kau memilih ini, Naruto?" Tanya Ino mengambil beberapa tangkai.

"Mah, tak ada, hanya warnanya bagus. Mungkin kaa-san akan suka." Jawab Naruto.

"Mah, baiklah, akan aku bungkus dan siapkan untukmu."

"Terimakasih Ino."

"Jadi, kau dan Shikamaru sering bertemu?" Ino memulai kembali pembicaraan. Tangannya sibuk membungkus bunga pilihan Naruto.

"Yah dengan Chouji juga. Mereka cukup asik untuk diajak bermain bersama, apalagi setelah latihan yang melelahkan." Jawab Naruto. Ino menganggukkan kepalanya.

"Ne ne, Naruto. Wanita seperti apa yang jadi seleramu?" Tanya Ino tiba - tiba.

Naruto yang ditanya begitu, sedikit terkejut. Pikirannya kemudian jatuh pada tiga wanita yang selalu bersamanya. "Um, ugh, ada apa kau tanya begitu, Ino?" Ucap Naruto sedikit terkejut.

"Hanya penasaran saja." Jika ia bisa mendapatkan info ini, akan menjadi bahan gosip yang bagus. Terlebih sejak pertemuan mereka saat makan bersama, ia sedikit tertarik dengan Naruto.

"Ughhh, umm kurasa wanita yang kuat dan bisa melindungi apa yang dia sayangi?" Ucap ragu Naruto. Ia tak akan bilang preferensi sebenarnya, akan sangat memalukan jika itu diketahui orang lain.

"Um um, ya ya." Gumam Ino. "Oh ya, Naruto. Kau tinggal bersama dengan Kushina - sama juga kan?"

"Yups, dengan Shizu-nee juga." Jawab Naruto.

"Um, bisakah kau kenalkan aku dengan Kushina-sama?" Tanya Ino. Ini menjadi kesempatan baginya untuk bisa menjadi murid Kushina.

"Boleh, sesekali datanglah ke Komplek Senju, akan ku kenalkan kau dengan Kushina-nee."

"Yasss.." Ucap senang Ino. "Nah, ini bunga yang kau pilih tadi." Ino memberikan bungkusan bunga yang telah disusun dengan rapi dan indah.

"Mah, terimakasih Ino," Setelah Naruto memberikan uang pada Ino, ia berpamitan dan pergi ke menara Hokage.

"Peony huh…" Gumam Ino.

xXx

"Berhentilah memaksakan diri, Sasuke." Ujar Kakashi. "Istirahat juga menjadi salah bagian latihan bagimu."

"Hn." Balas Sasuke. Ia harus menjadi lebih kuat dengan cepat dan dengan itu ia bisa mencapai tujuannya.

Saat ini tim 7 berada di training ground 7, Kakashi sibuk dengan buku mesumnya, Sakura dan Sai tengah beristirahat dan Sasuke masih saja berlatih. Terlihat beberapa pohon terbakar dan tanah berlubang akibat jutsu yang dikeluarkan Sasuke.

"Semangat, Sasuke-kun." Teriak Sakura dari pinggir lapangan.

"Bisakah kau diam, dada rata. Kau berisik." Ucap Sai yang sibuk melukis dengan senyum palsu di wajahnya.

"Kau mau ku hajar Sai?" Perempatan muncul di kening Sakura, ia tak terima dirinya diejek seperti itu.

"Cobalah jika kau bisa." Senyum palsu yang Sai tunjukkan makin membuat Sakura jengkel. Ia beranjak dari duduknya dan datang untuk menghajar Sai.

"Diamlah kalian, kalian sangat berisik." Sasuke berjalan mendekat ke arah mereka dan duduk. Sakura yang tak mau membuat Sasuke jengkel segera berhenti dan kembali duduk. Kakashi hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan murid - muridnya. Kakashi menutup bukunya dan turun dari pohon tempatnya duduk.

"Mah kurasa cukup untuk hari ini. Kalian juga belum beruntung karena tidak ada dari tim ini yang mendapatkan promosi Chuunin." Ucap Kakashi. "Yang paling mendekati harusnya Sasuke, tapi karena beberapa alasan, ia tak jadi dipromosikan." Tambahnya.

"Hn" Sasuke begitu tak peduli dengan promosi, fokusnya saat ini adalah bertambah kuat. Sakura hanya menundukkan kepala, ia berhasil seri melawan Ino dalam pre-eliminasi sehingga keduanya tak bisa lolos. Sedangkan Sai kalah di pre-eliminasi.

"Mah, tak usah dipikirkan, akan ada kesempatan selanjutnya." Ucap Kakashi. "Hari ini kita cukupkan sampai di sini, kalian boleh kembali." Tambahnya. Kakashi kemudian menghilang menggunakan Shunsin. Sasuke kemudian pergi menggunakan Shunsin diikuti Sai. Sakura yang hendak mengajak Sasuke makan bersama, harus mengurungkan niatnya melihat Sasuke bergegas pergi dengan Shunsin.

Sasuke memang ingin menghindar dari Sakura, teman satu timnya itu tak berhenti mengganggunya, membuatnya jengkel. Waktu masih cukup banyak sebelum malam, ia memutuskan untuk kembali berlatih. Toh, di rumah ia hanya sendiri dan tidak ada yang menunggunya kembali. Sejak pembantaian klan Uchiha beberapa tahun lalu oleh Itachi, Sasuke sudah tinggal sendiri, dan memutuskan untuk pindah dari Komplek Uchiha karena membawa kenangan buruk baginya.

Sasuke masih mengingat bagaimana Itachi membantai klan Uchiha. Dan dengan alasan untuk mengetes kemampuannya saja, ia membantai tetua, anak - anak, teman dan saudara klannya. Ia bertemu dengan Itachi, dan membuatnya trauma dengan Tsukuyomi, Itachi memperlihatkan bagaimana Itachi membunuh klan dengan berbagai cara. Bagaimana ia membunuh orangtuanya dan membuatnya sangat membenci Itachi. Ia berjanji pada dirinya untuk membalaskan dendam klannya pada Itachi.

Warga desa yang mengetahui dirinya menjadi Uchiha terakhir, memperlakukannya dengan baik dan orang orang segan dengannya. Jika ia meminta sesuatu, akan selalu diberikan padanya. Sasuke yang diperlakukan seperti itu membuatnya angkuh dan sombong, ia memandang rendah semua orang, seolah - olah dia adalah penguasa. Tetua desa juga memperlakukannya seolah dia adalah orang penting. Secara khusus, mereka menunjuk Kakashi sebagai gurunya karena nantinya Sasuke akan membangkitkan Sharingan. Sasuke menuju ke salah satu Training ground yang sepi dan jauh dari para shinobi Konoha lain.

"Jika mengandalkan dari mereka, aku tidak akan bertambah kuat. Mereka sudah tak punya apa - apa untuk diajarkan padaku." Ucapnya.

Syut Blar

Syut Blar

Terdengar bunyi ledakan dari training ground yang Sasuke datangi. Ia segera bergegas, sesampainya di sana, ia melihat seseorang tengah berlatih dengan pedang. Beberapa pohon terlihat hancur dan tertebas, tanah terlihat berlubang dan kepulan asap ada di beberapa titik. Ia melihat seorang Kunoichi dengan surai merah, dengan cepat ia mengenali siapa orang itu, Kushina Uzumaki. Kunoichi kuat dan bertubuh seksi serta memiliki wajah cantik idaman semua wanita.

Syut Blar

Kushina terlihat memainkan Benihime dengan begitu fasih. Pedangnya ini sudah bersama dengannya sejak kecil, melewati segala pertempuran dengannya.

Tap

"Kau bisa keluar sekarang." Ucap Kushina pada seseorang.

Merasa kehadirannya sudah di sadari, Sasuke menampakkan diri. Ia berjalan mendekat ke arah Kushina.

"Mah, jadi ada apa seorang Uchiha-sama datang kemari?" Ujar Kushina

"Hn, kau sangat ahli dalam berpedang. Kau harus mengajariku." Ucap Sasuke, memerintah.

"Siapa kau, bocah memerintahku seenaknya." Ucap Kushina dingin.

"Mendapatkan perintah dari seorang Uchiha merupakan sebuah kehormatan bagimu."

"Aku tak peduli siapa dirimu."

Sasuke yang mendengar jawaban Kushina menjadi jengkel. Namun ia juga tertarik dengan Kushina, kunoichi kuat ini harus menjadi ibu dari anak-anaknya. Sejak ia bertemu dengannya saat misi di Namigakure, ia terpukau dengan Kushina. Ia merupakan calon yang pantas untuk bersanding dengan seorang Uchiha sepertinya. Siapa yang menolak jika itu menjadi pasangan dari Uchiha.

"Kushina Uzumaki. Kau calon yang pantas untuk membantuku membangkitkan klan Uchiha." Ucap Sasuke.

"Apa yang kau katakan?" Kushina berubah kesal menghadapi Sasuke. Niat hati ingin berlatih dengan tenang, harus diganggu oleh kehadiran dari bocah ini.

"Kau, jadi lah istriku, maka kita akan membuat klan Uchiha dan Uzumaki kembali berjaya."

"Meh, dalam mimpimu." Kushina beranjak pergi, ia sudah tak mood untuk melanjutkan latihan.

"Hei jangan berpaling dariku, sialan." Sikap angkuhnya kembali muncul. "Kalau tidak, kau harus mengajariku seni berpedang." Sasuke masih berusaha untuk membuat Kushina mengajarinya Kenjutsu.

Kushina makin dibuat jengkel, ia kemudian menarik nafas untuk menenangkan diri. Ia berbalik dan kemudian berdiri di hadapan Sasuke. Sasuke yang berhadapan langsung dengan aset besarnya itu karena tinggi mereka yang berbeda sedikit tersebut.

"Ne ne, Uchiha - sama. Bagaimana kalau begini. Jika kau bisa menyarangkan pukulan padaku, aku akan mengajarimu." Ucap Kushina pada Sasuke. Mendengar kesempatan ini, Sasuke tidak menyia - nyiakan kesempatan dan menyetujuinya.

"Baiklah, jika aku bisa menyarangkan pukulan padamu, kau harus menjadi guruku." Ujar Sasuke percaya diri, jika hanya memberikan satu pukulan padanya maka hal mudah bagi Sasuke.

Kushina hanya mendengus, ia kemudian berjalan menjauh untuk mengambil posisi. Ini kesempatan baginya untuk meluapkan kekesalannya akibat diganggu waktu latihan.

"Baiklah, kau bisa mulai duluan." Tantang Kushina. Sasuke menyeringangi, dengan kecepatannya ia segera berlari dan menendang Kushina. Kushina sendiri hanya mendengus melihat kecepatan Sasuke, untuk seorang Genin, ia memiliki kecepatan di atas rata - rata. Tapi lawannya Sasuke adalah veteran perang dan memiliki banyak pengalaman lebih darinya. Kushina hanya menggeser tubuhnya, rambut merahnya yang dikucir kuda ikut bergoyang. Tak berhenti di situ, Sasuke meneruskan ayunan kakinya dan menendang dengan kaki kirinya,

Syut

Kushina kembali menghindar, Sasuke yang masih di udara harus merasakan sakit karena Kushina menendangnya, membuat Sasuke terhempas.

"Guhh"

"Jadi hanya segini saja?" Ejek Kushina. "Mengecewakan. Lebih baik Naru-chan yang bisa membuatku bergerak dari tempatku berdiri." Kushina menggelengkan kepala. Merasa dirinya dibanding-bandingkan dengan seseorang membuat Sasuke menjadi jengkel dan marah.

"Tunggu saja, sialan." Sasuke kembali berdiri, ia dengan cepat merapalkan segel tangan.

"Katon : Goukakyu no Jutsu."

Kushina yang melihat bola api raksasa datang ke arahnya segera melompat menghindar. " Usaha yang bagus, akhirnya bisa membuatku berpindah tempat."

Sasuke yang memanfaatkan momentum, melemparkan Fuma shuriken yang ia simpan di gulungan tas ninja.

Syut syut Trank

Kushina berhasil menangkis Fuma shuriken yang mengarah kepadanya. Namun ia dibuat terkejut ketika Fuma shuriken tersebut berubah wujud menjadi Sasuke dan menendang ke arah Kushina, Sasuke tersenyum penuh kemenangan bahwa ia berhasil menjawab tantangannya.

Poft .. Tak

Sasuke membulatkan matanya, yang ia tendang saat ini adalah bongkahan Kayu.

"Usaha yang bagus, namun terlalu cepat bagimu untuk bisa mendaratkan pukulan padaku." Kushina muncul di atas Sasuke yang masih di udara dan terkejut.

Syut… Duaghh… Blar…

Kushina menendang Sasuke dan membuatnya terhempas ke bawah. Sebuah kawah muncul dengan Sasuke ditengahnya. Sasuke berusaha untuk tetap sadarkan diri.

Tap

Kushina mendarat dengan sempurna, meskipun ia jengkel, ia tak mau melukai Sasuke secara fatal. Ia tak mau tetua sialan itu menceramahinya karena melukai Pangeran Uchiha kesayangan mereka.

"Ne, ne, jadi segini saja." Ejek Kushina. "Lain kali jangan membuatku jengkel." Ujar Kushina dingin kemudian pergi dengan Shunshin air, meninggalkan Sasuke yang berusaha untuk tetap sadar.

"Guh, tendangannya menyakitkan." Sasuke berusaha bangkit sambil memegang perutnya. Namun, hal ini tak mematahkan keinginannya, ia harus memilikinya, membuatnya semakin menarik.

"Kau masih terlalu dini membuatnya bertarung serius." Ucap seseorang yang tiba - tiba datang.

"Diamlah, bukan urusanmu." Jawab ketus Sasuke. Orang itu hanya diam tak membalas perkataan Sasuke.

"Latihan yang kau berikan masih belum cukup." Tuntut Sasuke.

"Mah, jika begitu, kau akan senang jika aku memberikan ini." Orang itu melemparkan gulungan pada Sasuke, dan beranjak pergi. Sasuke menangkap gulungan itu, kemudian membacanya, terlihat seringaian muncul di wajah Sasuke.

'Jika ini jalan untuk menjadi kuat, maka akan aku lakukan. Aku akan membunuh Itachi kemudian aku akan kembali padamu Uzumaki Kushina.' Pikir Sasuke.

"Kau harus memberiku laporan tiap 3 bulan tentang perkembangan di sana." Orang itu kemudian pergi.

"Hn"

xXx

"Ck, kita harus kembali ke sana lagi, Sialan" Gerutu Tayuya.

"Tak baik seorang perempuan berkata kotor, Tayuya." Ucap Jirobo

"Diamlah kau gendut sialan." Ucap Tayuya.

"Bisakah kalian diam dulu. Aku belum selesai memberikan kalian arahan." Kabuto sedikit jengkel mendengar ocehan mereka berdua.

"Cih."

"Misi kalian membawa dan memastikan Uchiha Sasuke sampai di Otogakure dengan selamat." Jelas Kabuto. "Orochimaru-sama mengandalkan kalian dalam misi kali ini." Tambahnya.

"Mah, demi Orochimaru-sama." Gumam Sakon.

"Persiapkan diri kalian, karena mungkin Sasuke tak perlu dibujuk, sudah ada seseorang yang memberitahunya." Kabuto membenarkan kacamatanya. "Kalian hanya perlu pergi ke tempat pertemuan dan berikan ini padanya." Kabuto melemparkan bungkusan sesuatu pada Kidomaru.

"Jangan sampai gagal, jika gagal, kalian akan tahu akibatnya." Ucap Kabuto. "Kalian boleh pergi." Kabuto kemudian meninggalkan mereka.

"Cih, dasar mata empat sialan. Hanya bisa memerintah."

"Mah, diamlah Tayuya, kau mulai membuat jengkel." Mereka berempat kemudian bergegas pergi. Semakin cepat mereka membawa Uchiha Sasuke, maka akan semakin senang Orochimaru-sama pada mereka.

Sementara Kabuto pergi ke laboratoriumnya. Ia akan melanjutkan proyek yang ia kerjakan selama ini. Menjadi tangan kanan seorang ilmuwan maniak membuatnya dibekali ilmu yang hampir sama. Orochimaru terobsesi untuk menjadi abadi dan menguasai segala jutsu yang ada saat ini. Dengan menguasai Sharingan, maka dirinya bisa meniru segala jutsu. Tapi Kabuto memiliki pandangan lain, ia masih loyal dengan Orochi, selagi banyak ilmu yang ia dapatkan maka ia akan dengan senang hati selalu membantunya. Sejak kecil Kabuto telah berkelana, menjadi mata mata bagi teman maupun musuh. Ia akan menaruh loyalitasnya pada orang yang bisa memberinya sesuatu. Dan saat ini Orochi masih bisa memberikannya sesuatu. Proyek yang ia kerjakan saat ini, ia lakukan tanpa sepengetahuan Orochi.

"Mah, memang harus bersabar mengumpulkan banyak darah." Ujar Kabuto yang sampai di lab nya.

xXx

Satu minggu telah berlalu semenjak Naruto mulai pelatihan menggunakan Mokuton. Yamato mengakui Naruto merupakan seseorang yang cepat belajar, hanya dalam satu hari saja, ia bisa mengontrol pengeluaran elemen chakranya. Yah mungkin karena menjadi anak seorang yang memiliki kontrol chakra luar biasa membuatnya dilatih demikian. Di hari berikutnya, Yamato memulai dengan jutsu dasar dari Mokuton. Dan lagi lagi, Yamato dibuat terkejut dengan kemampuan Naruto. Terlebih, menjadi seorang Senju asli, Mokuton milik Naruto memiliki potensi dan konsentrasi chakra melebihi milik Yamato.

'Ugh, kurasa aku tak perlu mengajarinya.' Pikir Yamato. Tapi, ia beruntung, dengan berlatih dengan Naruto, Yamato juga memiliki akses dan dapat berlatih dengan gulungan peninggalan dari Shodaime. 'Tak apalah, aku juga bisa berlatih jutsu baru dengan gulungan ini.' Ia memegang gulungan jutsu Mokuton peninggalan Hashirama.

"Jadi, sensei, bagaimana pelatihanku?" Ucap Naruto yang datang dan duduk di samping Yamato. Naruto sangat senang karena pelatihannya ini tak memakan banyak waktu. Ia juga mungkin harus berterimakasih pada Kaa-san nya karena telah memberikan latihan chakra kontrol dan elemen dasar lebih dahulu sebelum melatih Kekkai Genkai Mokutonnya.

"Ku rasa pelatihan bisa di bilang berhasil Naruto. Semua yang ku ketahui telah kuajarkan padamu." Ujar Yamato. Naruto menganggukkan kepalanya.

"Jadi sekarang, kita bisa mengambil misi. Pengalaman akan menambah kontrol dan kekuatanmu dalam menggunakan Mokuton."

"Hm hm." Naruto bergumam. Selama satu minggu pelatihannya, Tsunade terkadang datang menjenguknya, meskipun ia bisa bertemu dengannya di rumah. Tapi dengan alasan, 'Aku harus memantaumu' membuat Naruto mengiyakan. Selain itu, Kushina juga mampir sebelum ia berangkat menjalankan misi.

"Baiklah, kurasa cukup untuk hari ini, Naruto. Selebihnya jika kita punya misi, aku akan segera memberitahukanmu." Ucap Yamato.

Naruto bergumam dan berpamitan pada Yamato. Naruto kemudian berjalan mengelilingi desa karena hari matahari masih terlihat. Tujuannya saat ini adalah mengisi perut, karena sedari tadi perutnya meronta meminta makan.

Syut Tap

Syut Tap

Ia melihat seseorang melompati atap dengan terburu-buru. Ia memicingkan matanya, dan mengenali siapa orang itu, Shikamaru. Naruto yang penasaran segera mengikutinya.

Syut Tap

"Hei, Shikamaru, kenapa kau terlihat terburu-buru?" Tanya Naruto yang berhasil mengejar Shikamaru.

"Oh, hei Naruto. Aku dipanggil oleh Tsunade-sama." Jawabnya. Keduanya, setelah acara makan bersama waktu itu jadi sering bertemu dan cepat akrab. Bersama Chouji, mereka terkadang pergi bersama setelah Naruto melakukan latihannya.

"Ada apa kira-kira, Hokage-sama memanggilmu?" Tanya Naruto.

"Entahlah, mungkin misi. Merepotkan." Seorang Chuunin yang baru saja dipromosikan dan dipanggil langsung menghadap Hokage memang jarang terjadi. Para Chuunin ini biasanya akan di masukkan ke dalam tim dan mengerjakan misi bersama, menjadi 'support'. Kemungkinannya adalah misi mendadak dan tak ada shinobi yanh tersedia. Naruto yang penasaran mengikuti Shikamaru, sekaligus ingin bertemu dengan Kaa-sannya.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai dihadapan Tsunade. Ia terlihat kesal akan sesuatu.

"Chuunin Shikamaru, siap menjalankan misi, Hokage-sama." Ucap malas Shikamaru

"Huh, ini merupakan panggilan mendadak. Genin Sakura melaporkan bahwa Genin Sasuke terlihat berusaha meninggalkan desa tanpa seijin Hokage." Jelas Tsunade pada Shikamaru. "Menurut laporan, dia meninggalkan desa dan pergi ke arah Otogakure. Kemungkinan ada hubungannya dengan Orochimaru." Tambahnya.

Shikamaru menaikkan alisnya, untuk apa Sasuke pergi meninggalkan desa. Dia selalu mendapatkan pelatihan yang ia mau, apa dia belum puas dengan kekuatannya sekarang. Terlebih ia merupakan Genin terkuat di angkatannya. Shikamaru melirikkan matanya ke Naruto yang sedari tadi diam menyimak.

"Jadi, Chuunin Shikamaru, bentuk sebuah tim untuk membawa kembali Uchiha Sasuke. Kita tak boleh membiarkan Orochimaru mendapatkan Sharingan. Ini akan menjadi misi pertamamu dalam memimpin tim." Perintah Tsunade. "Pastikan kau mengumpulkan anggota tim yang kuat, karena saat ini kita kekurangan shinobi karena mereka sedang melakukan patroli dan mengontrol keadaan setelah penyerangan Oto Suna." Tambahnya.

"Ugh, Merepotkan. Siap Laksanakan, Hokage-sama." Ucap Shikamaru dan segera meninggalkan ruangan, sebelum itu. "Naruto, temui kami 2 jam dari sekarang di gerbang utama, bawa perlengkapanmu." Titah Shikamaru. Naruto menganggukkan kepalanya, ia mengerti alasan Shikamaru menunjuknya menjadi anggota pertama dari tim pengejaran.

"Dan Naruto, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Tsunade, yang kembali duduk di kursinya.

"Memang tak boleh seorang anak menemui kaa-sannya." Ucap geli Naruto. Naruto duduk di sofa ruangan Hokage. Shizune masih sibuk memilah dokumen yang harus ditanda tangani dan diperiksa. Tsunade mendengus kemudian ikut duduk di sofa Naruto berada, lalu memeluk Naruto.

"Ne ne, apa anak Kaa-san ini merindukan Kaa-sannya yang cantik?" Tanya Tsunade.

"Ugh ugh, yaps" Ucap Naruto. Tsunade melepaskan pelukannya. Tsunade akan selalu senang menghabiskan waktu bersama Naruto, melebihi kesenangannya bermain di kasino.

"Jadi, apa pelatihanmu sudah selesai, Naru-chan?" Tanya Tsunade. Ia yakin Naruto akan dengan cepat menyelesaikan latihannya. Sebagai ninja medis, ia dituntut untuk memiliki kontrol chakra yang bagus. Dengan demikian, ia akan dengan efisien menyeimbangkan chakra dan tidak boros chakra ketika menggunakan jutsu. Bisa dibilang, Naruto memiliki kapasitas chakra di atas rata rata anak seusianya, anugrah dari garis keturunan Uzumaki, ditambah dengan potensi chakra yang ia dapat dari garis keturunan Senju.

"Menurut Yamato-sensei, aku telah selesai menjalankan latihan. Setelahnya akan semakin lihai jika aku menggunakannya di misi yang sebenarnya." Jawab Naruto.

Tap

Kayu keluar dari lantai ruangan Hokage, kemudian bergerak dan membentuk kursi dihadapan mereka. "Mah dengan ini kita bisa menghemat untuk pembelian perabotan." Ucap Naruto. Tsunade hanya mendengus, anaknya ini memang suka berceloteh sepertinya.

"Baiklah, sekarang kau menjadi Chuunin, kau harus semakin berhati - hati karena kami juga tak selalu ada di sampingmu. Terlebih dunia akan mengetahui jika Mokuton akan kembali, jadi akan banyak orang yang akan mengincarmu." Ucap khawatir Tsunade.

"Tenang saja, Kaa-san. Aku akan menjadi lebih kuat dan menjaga diriku dengan baik." Ucap semangat Naruto dan penuh tekad. Tsunade tersenyum melihat tekad Naruto, ia juga akan berusaha menjalankan tugasnya menjadi seorang Hokage dengan serius.

"Baiklah Kaa-san, aku akan bersiap." Naruto beranjak dari duduknya dan segera keluar ruangan.

"Berhati-hatilah, Naru-chan."

"Hai, Kaa-san."

Naruto tiba di kediamannya, ia harus bersiap dan membawa peralatannya. Ketika masuk ke dalam rumah, ia mendapati Kushina tengah menikmati makanannya.

"Hm hm" Gumam Kushina melihat kedatangan Naruto.

"Hei, Kushina-nee." Sapa Naruto."Kau tahu Kushina-nee, jika kau terus makan maka itu mu akan makin besar." Tunjuk Naruto pada dada Kushina.

Bletak..

"Ughhj" Naruto meringis memegang kepalanya.

"Dasar mesum." Ucap Kushina. Mereka memang suka bercanda seperti ini, terkadang sering mengerjai satu sama lain. Itu juga yang sering membuat Tsunade jengkel pada kelakuan Kushina. Naruto kemudian melanjutkan niatnya untuk bersiap. Beberapa waktu kemudian, Naruto telah siap kemudian mendapati Kushina masih makan. Kushina menaikkan alisnya mendapati Naruto membawa peralatan lengkap.

"Ne, Naru-chan, kau mau kemana?" Tanya Kushina.

"Ugh, bukan urusanmu. Wleeee…" Naruto bergegas lari dari amukan Kushina. Ia masih memiliki beberapa waktu sebelum jam pertemuan, ia harus mengisi perutnya dulu karena tadi sempat tertunda. Setelah berlari beberapa saat, ia sampai di salah satu kedai ramen sederhana. Kushina bercerita padanya jika kedai tersebut menjual ramen terenak di dunia. Mah, mungkin karena dia maniak ramen saja, makanya melebih-lebihkan. Ia masuk ke kedai tersebut dan mendapati beberapa kursi yang tertata rapi.

"Selamat datang di Ichiraku Ramen." Ucap pria setengah baya menggunakan pakaian putih khas penjual Ramen. "Mau pesan apa?"

Naruto duduk dan membaca menu."um, aku ingin Miso Ramen."

"Siap" pria itu dengan cekatan menyiapkan pesanan Naruto. Tak perlu menunggu lama, pesanan Naruto sudah ada di depannya.

"Silahkan dinikmati." Ucap Pria itu.

Naruto kemudian menyuapkan ramen tersebut ke mulutnya.

"Ugh, tak buruk juga, Kushina-nee tak berbohong." Gumam Naruto.

"Jadi kau kenal dengan Kushina?" Pria itu mendengar gumaman Naruto dan bertanya padanya.

"Um, ya, dia adalah bibiku." Jawab singkat Naruto sembari menikmati ramennya.

"Ow… tak kusangka kalian memiliki hubungan. Dia sering mampir ke sini dan merupakan pelanggan nomor satu kami." Ujarnya pada Naruto.

"Um um"

"Sekalinya datang, ia akan memesan 20 mangkok ramen." Ucapnya, "Dia adalah pemasukan utama kami. Hhhahahaha" pria itu tertawa puas. Memang Kushina sering mampir dan makan di tempat ini.

'Pantas saja ia bisa mendapatkan aset sebesar itu' pikir Naruto.

Naruto kembali menikmati ramennya. Beberapa saat kemudian ia telah selesai, kemudian membayar dan berpamitan pada pemilik kedai.

"Datang lagi ya…"

xXx

Shikamaru berusaha mengumpulkan tim sesuai dengan kebutuhan dan kekuatannya dalam menjalankan misi ini. Ia tahu kenapa ia ditunjuk sebagai pemimpin tim oleh Tsunade. Kemampuannya dalam meramu rencana dan membaca situasi telah diakui oleh Tsunade sendiri.

"Mah, ini akan merepotkan tapi apa boleh buat." Ucap malas Shikamaru. "Misi kita adalah mengejar Sasuke yang meninggalkan desa untuk ke Orochimaru. Dia dibawa oleh rombongan ninja Oto" Jelas Shikamaru.

Terlihat 7 orang shinobi berada di gerbang utama desa Konoha. Lima orang diantaranya bersiap dan telah membawa peralatan mereka.

"Ini menjadi tim terkuat yang bisa kukumpulkan di tengah keadaan desa seperti ini." Ia melihat kearah Neji, Chouji, Kiba, Naruto. "Aku akan memimpin tim ini, dan Neji sebagai wakilnya." Ucap Shikamaru.

"Hm" Neji bergumam. Dia mau menjalankan misi ini sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuannya. Selama beberapa waktu ini, ia berlatih untuk menjadi lebih kuat. Neji sedikit berubah sejak Hiashi menceritakan kebenarannya waktu itu. Meskipun ia masih menyalahkan takdir karena membuat keluarga cabang selalu di remehkan. Jalannya berubah, ia akan membuktikan, dengan kekuatannya ia mengbungkam mulut sialan itu bahwa keluarga cabang bisa memiliki kekuatan yang setara dengan keluarga utama.

"Akhirnya aku bisa menjalankan misi selain rank D, sialan itu. Hhehehe." Ucap Kiba penuh keyakinan. Kiba merupakan anak yang hiperaktif dan terkenang sering kena hajar oleh gurunya, Kurenai karena ia sedikit mesum. Kiba selalu membawa partnernya Akamaru kemanapun ia pergi. Ia terkadang ceroboh dan tak pernah serius dalam beberapa hal. Namun, sejak dimarahi oleh Kaa-sannya karena performanya yang mengecewakan di Ujian Chuunin, Kiba sedikit serius dalam menjalani latihan. Ia beberapa kali meminta untuk dilatih oleh kakaknya, Hana. Meskipun sifat mesumnya masih ada dan membuat teman satu timnya geleng-geleng kepala.

"Nyam nyam kriuk" Chouji bergumam menikmati keripiknya. Chouji menjadi Chouji yang tak pernah berubah, selalu makan keripik dimanapun ia berada. Meskipun ia seperti itu, ia akan menjadi serius jika berhubungan dengan orang terdekatnya. Ia sering diremehkan karena tubuhnya yang gendut, tapi memang begitulah menjadi keturunan klan Akimichi. Setiap lemak yang ada pada dirinya merupkan kekuatan yang tersimpan dan siap untuk dikeluarkan.

"Shikamaru, ku mohon, bawalah kembali, Sasuke-kun." Mohon Sakura. Malam sebelumnya, ia berusaha menghentikan Sasuke, namun ia dibuat pingsan olehnya. Sakura berharap penuh pada tim ini, Ia tak rela jika Sasuke pergi jauh darinya. Usaha selama ini untuk mendekati Sasuke akan sia sia jika Sasuke akan pergi dari desa. Beberapa waktu ke belakang, ia dapat memiliki waktu berdua dengannya, terlebih mereka menjadi satu tim di Tim 7. Ino juga nampaknya juga mulai menyerah untuk mengejar Sasuke, jadi kesempatan besar ada di depan Sakura. Namun jika Sasuke pergi dari desa, ia tak bisa mendekatinya lagi.

"Merepotkan. Aku tak akan berjanji bisa membawa kembali Sasuke." Ucap malas Shikamaru.

"Sebagai sesama shinobi Konoha, kita akan berusaha sebaik mungkin. Entah tujuan apa dia pergi ke sana." Ucap tenang Naruto. Naruto tak begitu mengenali Sasuke, mereka hanya bertemu sekali setelah pertarungan dengan Gaara waktu itu. Pertemuan itu, Sasuke menantang Naruto dalam pertandingan. Dengan senang hati Naruto menerimanya, ia ingin mengetahui kemampuan dan melawan seorang Uchiha. Pertempuran legendaris antara Uchiha dan Senju akan kembali terjadi dalam waktu dekat. Kakashi menyetujui pertandingan itu, ia beralasan sebagai bentuk latihan antar keduanya. Setelahnya, mereka bertanding dan Naruto keluar sebagai pemenang meskipun tak mudah baginya untuk menang juga. Hal ini membuat Sasuke marah dan tak terima, ia menyerang Naruto dengan membabi buta, namun akhirnya dihentikan oleh Kakashi dan Yamato, karena mengingat sudah waktunya Naruto kembali latihan. Hari itu, Sasuke begitu marah ia berjanji akan bertarung kembali dengan Naruto dan mengalahkannya. Sasuke juga sadar, ia masih begitu lemah, latihan yang diberikan orang itu masih kurang. Bagaimana bisa ia membalas dendam pada Itachi jika melawan Senju sialan ini saja tak bisa. Sasuke mengetahui Naruto seorang Senju karena diberitahu oleh Kakashi, selain itu ia mendengar percakapan antara Gaara dan Naruto saat itu. Ia menjalankan misi ini sebagai shinobi Konoha, persetan dengan sebuah janji.

"Jika saja aku pulih lebih cepat, aku akan ikut dengan kalian." Ucap Lee. Operasi yang Lee lakukan telah selesai. Saat ini ia hanya perlu melakukan proses penyembuhan. Harapannya menjadi seorang ahli Taijutsu masih belum pupus. Ia berterimakasih pada Tsunade karena telah menyembuhkannya. Selain itu, jika sudah sembuh nanti, ia akan mengajak Naruto untuk bertanding. Jika ibunya saja kuat, pasti anaknya juga kuat.

"Mah, tak perlu kau risaukan itu, Lee. Saat ini kau harus fokus dalam proses pemulihan dan penyembuhanmu." Ucap Chouji yang telah selesai memakan keripiknya.

"Yups, Lee-san." Ucap setuju Naruto. Lee menganggukkan kepalanya.

"Nah, karena kita sudah siap. Maka kita harus menjalankan misi merepotkan ini." Ucap Shikamaru sedikit menunjukkan semangatnya. Sebagai pemimpin tim, ia harus memastikan misi ini berjalan sesuai dengan rencana dan memotivasi anggotanya.

"Huft"

xXx


Yupsss... And Cut...

Thank You, RnR

Have a Nice Day.