Disclaimer : Not my Own

OP! Harem! Inc! Lemon! Bashing! Gaje! Alur Berantakan!


Hiruk pikuk keadaan desa Konoha semakin meriah dengan kedatangan berbagai macam Shinobi dari desa lain untuk mengikuti ujian Chuunin. Saat ini telah memasuki babak akhir dimana mereka yang lolos dari beberapa bagian ujian akan berhadapan satu sama lain di stadion pertandingan Konoha.

Beberapa nama telah di prediksi sebelumnya akan masuk ke babak final. Nara Shikamaru salah satu peserta yang lolos dari pre-eliminasi dan ujian - ujian sebelumnya. Meskipun ia terlihat malas untuk mengikuti ujian ini, ia tak mau mendengar celotehan dari ibunya, sehingga dengan berat hati harus ikut hingga babak terakhir ini. Selain itu, keturunan terakhir dari klan Uchiha juga berhasil lolos ke babak terakhir ini. Orang yang dielu-elukan dan menjadi perhatian bagi ujian Chuunin kali ini, meskipun hanya dia satu-satunya dari Timnya yang berhasil lolos, sama seperti Shikamaru.

Selain itu ada keturunan dari Hyuuga, orang yang dikatakan jenius meskipun berasal bukan dari keturunan utama Klan Hyuuga, Hyuuga Neji. Ia berhasil mengalahkan sepupunya, Hyuuga Hinata dan hampir membunuhnya karena dibutakan oleh dendam terhadap klan Utama. Tapi pada akhirnya berhasil dihentikan oleh beberapa Jounin saat pre-eliminasi. Ada juga wakil konoha lain, yaitu Shino Aburame yang secara mengejutkan berhasil sampai di babak terakhir ini. Selain itu, semua anggota Sabaku bersaudara berhasil lolos, Sabaku Temari yang merupakan pengguna kipas, Sabaku Kankurou seorang ahli Kugutsu serta adik mereka, jinchuriki Ichibi, Sabaku Gaara. Dan pendatang mengejutkan dari Kiri, salah satu pewaris dari Tujuh Pendekar Pedang Kirigakure, Chojuro berhasil sampai di babak final. 8 Peserta ini akan bertanding satu sama lain dan disaksikan oleh para Kage tiap peserta yang lolos dan petinggi dari berbagai negara yang diundang.

"Guhhh, keramaian ini membuatku pusing" Shikamaru melihat stadion yang begitu riuh menunggu acara final ujian Chuunin dimulai. "Merepotkan" Tahu bahwa dia abaikan oleh peserta lain.

"Sudah hal biasa, Shikamaru-san. Acara sebesar ini akan menyedot banyak perhatian banyak orang." Balas Shino.

"Hm" Neji hanya bergumam, meskipun berasal dari desa yang sama, mereka tidak begitu dekat karena perbedaan angkatan dan usia.

Di sudut lain, Chojuro hanya diam untuk melawan rasa gugupnya. Sabaku bersaudara lebih memilih untuk memisahkan diri, apalagi sang bungsu yang mengeluarkan aura seram untuk tidak didekati. Tak terlihat keberadaan Uchiha terakhir.

"Dimana Uchiha-san, sekarang?" Tanya Shino

"Entahlah. Merepotkan." Shikamaru menatap malas seoranh Jonin yang saat ini berada di tengah lapangan.

"Baiklah para peserta silahkan untuk ke tengah lapangan terlebih dahulu." Genma yang ditugaskan menjadi wasit dalam pertandingan kali ini berbicara di tengah lapangan. Para peserta masuk ke dalam lapangan dan disambut riuh penonton yang antusias untuk melihat pertandingan ujian Chuunin.

"Wow, antusiasme mereka sungguh sangat tinggi, Hokage-dono." Mizukage berbicara pada Hokage.

"Sangat menyenangkan mengetahuinya, Mizukage-dono. Bukan begitu, Kazekage-dono?"

"Khu... sungguh tak sabar melihat pertandingan anakku Gaara dan Uchiha Sasuke."

Mizukage hanya menganggukkan kepala. Mizukage saat ini adalah seorang wanita, berambut merah yang menutupi sebelah matanya dan mengenakan pakaian berwarna biru ketat yang menutupi tubuh seksinya. Topi kage yang ia kenakan berwarna biru dan bertuliskan Mizu. Setelah terlepas dari perang saudara yang hampir menghancurkan Mizu no kuni dan Kirigakure, Mei Terumi, Mizukage saat ini berinisiatif untuk ikut berpartisipasi dan mengirimkan tim dalam ujian kali ini. Ini dilakukan sebagai upaya untuk Kirigakure membuka kerjasama dengan dunia luar yang sebelumnya bahwa Kirigakure terkenal tertutup terhadap dunia luar. Selain itu juga, hal ini dilakukan demi memperbaiki dan upaya nya dalam memulihkan keadaan setelah Perang Saudara yang terjadi di sana.

"Terimkasih atas undangan yang diberikan pada kami, Hokage-dono."

"Sama - sama, Mizukage - dono. Kuharap kedepannya Konoha dan Kiri dapat bekerja sama dengan lebih baik lagi."

"Khu khu..."

"Baiklah, tanpa menunda lagi, Ujian Chuunin final kali ini bisa dimulai." Hiruzen berdiri dan mempersilahkan Genma untuk memulai acaranya. Mendengar kalimat pembuka dari Hokage, membuat riuh penonton semakin besar dan antusias.

"Nah, untuk pertandingan pertama, Neji Hyuuga melawan Chojuro. Untuk peserta lain silahkan kalian menunggu di tempat yang sudah tersedia."

Mereka berjalan menjauh dan hanya menyisakan Neji serta Chojuro yang sudah berhadapan.

"Baiklah, Apakah kalian siap?"

Keduanya menganggukkan kepala dan bersiap dengan kuda - kuda bertempur masing masing.

"Hajime" Genma segera menjauh dan mengamati.

Chojuro mengambil Hiramekarei yang terbungkus perban di punggungnya. Ia bersiap dengan kuda - kuda, meskipun sebenarnya ia baru saja mewarisi pedang ini, bisa dibilang ia cukup lihai menggunakan pedang ini.

"Takdirmu akan kalah di sini, Kiri - san."

"Namaku, Chojuro, Hyuuga-san."

"Siapa peduli!!" Neji langsung merangsek maju dan menyerang Chojuro. Neji ingin mengajak Chojuro beradu Taijutsu dan pertempuran jarak dekat, yang mana merupakan keahlian dari klan Hyuuga.

Chojuro yang tahu maksud dari tujuan Neji berusaha untuk menjaga jarak dan menghindar sekaligus menepis serangan dari Neji. Beberapa kali serangan Neji berhasil dipatahkan dengan menangkis menggunakan Hiramekarei.

"Jangan jadi pengecut dan selalu menghindar, Kiri-san" Neji terus menyerang dengan mengincar Tenketsu Chojuro dan Chojuro sendiri masih menghindari serangannya.

"Mah, jenius dari Hyuuga memang berbeda, Hokage-dono."

"Pewaris dari tujuh pedang Kirigakure juga perlu dinantikan keahliannya, Mizukage-dono."

"Khu..."

Kembali kepertarungan di lapangan, bosan dengan serangannya terus di tahan, Neji melompat mundur dan melemparkan beberapa kunai ke arah Chojuro.

Trink

Trink

Kunai tersebut berhasil ditangkis, melihat adanya kesempatan menyerang, Chojuro berlari ke depan dan menebaskan Hiramekarei ke arah Neji.

"Hiramekarei : Tebanasu" pedang yang digunakan Chojuro mengeluarkan aura biru dan membesar serta siap menebas Neji. Perban yang membungkus pedang itu terlepas dan menampilkan mata pisau berwarna biru tua dengan bentuk unik. Melihat pedang besar itu menyerang ke arahnya, Neji memasang kuda - kuda. Ia menarik nafas dan

"Kaiten" Neji berputar dan menghasilkan gelombang pelindung yang melindunginya dari serangan Chojuro.

Trank

Trank

Tebasan Hiramekarei berhasil ditepis oleh Neji. Melihat hal itu, Chojuro melompat mundur, dan putaran Kaiten dari Neji berhenti. Memanfaatkan momentum itu, Chojuro mengeluarkan jutsunya.

"Suiton : Mizu dangan no Jutsu" Peluru air keluar dari mulut Chojuro dan mengarah ke Neji. Belum sempat Neji menghindar, peluru tersebut mengenai bahu dan kaki darinya.

"Ughhh" Neji melenguh kesakitan. Keseimbangan Neji terganggu dan berlutut. Melihat kesempatan menyerang, Chojuro berlari maju dan kembali menebaskan pedangnya. Betapa salahnya dia, Neji hanya berpura-pura terduduk dan kesakitan.

"Kau masuk dalam area ku." Ucap Neji. "Hakke Rokujoyon Sho"

Chojuro tak sempat menghindari serangan Neji dan terkena telak pukulan 64 titik tenketsunya. Pedang yang ada digenggamannya terlempar kesamping dan tubuhnya terdorong ke belakang menabrak dinding stadion.

Bruakkk

Bragg

Benturan keras terjadi dan membuat Chojuro hampir tak sadarkan diri. "Bagaimana bisa kau tak kesakitan saat terkena jutsuku?" Tanya Chojuro lirih.

"Aku melapisi tubuhku dengan chakra tipis sehingga membuatku terlindung dari seranganmu." Ucap Neji. Melihat Chojuro yang terkena serangan dari Neji dan tak bisa melanjutkan pertandingan, Genma memutuskan untuk mengumumkan pemenangnya adalah Neji Hyuuga.

"Takdir telah memutuskan siapa pemenangnya, Kiri-san." Ucap Neji sebelum pergi berjalan menjauh ke tempat peserta lain berada. Chojuro hanya diam dan kegelapan segera menghampiri kesadarannya. Medis segera masuk dan membantu Chojuro karena pertandingan berikutnya akan segera dimulai.

Di Bangku Penonton

"Lihatlah dia, Hanabi. Kau harus belajar darinya meskipun dia bukan dari klan utama."

"Hai, Tou-san."

Di Bangku Kage

"Mah cerdik sekali, Hyuuga itu. Chojuro masih harus banyak berlatih rupanya, menghadapi seorang Hyuuga dari jarak dekat adalah kesalahan fatal." Ucap Mizukage sembari menganggukkan kepalanya. Chojuro memang masih perlu banyak berlatih, apalagi dengan sifat pemalunya itu.

"Chojuro - san juga patut diapresiasi, dia mampu menggunakan salah satu pedang legendaris dari Kirigakure dengan baik. Bukan begitu, Kazekage-dono?"

"Khuu... benar sekali, Hokage-dono, Mizukage-dono." Tawa Kazekage.

Di Ruangan Peserta

"Merepotkan." Gerutu Shikamaru.

Lapangan

"Saaa... karena pertandingan pertama telah selesai, peserta berikutnya silahkan untuk turun ke arena." Riuh penonton kembali terdengar.

Temari yang merupakan peserta berikutnya segera melompat dari balkon dan menuju ke tengah lapangan. Sementara Shikamaru dengan malas berjalan menuruni tangga.

Beberapa saat kemudian Shikamaru tiba di tengah lapangan dan membuat Temari jengkel karena harus menunggu lawannya hadir.

"Kau membuatku menunggu, Nara"

"Merepotkan." Ucap Shikamaru "Merepotkan sekali harus melawan perempuan."

Perempatan muncul di dahi Temari karena ucapannya diabaikan. Terlebih menghinanya karena melawan perempuan merepotkan.

"Nah, kalian siap?" Tanya Genma pada mereka berdua.

(Cerita sama seperti Canon)

"Pertandingan dimenangkan oleh Temari karena Nara Shikamaru memutuskan menyerah"

"Merepotkan, setidaknya aku tak kan mendengarkan celotehan Kaa-san." Shikamaru beranjak dari lapangan. Temari hanya mendengus kesal karena merasa di remehkan, meskipun dirinya berhasil melaju ke babak selanjutnya.

Sorakan dari penonton membuat riuh area itu. Pertandingan yang ditunjukkan keduanya, apalagi Shikamaru, membuatnya pantas untuk dipromosikan sebagai seorang Chuunin.

"Pertandingan yang menarik, Nara - san menunjukkan kualitasnya sebagai seorang Chuunin, aku merekomendasikannya sebagai Chuunin." Ucap Mizukage.

"Benar sekali, Mizukage-dono. Khu..." Balas Kazekage. Hiruzen menganggukkan kepalanya, bisa dipastikan bahwa yang pertama mendapatkan promosi adalah Nara Shikamaru.

Di Lapangan

"Nah, karena pertandingan kedua telah selesai, maka kita lanjutkan ke pertandingan berikutnya." Ucap Genma

"Peserta Shino Aburame dan Sabaku Kankurou silahkan turun ke bawah."

'Sial, aku belum siap mengeluarkan kartuku.' Pikir Kankurou. "Maaf Wasit, aku memutuskan untuk menyerah."

"Buuuuu"

"Buuuu"

Sorakan tak suka terdengar dari para penonton karena ucapan Kankurou. Kankurou tak menggubris sorakan dari para penonton dan lebih memilih untuk diam. Shino yang menjadi lawannya hanya diam dan membenarkan kacamata hitamnya. Genma hanya menggelengkan dan melihat ke atas bangku Kage, meminta konfirmasi dari Sandaime. Ia menganggukkan kepala pada Genma.

Bangku Kage

"Khuuu... dengan begini kita bisa melihat pertandingan puncak dari Ujian Chuunin ini."

"Kau begitu bersemangat sekali menyaksikan pertandingan putramu, Kazekage-dono."

"Melawan salah satu keturunan terakhir Klan Uchiha akan membuat Gaara bersemangat... Khuu..."

Di Lapangan

"Nah, baiklah kalau begitu, kita lanjutkan ke pertandingan terakhir." Ucap Genma "Sabaku Gaara dan Uchiha Sasuke, silahkan turun ke lapangan"

Riuh suara penonton semakin ramai, karena pertandingan inilah mereka datang. Untuk menyaksikan pertarungan Uchiha terakhir melawan putra Kazekage.

Di Bangku Penonton

"Woooo, pertarungan ini akan sangat seru!"

"Benar sekali, Uchiha-san melawan Sabaku."

"Aku menaruh semua uangku pada Uchiha-sama."

"Cih, bisa - bisanya mereka menjadikan, Sasuke-kun sebagai bahan taruhan." Sakura mendecih kesal karena teman satu timnya dijadikan bahan taruhan untuk mereka.

"Tapi memang inilah cara agar menarik para penonton, terlebih ini merupakan pertandingan yang sangat dinantikan oleh semua yang datang kesini." Sergah Ino.

"Tapi, dimana Teme sekarang?" Kiba bertanya "Sejak awal pertandingan, ia tidak nampak."

"Dari yang ku dengar, Sasuke-kun sedang berlatih dengan Kakashi-sensei."

"Benar sekali, Dada rata." Suara itu terdengar sangat menjengkelkan bagi Sakura yang merasa tersinggung.

"Diamlah, Sai." Ucap Sakura ketus. "Lebih baik kau kunci mulutmu itu, sebelum ku hajar kau." Umpat Sakura. Orang yang bernama Sai hanya tersenyum dengan mata tertutup.

"Jadi bagaimana keadaanmu, Lee?" Chouji bertanya pada Lee yang terlihat masih mengenakan pakaian medis dan tangannya dibalut oleh perban.

"Aku baik - baik saja, Chouji-san." Jawab Lee tersenyum pada Chouji, meskipun dalam hatinya ia sakit karena harus berbohong. Tenten yang melihat hal ini hanya tersenyum sedih ke arah Lee.

"Lihat, siapa dia?" Tunjuk Ino.

Lapangan

Genma menunggu beberapa menit untuk kehadiran Uchiha Sasuke. Ia telah mendapat persetujuan dari Kage, untuk menunda dan sedikit menunggu keterlambatan Sasuke. Genma hanya menganggukkan kepalanya, yang sebenarnya menurut dia, Sasuke tidak benar datang terlambat dan tak masuk dalam kategori promosi seorang Chuunin. Tapi yah, sebagai seorang Uchiha terakhir, ia akan mendapat pengecualian. Terlebih daya tarik dari Ujian final kali ini adalah pertarungan antar keduanya.

Gaara yang sedari tadi sudah berada di lapangan hanya berdiri diam dengan mata tertutup.

'Ibu, menginginkan darahmu, Uchiha' Pikirannya hanya tertuju bagaimana caranya untuk menyiksa Uchiha terakhir.

Genma melirik dan melihat ke arah bangku penonton yang mulai tidak sabar karena pertandingan tidak segera dimulai. "Cih, akhirnya datang juga"

Pusaran angin dan daun muncul di tengah lapangan dan menampilkan Kakashi dan Sasuke yang mengenakan pakaian serba hitamnya.

"Maaf, apakah kami terlambat?" Tanya Kakashi tanpa bersalah.

"Hampir."

Kakashi menganggukkan kepalanya. "Nah, Sasuke, kurasa lawanmu sudah menunggu di sana." Tunjuk Kakashi "Jadi lakukan semua yang kau bisa." Kakashi kemudian menghilang dengan Shunsinnya

"Hn" Balas Sasuke.

"Oke, peserta Sasuke telah hadir, dengan begini apakah kalian siap?" Sasuke dan Gaara mengangguk kepalanya.

"Hajime" Genma segera menjauh. Riuh penonton yang tadinya tidak sabar berubah menjadi antusias karena pertarungannya akan segera dimulai.

"Ibu, menginginkan darahmu, Uchiha." Ucap Gaara, raut wajahnya menunjukkan orang yang sangat gila akan pertempuran.

"Hn" Sasuke membalas singkat. Tanpa berlama - lama, ia berlari kedepan untuk menyerang Gaara. Satu kaki ia ayunkan untuk menendang Gaara.

Syutt...

Tendangan Sasuke berhasil ditahan oleh pasir yang melindunginya. Sedikit terkejut serangannya berhasil ditahan, memanfaatkan momentumnya di udara, ia mengayunkan kembali satu kakinya, namun lagi lagi pasir berhasil menahannya. Kakashi berpesan padanya dan setelah melihat pertarungannya dengan Lee, membuatnya sadar bahwa pasir milik Gaara akan melindunginya dari serangan musuh secara otomatis.

"Usahamu sia - sia, Uchiha." Ucap Gaara. Melihat serangannya tak berhasil, Sasuke mengambil langkah mundur. Gaara yang melihat hal ini segera membalas menyerang dengan pasirnya. Pasir itu berusaha untuk menerjang Sasuke yang melompat menghindari pasir yang menjulur.

Syut

Syut

"Cih, aku tidak bisa mendekat jika seperti ini terus." Sasuke masih melompat menghindari serangan pasir milik Gaara. Ia segera pergi menjauh dan menjaga jarak dari jangkauan serangan pasir milik Gaara.

Sasuke mengeluarkan Kunai yang terikat kertas peledak. Ia akan membuat kesempatan dengan serangan ini. Dengan cepat ia melemparkan kunai tersebut.

"Kunai Kagebunshin no Jutsu" Kunai tersebut bertambah banyak dan terbang ke arah Gaara. Tangan pasir milik Gaara berhasil menghalau beberapa kunai namun ada beberapa yang berhasil lolos dan menuju ke arahnya. Gaara sedikit terkejut.

Boom

Boom

Ledakan terdengar dari serangan yang Sasuke pikir berhasil mengenai Gaara. Tanpa pikir panjang, Sasuke kembali maju untuk menyerang Gaara. Kepulan asap masih tercipta dari hasil serangan Sasuke. Namun betapa terkejutnya Sasuke, tangan pasir keluar dari asap itu dan berusaha menyerangnya. Sehingga membuatnya untuk melompat menghindar. Kepulan asap mulai menghilang dan memperlihatkan kubah pasir yang melindungi Gaara.

"Tadi itu hampir saja mengenaiku, Uchiha." Ucap Gaara. "Sekarang giliranku untuk menyerang"

"Suna Bunshin no Jutsu" Bunshin pasir muncul di depan Gaara dan langsung menyerang Sasuke. Terjadi adu Taijutsu di antara keduanya, namun karena Gaara yang tidak ahli dalam serangan taijutsu, membuat Bunshinnya dapat dikalahkan dengan cukup mudah oleh Sasuke.

"Butuh waktu lama untuk melawanku dalam adu Taijutsu, Sabaku." Ucap Sasuke dengan seringaiannya. "Apalagi dengan mataku ini." Mata Sasuke sudah tak berwarna hitam lagi, melainkan mata Sharingan dengan masing - masing 2 tomoe yang berputar perlawan.

Teriakan riuh dan heboh terdengar dari penonton yang menyaksikan Uchiha akan menggunakan Doujutsu nya.

Bangku Kage

"Khhuuii, sungguh menarik sekali, akhirnya Uchiha Sasuke membangkitkan Sharingannya." Ucap Kazekage.

Tempat Jonin

"Maa, tak kusangka Uchiha akan menggunakan doujutsu kebanggaannya sekarang." Ucap Guy.

Kakashi yang bersantai dan membaca bukunya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, meskipun tak terlihat karena tertutup oleh topeng.

Suatu Tempat

"Jadi itu doujutsu kebanggaan klan Uchiha, Kaa-san?" Tanya Naruto.

"Hai, mata sialan itu yang membuat mereka sangat arogan." Ucap Tsunade.

"Mah, aku jadi tak sabar untuk bertarung dengannya." Ucap Naruto bersemangat. "Ku dengar, Uchiha Sasuke menjadi Rookie of the Year di tahun ini."

"Akan ada waktunya, Naru-chan."

"Oink"

Lapangan

Gaara menunjukkan seringaian sadisnya melihat Sasuke yang juga mulai bersemangat dengan pertempurannya.

Syutt

Syutt

Shuriken yang dilempar Sasuke berhasil Gaara tahan dengan Suna Bunshin yang kemabli muncul di hadapan Gaara. Sasuke kembali datang menyerang namun tangan pasir Gaara berusaha untuk menghadang. Dengan bantuan Sharingan, Sasuke dapat memprediksi gerakan pasir milik Gaara dan membuatnya mencari jalan paling efisien untuk mendekat ke arah Gaara.

Sasuke semakin semakin mendekat, namun tak seperti sebelumnya, dengan kecepatannya sekarang, ia melompat dan mengayunkan kakinya untuk menendang Gaara. Pasir Gaara yang masih dalam mode menyerang tak sempat untuk melindungi tuannya.

Krak

Tendangan Sasuke mengenai tubuh Gaara, namun Sasuke terkejut karena retakan yang muncul adalah pasir.

"Tak semudah itu kau melukaiku, Uchiha."

"Cih" Sasuke mendecih kesal karena serangannya gagal lagi mengenai Gaara.

Tangan pasir Gaara berusaha menangkap Sasuke namun dengan sigap ia menghindar dan menjauh. Sasuke kesal karena beberapa serangannya tak bisa melukai Gaara, apalagi ia tak bisa mendekat dengan mudah karena pasir sialannya itu selalu melindunginya. Ia berpikir, dengan serangan kunainya tadi Gaara akan membuat kubah pasir.

"Mungkin bisa berhasil." Gumam Sasuke

Tak perlu berlama - lama, Sasuke merapalkan segel tangan.

"Katon : Goukakyu no Jutsu." Jutsu api keluar dari mulut Sasuke dan menuju ke arah Gaara. Gaara yang melihat serangan datang segera membentuk kubah pasir.

Bangku Kage

"Sangat menghibur, Uchiha - san menunjukkan beberapa jutsu yang mengagumkan untuk sekelas Genin."

"Dia dilatih oleh Sharingan no Kakashi, jadi sangat wajar dengan hal itu... Ne, Hokage-dono?"

Hiruzen sedikit mendelikkan matanya ke arah Kazekage. "Benar sekali, Kazekage-dono. Tapi anakmu juga menunjukkan pertahanan dan kemampuan yang baik."

"Khu... Khu..." Kazekage tertawa.

Lapangan

Serangan api milik Sasuke mengenai kubah pasir Gaara. Gaara yang ada di dalamnya mulai merasa kepanasan akibat temperatur yang naik karena pasirnya.

"Cih" Gaara mendecih kesal. Kemudian, ia terkejut mendengar suara percikan dan decitan burung.

Crit

Crit

Tempat Jonin

"Oi, oi Kakashi, apa kau tidak berlebihan mengajarkan muridmu Jutsu itu?" Asuma sedikit terkejut melihat Sasuke mengeluarkan Jutsu milik Kakashi.

"Kau terlalu berlebihan, Kakashi." Ucap Kurenai.

"Yosh, Sasuke-kun menunjukkan semangat mudanya" Timpal Guy. Sedangkan Kakashi hanya diam saja meneruskan membaca buku.

Suatu Tempat

"Woaaahhhh, jutsu apa itu, Kaa-san?" Tanya Naruto.

"Itu jutsu khas dari Sharingan no Kakashi, Raikiri. Tapi kurasa itu versi lain darinya." Jawab Shizune.

"Untuk seorang Genin dan bisa mengeluarkan justu elemen adalah suatu pencapaian." Ucap Tsunade, meskipun dengan nada sinis karena secara tak langsung memuji seorang Uchiha.

"Ia mendapatkan fasilitas sebagai seorang Uchiha." Naruto menganggukkan kepalanya.

Lapangan

Sasuke memasang kuda kuda berlari. Setelah ia melepaskan jutsu api nya tadi, ia segera membuat Chidori dan siap menyerang.

'Ini kesempatan terakhirku untuk mengalahkan Gaara.' Pikir Sasuke. Melihat serangan apinya ditahan oleh kubah pasir Gaara, tanpa berlama, ia berlari kencang dan siap menghunuskan Chidorinya ke arah Gaara.

Cripp

Brusshhhj

Chidori itu menembus kubah pasir milik Gaara. Sasuke tersenyum sadis karena mendengar raungan kesakitan dari Gaara dan serangannya berhasil mengenainya.

"Arhhhhhggggjhhhhh" Gaara meraung kesakitan karena terkena chidori milik Sasuke.

"Apa ini? Darah!!!" Gaara meraung, mengetahui darahnya keluar akibat serangan Sasuke. "Sialan kau, Uchiha. Akan ku bunuh kau." Teriak maniak Gaara. Sasuke mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pasir Gaara.

"Guhhh" Sasuke meringis kesakitan namun berhasil melepaskan diri dari pasir Gaara.

Syutty...

Duar

Duar

Suara keras membuyarkan Sasuke dari rasa sakitnya. Ia melihat sekeliling stadion dan mendapati para penonton yang tertidur dan kepulan asap membumbung tinggi dari beberapa titik di desa.

Trank...

Genma menahan serangan seorang shinobi Oto yang berusaha menyerang Sasuke.

Temari dan Kankurou yang melihat kesempatan untuk kabur, segera mendekat ke arah Gaara yang tak sadarkan diri lalu membawanya pergi.

"Pergilah, kejar mereka." Genma menyuruh Sasuke untuk mengejar mereka bertiga yang kabur. "Desa sedang di serang oleh Oto dan Suna." Sasuke yang sudah mengetahui sedikit keadaan sekitar segera menganggukkan kepalanya. Ia berlari dan mengejar musuhnya yang kabur. Shino yang melihat hal itu mengikuti Sasuke. Ia belum bertarung melawan Kankurou jadi ini mungkin menjadi kesempatannya.

Atap Stadion

Setelah ledakan besar tadi, kubah pelindung berwarna ungu muncul di atap stadion.

"Apa maksudnya ini, Kazekage-dono?" Hiruzen menatap Kazekage.

"Khu.. khu... apa kau sudah lupa dengan murid kesayangan mu ini, Sensei?" Jubah yang dikenakan Kazekage ia lepas dan menampilkan sosok Orochimaru. Murid Hiruzen yang berkhianat terhadap desa.

"Sudah waktunya aku membalas dendam dan menghancurkan desa Konoha."

"Sungguh aku sangat kecewa padamu, Orochimaru." Hiruzen melepaskan jubahnya dan terlihat ia telah siap mengenakan pakaian bertempurnya. Murid yang dulunya merupakan seorang jenius dan menjadi kebanggaannya ini mengambil jalan yang salah dan Hiruzen menyesalinya karena tak berhasil untuk mencegahnya. Ia melihat sekeliling dan sadar bahwa dirinya terkurung di dalam kubah pelindung.

"Nee, Sensei, mari kita berpesta." Orochimaru menyeringai sadis dan menyerang ke arah Sandaime. Sandaime bersiap dengan kuda kudanya.

Di lain tempat

Trink

Trink

"Seranganmu sia sia, Mizukage." Guren menangkis serangan Mizukage dengan elemen Shoton nya.

Ketika ledakan itu terjadi, Kazekage langsung menyerang ke arah Hokage dan mereka akhirnya tiba di atap stadion. Melihat hal itu, Mizukage hendak membantu Hokage namun di hadang oleh perempuan pengguna Shoton berambut biru di depannya ini. Balkon tempat mereka duduk tadi menjadi medan pertempuran keduanya.

"Tak perlu kau risaukan, Hokage, Mizukage." Ucap Guren. "Orochimaru-sama akan membereskannya." Ucap Guren. Tugasnya di sini adalah mengulur waktu dan menahan Mizukage. Sebenarnya, Orochimaru-sama tak menduga akan adanya kehadiran Mizukage. Tugas awal Guren yang semula hanya menghancurkan fasilitas dan mengincar aset penting desa, harus bergeser untuk menghadang Mizukage agar tak mengganggu pertempuran Hokage dan Orochimaru-sama.

"Nah sekarang mari kita bertarung." Guren memasang kuda kuda dan merapalkan segel tangan.

"Shoton : Kurisutaruhando" Tangan Guren diselimuti oleh kristal berwarna pink dan menyelebungi seluruh tangan darinya.

"Yotton : Chigiri" Uap panas keluar dari mulut Mei dan melaju kearah Guren yang merangsek ke depan.

Truss

Tress

Guren menyilangkan kedua tangannya untuk memblokir serangan Mei. Melihat serangannya digagalkan, Mei ikut maju dan terjadi adu Taijutsu selama beberapa saat.

Bughhh

Mei yang lengah terkena hantaman tangan kristal Guren dan membuat terdorong ke belakang.

"Guh" Mei melenguh kesakitan. Masih memiliki kesempatan menyerang, Guren kembali mengayunkan tangannya untuk memukul Mei. Namun Mei dengan cepat menghindar dan merapalkan segel tangan.

"Yoton : Iwa no Katamari" Bola api lawa muncul dari mulut Mei dan menghujam ke arah Guren. Guren menyilangkan kedua tangannya kembali namun tangan kristalnya tak mampu menahan serangan bertubi dari Mei.

"Cihh" Guren melompat mundur untuk menghindari serangan lainnya yang masih berlanjut.

"Pertarungan ini akan merepotkan." Mei melihat sekitar dan mendapati bahwa desa Konoha sedang dalam bahaya besar. Pertempuran terjadi di mana - mana dan di kejauhan terlihat ular raksasa berkepala tiga sedang berhadapan dengan katak raksasa dan siput raksasa.

"Jangan alihkan pandanganmu pada pertarungan lain, Mizukage."

"Shoton : Yari no Jutsu." Tombak kristal Guren lemparkan pada Mei. Dengan cepat ia menghindar dan merapal segel untuk membalas serangan Guren.

"Yotton : Fushoku-sei no kiri" Kristal mengenai justu Mei dan melebur. Baru pertama kali baginya melawan pengguna kekkai genkai Shoton, yang menurut rumor memiliki ketahanan yang sama dengan Mokuton.

"Guh, merepotkan."

xXx

"Haciaw" Shikamaru yang saat ini berhadapan dengan beberapa shinobi dari Oto bersin dengan cukup keras.

"Merepotkan."

"Jangan mengeluh, Shika." Ucap Chouji "Musuh kita masih cukup banyak."

Shikamaru ada dibangku penonton untuk mengecek keadaan ketika ledakan itu terdengar dari bangku Hokage. Selain itu, ketika dia ada di sana, ada seseorang yang menggunakan genjutsu untuk membuat para penonton tertidur. Beberapa dari teman angkatannya berhasil tertangkap genjutsu, namun tidak baginya, ia bisa melepaskan pengaruh genjutsu itu. Namun karena merepotkan ia berpura - pura pingsan seperti temannya yang lain.

Saat melakukan aksinya, Shikamaru tetap sadar dan mengamati keadaan sekitar. Beberapa temannya terperangkap sampai akhirnya ada seorang anak yang seumuran dengannya dengan surai pirang pucat beraksen merah datang menyadarkan yang terperangkap pada genjutsu.

Ia melihat sosok itu dan mengingat siapa orang itu sebenarnya, ingatannya di bawa ke masa kecil dengan seorang anak bernama Naruto dengan ciri ciri seperti itu.

"Jadi, Nara-san. Akan sampai kapan kau berpura - pura pingsan?" Ucap Naruto

"Cih, merepotkan."

"Hei, kau Naruto kan??" Tanya Chouji yang akhirnya sadar dari perangkap Genjutsu.

"Yupsss... Halo Semuanya."

"Dari mana saja kau, Kau tak pernah menampakkan diri sejak saat itu, Terlebih kau tak masuk akademi." Ino bertanya pada Naruto. Pertanyaan Ino tak dijawab oleh Naruto dan membuatnya menggerutu.

Sakura yang masih berusaha untuk mengumpulkan kesadaran coba mengamati keadaan sekitar. "Apa yang terjadi, Kakashi - sensei?" Sakura bertanya pada Kakashi yang datang dengan Guy untuk memastikan keadaan. Sakura sendiri sedikit ketakutan melihat shinobi bertarung di sekelilingnya.

"Konoha di serang oleh aliansi Suna dan Oto." Jawab Kakashi sembari menghalau serangan dari salah satu Shinobi Oto. "Saat ini Hokage dan Mizukage sedang berhadapan dengan pimpinan musuh." Tunjuk Kakashi ke arah kubah ungu di atas stadion.

"Ughhhh" Kiba baru tersadar dari genjutsu.

"Untuk sekarang, aku tugaskan kalian untuk pergi dan amankan keadaan sekitar. Bantu para warga desa untuk evakuasi ke tempat aman."

"Merepotkan." Ucap Shikamaru. Chouji, Ino, Kiba, Sakura dan Shikamaru segera berangkat sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya.

"Hei, dimana Naruto?" Tanya Ino.

"Entahlah."

Naruto yang tadinya bersama mereka segera pergi melihat Sasuke dan Shino berusaha mengejar Sabaku bersaudara. Kemungkinan akan kembali terjadi pertempuran di antara keduanya. Selain itu juga, ia diperintahkan Kaa-sannya untuk berguna dalam keadaan genting seperti ini.

Kakashi dan Guy, setelah memerintahkan para Genin untuk melakukan evakuasi pada warga desa Konoha, segera kembali bertarung dan menyerang para Shinobi Oto dan Suna.

"Yosh, Kita berlomba di sini Kakashi." Kata Guy penuh semangat. Kakashi hanya bergumam membalas perkataan semangat Guy.

xXx

"Cih mereka tidak berhenti mengejar." Kankurou yang memapah Gaara yang masih meracau dan tidak stabil, menggerutu melihat Sasuke dan Shino mengejar mereka.

"Temari, cepat bawa Gaara ke tempat pertemuan." Kankurou menghentikan laju nya dan menyerahkan Gaara pada Temari. "Aku menghambat mereka."

Temari menganggukkan kepalanya dan segera melesat pergi, membawa Gaara. "Kembalilah dengan selamat, Kankurou."

Brughh...

Kankurou melepaskan bawaannya yang sedari tadi dia gendong. Ia menghadap ke arah Sasuke dan Shino yang berhenti, melihat lajunya dihadang oleh Kankurou.

"Kalian tak akan kubiarkan lewat."

"Kejarlah mereka Uchiha-san, aku akan menghadapinya." Shino maju ke depan untuk menghadapi Kankurou. Dia merasa belum puas karena mereka tadi tak jadi bertarung, jadi sekaranglah saatnya.

"Hn" balas Sasuke. Ia lalu pergi menjauh dan mengejar Temari dan Gaara. Melihat Sasuke hendak pergi, Kankurou melemparkan kunai.

Syutt

Trank

"Lawanmu adalah aku, Suna - san."

Syut

Syut

Naruto lewat begitu saja tanpa mempedulikan Shino dan Kankurou. Ia yakin bahwa Shino bisa mengalahkan Kankurou, sehingga Naruto melanjutkan pengejarannya terhadap Sasuke dan Gaara.

"Grahhh" Gaara menggeram marah. "Dimana, Uchiha sialan itu?"

"Tenangkan dirimu, Gaara." Temari mencoba menenangkan Gaara yang mulai sadar.

"Diamlah, Temari." Ucap Gaara keras. "Sekarang berhentilah, aku ingin menghadapi Uchiha itu sekali lagi."

"Taa...p" Belum sempat Temari mengucapkan perkataannya, Gaara memberontak dari rangkulan Temari dan membuat mereka kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Ugh" Temari melenguh sakit. Gaara masih menggeram marah. Terlihat pasir di sekitarnya berputar mengelilingi tubuh Gaara.

Sasuke yang berhasil mengejar mereka berdua berhenti di atas pohon. "Akhirnya terkejar juga."

Temari yang melihat Sasuke datang segera bangkit dari posisinya dan bersiap dengan kipasnya.

"Menyingkirlah Temari, Kau menghalangiku." Temari yang hendak protes mengurungkan niatnya. Ia menoleh ke arah Gaara dan melihat setengah bagian dari tubuhnya sudah berubah menjadi Ichibi. Seringaian kejam terpatri di wajah Gaara yang membuat Temari ketakutan. Dia memang kakak dari Gaara, sudah sepantasnya ia melindungi seorang adik, namun dalam hatinya masih ada rasa ketakutan pada Gaara karena adanya Ichibi yang tersegel di tubuhnya.

"Kita lanjutkan, pertarungan tadi, Uchiha." Ucap Gaara. "Akan kubuktikan keberadaanku dengan mengalahkanmu." Tawa jahat Gaara bergema di hutan itu.

"Hn." Ucap datar Sasuke, meskipun tadinya ia sedikit terkejut dengan perubahan yang terjadi pada Gaara. Ia masih percaya diri dengan kemampuannya dapat mengalahkan Gaara, meskipun entah perubahan apa yang terjadi pada Gaara. Kakashi juga memberitahu kalau musuhnya ini merupakan seorang Jinchuriki. Jadi ia berpesan untuk pergi atau segera mencari bala bantuan ketika Ichibi menunjukkan diri. Entah percaya diri atau kesombongan seorang Uchiha yang ada pada Sasuke saat ini.

"Pergilah, Temari."

"Taapi, Gaara..." Temari tak sempat menghindar dan terkena ayunan tangan pasir Gaara dan membuatnya terlempar serta membentur pohon. Temari kehilangan kesadaran meninggalkan Gaara dan Sasuke yang akan berhadapan kembali.

Syut

Naruto datang dan menjaga jarak dengan pertarungan Gaara dan Sasuke. Ia mengamati mereka berdua dan terlihat Sasuke mulai kesusahan dalam mengimbangi serangan Gaara. Beberapa kali Sasuke berhasil mendaratkan serangan ke Gaara, namun pasir milik Gaara selalu berhasil menangkis dan melindunginya.

Mata Naruto mengamati keadaan sekitar dan melihat Temari yang tak sadarkan diri, tak jauh dari tempat mereka bertempur.

"Huh, kurasa ia perlu bantuan." Naruto merapal segel dan muncul Kagebunshin yang mirip dengannya.

"Bawa dia ketempat yang aman dari pertempuran ini."

"Baik, boss.!" Kagebunshin segera melesat ke arah tubuh Temari yang tak sadarkan diri dan segera membawanya pergi menjauh dari tempat pertarungan.

Cripp

Brussshh

Chidori milik Sasuke berhasil mengenai tubuh pasir Gaara dan membuatnya meraung kesakitan. Bagian tubuh pasir Gaara melebur, namun hal itu membuat Gaara semakin marah dan maniak. Sasuke segera menjauh dan terlihat seringaian di bibirnya, karena serangannya berhasil mengenai Gaara.

"Guhh" Meskipun demikian, Sasuke yang menjauh jatuh terduduk. Kakashi berpesan padanya bahwa saat ini, ia hanya boleh menggunakan Chidori sebanyak dua kali, karena tubuhnya yang masih belum kuat.

'Cih, chakraku hampir habis karena jutsu yang aku gunakan tadi dan sekarang.' Ia melihat ke arah Gaara yang masih kesakitan, namun matanya melebar melihat pasir berkumpul kembali ke tubuh Gaara dan menyelimutinya.

"Ha ha ha." Tawa jahat Gaara kembali terdengar. Perubahan Gaara telah selesai dan memperlihatkan mini Ichibi dengan ekor satu yang menari di belakang tubuhnya.

Gaara tertawa maniak dan melihat ke arah Sasuke yang masih terduduk. "Kau akan ku bunuh di sini, Uchiha." Gaara langsung melesat maju dan mengayunkan kedua tangannya untuk menghantam Sasuke.

Sasuke yang melihat serangan datang berusaha sekuat tenaga untuk menghindar. Namun karena kelelahan yang dirasakan tubuhnya membuatnya sedikit lambat menghindar dan terkena serangan Gaara.

Duakk

Brugh

Sasuke terbang dan membentur pohon. Tak memberi Sasuke kesempatan untuk bersiap, Gaara kembali datang menyerang dan mengayunkan ekornya untuk menyabet Sasuke. Namun sebelum ekor itu mengenai Sasuke yang meringis kesakitan dan siap menerima serangan, Naruto menampakkan kehadirannya dan menendang Gaara, membuatnya terdorong ke belakang.

Merasa ia tak menerima serangan, Sasuke membuka mata dan melihat ke arah seseorang yang berdiri di depannya.

"Siapa Kau?"

"Mah, harusnya kau berterimakasih dahulu, Uchiha." Jawab Naruto yang pada posisi bersiap karena Gaara terlihat kembali akan menyerang. "Sebaiknya kau pulihkan dulu lukamu."

"Menyingkirlah, ini pertarunganku dengannya." Naruto melirikkan matanya ke arah Sasuke yang berusaha berdiri.

"Arogansimu memang menyebalkan."

"Jangan palingkan pandanganmu dari musuhmu, Sialan." Teriak Gaara. "Tonde iru suna no te" Tangan pasir Gaara yang cukup besar terbang ke arah mereka. Naruto yang melihat ini segera menghindar namun tidak dengan Sasuke yang terkena serangan tersebut dan membuatnya terperangkap.

"Guh" Sasuke meringis kesakitan akibat himpitan tangan pasir dan batang pohon.

"Hanya seginikah kemampuanmu, Uchiha?" Tanya Gaara, "Sungguh mengecewakan." Gaara kemudian melirik ke sosok baru tadi. "Tendanganmu cukup sakit. Tak peduli siapa dirimu, kalian berdua akan ku bunuh" Gaara tertawa maniak dan segera menyerang ke arah Naruto.

"Mah ini akan merepotkan."

xXx

Ketika ledakan dan serangan dari shinobi Oto dan Suna di mulai. Tsunade langsung memerintahkan Naruto pergi dan membantu para penonton yang terkena genjutsu. Ia percaya dengan kemampuan Naruto saat ini, ia akan dapat membantu. Tsunade yang melihat keadaan semakin kacau segera ikut bergabung ke pertempuran. Dengan cepat ia memanggil Katsuyu karena melihat ular berkepala tiga hendak masuk ke dalam desa, dan memerintahkan Katsuyu untuk menghalanginya. Shizune sendiri yang hendak membantu Tsunade, dihalangi oleh Baki sehingga membuatnya tertahan dan harus melawan Baki.

Setelah ia memanggil Katsuyu, Tsunade segera ke arah atap stadion dimana terjadi pertempuran antara Senseinya dengan pimpinan musuh.

Syut

Syut.

Tsunade yang tengah berlari melompat menghindari senbon yang hendak mengenainya.

"Cih, Merepotkan."

"Kau tak akan kubiarkan mengganggu pertarungan, Orochimaru-sama dengan Hokage, putri Tsunade."

"Jadi ini ulah, Orochi-teme? Menyingkirlah sekarang atau akan ku bunuh kau." Tsunade marah karena ia dihalangi oleh Kabuto. Kabuto bersiap, dan pendar biru muncul di tangannya.

"Bersiaplah, Kimimaro." Ucap Kabuto. "Kau harus berguna untuk Orochimaru-sama."

"Hanya dengan inilah, aku bisa berguna baginya." Kimimaro segera berlari ke arah Tsunade diikuti oleh Kabuto. Tugas Kabuto dan Kimimaro di sini adalah mengulur waktu dan menghambat Tsunade sampai Orochimaru menyelesaikan pertempurannya. Meskipun akan cukup sulit karena lawannya adalah salah satu dari legenda Sannin, sama seperti tuannya.

Tsunade bersiap dengan kuda - kuda bertarungnya. "Ku harap, kau baik-baik saja Sensei."

xXx


And Wrap...

Penjelasan dan Back Storynya akan berjalan seiring berjalannya Cerita. Lalu, saya menulis hanya sekedar mengisi waktu, jadi mohon bersabar jika tidak akan konsisten dalam update.

Terimakasih. Have a Nice Weekend.