Disclaimer:{ Naruto= Masashi Kishimoto}
Warning: Typo. B.Baku. Alur Berantakan. Dll
Genre: Action. Advanture. Family.
{ Chapter 1 }
Konohagakure, salah satu desa besar yang telah melahirkan ninja-ninja hebat. Bahkan dua Shinobi yang di juluki sebagai dewa dan hantu Shinobi adalah pendiri di desa ini.
Bukan hanya itu, masih banyak Shinobi hebat lainnya, seperti Tobirama Senju adik dari Hashirama senju, salah satu yang dijuluki sebagai ninja tercepat dan jutsu air yang mengerikan.
Ada Hiruzen Sarutobi, dia dijuluki sebagai propesor si Konoha karena kepintaran dan banyak nya jutsu yang dia ciptakan.
Lalu adalah Minato Namikaze, dia adalah Shinobi tercepat saat ini. Bahkan dia mendapatkan julukan si kilat kuning dari Konoha.
Dan dia semakin di hormati saat berhasil menyegel Kyuubi di kedua anaknya. Dia hanya mengalami koma selama 3 bulan saat itu.
Bukan hanya mereka, masih banyak Shinobi hebat yang terlahir di desa tersebut.
Cukup sampai disana dulu, kita pindah kedalam hutan di bukit belakang kantor Hokage. Terlihat didalam hutan itu ada seorang bocah surai merah jabrik.
Dia mengenakan Hoodie kuning dengan garis biru disampingnya. Lalu celana Hitam selutut. Terlihat dia membawa bakul di punggungnya dengan beberapa daun maupun jamur aneh.
"Hosh.. Aku dapat tanaman obat cukup banyak kali ini." Senang bocah berumur 10 tahun tersebut.
Terlihat wajah bergaris tiga di masing-masing pipinya itu tercetak wajah kegembiraan.
Namun ekspresi wajah nya menjadi kesal tiba-tiba. Dia melirik ke atas pohon di sampingnya. Dia menghela nafas panjang lalu berjalan santai.
Jika diperhatikan, terlihat pohon yang dilirik bocah tadi ada seorang anbu bertopeng kucing dengan pedang di punggungnya.
Melihat bocah yang dia awasi pergi, sosok tersebut langsung menghilang dari sana.
Kita kembali pada bocah tadi, terlihat kini dia sampai di sebuah rumah kecil didalam hutan tersebut. Ini adalah rumah yang dia minta di buatkan oleh kakek Hokage.
Jika kalian penasaran siapa bocah tersebut, dia adalah Uzumaki Naruto. Salah satu putra Hokage saat ini, Yaitu Namikaze Minato.
Sebenarnya Naruto sengaja meminta dibuatkan rumah sederhana ini karena beberapa alasan. Dan syukur nya kakek Hokage yang sebenarnya adalah Hiruzen menyetujui hal tersebut.
Jika diperhatikan ada sebuah kebun di belakang rumah tersebut, kebun itu adalah milik Naruto. Dia sering bertanam obat-obatan disana.
Tidak ingin berlama-lama dirumah, Naruto berjalan masuk kedalam rumahnya.
"Tadaima." Ucapnya setelah membuka pintu.
"Kyun.."
"Eh?!"
Naruto dibuat kaget, baru saja masuk. Seekor rubah putih berekor 3 seukuran anjing kecil langsung melompat ke pelukannya.
"A-ahaha... Hentikan Yuki, itu geli."
Naruto tertawa saat rubah itu langsung menjilati wajahnya. Mendengar apa yang Naruto katakan rubah itu langsung berhenti menjilati nya.
"Piuh~ Kau ini ya, selalu saja melakukan hal tersebut."
"Kyun.."
"Ya~ Aku tau kau berterimakasih karena menyelamatkan mu, itu lah mengapa aku membiarkan kau tinggal disini." Kekeh nya menurunkan rubah tersebut.
Naruto tersenyum kecil, lalu berjalan ke arah salah satu kamar. Jika di perhatikan rumah itu hanya memiliki meja makan dan dapur bersatu di ruang makan.
Lalu ada 1 kamar dan satu kamar mandi. Lalu pintu menuju ke halaman belakang yang berisi tanaman obat Naruto.
Saat masuk ke kamar nya. Terlihat itu bukan seperti kamar biasa orang untuk tidur. Ada satu sofa, lalu meja berukuran cukup besar dengan gulungan-gulungan di atasnya.
Lalu ada lemari yang penuh dengan buku-buku dan gulungan. Lalu ada lemari dengan toples yang berisi obat-obatan aneh.
Lalu ada ember yang berisi ikan disana. Terlihat didalam ember ada 3 ekor ikan. Itu adalah ikan yang Naruto pancing dan ikan itu adalah objek latihannya.
Naruto menaruh bakul yang berisi obat-obatan tadi di dekat sofa. Terlihat rubah tadi juga telah naik ke sofa tersebut.
Naruto lalu berjalan ke arah meja lalu mengambil satu ikan disana. Dia menaruh ikan itu di atas meja yang telah ada gulungan dengan kanji disana.
Naruto mengambil pisau bedah yang berada didalam gelas di atas meja tersebut. Lalu membelah perut ikan tersebut.
"Yosh.. Saatnya melatih memulihkan luka!" Ujarnya semangat.
Dia lalu menaruh telapak tangannya diatas ikan tersebut. Tidak beberapa lama, muncul chakra hijau disana.
Terlihat di pohon tidak jauh dari jendela, ada anbu yang tadi. Tidak beberapa lama, anbu itu langsung hilang dari sana.
{ Kediaman Sarutobi }
Terlihat di teras rumah utama Sarutobi, ada seorang kakek berjubah Hokage sedang santai membaca buku bersampul oranye dengan judul icha-icha.
Whush..
"Bagaimana keadaannya?" Tanya kakek tersebut tanpa berpaling dari buku tersebut.
"Naruto-Sama masih melakukan hal seperti biasa.. Sandaime-sama." Ucap Sosok yang tadi mengawasi Naruto memberi hormat ala anbu di belakang Hiruzen.
"Apa ada peningkatan yang kau lihat?" Tanya nya lagi.
"Um.. Aku agak ragu.. Tapi seperti nya dia menyadari jika aku mengawasi nya belakangan ini Sandaime-sama."
"Hum? Apa kau yakin?" Ucap nya kaget.
Bagaimana tidak kaget. Neko adalah salah satu anbu elit yang ada di bawah kepemimpinan nya. Bahkan seorang Jounin masih kesusahan merasakan kehadiran mereka.
"Ha'i.. Dan akhir-akhir ini.. Naruto-sama seperti nya tadi mulai belajar ke fase menghilangkan luka." Jelaskan Neko tersebut.
"Hahah.. Anak itu sungguh berbakat. Hanya dengan buku yang Tsunade tulis, dia bisa belajar ke fase menghilangkan luka secepat itu." Kekeh kakek tua tersebut.
"Anda benar Sandaime-sama.. Sayangnya Yondaime dan keluarga nya tidak melihat bakat Naruto-sama." Ujar Neko dengan suara lirih.
"Um.. Mau bagaimana lagi. Mereka terlalu fokus ke Menma dan Naruko, karena mereka berdua adalah Jinchuriki saat ini. Belum lagi ramalan yang di katakan oleh Jiraiya, membuat mereka lupa akan keadaan nya."
Neko menatap punggung tua tersebut. Terdengar jelas bahwa Hiruzen sangat peduli pada Naruto.
"Tapi... Hebatnya, dia bahkan sering tersenyum dan tertawa seperti bocah lain nya." Lanjut nya tersenyum.
"Ha'i.. Anda benar Sandaime-sama."
Sebagai anbu yang sudah lama mengawasi Naruto atas perintah Hiruzen. Neko adalah sosok yang cukup mengenal Naruto.
"Baiklah, kau boleh istirahat. Aku yakin, dia akan lama dengan latihan nya."
"Ha'i.. "
Whush...
"Naruto-kun.. Aku akan menunggu perkembangan mu." Gumam nya.
{ Keesokan harinya }
Terlihat matahari baru saja terbit, di bebatuan sungai didalam hutan. Terlihat bocah itu sedang melakukan meditasi bertelanjang dada.
Srakhh..
Mendengar suara, Naruto membuka matanya dan langsung melempar batu seukuran kelereng ke semak-semak tersebut dengan cepat.
"Grooaa..."
Terlihat seekor beruang keluar dari semak-semak tersebut. Terlihat kakinya depan nya terluka.
Naruto tersenyum miring melihat sosok beruang tersebut. Dia bangkit dari meditasi nya lalu melompat dan langsung memberikan tendangan
berputar pada wajah beruang tersebut.
"Masih terlalu cepat bagi mu!"
Duagh.. Brakh..
Beruang itu langsung terseret beberapa meter saat menerima tendang Naruto. Namun tidak beberapa lama beruang berukuran besar itu kembali berdiri.
Namun kali ini ekspresi dari beruang itu tidak garang lagi, melainkan ketakutan.
"Ahaha... Maaf-maaf, aku kelihatan berlebihan menyerang mu tadi." Sesal Naruto.
Dia berjalan menghampiri beruang itu, lalu berjongkok mendekati kaki yang terluka itu. Terlihat dari tangan Naruto muncul chakra hijau, tidak memakan waktu lama luka beruang itu langsung sembuh.
"Teheh.. Maaf ya." Ucapannya menatap beruang itu tanpa rasa takut.
Seakan mengerti Beruang itu langsung menjilati wajah Naruto. Sedangkan Naruto hanya tertawa menerima hal tersebut.
"Hahaha... Iya-iya, aku tau. Baiklah hentikan itu, aku harus ke Academy hari ini."
Mendengar hal tersebut, beruang tadi langsung menghentikan jilatannya. Dia lalu membungkuk.
"Hahah.. Baiklah, terimakasih kau memberikan ku tumpangan." Ucapnya naik ke punggung beruang tersebut.
Jika kalian penasaran kenapa Naruto sangat dekat dengan beruang tersebut. Sebenarnya dia sudah lama bertemu beruang itu, dan lagi Naruto memiliki sedikit kelebihan, yaitu dia paham dengan apa yang dikatakan oleh hewan.
{ Academy }
Terlihat kini Naruto sudah ada didepan kelas nya. Dia terlihat masih mengenakan stelan seperti semalam, yaitu Hoodie oranye dan garis biru, celana hitam dan sepatu Shinobi berwarna biru.
Sraak..
"OHAYO.. MINAA...!"
Teriaknya setelah membuka pintu tersebut. Namun tidak ada balasan dari seluruh murid disana.
"Heh.. Kenapa kau baru sekarang masuk? Apa kau malu karena gagal waktu itu!" Ledek pemuda surai pirang jabrik.
Masih memasang senyum lebarnya, Naruto berjalan santai menuju mejanya. Tanpa menghiraukan hal tersebut.
"Yo.. Sasuke.. Aku turut berduka atas apa yang menimpa klan mu." Ucap Naruto menepuk bahu seorang bocah emo.
"Ap..!"
Bocah itu kaget sembari berbalik, dia menatap Naruto yang kini telah duduk disamping gadis surai hitam sebahu.
"Bagaimana dia tau? Bukannya Tou-sama mengatakan itu rahasia di desa ini."
"Apa Satsuki yang mengatakan nya?" Batin Bocah itu lagi melihat gadis yang mirip dengan nya, yang duduk di sudut jendela meja yang sama dengan Naruto.
"Oi.. Sejak kapan kau dekat dengan si lemah itu?" Bisik bocah yang mirip dengan Naruto, tapi memiliki surai yang berbeda.
"Cih diam lah Dobe!"
"Kau teme.."
"Yo.. Pagi Hinata, Satsuki." Ucap nya girang.
"P-pagi N-Naruto-kun.." Balas gadis surai hitam pendek.
"Hum.. Pagi!" Balas gadis surai hitam diikat ekor kuda, dengan poni membelah di wajahnya.
Naruto hanya tersenyum mendapati balasan datar tersebut. Dia tidak masalah dengan hal tersebut, karena baginya orang-orang yang ada di kelas bukanlah siapa-siapa baginya.
{ Sore Harinya }
Terlihat hari sudah menjelang sore. Didalam hutan terlihat Naruto kini membaca gulungan yang dia pinta ke Hiruzen.
Jujur saja, baginya saat ini yang sangat baik padanya ada Hiruzen. Karena kakek tersebut yang sampai saat ini membantunya.
"Humm.. Jadi seperti itu, aku sangat kagum pada Hokage ke dua. Dia menciptakan jutsu-jutsu hebat, bahkan sampai yang terlarang." Gumamnya.
"Yosh, saatnya mencoba chakra apa yang aku miliki." Lanjut nya berdiri.
Naruto mengeluarkan kertas dari dalam sakunya. Lalu menjepit di kedua jari nya.
Tidak beberapa lama, kertas itu terbelah dua, yang satu basah lalu yang terakhir berubah menjadi abu.
"Wow.. Tiga perubahan chakra.. Suiton, Doton dan Fuuton. Hahah.. Sungguh jekpot yang tidak terduga." Kekeh nya.
"Tunggu.. Jika aku beruntung, aku bisa mempelajari dua Kekkai Genkai... "
"Yosh.. Aku harus semangat."
T...B...C...
Yo, makasih buat yang sempati baca ni fic gua. Jika banyak kekurangan tolong di maklumi, aku nulis hanya ingin menyalurkan imajinasi saja, terimakasih.
Note: Jangan Terlalu berharap dengan fic ini-_-
