Kemunculan orang misterius itu membuat Ino terkejut. Untung saja refleksnya bagus, meskipun sempat mundur dua langkah, Ino tak sampai terjatuh ke belakang. Kalau saja Ino membawa kantong ninjanya, sudah pasti ia akan mengambil sebuah kunai untuk berjaga-jaga. Sayangnya sebelum meninggalkan penginapan, Ino lebih dulu mengganti seragam ninja kebanggaannya menjadi pakaian santai dengan bahan dasar katun berwarna jingga dan celana putih di bawah lutut.

"Aku sama sekali tidak mengenalmu, tetapi kenapa kau bisa berkata seperti itu?" tanya Ino kebingungan.

Saat ini Ino tampak seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Toko yang ia datangi tidak ramai, hanya ada dua sampai tiga orang saja ada di toko itu, tetapi Ino merasa dirinya menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Orang misterius itu berhasil menarik perhatian pemilik toko dan pengunjungnya. Ia tiba-tiba datang dan berteriak dengan suara lantangnya. Seperti tahu malu, orang misterius itu mengatakan sesuatu yang buruk kepada Ino. Ino yang tak tahu apa-apa hanya bisa mematung di tempat sambil menatap kebingungan ke arah pria misterius itu.

"Tch! Pergi, Bodoh! Masih ada cukup waktu bagimu untuk pergi dari Kazekage bocah itu!" cibir orang misterius itu.

Samar-samar Ino mendengar orang lain berbisik di belakangnya. Mereka sedang membicarakan Ino.

"Oh, jadi rumor itu benar? Kazekage benar-benar ingin menikahi gadis dari luar desa?"

"Oh, itu orangnya. Seperti bukan tipe Kazekage. Bukankah gadis yang dulu berambut hitam pendek? Lihat penampilannya. Jauh sekali. Yang ini terlihat seperti gadis biasa."

"Aku rasa dia bukan dari keluarga bangsawan."

"Setidaknya jika bukan keturunan bangsawan, dia bisa menyesuaikan diri dengan status Kazekage sebagai orang nomor satu di Negara Angin. Apa dia tidak malu?""

"Tapi dia tidak terlalu buruk. dia gadis yang cerah untuk seorang Kazekage yang memiliki masa lalu mengerikan."

Telinganya bedengung ketika mendengar bisik-bisik penduduk desa itu. Mau tidak mau ia menoleh meski hanya beberapa detik saja. Ia tak berani berekspresi sengit karena tak mau memperlihatkan citra jelek setelah omongan-omongan buruk yang ia terima.

Setelah lima detik kemudian, Ino kembali melihat ke depan. Sejenak Ino mengamati penampilan sosok misterius di hadapannya itu. Tanpa harus melihat wajahnya, Ino sudah tahu jika orang misterius itu adalah seorang pria dewasa. Suaranya sedikit berat dan serak. Mungkin pria misterius itu seumuran dengan Inoichi jika masih hidup.

"Kau telah ditipu oleh Kazekage! Beraninya dia ingin menikah sementara dia tidak bisa menepati janjinya untuk melindungi pu— Akh!"

Trak trak trak! Belum sempat pria misterius itu menyelesaikan perkataannya, sebuah kugutsu tiba-tiba menyeretnya mundur dari ambang pintu toko yang disinggahi Ino.

Setelah terseret lumayan jauh dari emperan toko, kugutsu bernama Kuroariberhasil mengurung pria misterius itu. Kini pria misterius itu hanya bisa berteriak sambil memukuli perut Kuroari –meminta dikeluarkan dari kugutsu itu.

"Kankurou-san!" seru Ino.

Ino hendak menghampiri Kuroari puppet, tetapi dua jounin Sunagakure lebih dulu menahan kedua lengannya.

"A-apa?! Apa yang kalian lakukan?" tanya Ino sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeraman dua jounin itu.

Sekarang... Ino terlihat seperti seorang penjahat yang ditangkap karena telah membuat keributan di hari yang menjelang sore itu.

"Ino-sama, anda tidak seharusnya mendengar ucapan seorang pemberontak," ucap salah satu jounin.

"Dia bukan penjahat. Dia hanya ingin memberitahu sesuatu!" teriak Ino.

Ah! Bagaimana mengatakannya? Saat ini kesabaran Ino sudah habis. Ia tidak lagi menjaga image-nya di depan shinobi Sunagakure. Ia hanya benci ketidaktahuannya saat ini. Seolah orang-orang di desa gersang itu menyimpan sebuah rahasia besar yang tidak diketahui oleh Ino. Parahnya, seperti hanya Ino saja yang tidak tahu.

Pria misterius itu tidak menyerah. Selain memukuli perut Kuroari, ia kembali berteriak dengan suara seraknya. Jika dilihat dari staminanya, pria misterius itu bukan seorang shinobi.

"Menjauh dari Kazekage jika kau tidak ingin berakhir tragis seperti put— Argh!" Lagi-lagi pria misterius itu tidak dapat menyelesaikan ucapannya.

Kankurou lebih dulu menggerakkan kugutsu lainnya. Kali ini giliran kugutsu bernama Karasu yang menyerang. Karasu adalah kugutsu milik Sasori yang kemudian digunakan oleh Kankurou. Boneka itu merupakan penyerang agresif yang digunakan khusus untuk mengeksekusi lawannya. Sesuai dengan arahan Kankurou yang menggerakkan kugutsu itu, salah satu tangan Karasu terlepas dari tubuhnya lalu mengarah ke Kuroari dan berhasil menusuk tubuh lawan yang terperangkap di perutnya.

"Tidak!" teriak Ino.

Ino membelalakkan kedua matanya. Sekarang ia tahu jika setiap desa memiliki caranya sendiri untuk menyerang seseorang yang dianggap musuh. Shinobi Sunagakure seperti terbiasa menghabisi musuhnya secara langsung. Tak sampai menunggu diinterogasi ataupun dijatuhi hukuman seperti halnya yang dilakukan shinobi Konoha, Sunagakure memilih untuk menghabisi langsung musuhnya.

"Ino, dia telah menghina Kazekage. Seorang pengkhianat pantas dihukum," ujar Kankurou.

Ino tak lagi melawan dua jounin yang mengunci pergerakan kedua tangannya. Seketika ia kembali mematung di tempat. Yang ia tahu, pedang di seluruh tangan dan kepala Karasu memiliki racun. Pantas saja tidak ada teriakan lagi, pasti pria misterius yang terperangkap di perut Kuroari sudah tak sadarkan diri... atau bahkan mati.

"Kau benar-benar membunuhnya, Kankurou-san?" tanya Ino setelah ia berhasil menguasai dirinya dari keterkejutan.

"Ini hanya racun biasa, tetapi jika tubuhnya tidak kuat menahan reaksi racun, dia bisa mati," jelas Kankurou.

Ino hampir menganga mendengar penjelasan Kankurou. Ia pikir setelah Perang Dunia Shinobi Keempat selesai, sifat kejam manusia ikut menghilang. Akan tetapi, sampai detik ini ia masih melihat sisi kejam dari seorang shinobi. Sampai kapan lagi Ino harus menunggu? Mana perdamaian yang selalu dikoar-koarkan? Ayah dan pamannya rela mati saat perang demi perdamaian, tetapi sejauh ini tak sedikitpun tampak ketentraman di Sunagakure. Negara Angin masih sangat asing bagi seorang Ino Yamanakan. Gaara sepertinya gagal menyadarkan para shinobi untuk berdamai. Buktinya, kakaknya sendiri tidak bisa menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lembut dan wajar, begitu pikir Ino.

"Tolong lepaskan aku," pintu Ino kepada dua jounin jounin yang masih betah menahan kedua lengannya.

Permintaan itu tidak diindahkan oleh kedua jounin itu. Mereka masih menahan tangan Ino sampai akhirnya Kankurou memberi isyarat untuk melepaskan Ino.

"Ino, bersiaplah. Acara perjamuan akan segera dimulai. Gaara akan menjemputmu di penginapan," kata Kankurou saat Ino berjalan melewatinya.

Ino menghela napasnya sejenak bersamaan dengan langkah kakinya yang terhenti di belakang Kankurou.

Yang Ino rasakan saat ini adalah bimbang. Belum lama ia singgah di Sunagakure, tetapi gadis itu sudah merasa tidak betah. Rasa-rasanya ia berniat untuk kabur dan menghindari permintaan Gaara yang ingin menikahinya. Ia tidak bisa diam dan tinggal di desa itu disaat pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan.

"Siapa pria misterius itu? Kenapa dia memperingatiku seperti itu? Lalu, orang-orang itu... membicarakan tentang siapa? Aku dan... siapa?" batin Ino.

Tanpa sadar Ino mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ada banyak hal yang tidak diketahui Ino. Gaara atau calon suaminya itu memiliki sebuah rahasia besar. Ini sangat mengganggu Ino.

"Nee, Kankuro-san... sepertinya aku menolak untuk menikah dengan Gaara," ujar Ino berterus-terang.

-to be continued-

Jjajang! Gimana-gimana? Maaf, ya, kayaknya aku masih akan membiarkan teman-teman penasaran. Karena satu chapter hanya 1k kata, jadi rasanya kayak lama banget, 'kan? Gomen-gomen! Aku juga tidak bisa menjamin akan ada banyak scene romatis yang tebel. Jadi untuk beberapa chapter ke depan akan ada adegn romantis, tapi tipis-tipis. Kalian tahu, 'kan, kalau aku bikin canon setting, pasti romance-nya dikit dan tipis. Tenang-tenang, bukan berarti aku tidak suka, ya. Pasti bakalan ada, kok. Soalnya aku suka GaaIno, peace!

By the way, aku mengucapkan terima kasih sekali lagi karena masih banyak banget yang baca karyaku ini. Mulai minggu depan, aku update 2x seminggu, ya. Harinya aku masih bingung apa dan apa.

Sayumi takahashi: Siap, Kak! Aku akan berusaha keras! Terima kasih banyak.

zielavienaz96: Kenapa ya kira-kira? Gaara masih belum mau muncul, nih. Maklum, Kazekage sibuk eheheh. Matsuri kayaknya cemburu, deh. Iya, 'kan?

BngJy: Wah, terima kasih ya, Kak! Terima kasih sudah bersedia menunggu.

Azzura yamanaka: Siap-siap, Kak.

Guest (1): Siap, Kak.

Guest (2): Happy ending tidak, ya?

See you next chapter~