SetsunaZ1 2.0 Present
Disclaimer :
Naruto ©Masashi Kishimoto
HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi
Chapter 23 : Operation Sea of Chaos .3
Penny Archipellago, Jajaran kepulauan kecil yang berjarak sekitar 100 mil dari garis pantai Shalaqin dengan 4 pulau besar dan 8 pulau kecil yang berjajar menciptakan gugusan kepulauan yang sangat indah jika tidak memiliki masalah. Masalah itu bukanlah masalah kecil melainkan pada pulau tersebutlah markas dari Curch of the Deep berada dan merupakan sarang dari Queen of the South Sea, Itulah mengapa Naruto ada di pulau ini.
Setelah meninggalkan Ishar dan juga Arthur yang menghadapi Seaborn, Naruto meluncur dengan cepat di atas lautan yang sudah membeku dengan bantuan Wind Magic yang ia kembangkan. Bahkan setelah melewati jarak 150km lebih dari garis pantai Shalaqin, Naruto sama sekali tidak merasakan lelah karena menggunakan Mana. Itu semua karena kontrak yang ia buat dengan Regulus dan karenanya perkembangan pada mana miliknya menembus tingkat yang lebih tinggi, Black-Gold Tier.
Walaupun dirinya sendiri pesimis untuk bisa membawa Ishar pulang namun ia masih percaya diri untuk melawan salah satu dari The Apocalypse Beast itu. Universal Knowledge, Wizard's Talent, Black-Gold Tier Mana, dan lagi Regulus, Queen of Disaster, Bersama dengan dirinya! Belum lagi pengalaman yang ia miliki sebagai prajurit veteran membuat dirinya tidak dapat di anggap enteng! Jadi apa yang perlu ia takuti?
Dan saat ini Naruto telah berada di pulau terbesar dari semua pulau yang ada di Penny Archipellago. Pulau itu memiliki ekosistem yang sama dengan sebuah pulau tropis dengan sebuah gunung yang ada di tengahnya, 'Mirip dengan kepulauan Hawaii di Bumi.' Pikirnya saat ia sampai di pulau tersebut.
Dan dengan tarikan nafas sederhana, Detak jantung Naruto melambatkan namun berbalik dengan apa yang ia rasakan! Semua yang ada dalam bidang pandangnya tampak sangat lambat bahkan ia bisa merasakan angin pantai membelai wajahnya dengan lembut. Itu adalah Breathing Tehnique yang Naruto gunakan terakhir saat menyusup dan membantai markas bandit di wilayahnya namun kali ini ia menggunakannya untuk menyusup markas dari Fanatik yang memuja monster sebagai dewa mereka.
'Sejujurnya aku enggan berurusan dengan fanatik agama apalagi di dunia fantasi seperti ini.' Pikirnya dan Regulus hanya mendengus mendengar isi pikiran Naruto.
Langkah kakinya membawa pemuda itu berjalan mengikuti jalan setapak yang ada di tengah hutan tersebut hingga ia berhenti tepat di depan sebuah gua. Beberapa anggota dari Curch of the Deep menjaga bibir gua itu dan Naruto hanya melewati orang-orang itu tanpa merasakan gangguan sama sekali.
Naruto yang sudah berhasil memasuki gua itu harus berjalan kembali di dalam kegelapan namun dengan bantuan Regulus ia dapat melihat dalam kegelapan dengan Beast's Eye dan dengan begitu ia tetap berjalan walau harus pelan-pelan karena lantai gua tersebut sangat licin. Dan setelah ia mendapati cahaya di ujung mulut gua itu, Naruto terdiam saat mendengar sayup-sayup suara yang menggema di dalam gua itu.
"Bangkitlah ratu ku... Bangkitlah ratu ku... Bangkitlah ratu ku.."
Kata-kata dalam bahasa monster itu terus menerus berulang layaknya kaset rusak dan Naruto hanya bisa diam melihatnya. Ia tidak bisa menggunakan emosi yang ia miliki dan jika emosinya meledak, Hawa keberadaannya akan terdeteksi oleh ratusan Pemuja Queen of the South Sea.
Naruto tetap pada posisinya saat ia melihat seorang gadis cantik sedang tertidur di sebuah meja batu yang di sekeliling meja batu tersebut, Cairan berwarna biru terus menerus bergerak. Nethersea Brand, Mencoba untuk menyatu dengan pencipta mereka semua. Dan untuk kesekian kalinya, Naruto terkejut saat seseorang mendekati Ishar dengan sebuah tentakel yang ada di tangannya.
"Oh ratu ku, Kau sudah terkurung di dalam wadah itu dan sekarang saatnya engkau bangkit..." Naruto tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat orang itu melukai dirinya sendiri dengan menusuk dadanya menggunakan tentakel-tentakel tersebut. Dan yang paling membuat Naruto tidak percaya adalah sebuah benda yang berdetak di sela-sela tentakel tersebut. "... Ku persembahkan jantung ku agar kau dapat kembali lagi, Ratu ku."
Tentakel itu meremas jantung dari salah seorang fanatik Curch of the Deep dan darah yang menetes dari sela-sela tentakel itu, Mengalir dan jatuh tepat di mulut Ishar. Naruto menatap apa yang ia lihat saat ini dengan wajah datar, Kala para pemuja Queen of the South Sea dan juga para Guardian of the Sea menggila.
Swush...
Saat Ishar membuka matanya, Gelombang angin menerpa gua itu bahkan Naruto yang berlindung di balik bebatuan gua juga merasakannya. Terdiam! Naruto terdiam saat melihat Ishar!
Wajah cantiknya yang memiliki kulit putih layaknya susu berubah dengan beberapa sisik yang tumbuh, Mata yang indah selayaknya batu ruby berubah dengan sklera layaknya predator, Dan saat mata keduanya bertemu, Untuk pertama kalinya Naruto merasakan apa itu ketakutan! Ia merasa jika Ishar bukanlah lawan yang dapat dirinya lawan! Dan dapat ia rasakan jika dirinya hanya kerikil yang dapat dengan mudah dihempaskan hanya dengan kehendak darinya.
"Ara~ Ada anak ku yang tersesat.." Hanya dengan sebuah kalimat yang keluar dari mulut Ishar, Naruto tidak dapat bergerak dari tempatnya! Bukan tidak dapat bergerak namun ia merasa seperti ada sesuatu yang mengalir dengan deras dari tangan kirinya yang masih terbalut perban. 'Ini...'
'Dan sayangnya, Saat Queen of the South Sea bangkit, Setiap Makhluk hidup dapat ia kendalikan jika memiliki darah yang sama dengannya'
Naruto tahu kenapa ia tidak dapat bergerak dan mengingat perkataan Regulus saat ia masih berada di dalam alam bawah sadarnya. Ia tidak menyangka jika apa yang dikatakan Regulus benar adanya. Dan ia tidak dapat bergerak saat melihat ratusan bahkan ribuan Guardian of the Sea dan ratusan anggota dari Curch of the Deep mengepung dirinya dari segala arah.
"Anak ku yang malang.." Semua Eksistensi yang mengepung Naruto dari semua arah seketika membukakan jalan untuk Ishar berjalan ke arahnya. Dan dengan sebuah gerakan tangan yang lembut seakan mengajak Naruto untuk bergabung dengan dirinya Ishar berkata, "...Kembalilah pulang, Ibu ada disini." Hanya kalimat sederhana yang keluar dari mulutnya, Namun efek dari kalimat itu sangat dahsyat.
"Aku akan pulang, Bu." Pikiran Naruto seakan kosong dan ia tidak dapat mengambil tindakan apapun seakan-akan tubuhnya saat ini bukanlah miliknya. Seakan-akan ia sedang ada di dalam ruangan kosong dan ia hanya bisa melihat semua yang terjadi di sebuah monitor!
"Hentikan ini.." Namun setelah semua itu, Naruto meninjau Ishar dan membuat gadis itu terpental dan berakhir menabrak dinding gua. Dan dapat dilihat jika Naruto yang sekarang bukanlah "Naruto" yang sebenarnya.
Mata dari pemuda itu berubah seperti seekor predator seperti Ishar, Rambutnya sedikit memanjang, Kuku dan gigi taring yang dimilikinya memanjang. Dan melihat itu, Ishar tersenyum.
"Ara~ Sudah lama tidak berjumpa, Regulus."
"Namun aku tidak senang berjumpa dengan mu, Skadi."
{^_^}
Boom... Boom... Duarr..
Suara dentuman dan suara ledakan saling tumpang tindih di dalam sebuah gua dan dapat terlihat seorang pemuda berambut kuning yang bertarung dengan banyaknya makhluk yang menyerang dirinya. Beberapa makhluk itu terpental, Beberapa di antaranya mati dan beberapa lagi hancur berantakan.
"Cukup Regulus."
Di dalam alam bawah sadar, Naruto saat ini sedang berhadapan dengan seekor singa raksasa dengan bulu emas yang memenuhi tubuhnya. Ia menatap singa itu dengan wajah penuh kekhawatiran karena ia tahu, Menekan darah dari Skadi, Mengendalikan tubuhnya dan juga terus menerus melakukan penyembuhan akan memaksakan kehendak Regulus yang tersisa di dalam tubuhnya.
"Kenapa?" Tanya Regulus dan Naruto tersenyum ke arahnya lalu berjalan mendekati singa raksasa itu. Ia tidak takut dengan dirinya dan ia memeluk singa itu seraya berkata, "Tenang saja, Aku memiliki cara ku tersendiri untuk menghadapi masalah ini. Dan juga dalam kontrak kita, Aku mengatakan bahwa aku pada akhirnya akan membebaskan mu, Bukan? Jadi untuk saat ini, Percayalah pada ku."
Dan dengan begitu, Naruto kembali menuju realita. Ia melihat semua makhluk yang mengelilinginya dari berbagai arah hingga kedua matanya bertemu dengan mata Queen of the South Sea, Skadi.
"Aku diberitahu jika setiap Apocalypse Beast memiliki sarang, Jadi izinkan aku bertanya..." Naruto yang berbicara seperti itu membuat beberapa orang dari Curch of the Deep terheran-heran karena memurut mereka semua, Tidak ada seorangpun yang bisa berbicara dalam bahasa monster kecuali menjadi monster itu sendiri dan karena itu pula Ishar atau Skadi menatap Naruto dengan pandangan menarik.
"Katakan apa yang mau kau tanyakan, Human." Ishar atau sekarang di sebut Skadi bertanya kepada Naruto dan Naruto berkata, "Apa alasan dari kebangkitan mu?"
"Tentu saja untuk melindungi anak-anak ku, dan juga rumah ku!" Jawab Skadi dengan penuh amarah namun tidak sampai situ Naruto bertanya lagi kepadanya.
"Melindungi? Melindungi dari siapa?" Dengan pertanyaan itu, Tekanan udara di dalam gua itu semakin menekan Naruto namun semangat pemuda itu tidak goyah sedikitpun dan ia terkejut saat mendengar apa yang keluar dari mulut Queen of the South Sea.
"Peradaban manusia yang bersebarangan dengan rumah ku. Mereka sangat serakah setelah mengetahui bahwa rumah ku memiliki banyak permata berharga bagi kalian para manusia!" Emosi dari Skadi semakin membuat Naruto tertekan hingga ia jatuh dan bertumpu pada satu kakinya, "Mereka membunuh anak-anak ku hanya karena mereka tidak bisa berbicara bahasa manusia! Lalu mereka membedah tubuhnya dan menjadikan bagian-bagian dari tubuh anak ku untuk menjadi senjata ataupun barang lainnya dan yang paling membuat ku marah, Mereka mencaci anak-anak ku dengan mengatakan bahwa mereka monster!"
'Bukankah anak-anak mu memang monster?' Naruto tidak habis pikir dengan argumen terakhir dari Skadi namun ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Skadi, Apocalypse Beast dengan julukan Queen of the South Sea, Mengeluarkan air mata?
'Nak, Mungkin kau berfikir bahwa Guardian of the Sea hanyalah monster ciptaan Skadi namun harus kau tahu, Di antara semua Apocalypse Beast, Skadi memiliki rasa cinta yang luar biasa pada semua anaknya. Bukankah wajar jika seorang ibu menangisi anaknya yang tewas?' Kali ini Regulus menyerang pikirannya dan itu semua membuat mental Naruto melemah. Ia sudah pernah melihat ibunya, Mayor Uzumaki Kushina, Menangis di depan batu nisan anaknya, Menma. Dan ia juga paham dengan rasa sakit yang dirasakan Skadi saat ini.
Dengan langkah kaki yang ia rasa berat dengan semua tekanan yang merajalela semenjak Skadi menangis, Naruto berusaha mendekatinya. Ia memfokuskan semua Mana yang miliki dan membuat semua Mana itu mengalir dengan cepat bahkan lebih cepat daripada biasanya. Semakin ia dekat dengan Skadi, Semakin besar pula tekanan yang ia rasakan hingga ia berada di depannya dan tekanan yang ia rasakan tidak main-main, 'Rasanya seperti gunung menimpa diriku.'
"Mother, Mungkin aku tidak tahu apa yang kau rasakan namun aku paham apa yang kau rasakan." Naruto mengingat apa yang ia lihat pada hari itu. Hari yang penuh penyesalan dan juga hari yang menjadi salah satu dari mimpi buruk yang terus menyerangnya setiap malam. "Kau marah pada semua pelaku yang membunuh anak mu, Kau kecewa pada dirimu sendiri karena tidak bisa melindunginya dan kau sedih karena tidak bisa menemani anak-anak mu di saat terakhir mereka." Ya, Naruto meningkat hari dimana Kushina mengutuk semua orang yang terlibat dalam kematian anaknya bahkan Naruto yang tidak dapat melindungi saudaranya sendiri. "Tapi Mother, Apakah kau tau?"
Naruto saat ini duduk di hadapan Skadi dengan kedua telapak kaki yang bertemu dan kedua tangan yang ia letakkan pada kedua kakinya. Selayaknya anak kecil yang polos ia melihat Skadi yang menangis dalam diam, "Manusia yang saat ini menjadi wadah mu, Teman ku, Ia selalu sendirian. Dia tidak tahu siapa orangtuanya dan saat anak-anak bermain bersama dengan teman-temannya, Ia menjadi wadah dari anak-anak mu lalu suatu hari, Ia menjadi wadah mu."
"Mother, Dia tidak tahu apa itu rasa kasih sayang dari orangtua.." Seketika air mata jatuh dari mata Naruto tanpa Naruto sadari. Ia mengingat semua kenangan masa lalu yang ia alami semasa ia anak-anak namun berbeda dengan Ishar, Dirinya bertemu dengan Naruto dan mendapatkan apa itu Kasih sayang namun Ishar?
"Dia pernah tau apa itu cinta, Dia tidak tahu apa itu Kasih sayang, Ia juga tidak tahu apa itu kehangatan. Aku mohon, Mother! Aku bersumpah atas Mana yang mengalir di tubuhku, Atas jiwa ku, Atas nafas yang ku hembuskan, Atas kelahiranku. Aku bersumpah untuk membuat orang-orang itu tidak pernah menampakkan kaki mereka di tanah ini."
"Jadi Kumohon, Mother. Kumohon lepaskan dia, Dia sudah cukup menderita dan bukankah kau sebagai seorang 'Ibu' cukup memahami rasa sakitnya?"
Skadi yang melihat Naruto menangis tidak dapat berkata apa-apa. Apa yang dikatakan Naruto adalah benar, Menurutnya. Seorang ibu pasti memahami apa yang Naruto katakan dan di hati kecilnya, Ia merasakan sakit dari wadahnya saat ini.
"Kau paham dengan sumpah yang kau berikan kepada ku, Nak?" Naruto yang ditanyakan Skadi hanya bisa diam, Namun pandangan matanya berkata sebaliknya! "Aku tahu apa yang aku lakukan Mother."
Menurut Universal Knowledge yang dimiliki Naruto, Oath of Mana atau sumpah dengan Mana sebagai media persembahan. Sumpah yang tidak dapat dilanggar karena jika seseorang yang melakukan Oath of Mana melanggar sumpahnya, Maka ia akan tewas dengan cara meledakkan dirinya sendiri.
"Aku menaruh perhatian ku padamu, Anak ku. Aku akan membebaskan teman mu dan seperti Regulus, Aku akan menjadi mentor dan juga sosok ibu untuknya." Ucap Skadi dan Naruto tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Hanya dengan beberapa kalimat, Ia dapat meyakinkan salah satu dari empat Apocalypse Beast, Untuk membebaskan temannya dan menjadi mentor untuknya.
"Untuk sekarang Mother, Panggil semua anak-anak mu dan semua pengikut mu untuk datang ke rumah mu. Dan aku akan pergi bersama dengan teman-teman ku, Untuk menemui pemimpin dari orang-orang yang membunuh anak-anak mu."
Dan begitulah, Skadi memanggil semua Guardian of the Sea dan juga Church of the deep yang ada di Viento untuk menuju Penny Archipellago. Dan saat semuanya berkumpul Naruto tidak dapat percaya dengan apa yang ia lihat, Ia hanya bisa mematung saat melihat ribuan Guardian of the Sea yang masih bertahan dan siap untuk menyerang teman-teman yang masih ada di Viento. Dan untungnya, Setelah melakukan kesepatakan dengan Skadi, Naruto bukanlah target amarah dari The Queen karena membunuh anak kesayangannya, Seaborn.
Dan disinilah Naruto, Di ruang tahta kerajaan Shalaqin. Ia dapat melihat sang raja dan banyak pengikutnya yang ada di ruangan itu menatap dirinya dengan tidak senang setelah ia memberitahukan apa maksud kedatangannya saat ini.
"Kau bercanda? Kepulauan itu adalah bagian dari Shalaqin selama lebih dari 3 generasi dan kau ingin aku membebaskan kepulauan itu untuk mendapatkan kemerdekaannya hanya karena monster bodoh yang baru saja bangkit?" Ucapan sang raja membuat Naruto menatapnya tidak senang.
"Aku sudah melindungi kerajaan mu dari serangan Guardian of the Sea dan juga Church of the deep. Kalau kau tidak mau memberikan kebebasan pada mereka, Maka tinggal menunggu waktu sampai kerajaan mu hancur karena amukan The Queen." Raja yang mendengar itu seketika murka dan semua ksatria yang ada di dalam ruangan itu mengangkat pedang mereka! Hanya menunggu perintah tuan mereka, Mereka siap menebas kepala Naruto.
"Kau mengancam ku?" Pertanyaan yang keluar dari mulut raja itu membuat Naruto tertawa dan karenanya raja itu mengamuk hingga beberapa ksatria tanpa basa basi langsung menyerangnya. Namun mereka semua bukanlah tandingan Naruto! Veteran peperangan modern dan lagi, Dalam kondisi One-on-One, Naruto tidak dapat dikalahkan karena ia memiliki banyak pengalaman dengan Close Quarter Combat militer.
"Aku tidak mengancam mu, Itu pilihanmu. Dan kau tau? The Queen adalah salah satu dari 4 Apocalypse Beast, Dan lagi untuk saat ini tidak ada yang bisa melawan monster-monster itu. Siapa yang kau harapkan, hah? Strada? Bukankah dia sudah meninggal dan memecah kerajaan untuk di pimpin 3 Duke?"
Akibat pernyataan dari Naruto, Seisi ruangan itu terdiam. Mereka tahu apa yang dimaksud Naruto karena pada kenyataan memang tidak ada yang bisa melawan Apocalypse Beast untuk saat ini. Bahkan dulu, Seingat mereka semua, Strada membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk membunuh The Queen of Disaster dan membuat Strada terluka parah.
"Baiklah, Aku akan memberikan keputusanku setelah rapat dewan." Naruto menyunggingkan senyum di wajahnya mendengar itu semua dan ia berkata, "Kau ingin aku menunggu? Rapat dewan butuh waktu yang sangat lama! Dan aku tidak dapat menjamin kerajaan mu utuh sampai keputusan itu diberikan."
Naruto kemudian berjalan mendekati Raja hingga ia tepat berada di hadapannya! Ia tidak menatap Raja itu dengan pandangan penuh hormat dan ia juga tidak peduli dengan apa yang akan terjadi akibat tingkah lakunya ini, Namun "Aku ingin jawabannya sekarang dan kau tidak berada dalam posisi untuk bernegosiasi denganku, Pak tua."
Naruto yang sudah berhasil memasuki pikiran sang Raja mulai berjalan turun dari daerah singgasana dan ia saat ini berada di depan para bangsawan. "Ahh Shalaqin, The Kingdom of Arts, Kerajaan busuk yang ternyata mendapatkan kekayaan mereka dari sarang Queen of the South Sea dan apa yang akan Alliance lakukan jika tahu bahwa Shalaqin bermain dengan bahaya? Apakah mereka akan memberikan bantuan jika sewaktu-waktu The Queen menyer-"
"BEBAS! AKU MENYATAKAN KEMERDEKAAN PENNY ARCHIPELLAGO!" Mendengar itu Naruto tersenyum di dalam hatinya! Memainkan psikis lawan adalah hal yang mudah bagi dirinya dan lihat sekarang? Raja itu memberikan kemerdekaan dengan mudahnya. Tak hanya disitu saja, Raja itu melanjutkan, "Aku juga akan mengajukan petisi saat pertemuan Alliance untuk membuat larangan perburuan Guardian of the Sea!"
Mendengar itu semua, Naruto tersenyum dan melangkah pergi keluar dari ruangan tersebut dan sebelum ia sampai di pintu keluar, Naruto menatap mereka semua dan berkata, "Ku tunggu surat keputusan dari Shalaqin tentunya dengan cap resmi kerajaan tanpa adanya pemalsuan." Dan setelahnya Naruto pergi dari tempat itu.
{^_^}
A week later, Penny Archipellago
Penny Archipellago sekarang berubah menjadi lebih hidup, beberapa Guardian of the Sea sudah bisa menggunakan bahasa manusia walau masih tergagap saat berbicara. Teman-teman Naruto yang beberapa hari lalu berperang dan saling membunuh sekarang membantu para Guardian of the Sea dan juga Church of the deep untuk membuat kepulauan itu cocok untuk di tinggali, Tidak hanya para monster namun juga manusia.
Shikamaru dengan tali bayangan miliknya membawa banyak kayu yang berasal dari hutan bersama dengan para monster bersama dengan Axcel. Menma, Sasuke dan Ikki memotong banyak pohon untuk dijadikan rumah dan Arthur serta Gawain mengajari para anggota Church of the deep dengan harapan bahwa kemanusiaan mereka kembali walau sedikit. Sedangkan Laurentina, Saat ini ia sedang bersama dengan Ishar di dalam The Hive, Sarang ataupun rumah.
Dan tak terasa malam sudah berlalu, Semua penghuni pulau itu berkumpul di depan sebuah api unggun. Para Guardian yang sudah membawakan ikan segar dari lautan duduk di depan api itu memakan ikan-ikan yang mereka buru sedangkan untuk Menma, Laurentina dan teman-temannya menunggu ikan yang mereka bakar siap untuk di makan. Dan Naruto melihat itu semua dengan senyuman di wajahnya.
Namun ia tidak menduga sebuah serangan tiba-tiba di lancarkan kearahnya! Tentakel-tentakel yang lengket menarik Naruto dan menyeret dirinya memasuki The Hive. Dan setelah ia sampai, Ia menatap Ishar dengan wajah penuh amarah!
"Apa maksud dari ini semua, Mother!" Naruto yang berbicara dalam bahasa monster terdiam saat Ishar membalas perkataannya dan mendekatinya. "Terima kasih! Terima kasih sudah mengerti diriku!" Naruto tidak percaya dengan ini semua! Jadi selama ia berbicara dengan Mother, Ishar masih sadar di alam bawah sadarnya sama seperti dirinya?
"Ibu, Aku anak mu, kan? Bisakah kau membatu anak mu ini?" Hanya dengan kata-kata seperti itu Naruto tidak memiliki waktu untuk merespon apa yang terjadi karena gerakan tentakel yang berasal entah darimana menjerat tubuhnya!
"Terima kasih..."
Cup..
Untuk kesekian kalinya, Otak Naruto tidak dapat menangkap apa yang terjadi saat ini. Ia hanya bisa merasakan sesuatu yang sangat lembut menempel dibibirnya dan udara panas menggelitik hidungnya! Dan setelah ia memiliki cukup waktu untuk merespon itu semua, Dapat ia lihat wajah Ishar memerah!
"Ishar!"
"Naruto, Sebagaimana kau yang mengorbankan dirimu sendiri. Aku ingin mengorbankan diriku untuk mu, Kumohon habiskanlah malam ini bersama denganku." Ucapan Ishar membuat Naruto terdiam.
Lalu tanpa basa basi ia langsung menerkam bibir Ishar! Tangan kanannya ia letakkan di kepala Ishar untuk memperdalam ciuman mereka dan tangan kirinya ia letakkan di pinggang untuk mendekatkan diri Ishar kepadanya!
{^_^}
To Be Continue
{^_^}
Author's Note :
Yo! Apa kabar? Sehat? Happy boy atau Sad boy?
Baiklah di chapter kali ini, Kalian semua mendapatkan plot twist! HAHAHAH! Aowkaowkaowkaowk!
Kalian pikir aku akan membuat Naruto dkk ngelawan monster yang power scale nya gak ngotak? Lalu apa? Plot armor? Dengan semua cerita diluar sana yang kesannya agak memaksa?
Bruh.. Ayolah! Tinggalkan hal yang lama dan mulailah yang baru! Jiahh.. Gw ngomong kek gitu tapi gw sendiri gk bisa move on satt!
Dan beginilah, Chapter penutup dari Arc Shalaqin dan juga Church of the deep. Jika ada saran atau apapun itu, Bisa kalian masukan di kolom Review dan karena Arc ini sudah selesai, Aku bisa istirahat untuk 1 bulan!
Yeyy.. Libur! Jadi sampai jumpa di tanggal 21 September 2023 untuk petualangan dari Useless selanjutnya!
Salam, FI. BIJISETSUNA
JANGAN LUPA REVIEW, TOD!
