Sorakan bersemangat memenuhi EXO High School bahkan sebelum festival secara resmi dimulai. Acara pertama adalah sambutan yang disampaikan oleh kedua kepala sekolah dan dilanjutkan dengan beberapa laporan dari penanggung jawab acara. Setelah acara resmi dibuka, para murid pun langsung berhamburan memulai kegiatan kelas dan ekstrakurikuler.
Sebagai anggota OSIS yang memastikan kelancaran acara, Baekhyun tidak punya waktu untuk ikut bersenang-senang bersama teman sekelasnya. Padahal dia juga ingin menikmati quiz show berhadiah yang telah disiapkan kelasnya.
Sekarang pun Barkhyun tidak bisa beranjak dari belakang panggung. Ia harus memastikan bahwa para penampil tidak mengalami masalah saat manggung.
Baekhyun tersenyum bangga setelah klub paduan suara turun dari panggung. Ia segera menghampiri Kyungsoo yang juga berjalan ke arahnya.
"Sebelum tampil kau tidak ada tegang-tegangnya, dan setelah tampil pun kau tidak ada lega-leganya. Kau sebenarnya niat tampil tidak sih?" Baekhyun bercanda pada sahabatnya itu.
Kyungsoo tidak menanggapi perkataan Baekhyun karena menurutnya itu memang tidak perlu. Ia hanya menerima botol minum yang diberikan Baekhyun padanya dan meminumnya hingga habis setengah.
Penat berdiri, Kyungsoo pun mengajak Baekhyun untuk duduk. Mereka terus mengobrol meskipun Baekhyun lah yang lebih banyak berbicara. Ya, sama seperti ketika Chanyeol bicara dengan Baekhyun, tapi kali ini Baekhyun yang mengambil peran Chanyeol.
"Ah, ngomong-ngomong," Kyungsoo memulai topik baru, "apa kau belum bicara dengan Chanyeol hari ini?"
"Sudah kok," balas Baekhyun, "kami penanggung jawab acara, tidak mungkin tidak saling bicara."
Kyungsoo menggeleng. "Bukan tentang kerjaan," katanya dan kembali minum seteguk dan melanjutkan perkataannya. "Kupikir dia akan membicarakan suatu hal yang lain denganmu. Semalam dia banyak tanya dan sangat menggangguku, jadi aku suruh saja dia untuk bertanya langsung padamu."
Baekhyun ber'oh' ria sebagai reaksi. "Memangnya dia mau nanya apa?"
Kyungsoo berpikir sejenak sebelum membalas. "Um, aku rasa harus dia sendiri yang bicara padamu."
Baekhyun sungguh dibuat penasaran. Keningnya sampai berkerut memikirkan pertanyaan apa yang ingin disampaikan Chanyeol padanya. "Apa ini tentang ajakan kencan?" tebak Baekhyun.
Awalnya Kyungsoo terkejut karena Baekhyun bisa mendapatkan jawaban yang tepat, tapi kemudian ia teringat bahwa Chanyeol pernah mengajak Baekhyun berkencan sebelumnya. "Semacam itulah," balas Kyungsoo. "Lalu, apa dia sudah pernah mengajakmu berkencan sebelumnya?" Kyungsoo tidak bisa mengatakan pada Baekhyun bahwa ia sudah mendengar ceritanya dari Chanyeol.
Baekhyun mengangguk. "Hm, dua kali. Pertama saat dia menginap di rumahku, dan yang kedua tadi malam melalui chat," jelas Baekhyun. Namun ia bingung saat mendapati raut terkejut di wajah Kyungsoo.
"Dia... menginap? Di rumahmu?" Kyungsoo bertanya, tidak percaya.
"Aku belum menceritakannya padamu ya?"
"Belum, sialan."
"Maaf."
Kyungsoo langsung saja memberikan cubitan ringan yang malah membuat Baekhyun tertawa kegelian. Ia kemudian meminta Baekhyun untuk menceritakan semuanya. Mulai dari alasan Chanyeol menginap dan apa saja yang terjadi selama ia menginap.
"Jadi, kau menolak ajakan kencannya karena menganggapnya bercanda?" tanya Kyungsoo setelah Baekhyun selesai bercerita.
Baekhyun mengangguk sebagai balasan.
"Kau tau dari mana kalau dia bercanda?"
"Dia bahkan tidak mengatakan apa-apa selain mengajakku berkencan," jelas Baekhyun. "Sebelum mengajak seseorang berkencan, seharusnya bilang dulu kalau kita menyukainya. Ungkapkan dulu perasaan kita. Bagaimana mungkin kau bisa menjadi pacar orang tapi orang itu bahkan tidak pernah bilang 'suka' padamu."
"Jadi, kalau Chanyeol bilang 'suka' padamu, kau mau?"
Baekhyun segera memelototi Kyungsoo dan memukul lengannya ringan. "Tentu saja tidak!"
Kyungsoo mengangguk-angguk agar Baekhyun berhenti memukulnya. "Tapi, apa kau yakin kalau dia cuma bercanda? Ya, caranya memang tidak romantis, tapi kau tau sendiri Chanyeol itu seperti apa. Apa dia tidak pernah bicara dengan serius padamu?"
Baekhyun terdiam sesaat. Ia teringat pada malam ketika Chanyeol mengantarnya pulang. Pada saat itu Chanyeol jelas ingin mengatakan sesuatu yang penting dan meminta Baekhyun untuk tidak menganggapnya bercanda. Namun, karena kedatangan Sehun dan Baekhyun yang sudah mengantuk, ia tidak bisa mendengar apa yang akan dikatakan oleh Chanyeol. Bahkan Chanyeol pun belum sempat untuk melanjutkan pembicaraannya hingga sekarang.
Melihat Kyungsoo yang menanti jawabannya dan seolah-olah telah menerka isi pikirannya, Baekhyun menggeleng. "Tidak, tidak... Dan kenapa kita malah membahasnya? Ayo bicara hal yang lain saja."
Kyungsoo hanya mengangguk dan membiarkan Baekhyun memulai pembicaraan baru. Saat keduanya sibuk mengobrol, tiba-tiba seorang pemuda dengan keringat yang membanjiri tubuhnya bergabung. Namun dia datang dengan wajah cemberut.
"Kyungsoo hyung! Kau tidak menonton penampilanku?" Jongin tampak begitu kesal saat mengetahui kalau Kyungsoo hanya duduk di belakang dan tidak menyaksikan penampilannya.
"Aku akan menonton videonya di sosial media," jawab Kyungsoo seolah itu bukanlah masalah.
Jongin tercengang. Padahal kakak kelasnya itu berjanji untuk menonton penampilannya apa pun yang terjadi.
Kyungsoo menangkap raut kecewa di wajah Jongin. "Aku tidak pernah bilang kalau aku akan menonton secara langsung. Jadi, akan sama saja jika aku menonton videonya nanti."
Jongin tentu masih kesal dengan jawaban super logis dan sederhana itu. Ia pun tidak dapat menemukan kata-kata lagi untuk berdebat dengan Kyungsoo. Ia akhirnya beralih pada Baekhyun yang sempat terlupakan.
"Annyeonghaseyo," Jongin menundukkan kepalanya sedikit untuk menyapa Baekhyun.
Baekhyun juga balas menyapa Jongin. "Jadi kau anggota club dance, ya? Aku jarang melihat latihanmu saat gotong royong dan aku juga tidak sempat melihatnya saat geladi resik. Sayang sekali aku juga tidak sempat melihat penampilan kalian hari ini," kata Baekhyun penuh penyesalan.
Jongin mengangguk memaklumi. "Tidak apa-apa. Setidaknya kau ingin melihat penampilan kami secara langsung, bukan sekedar dari video saja," kata Jongin yang terang-terangan menyindir membuat Baekhyun tertawa. "Ah, ngomong-ngomong, aku Kim Jongin," ia memperkenalkan dirinya, sedikit terlambat.
"Senang berkenalan denganmu, Jongin. Aku Byun Baekhyun, ketua—"
"Ketua OSIS EXO High School," potong Jongin segera. "Sebelum hyung sempat memperkenalkan diri pun aku sudah tau, kok."
"Wah, aku terkenalnya, ya?" Baekhyun bercanda.
Jongin tidak akan menyangkal fakta itu. Seluruh murid dari kedua sekolah setidaknya tau namanya. "Aku juga sering mendengar tentangmu dari Chanyeol hyung. Itu membuatku seolah-olah sudah mengenalmu secara pribadi."
Baekhyun sedikit terkejut mendengar nama Chanyeol. Dia membalasnya dengan canggung. "Oh, Chanyeol sering membicarakanku ya? Kuharap dia tidak bicara hal-hal yang buruk."
Jongin segera menggeleng. "Tidak kok, Chanyeol hyung selalu cerita kalau menyenangkan setiap kali bertemu denganmu. Aku sampai bingung, bagaimana mungkin dia bisa sebahagia itu meskipun kau sering memarahinya. Meskipun begitu, Chanyeol hyung bilang dia suka setiap saat menghabiskan waktu denganmu, sekali pun harus dimarahi berkali-kali."
Baekhyun seharusnya bersikap biasa saja saat mendengar perkataan Jongin. Tapi setelah pembicaraannya dengan Kyungsoo, ia malah merasa aneh mendengar penjelasan itu.
"Ah! Itu dia orang yang sedang dibicarakan," Jongin menunjuk ke belakang Baekhyun.
Baekhyun pun membalikkan badannya dan mendapati Chanyeol yang berjalan ke arahnya. Dia sebisa mungkin menjaga raut wajahnya saat Chanyeol langsung mengambil kursi dan duduk di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Baekhyun dengan sangat tidak ramah.
"Memangnya ini area terlarang untukku?" balas Chanyeol kesal karena kehadirannya tidak diterima. "Malahan aku yang seharusnya nanya. Apa kau cuma duduk-duduk saja dari tadi?"
"Tidak."
"Iya."
Baekhyun segera menatap tajam Kyungsoo.
"Memang begitu, kan?" kata Kyungsoo. "Kau dari tadi cuma duduk dan mengobrol di sini."
"Kau pikir dengan siapa aku bicara dari tadi?" balas Baekhyun kesal.
"Kau yang memulai duluan dan tidak bisa berhenti bicara," balas Kyungsoo. Ia terus membalas ucapan Baekhyun hingga kemudian ia menyadari bahwa sedari tadi Chanyeol menatapnya.
Tidak perlu diberitahu, Kyungsoo mengerti dengan maksud tatapan itu. Ia menghela napas dan kemudian berdiri. "Jongin-ah, mau ikut ke stand kelasku?" ajak Kyungsoo pada Jongin.
Jongin mengangguk bersemangat dan segera berdiri. "Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung?" tanya Jongin karena keduanya masih duduk di tempat.
"Kalian duluan saja," kata Chanyeol segera.
"Kenapa kau yang memutuskan?" protes Baekhyun pada Chanyeol.
Baru saja Baekhyun mau ikut berdiri, Chanyeol menahannya membuatnya kembali terduduk. Ia menatap Chanyeol kesal, tapi Chanyeol hanya membalas dengan seringainya.
"Kalau begitu kami pergi," kata Kyungsoo dan segera pergi diikuti oleh Jongin.
Sekarang Baekhyun ditinggal begitu saja dengan Chanyeol, dan ia pun tidak tau mau membicarakan apa dan memilih untuk bermain dengan ponselnya. Chanyeol yang terabaikan langsung mencari cara untuk mendapatkan perhatian Baekhyun.
"Kau sudah mampir ke stand kelasku?" tanya Chanyeol.
Baekhyun menggeleng. "Aku bahkan belum pergi dari tempat ini dari tadi."
"Kalau begitu ayo kita pergi bersama!" ajak Chanyeol dengan begitu bersemangat.
"Lalu kenapa kita tidak pergi saja dengan Kyungsoo dan Jongin?"
"Karena aku hanya mau pergi berdua denganmu."
Baekhyun menghela napas dan menatap Chanyeol malas. Ia menatap lama pada mata Chanyeol yang begitu berharap. Ia akhirnya mengangguk dengan pasrah dan membiarkan Chanyeol menariknya kemana pun dia mau.
Setelah berjalan melewati kerumunan orang, akhirnya Chanyeol dan Baekhyun sampai di stand milik kelas Chanyeol. Kelasnya menjual berbagai macam makanan Jepang. Hal itu membuat stand mereka ramai setiap waktu.
Chanyeol baru saja ingin berteriak pada teman sekelasnya untuk memesan. Namun ia segera mengurungkan niatnya. Melihat betapa sibuk teman-temannya sekarang, Chanyeol yakin ia tidak akan dilayani dengan ramah oleh mereka.
Chanyeol kemudian berbalik menghadap Baekhyun. "Kau tunggu disini," katanya. Namun, belum sempat Chanyeol pergi, Baekhyun hampir saja terjatuh karena terdorong oleh orang-orang di belakangnya.
Chanyeol menangkap Baekhyun dengan sigap. "Sialan, mereka tidak punya mata apa?" kata Chanyeol kesal. Dengan masih memegang pundak Baekhyun, Chanyeol segera membawanya ke belakang stand kelasnya. "Di sini lebih baik," katanya dengan senyum lebarnya.
Baekhyun mengangguk dan menyahut singkat. Ia sama sekali tidak mengangkat kepalanya untuk menatap Chanyeol. Alasan mungkin karena jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang sedari tadi.
Chanyeol pun meninggalkan Baekhyun dan masuk ke stand kelasnya. Baekhyun menunggu cukup lama hingga akhirnya Chanyeol kembali dengan sekotak takoyaki di tangannya.
Baekhyun tersenyum lebar melihat takoyaki yang baru saja dimasak itu. Saat tangannya sudah akan mengambil takoyaki, Chanyeol sudah lebih dulu menusuk satu dan menyodorkannya ke pada Baekhyun.
Baekhyun sama sekali tidak membuka mulutnya. Ia memaksa Chanyeol untuk memberikannya saja ke tangannya. Tapi mau sekeras kepala apa pun Baekhyun, Chanyeol lebih keras kepala lagi. Baekhyun akhirnya membuka mulutnya dan membiarkan Chanyeol menyuapinya.
Baekhyun berseru saat merasakan betapa lezatnya takoyaki yang baru saja ia makan. "Enak sekali!"
Chanyeol tersenyum gemas. "Benarkah? Aku belum mencobanya sama sekali," kata Chanyeol dan menatap Baekhyun penuh harap.
Baekhyun yang malas untuk berdebat pun mengambil tusukan yang dipegang Chanyeol dan menyuapinya. Chanyeol tidak bisa menahan raut wajah bahagianya. Ia bahkan sampai bersenandung setelah menerima takoyaki di mulutnya. Baekhyun tertawa gemas melihat Chanyeol yang kegirangan seperti anak-anak.
"Ayo kita lihat-lihat tempat lainnya," ajak Chanyeol yang sudah kembali menggandeng Baekhyun dan membawanya tanpa sekali pun mendengar protes Baekhyun.
Kedua ketua OSIS itu berakhir mampir ke semua stand yang ada. Tangan mereka bahkan penuh dengan makanan dan minuman yang mereka beli.
"Kita tidak bisa berdiri terus, ayo cari tempat duduk," kata Baekhyun yang sekarang mengambil alih peran sebagai si penarik. Ia tidak bisa membiarkan Chanyeol lama-lama di tengah kerumunan, bisa-bisa uangnya habis dalam sehari.
"Kalau begitu ayo ke atap sekolah," ajak Chanyeol.
"Tidak. Atap sekolah sedang di kunci."
Baru sedetik Baekhyun mengatakan hal itu, Chanyeol memperlihatkan kunci atap tepat di depan wajah Baekhyun. Ia tersenyum puas melihat raut terkejut Baekhyun.
"Kau mengambilnya dari penjaga sekolah?" tanya Baekhyun.
Chanyeol tersenyum lebar. "Perlu waktu lama. Tapi pada akhirnya dia tetap memberikannya padaku. Sudah lah, ayo kita pergi sekarang," Chanyeol segera menarik Baekhyun dan pergi menuju atap sekolah.
Sudah seperti acara makan besar saja. Chanyeol dan Baekhyun duduk dengan makanan tertata di depan mereka. Sekarang, sepertinya Baekhyun sama sekali lupa dengan keharusannya mengawasi tiap sudut festival.
Setelah makanan mereka habis pun, Baekhyun dan Chanyeol masih tetap di atap. Mereka bersandar di pagar dan menatap ke panggung di bawah. Di mana saat ini sebuah pertunjukan drama sedang berlangsung.
Baekhyun begitu terhanyut dengan pertunjukan, sebaliknya, Chanyeol malah terhanyut dalam memperhatikan Baekhyun tanpa mau mengalihkan pendangannya. Ia bergeser sedikit lebih dekat ke arah Baekhyun dan mulai berbicara. "Baekhyun-ah."
Baekhyun menoleh mendengar panggilan Chanyeol. Ia sedikit terkejut karena tiba-tiba saja Chanyeol sudah berdiri di dekatnya.
"Apa kau mau berkencan denganku?" pertanyaan itu meluncur mulus seperti sebelumnya. Semulus saat Chanyeol mengatakannya di kamar Baekhyun. Semulus jari Chanyeol yang bergerak mengetik di chat tengah malam mereka kemarin.
Baekhyun pun memberikan reaksi yang sama. Ia menghela napas dan menatap Chanyeol malas. "Berhenti bercanda."
"Aku tidak pernah bercanda."
"Kalau begitu anggap saja ini kencan. Kita sudah menghabiskan waktu bersama dari tadi."
Kini giliran Chanyeol yang menghela napas berat. "Bukan kencan yang seperti itu maksudku," katanya hampir terdengar frustrasi. "Aku memintamu menjadi pacarku."
Mungkin karena Chanyeol yang langsung mengatakannya tanpa bertele-tele, Baekhyun tidak tau harus bereaksi seperti apa. Ia bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa.
Chanyeol semakin mendekatkan dirinya kepada Baekhyun. Ia menatap lurus ke mata coklat Baekhyun. "Aku serius. Aku tidak akan pernah bercanda menyangkut perasaan. Aku menyukaimu, Byun Baekhyun."
Baekhyun terpaku menatap Chanyeol. Ya, ia sebenarnya sudah tau sejak lama. Ia tau bahwa Chanyeol mendekatinya secara terang-terangan. Ia tau bahwa ajakan Chanyeol sebelum-sebelumnya bukanlah candaan. Baekhyun hanya pura-pura tidak tau. Dan kini dia tidak bisa untuk berpura-pura lagi.
"Aku tidak mau kau menganggapku bercanda lagi. Aku ingin kau tau bagaimana perasaanku yang sebenarnya padamu," kata Chanyeol sambil merapikan rambut Baekhyun yang menutupi matanya karena tiupan angin. "Aku sudah bilang padamu, aku akan bertanya lagi hingga kau menjawab 'ya'. Jadi, aku tidak akan memaksamu," sambungnya dengan senyum lembut.
Baekhyun menundukkan kepalanya. Mencegah Chanyeol melihat rona merah di wajahnya. Ia terdiam begitu lama. Hingga akhirnya bersuara. "Hm, ayo kita berkencan."
.
.
TBC
.
.
.
A/N
Hai guys~ maaf ya, minggu kemarin gak update, soalnya aku gak enak badan T_T
And thanks buat yang udah mampir dan selalu nungguin cerita ini! Jumpa lagi minggu depan!
See you!
Virgo
