WANNA PLAY WITH ME

2023© Peach Sundae

Rate : M

Cast : Jongin, Sehun

'Hem... kalau begitu aku ingin kau mengulang kegiatanmu di kamar mandi tadi. Setelah itu aku akan melepaskannya.'


Ketidakberdayaan adalah hal yang sangat Jongin sebali dan ia hindari. Namun untuk yang satu ini, rasa itu mengakibatkan sesuatu yang bergetar hebat dalam tubuhnya, membuat dirinya panas serta rasa nikmat yang entah kenapa membuatnya ketagihan. Nafas lembutnya berubah memburu ketika tangan Sehun menyentuh tubuhnya lagi, menelusuri lekuk tubuhnya tak henti. "Bisakah kau berhenti menyentuhku?" pinta Jongin merubah posisi tubuhnya supaya merasa nyaman. Tangan terikat dengan mata tertutup membuatnya merasa was-was.

Entah ekspresi apa yang Sehun tampilkan, Jongin yakin tatapan pemuda itu sama seperti biasa. Tatapan datar nan dingin seolah menembus dirinya dan sekarang pun Jongin bisa memvisualisasikannya. Ketika tangan Sehun menelusuri dirinya, pemuda itu tidak melepaskan pandangannya dari wajah manis Jongin sembari menghapal setiap titik yang ia rasa menjadi titik terlemah Jongin.

Namun untuk beberapa detik tangan hangat itu menghilang, membuat jantung Jongin berdegup tak menentu menerka apa yang Sehun lakukan selanjutnya. Tapi kenyataannya, Sehun tak kunjung melakukan apapun dan dengan bodohnya Jongin menunggu dengan tidak sabar.

"Se-Sehun," dengan bibir bergetar Jongin menyebut nama Sehun. Rasanya enggan untuk bergerak supaya rasa panas dari bekas jelajah jemari Sehun tidak menghilang. "Sehun," sekali lagi Jongin memanggil dan merasakan kasurnya bergerak turun, dirinya dikungkung Sehun.

"Sabar manis, aku hanya mencari referensi yang nantinya akan kita lakukan," bisik Sehun mengambil sejumput rambut Jongin lalu mengelusnya. "Sepertinya kau tau banyak ya di internet," lanjut Sehun, "Sex toy, daddy kink, BDSM, apa lagi tadi… gut punch?"

Jongin menahan nafasnya ketika Sehun menyebut satu per satu hal-hal memalukan dalam internet. "Ka-kau!" Protesnya namun dengan nada takut.

Sehun berhenti mengelus rambut Jongin dan duduk di sebelah tubuh kekasihnya. "Memangnya tidak boleh? Wajar kan kalau kau mencari hal-hal seperti itu." Ujar Sehun menekan kata 'hal-hal' dengan konteks tertentu bagi Jongin. "Siapa tau kau berimajinasi menggunakannya denganku, sampai kau kehabisan nafas dan berharap kalau kau bisa puas dengan penis asliku."

Sial! batin Jongin meruntuki sifat Sehun. Bukan hanya pintu kacanya yang harus ia kunci⸻ tidak-tidak, ia harus merubah total kamarnya! Lalu memberi password pada laptop dan handphone-nya, lalu memberi kunci ekstra pada pintu, lalu… Argh! banyak yang harus ia lakukan setelah ini.

"Nah mumpung ada kesempatan, kau sudah tau hal yang akan kita lakukan?" tanya Sehun dengan nada sebaik mungkin, tapi tentu saja Jongin membaca sebuah tanda bahaya.

"Kita lakukan yang normal saja," pinta Jongin dengan wajah memerah dan panas.

"Kau yakin?"

"Tentu saja, ini kan yang... pertama," setelahnya Jongin memalingkan wajah untuk menahan malunya. Dengan lembut Sehun menarik tubuh Jongin, mengecupnya bertubi-tubi menyalurkan rasa sayangnya dan dengan mudahnya ia melepas celana yang melekat pada kaki jenjang Jongin. Telapak tangannya yang lebar dan sedikit kasar menelusuri paha dalam Jongin sebelum memaksanya membuka lebar. "Tu-tunggu Sehun, lepaskan ikatan mataku dulu." Jongin berusaha menahan tangan Sehun sebelum tangan itu menyentuh lututnya. "A-aku ti-tidak menyukainya." Tambah Jongin.

Entah apa yang dipikirkan oleh Sehun, Jongin hanya berharap lelaki berkulit putih itu segera melepas ikatan pada matanya. Ia tidak keberatan dengan ikatan di tangannya, tapi tidak dengan matanya.

"Hem... kalau begitu aku ingin kau mengulang kegiatanmu di kamar mandi tadi. Setelah itu aku akan melepaskannya," pinta Sehun mencoba aksi tawar menawar, ia penasaran keputusan apa yang akan Jongin lakukan. Jongin hanya diam sembari menekuk tubuhnya supaya Sehun tidak bisa melihatnya lebih banyak. "Kalau tidak mau tak apa. Aku akan meninggalkanmu seperti ini sampai besok."

"Ck," Jongin berdecak frustasi, "kau sengaja ya melakukan ini semua?"

"Harusnya aku yang bertanya Jongin," Sehun meraba wajah Jongin dari dahi, turun melalui garis hidung Jongin dan berhenti pada bibir merah nan kenyal itu. Menekannya pelan-pelan berusaha menahan libidonya untuk menyerang Jongin. Domba polos yang ingin tau ini benar-benar membuat Sehun berhati-hati untuk tidak melukainya. "Kau sengaja untuk⸻"

"Baiklah-baiklah," Jongin memotong cepat perkataan Sehun. Ia tidak mau mendengarnya lebih jauh dan tidak mau tau. Yang ia inginkan sekarang hanya lepas dari situasi aneh ini dan berharap melupakan semuanya dalam sekali tidur. "Tapi kau jangan macam-macam."

Jongin bergerak pelan karena ia bingung harus bagaimana, kedua tangannya terikat ke belakang, otomatis ia tidak bisa menyentuh dua titik nikmat pada tubuhnya. Bahkan secara tidak sadar Jongin mengerang kesal dan hal itu membuat Sehun merasa senang⸻ melihat sisi ketidakberdayaan Jongin ditangannya. Refleks Jongin mengubah posisi tubuhnya menjadi menungging dan dengan gemetar bergerak lambat ketika tekstur halus selimut miliknya bergesekan dengan nipple-nya.

Jongin sangat ragu untuk melakukannya tentu saja, bahkan jari tengahnya hanya meraba sebentar lubangnya tanpa niatan untuk menjelajah jauh seperti yang ia lakukan di kamar mandi. "Kau yakin kau melakukannya seperti ini?" tanya Sehun seolah meremehkan diri Jongin.

"Tentu saja tidak bodoh!" Protes Jongin berhenti menggerakkan tubuhnya. Rasa takut bercampur ragu di dalam dirinya. "Kalau tanganku tidak kau ikat seperti ini sudah dari tadi ak⸻ yak jangan kau engh~!" Demi Neptunus, Jongin berusaha menahan suaranya supaya tidak membahan di kamarnya.

Dengan kurang ajarnya Sehun memaksa jari Jongin masuk tanpa persetujuan dari si empunya. Ditambah Sehun mencoba menarik lembut bongkahan pantat Jongin untuk melihat seperti apa lubang Jongin. Lubang yang berkerut itu tengah memakan jari tengah Jongin, berkedut seolah jemari tersebut merupakan makanan kesukaannya. Sehun mengelus dagunya sebelum beralih mengelus pantat Jongin. "Sudah kubilang jangan macam-macam!" bentak Jongin pelan.

Sehun menatap datar Jongin dan menampar pelan pantat Jongin. "Ck, sudahlah Jongin, aku ingin lihat kau melakukan itu di kamar mandi tadi," Jongin sedikit merinding mendengar suara Sehun yang dibuat kekanak-kanakan, jadi dengan konsentrasi serta melupakan rasa malu Jongin kembali bermain dengan tubuhnya.

"Eng..." Jongin menggigit selimut untuk menahan suara desahannya, tapi sepertinya Sehun tidak menyukainya namun ia membiarkannya saja. Toh sebentar lagi Sehun bisa merasakan nikmat bersama dengan Jongin setelah ini.

Entah berapa lama Jongin harus melakukan aksi masturbasi di depan Sehun seperti ini. Nipple-nya mulai terasa panas dan sakit begitu juga dengan titik di dalam tubuhnya yang sampai sekarang tidak bisa ia temukan. Jadi perlahan Jongin menyerah, ambruk, dan membiarkan lubangnya berkedut serta adiknya yang tegang.

Jongin berusaha mengambil nafas dengan perlahan. Paru-parunya terasa penuh dan detak jantungnya berdetak cepat untuk mengalirkan darah keseluruh tubuhnya. "Menyerah?" tanya Sehun tanpa menunggu reaksi dari Jongin. Sehun duduk di depan Jongin dengan kedua tangannya meraih pinggul Jongin untuk duduk dipangkuannya.

"Siap-siap untuk aku makan Nini~" bisik Sehun lembut sembari memaksa Jongin mengulum kedua jarinya. Bermain nakal dengan menjepit dan menarik lidah Jongin hingga dia tidak sengaja membuat Jongin tersedak dengan air liurnya sendiri. "Maaf baby, jariku tidak sabar ingin masuk ke dalam lubangmu sebelum adikku berlama-lama main."

"NGH!"

Jongin menidurkan kepalanya pada bahu Sehun ketika jemari basah itu masuk ke dalam lubangnya dan Sehun merasa basah pada perutnya. "Apa aku menemukannya?" Kedua jari itu bergerak pelan dan menekan titik nikmat Jongin dengan menggoda. Jongin menggigit pelan bahu Sehun takut menyakiti Sehun, "Jangan ragu, gigit saja."

Gelengan pelan dapat ia rasakan karena lembutnya rambut Jongin menggelitik lehernya dan desahan lembut yang merdu terdengar tepat pada telinganya. "Relax sayang," Sehun mengecup pundak mulus Jongin dan tangannya mengelus punggung ramping itu supaya Jongin tidak merasa tegang, "kalau kau terlalu tegang aku bisa melukaimu. Atau kau mau langsung saja?"

"Ter-terserah," ucap Jongin malu-malu karena tak tau harus berbuat apa.

"Jadi kau pasrah ya kalau aku apa-apakan," goda Sehun mengangkat tubuh Jongin. Rasa licin yang Jongin yakini adalah kondom mulai memasuki dirinya.

"AH~ Uhuk… uhukk…" Jongin tersedak oleh salivanya sendiri ketika setengah dari adik Sehun berhasil masuk. Rasanya penuh sekali dan kepalanya terasa pusing. Sial, bagaimana nanti kalau adik Sehun sepenuhnya masuk? Lubangnya saja masih sakit gara-gara Sehun paksa untuk melebarkan lubangnya meski ia penasaran sebesar dan sepanjang apa adik Sehun ini. Ugh~ jangan sampai Sehun tau kalau selama ini ia memikirkan gundukan di celana Sehun. Dasar binal!

"Tunggu dulu Sehun…" Jongin mencoba bernegosiasi dengan Sehun sebelum melakukan adegan panas selanjutnya. "Le-lepaskan ikatan tanganku kalau begitu," pinta Jongin menggerakkan tangannya, "kalau kau tidak ingin aku melihatmu, setidaknya biarkan tanganku bebas."

"Baiklah kalau begitu," ucap Sehun tanpa berpikir panjang dan melepaskan ikatannya. Jongin menghela nafas lega sembari menyentuh pergelangan tangannya yang terasa sakit. Tapi baru beberapa saat Sehun sudah mendorong tubuhnya bersamaan dengan mengunci kedua tangannya. "Sehun!"

Yang diteriaki hanya diam dan kembali mengikat kedua tangan Jongin ke head board tempat tidur sebelum perlahan menggerakkan kembali pinggulnya.

Sialan! Maki Jongin merasakan jantungnya kembali berdebar kencang membuat darahnya berdesir cepat. "Ngh! Ahhh~ Sehun," tanpa ia sadari tubuhnya melengkung menikmati gerakan Sehun, sampai-sampai air liurnya mengalir dari sudut bibirnya. "Ahh... ah... ngahhh..." sensasi ketidakberdayaan ini memacu adrenalinya.

"Kau sudah tidak penasaran bukan dengan sensasi bondage dengan mata tertutup?" bisik Sehun sensual di telinga Jongin yang refleks mengetatkan lubangnya, "Ck...ck...ck... kau benar-benar menikmatinya ya."

Senyum licik nan memuakkan terukir manis di wajah tegas Sehun karena ia merasa bahwa malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mencoba berbagai hal yang ingin Jongin ketahui. Begitu Jongin ejakulasi untuk kedua kalinya, Sehun tidak segan-segan menghajar Jongin yang masih lemas dengan mengubah posisinya menjadi menungging.

"A-apa, apa kau segila ini di, ngh~ ahhh, kasur?"

Hembusan nafas hangat Sehun perlahan menyapa telinganya, dengan sensual Sehun berbisik, "Entahlah, mungkin kau bisa mengetahuinya kalau kau terus bermain denganku."

"Dasar gila!"

Dalam hati Jongin berharap baik kakak maupun ibunya tidak naik ke atas lalu mengetuk pintu. Mati-matian pula Jongin berusaha tidak mendesah keras setiap kali ujung adik Sehun berhasil menghajar titik nikmatnya. "Aku benar-benar membencimu."

"Kalau aku sangaaaaatttttt mencintaimu."

Mau sejengkel apapun Jongin kepada Sehun, maniak ini tidak akan pernah serius menjawab kekesalannya. Dan yah... itulah salah satu kesukaan Jongin terhadap Sehun.

TAP... TAP... TAP...

Kemujuran tidak berlaku di hari ini, secara samar Jongin mendengar suara langkah kaki entah milik siapa. Sehun pun juga mengetahuinya bersamaan dengan kurangnya intensitas dorongan pinggulnya. Meski begitu tidak menghalangi Sehun untuk merubah posisi mereka lagi dengan membiarkan Jongin duduk di pangkuannya setelah melepaskan ikatan tangan Jongin.

TOK... TOK... TOK...

Kedua tangan Jongin meremas bahu Sehun.

"Jongin."

TOK... TOK... TOK

"Jongin. Ck, dasar tukang molor. Bilang saja tidak mau diganggu tidurnya."

Yang pasti keadaan mereka tidak aman karena suara pintu di sebelah kamar Jongin terbuka. Menandakan kakak Jongin bisa mendengarkan desahan mereka kapan pun. "Hemm... tantangannya semakin menarik."

"Dasar bodoh, bukan saatnya memikirkan itu. Sudah lepaskan aku. Kau sudah puas bukan?"

"Kau belum sadar ya kalau adikku masih tegang dan belum keluar sama sekali? Ck... ck... ck... sepertinya kau terlalu menikmatinya sampai-sampai melupakanku."

.

.

.

TBC

Sudah lah dibuat gantung aja :v

Maaf ya baru bisa lanjut update ff ini, padahal chapter kedua ini dah lama banget diketiknya. Cuman buat dapet feel ikeh-ikeh kimochinya agak terganggu, jadi harus ngelakuin ritual khusus setiap mau tidur dengan memikirkan 'enaknya gerakannya apa aja ya.'

Moga-moga aku nggak buat berchapter panjang ff ini :')