Disclaimer:{ Naruto= Masashi Kishimoto}

Warning: Typo. B.Baku. Alur Berantakan. Dll

Genre: Action. Advanture. Family.


{ Chapter 2 }


{ 2 Bulan kemudian } { Hutan Kematian }

Syutt.. Jrash.. Jrash..

Tap.. Brakh.. Brkah..

Naruto menatap ular berukuran raksasa dibelakangnya yang sudah tidak bernyawa tersebut. Dia tadi berhasil memberikan luka fatal pada ular tersebut.

"Fiuh~ Padahal aku tidak ingin membunuh mu, tapi kau yang memaksa ku. Maaf." Ucapnya melempar kunai milik nya.

"Tidak aku sangka, aku cukup berkembang saat ini. Lebih baik pulang terlebih dahulu, siapa tau mereka merindukan ku." Kekeh nya dengan aneh.

Tidak beberapa lama, tubuh Naruto langsung hilang dikelilingi daun. Itu adalah Shunshin no Jutsu.


{ Kediaman Namikaze }

Naruto muncul tidak jauh didepan rumah mereka. Dia lalu berjalan santai dan langsung membuka pintu.

"Tadaima.." Ucapnya walaupun dia yakin tidak akan ada yang membalas.

Dan benar saja, tidak ada balasan sama sekali. Dia lalu berjalan masuk dan melihat wanita surai merah di gerai kini tengah memasak di dapur.

"Kaa-san-"

"Hum? Ah Naruto-kun. Maaf Kaa-san lagi sibuk, bisa kita bicara nanti saja." Balas wanita itu tanpa berbalik.

"Ba-"

"Kaa-chan.. Bisa ajari aku jutsu baru."

Belum selesai Naruto bicara, ada seorang gadis surai pirang diikat twintail turun dari lantai atas. Dia melewati Naruto begitu saja dan menghampiri wanita itu.

"Ah, Naruko-chan. Tunggu ya, setelah Kaa-chan selesai membuat makanan untuk mu dan Menma." Ucapnya tersenyum.

Naruto yang masih berada di situ tersenyum pahit. Makanan untuk Menma dan Naruko, tanpa ada namanya.

Walaupun kata-kata itu sederhana, tapi sangat membuat dia sakit hati.

"Um, baiklah Kaa-chan." Balas gadis itu tersenyum.

Dia lalu melirik Naruto yang masih ditempatnya itu. Dia memperhatikan pemuda itu teliti.

"Nii-chan, apa kau mau ikut latihan dengan kami?" Tawar gadis itu.

Yah itu benar, Naruto lebih tua satu tahun dari Naruko dan Menma. Dia gagal satu tahun ujian menjadi genin, yah sebenarnya jika dia ingin dia akan langsung jadi genin, tapi waktu itu dia memilih melatih jutsu medis nya.

"Eh, tapi Naruko. Jutsu yang Kaa-chan akan beri jutsu susah loh, Naruto pasti tidak sanggup melatihnya."

Bukan Naruto yang menjawab, melainkan Kushina yang menjawab. Lagi-lagi Naruto hanya dapat tersenyum mendengar hal itu.

"Tidak apa Naruko.. Kau berlatih lah dengan Kaa-san." Balasnya tersenyum, lalu dia berjalan naik keatas.

Gadis itu menatap Naruto intens, sebenarnya dia merasa ada yang aneh dengan kakak nya itu, belum lagi sikap ibu dan ayahnya sangat berbeda pada Naruto.


"Wow.. Dua bulan tidak pulang, kamar ku sekarang sangat bagus." Gumamnya tersenyum pahit.

Yah, bagus dalam kategori keburukan. Sangat kotor, debu ada dimana-mana. Sarang laba-laba ada banyak disana.

Menghela nafas, Naruto langsung menyilang kan jarinya untuk membuat jutsu.

"Kage Bunshin no jutsu."

Phofh..

Muncul kepulan asap disana, tidak beberapa lama terlihat replika Naruto ada 4 orang disana.

"Yosh, mohon bantuan kalian Minna." Ucapnya memegang kemoceng.


{ Malam Harinya }

Terlihat dimeja makan keluarga Namikaze, seluruh keluarga tersebut kini sedang melakukan makan malam.

Termasuk Naruto, karena tadi Naruko mendatangi dia ke kamar.

"Tou-san." Panggil nya.

"Hum?" Gumam pria tampan surai pirang dengan jambang membelah di wajahnya.

"Apa Tou-san bisa mengajari ku Rasengan?" Tanya Naruto menatap langsung pria itu.

Minato menghentikan makannya, dia lalu menatap Naruto. Dia menghela nafas beberapa saat.

"Maaf Naruto, Tou-san s-"

"Tou-san, itu tidak adil. Sedangkan Menma, Tou-san ajari jutsu tersebut, kenapa Naru-nii tidak?"

Kali ini gadis surai pirang itu angkat suara, dia mulai kesal melihat Nii-san nya seperti tidak dianggap di keluarga ini.

"Eh? Tapi Naruko, Menma berbeda. Dia harus bisa menjaga dirinya baik-baik, kau tau bukan kalian memiliki apa?" Balas pria itu menjelaskan.

"Ta-ta-"

"Tidak apa-apa Naruko.. Tapi Tou-san. Bolehkah aku melihat jutsu itu sekali saja." Ucap Naruto.

"Heh.. Untuk apa kau melihatnya, itu tidak akan merubah apapun." Balas pemuda surai pirang jabrik.

"Hahh~ Baiklah Naruto, besok ikutlah saat aku mengajari Menma Rasengan."

Naruto mengangguk mengerti, karena mau dipaksakan seperti apapun hanya akan timbul keributan saja.


"Rasengan."

Brakh...

Naruto menatap takjub chakra dengan perputaran acak yang telah melubangi pohon tersebut.

Tapi pagi saat matahari menjelang, Minato langsung mengajak mereka ke training ground tim 7 untuk berlatih, ah tidak lebih tepatnya melatih Menma.

Pantas ayahnya ditakuti oleh ninja-ninja desa lain, karena dia bisa menciptakan jutsu rank A seperti itu.

"Tangkap ini."

Naruto langsung menangkap gulungan yang dilempar ayahnya. Dia menatap bingung jutsu tersebut.

"Maaf Tou-san tidak bisa mengajari mu dari awal, karena Menma telah masuk ke pase kedua latihan Rasengan. Jadi pelajari lah dari gulungan itu."

Naruto mengangguk mengerti, baginya ini saja sudah cukup. Karena dia telah melihat wujud asli dari jutsu tersebut.

"Arigatou Tou-san.. Aku pergi dulu."

Naruto langsung pergi dari sana setelah mendapat anggukan dari Minato.

"Tou-san, apa tidak masalah memberikan gulungan itu padanya?" Tanya Menma cemburu.

"Tidak masalah Menma-kun, lagian itu hadiah untuk Naruto karena tidak bisa mengajari dia, karena Tou-san harus fokus padamu dan Naruko." Jelaskan Minato.

"Um.. Baiklah."


Terlihat kini Naruto sudah berada di dalam hutan kematian. Dia sudah membawa apa yang perlu untuk mempelajari jutsu barunya.

"Hum.. Aku sudah membeli balon yang berisi air, bola karet.. Yosh, aku akan menambah porsi latihan ku." Ucapnya.

"Tajuu.. Kage Bunshin No Jutsu!."

Phof.. Phofh.. Phofh..

Terjadi ledakan asap yang sangat tebal disana. Setelah asap itu hilang, terlihat kini ada ratusan reflika Naruto disana.

"Yoshh... Minna.. Kita akan mempelajari semua jutsu yang kita miliki!" Teriak Naruto girang.


{ 3 Tahun Kemudian }

Tiga tahun telah berlalu, dan selama tiga tahun itu banyak kejadian yang terjadi di Konoha.

Seperti pencobaan penculikan pada Naruko. Lalu terbantai nya separuh klan Uchiha, lari nya Uchiha Itachi dari desa karena membantai klannya sendiri.

Menma yang berhasil membangkitkan Mokuton, dan Naruko yang berhasil membangkitkan Rantai Chakra.

Sedangkan untuk Naruto, dia sudah tidak pulang selama 2 tahun lalu ke rumah nya. Karena walaupun disana dia hanya akan menjadi angin lalu.

Tapi selama tiga tahun ini, Naruto benar-benar berkembang pesat. Karena dia hampir mempelajari semua jutsu yang dia pelajari dengan sempurna.

Bahkan hebat nya, dia kini telah mendapatkan tipe chakra baru, yaitu Api. Sungguh latihan yang dia tempuh mati-matian membuah kan hasil.

Kini terlihat Naruto berada diatas tebing patung Hokage. Dia menatap pesta yang diadakan Konoha mengingat hari ini adalah lahirnya nya dua pahlawan Konoha, yaitu Naruko dan Menma dan lulusnya para Rookie.

Kini Naruto mengenakan celana hitam bergaris merah disampingnya, lalu kaos putih dilapisi baju merah bergaris hitam dan ada ikat kepala didahinya, menandakan dia telah menjadi Gennin.

Lalu sepatu Shinobi berwarna Hitam. Iris berbeda warna ini menatap desa datar. Iris biru di kiri dan Violet di kanan menatap para orang tua Rookie yang merayakan pesta dengan sendu.

"Aku sudah yakin kau pasti disini... Kenapa kau tidak menikmati pesat ini Naruto-kun?"

Naruto menoleh kebelakang, terlihat Hiruzen dengan pakaian Hokage berjalan menghampiri nya.

"Aku hanya malas melakukan kegiatan seperti itu." Balasnya datar.

"Hahaha... Jangan seperti itu, bukannya kini kau telah menjadi Gennin?" Kekeh orang tua itu duduk disamping Naruto.

"Hahh~ Jiji, kau tau bukan aku ini adalah murid dengan nilai terendah." Balasnya menghela Nafas.

"Hahah.. Naruto-kun, walaupun aku ini orang tua. Tapi aku tidak akan bisa kau tipu dengan nilai seperti itu.. Karena aku sudah mengenal dirimu."

Yah, Hiruzen tau. Naruto tidak ingin menunjukan kekuatan nya pada orang-orang. Karena dia tau pemuda itu tidak ingin jadi perhatian.

"Yah, hanya kau yang paling mengenali ku Jiji." Balas Naruto tersenyum.

Kakek tua itu ikut tersenyum. Dia lalu mengeluarkan sesuatu dari balik baju nya. Terlihat ada gulungan disana.

Phoph..

Gulungan itu langsung menjadi besar disana. Naruto menatap bingung apa yang ingin dilakukan oleh kakek tersebut.

"Ini hadiah untuk mu Naruto-kun."

Mata Naruto membelalak saat Hiruzen membuka gulungan itu. Terlihat tertulis nama-nama disana.

"Ini..?" Tanyanya menatap mantan Hokage itu tidak percaya.

"Ha'i.. Karena Asuma tidak menginginkan ini dan Konohamaru masih kecil. Aku ingin menitipkan Enma padamu." Ucap nya.

Naruto tentu saja kaget, karena setahu nya Enma adalah Raja kera. Dimana dia hanya akan membuat kontrak dengan klan Sarutobi.

Dia menutup matanya. Sebenarnya dia sangat senang menerima hal tersebut, tapi dia bukanlah petarung gaya tongkat.

"Maaf Jiji, aku tidak bisa menerima hal tersebut. Aku yakin Jiji tau alasan aku tidak bisa menerima itu."

Hiruzen menatap pemuda itu, dia lalu tersenyum lebar. Tanpa mengatakan apapun dia langsung memeluk pemuda tersebut.

"Hahaha.. Ya, maafkan aku Naruto-kun. Karena terlalu senang ingin memberikan hadiah kelulusan untuk mu, aku sampai lupa bahwa kau tidak pengguna tongkat."

"Oi.. Jiji, lepaskan aku. Kau membuat ku risih." Kesal nya melepaskan pelukan Hiruzen.

"Hahaha... Maaf-maaf, jadi sebagai gantinya.. Apa yang kau pinta, orang tua ini akan berusaha memenuhi nya." Ujar Hiruzen.

"Tolong latih tanding lah dengan ku... Aku ingin menguji sampai mana sekarang kemampuan ku." Balasnya menatap Hiruzen mantap.

"Hum? Kau ingin melawan orang tua ini? Hoho... Baiklah jika itu keinginan mu."

Hiruzen langsung berdiri, begitu juga dengan Naruto. Hiruzen langsung membuka jubah Hokage nya digantikan dengan pakaian perang nya.

Dia lalu membuat beberapa Handseal disana. Terlihat kawah transparan langsung mengelilingi mereka.

"Kurasa dengan ini, mereka tidak akan menyadari pertarungan kita."

Naruto mengangguk mengerti, dia langsung mengambil jarak dari Hiruzen dan memasang kuda-kuda.

"Hoho.. Walaupun aku sudah tua, aku masihlah mantan Hokage loh, Naruto-kun."

"Yah, maka dari itu aku ingin bertarung dengan anda."

Whush..

Mata Hiruzen membola sempurna saat melihat Naruto telah ada diatasnya, siap memberikan tendangan menggunakan tumit.

DUARR...

Hiruzen menatap horor lokasi saat dia tadi berdiri, andai dia lambat sedikit. Dia yakin pasti menerima luka dari tendangan Naruto.

"Bahkan itu sudah hampir seperti kekuatan Tsunade."

"Hoho.. Kau tidak sabaran ya, Naruto-kun." Ujar Hiruzen.

Whus.. Tap..

Naruto berlari dengan cepat memotong jarak antara mereka. Sampai didepan Hiruzen, Naruto langsung melancarkan pukulannya.

Buagh... Buagh.. Bugh...

"Ugh... Kekuatan nya sangat mengerikan. Ini sudah hampir seperti Human Stringer Tsunade." Batin Hiruzen berusaha menahan pukulan Naruto.

Mata Hiruzen membola, saat Naruto dengan cepat berputar dan memberikan tendangan berputar menggunakan tumit nya ke pinggang peteran perang itu.

Whus.. Brakh... Bomm..

Tubuh Hiruzen langsung menghantam pohon dan menghancurkan beberapa pohon disana. Naruto menatap tajam lokasi tersebut.

"Cih!"

Dia langsung mendecih kesal, saat melihat tidak ada sosok Hiruzen disana. Hanya adalah bongkahan pohon disana.

"Ninpo... Shuriken Kage Bunshin!"

Naruto langsung mendongak saat mendengar suara Hiruzen dari atas. Dan benar saja kini puluhan Shuriken langsung menyerang nya.

Namun Naruto langsung salto beberapa kali kebelakang untuk menghindari serangan tersebut.

"Katon: Goryuuka No Jutsu!"

Naruto langsung membuat Handseal sebelah tangan, saat melihat ada naga api yang menyerangnya dari kiri.

"Suiton: Suiryuudan No Jutsu!"

Whush.. Bom... Pashh...

Terjadi ledakan dan asap tebal saat kedua jutsu itu saling bertabrakan. Membuat pandangan terganggu.

Naruto langsung mengakat tangannya keatas, saat merasa benda tajam telah melingkar di lehernya.

"Hoho.. Kelihatan aku menang.. Naruto-kun." Ujar Hiruzen yang telah berdiri dibelakang Naruto sambil melingkarkan kunai dilehernya.

"Yah.. Aku tau.." Balas Naruto tersenyum misterius.

Hiruzen yang menyadari ada yang tidak beres, langsung ingin melompat. Tapi terlambat, tubuh Naruto langsung pecah jadi air dan mengurung Hiruzen.

"Fufu... Kelihatan Jiji lupa, aku ini tipe Sensor." Ujar Naruto yang muncul dari bawah tanah.

Hiruzen yang berada didalam kurungan air menatap Naruto tersenyum. Jujur saja, kekuatan Naruto sekarang mungkin sudah setara Chunin, atau bahan Low Jounin ataupun Jounin.

Entahlah Hiruzen pun tidak tau, karena dia yakin Naruto masih menyimpan kekuatan nya yang lain.

Pash..

Naruto langsung menghilangkan jutsu yang mengurung Hiruzen, dia yakin sebenarnya Hiruzen pasti bisa keluar dari sana jika mau.

"Hah.. Kau hebat Naruto-kun, aku kalah dalam pertarungan ini." Ujar nya tersenyum.

"Heheh.. Tidak, aku tau jika pertarungan serius, kau akan menang dengan mudah." Balas Naruto tersenyum.

Hiruzen tersenyum kecil, dia lalu mengeluarkan sesuatu dari saku nya. Itu adalah sebuah gulungan penyimpan.

"Didalam sana ada jutsu api klan Sarutobi, aku yakin kau masih belum menyempurnakan jutsu api mu." Ujar Hiruzen memberikan gulungan tersebut.

{ Sekedar informasi saja, satu tahun lalu Naruto telah membangkitkan elemen baru nya, yaitu Api karena latihan yang keras. }

"Terimakasih Jiji.. Kalau seperti itu, aku pulang dulu."

Hiruzen mengangguk mengerti. Naruto langsung hilang dari sana dengan menggunakan Shunshin.

Tap.. Tap..

"Dia anak yang berbakat." Ucap seseorang yang baru muncul.

"Yah, seperti yang kau lihat. Dia adalah Murid paling berbakat saat ini. Tapi sayang dia tidak terlalu suka dengan gelar." Balas Hiruzen, dia lalu berbalik.

"Apa kau sudah bertemu dengan pengguna Mokuton ke tiga di konoha? Tsunade-Hime." Ujar Hiruzen menatap wanita surai pirang dengan jubah hijau dan tanda didahinya.

"Yah, dia cukup berbakat. Tapi bocah tadi lebih berbakat.. Bahkan sampai bisa hanya menggunakan satu Handseal sebelah tangan untuk menggunakan jutsu...Dan membuat air dari ketiadaan"

".. Dia pasti telah memiliki kontrol chakra dan pengendalian elemen yang sangat luar biasa." Puji Tsunade.

"Tentu saja, bahkan dia adalah ninja medis muda paling berbakat saat ini.. Bahkan dia telah bekerja di rumah sakit Konoha satu tahun lalu."

Iris coklat itu tidak bisa tidak membola saat mendengar hal tersebut, dia mendengar cerita beberapa ninja bahkan cerita dari Shizune. Bahwa ada ninja medis muda berbakat di Konoha.

"Apa dia.. Namikaze Uzumaki Naruto!" Kaget Tsunade.

Bagaimana tidak kaget, bocah itu telah merukir namanya di dunia medis. Bahkan digadang-gadang dia akan menjadi ninja medis lebih hebat dari dirinya.

"Hai.. Dan lebih hebat nya, dia belajar medis hanya dari buku yang aku pinta dari mu.."

Tsunade dipaksa untuk kaget lagi, yang benar saja apa mungkin seseorang dapat belajar hanya dari buku yang dia tulis sampai sehebat itu.

"Aku yakin, kau pasti t-"

"Ah.. Aku percaya Sensei.. Bahkan Shizune sudah mengatakan kekuatan anak itu. Tapi tidak aku sangka dari buku yang Sensei pinta, dia dapat berkembang seperti itu."

Hiruzen tersenyum mendengar dan melihat reaksi Tsunade yang kini memijat keningnya. Apa kabar jika dia mengatakan semua jutsu yang Naruto latih adalah hasil hanya melihat jutsu itu bekerja dan gulungan saja.

"Oh iya Tsunade, apa kau akan pergi mengembara lagi?" Tanya Hiruzen merubah topik.

"Um ya, aku hanya pulang ingin melihat Namikaze Menma, yah walaupun aku sekarang lebih tertarik pada kakak bocah itu."

"Haha.. Yah, tapi sayangnya bocah itu tidak mudah didekati." Balas Hiruzen tersenyum aneh.

"Hum? Apa maksudnya?"

"Hahh~ Dia sedikit krisis akan kepercayaan pada orang lain. Hanya orang-orang yang benar-benar dekat dengan nya yang ingin dia ajak bicara."

"Hum? Kenapa seperti itu." Bingung Tsunade.

"Yah, aku yakin kau pasti menyadari saat bertemu Minato dan Kushina tadi."

"...??!"

Tsunade pertama-pertama tadi terlihat bingung, tapi saat mengingat sesuatu dia tersentak.

"Apa.. Dia diabaikan?!"

Bukan tanpa alasan Tsunade berpikir seperti itu, karena saat perkumpulan tadi. Kushina dan Minato selalu membanggakan Menma dan Naruko, sedangkan Naruto. Dia tidak ada namanya disebut di pembicaraan tadi.

"Heh.. Aku yakin Hime seperti mu langsung mengetahui nya." Senyum Hiruzen.

"Aku tidak habis pikir, bagaimana mungkin mereka melakukan itu? Itu membuat ku kehilangan respek pada mereka." Kesal Tsunade.

"Haha.. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Kushina dan Minato tau betul kehidupan Jinchuriki itu seperti apa.."

"... Yah walaupun sebenarnya mereka tidak harus melupakan Naruto seperti itu." Lanjut Pria tua tersebut.

Tsunade mengangguk setuju, walaupun sebenarnya perhatian Kushina dan Minato terlalu berlebihan pada dua anak nya.

"Oh iya sensei, ini tolong berikan pada Naruto. Anggap ini sebagai hadiah pendekatan ku dengan nya." Tsunade memberikan gulungan pada pria tua tersebut.

"Ha'i.. Dia pasti senang menerima hal ini." Balas Hiruzen.


[ Keesokan harinya ]

Sementara itu di training ground team 7. Terlihat 6 remaja sudah ada disana. Mereka ada Gennin baru, yaitu team 7 dan team 11.

Untuk team tujuh sama seperti Cannon, hanya saja Naruto di ganti Menma. Sedangkan team 11, ada Naruto, Naruko dan Satsuki.

Untuk pakaian Satsuki, dia mengenakan pakaian yang mirip seperti Sarada, tapi bajunya berwarna seperti klan uchiha lain nya dan rambut nya di ikat ekor kuda dengan poni membelah di wajahnya. Sedangkan untuk Naruko, sama seperti Menma tapi versi Naruko.

Terlihat Naruto bersandar di pohon dengan kaki sebelah ditekuk, dan tangan dilipat didada, dia terlihat menutup matanya tanpa memperdulikan ocehan Menma yang marah-marah karena guru mereka datang terlambat.

"Oi, lemah. Ayo kita latih tanding sambil menunggu sensei datang." Ujar Menma menunjuk Naruto.

"Menma! Kau jangan keterlaluan, dia itu Nii-chan kita!" Marah Naruko.

"Cih diamlah Naruko, aku tidak akan mengakui dia sebagai kakak ku, karena dia terlalu lemah untuk itu."

Naruto yang tadi menutup matanya mulai dibuka. Dia menatap Menma datar, lalu tanpa kata-kata berjalan kearah mereka.

Tentu saja mereka memasang beragam ekspresi. Seperti Sasuke yang kini menatap Naruto tersenyum misterius, Sakura dan Naruko mulai panik, lalu Satsuki yang ikut tersenyum.

Karena dia ingin sekali melihat makhluk kuning itu { Menma } di hajar oleh Naruto. Namun ekspresi mereka semua menjadi tenang dan kecewa saat Naruto hanya melewati Menma lalu bersandar di pohon untuk latihan.

"Sampai kapan kalian hanya bersembunyi, aku sudah mulai bosan disini."

"???"

Menma dan yang lainnya menjadi bingung saat Naruto berbicara. Siapa yang bersembunyi, padahal mereka semua ada disini.

"Oi, Si-"

"Yare~ Yare~ Tidak aku sangka kami ketahuan."

Para gennin langsung menoleh keatas pohon saat mendengar suara dari sana. Dan benar saja, Kakashi dan seorang pria lainnya ada disana.

Tap.. Tap..

Mereka melompat kebawah lalu berjalan mendekati mereka. Terlihat Kakashi tersenyum dibalik masker nya sembari menggaruk tengkuknya.

"Kakashi-Nii.. Sejak kapan kalian disitu?" Kaget Menma.

"Hehe.. Yah sejak tadi. Maaf, aku hanya ingin melihat keakuran kalian." Ujarnya tersenyum.

"Hebat.. Jadi dialah Uzumaki Namikaze Naruto. Tidak salah para tetua memperhatikan nya.. Bahkan Danzo tertarik padanya." Batin pria memiliki ikat kepala seperti Hokage kedua, dia adalah Yamato.

"Moo~ Sensei, padahal kami capek menunggu kalian loh!"

"Hahaha.. Sekali lagi maaf."

"Jadi? Kenapa kami di gabung dengan team 7?" Tanya Naruto langsung.

"Ah.. Um, yah karena kita akan mengadakan tes kelulusan."

"Tes kelulusan? Bukannya kami sudah lulus Sensei?" Tanya gadis surai hitam kebiruan di ikat ekor kuda dengan poni membelah di wajahnya.

"Um? Tidak, kalian hanya lulus dari Academy, bukan lulus jadi Gennin. Jadi di tes ini akan melihat kelulusan kalian.."

".. Dan persen kelulusan dari tes selama ini adalah.. Nol persen."

Mau tak mau, tentu saja membuat mereka kaget. Yang benar saja, jadi selama ini murid yang ada di didikan Kakashi selalu gagal.

"Apa tes yang akan kami lakukan?" Tanya Sasuke.

Ting..

Kakashi mengeluarkan 3 lonceng, sedangkan Yamato mengeluarkan 2 lonceng.

"Lonceng?" Bingung mereka.

"Ha'i.. Tugas kalian adalah mengambil lonceng ini dari kami. Bagi yang tidak mendapatkan lonceng.. Akan kami kembalikan ke Academy." Jelaskan Kakashi tersenyum penuh makna.

"Tapi.. Lonceng itu hanya ada 5-"

"Ha'i.. Salah satu dari kalian akan pulang ke Academy." Potong Kakashi.

Menma langsung tersenyum lebar, dia langsung menunjuk Naruto.

"Haha.. Sudah jelas, dia yang akan kembali ke Academy."

"Yah, itu tidak akan terjadi. Selama aku bersama Nii-chan!" Bela Naruko.

"Ha'i~ Tolong tahan pertengkaran kalian... Tes hanya akan sampai jam makan siang.. Jadi kalian bersiaplah." Ujar Kakashi meletakkan jam weker di atas batang pohon.

"Baiklah.. Tes.. Dimulai!"

Whus..

Para Gennin disana langsung hilang dari sana. Kakashi dan Yamato tersenyum melihat kegesitan mereka.

"Satsuki, Sasuke. Sudah bagus menyembunyikan diri. Untuk Menma dan Naruko aku tidak heran karena Chakra mereka besar, untuk Sakura dia masih pemula. Yah wajar saja dia hanya dari keluarga biasa..Tapi..."

".. Naruto.. Keberadaan benar-benar hilang.. Yamato mendapatkan murid yang tangguh saat ini." Batin Kakashi.

Sementara itu, di semak terlihat Naruko dan Satsuki sedang bersembunyi memperhatikan guru mereka.

"Sial, bahkan dia tidak menganggap kita lawan nya." Kesal Satsuki, saat melihat Kakashi membaca buku, sedangkan Yamato duduk santai.

"Ano, Nii-chan ada dimana?" Bingung Naruko tidak melihat keberadaan Naruto.

"Entahlah, dia itu susah ditebak. Kita akan melawan para Sensei dulu. Aku yakin dia memiliki renca-"

"Yo.. Kalian sedang apa?"

"Hii.." Mereka berdua langsung merinding saat mendengar suara dari belakang, terlihat Naruto ada disana."

"Kau membuat kami kaget Baka.. Dari mana saja kau?" Kesal Satsuki.

"Hanya melakukan sesuatu." Balasnya mengakat bahu.

"A-ano... Nii-chan, bagaimana kita menghadapi Sensei?" Tanya Naruko.

Naruto tidak menjawab, dia hanya memainkan tangannya supaya mereka melihat kembali ke sana.

"Rasengan!"

Duarr...

Terlihat kini Menma melancarkan Rasengan nya pada Kakashi. Dia tertawa keras saat jutsu nya mengenai Kakashi.

Namun tawa nya hilang saat tubuh Kakashi digantikan jerami dengan wajah mengejek.

Brakh.. Brakh..

Dengan cepat pohon melilit Menma dari bawah tanah. Tubuh remaja itu langsung tidak bergerak disana.

"Si baka itu, apa yang dia pikirkan mengahadapi terang-terangan seorang Jounin." Bingung Naruko.

"Satsuki.. Naruko... Ambil, ini." Naruto melemparkan dua bola asap untuk mereka.

"Untuk apa ini?" Tanya Satsuki penasaran.

"Saat kalian menyerang, langsung lemparkan bom itu. Itu akan membantu."

Dua gadis itu saling lirik, lalu mereka mengangguk mengerti. Mau bagaimana pun mereka percaya dengan Naruto.

"Katon: Goukakyu No Jutsu!"

Duaarrr..

"Wah.. Kelihatan Sasuke dan Menma sangat bersemangat." Kekeh Naruto.

"Ayo, kita juga membantu."

Naruko mengangguk mengerti, dia dan Satsuki langsung keluar dari semak menerjang mereka.

"Sa.. Mari kita temukan tubuh asli mereka." Ujar Naruto tersenyum menyeringai. Tubuh pemuda itu langsung masuk kedalam tanah.

Tidak jauh dari lokasi pertarungan Sasuke dan lainnya. Terlihat Yamato sedang menyandarkan tubuh Sakura yang telah pingsan.

"Hahh~ Mereka bahkan belum sadar yang mereka lawan hanya MokuBunshin." Lelah Kakashi yang berada di atas pohon.

"A-ahaha... Bagaimana lagi, mereka masihlah baru senpai." Ujar Yamato.

"Ya kau benar, tapi aku tidak melihat Na-"

Bom.. Bom..

Kakashi tidak melanjutkan kata-katanya saat lokasi mereka dilempar oleh bom asap. Mereka langsung melompat keluar dari asap tersebut.

"Yare-yare.. Menyerang diam-diam itu tidak baik loh.. Naruto-kun." Ujar Kakashi tersenyum dibalik masker nya.

"Kau hebat, bisa tau bahwa yang disana hanyalah Bunshin.. Naruto-kun." Puji Yamato menatap Naruto di atas pohon.

Naruto hanya diam mendengar nya. Namun senyumnya digantikan seringai dibibir nya.

Whush..

Tanpa mengatakan apapun, dia langsung menerjang kedua Jounin itu dengan cepat.

"Hoo.. Kau pikir bisa mengalahkan dua Jounin send-"

Buagh.. Whush.. Duarrrr...

Belum selesai Kakashi berbicara, dia yang ingin menangkis pukulan Naruto, gagal karena pukulan Naruto lebih cepat.

"Senpai!"

Yamato menatap pemuda didepannya. Yang benar saja, padahal dia yakin Kakashi akan mampu menghindar atau menangkis pukulan itu.

"Pukulannya sangat kuat.. Apa itu Human Stringer milik Tsunade-sama?" Batin Yamato.

Whush...

Mata Yamato membola saat melihat Naruto telah berdiri didepan nya. Naruto langsung memberikan beberapa pukulan pada Yamato.

Wajah, perut, wajah.. Terus menerus, Yamato hanya dapat menerima semua pukulan tersebut. Walaupun dia dapat melihat datangnya pukulan itu, tapi dia tidak bisa mengikuti pergerakan Naruto.

"Terima ini!"

Naruto berputar dengan cepat, lalu menendang perut Yamato menggunakan tapak kakinya.

Duar.. Barakh.. Brakh.. Bomm...

Beberapa pohon langsung tumbang saat tubuh Yamato meluncur deras kesana. Naruto menatap datar hal tersebut.

Naruto melirik kebelakang saat merasakan benda tajam menekan tengkuknya.

Terlihat Kakashi disana mengarahkan mata Kunai pada Naruto. Kondisi nya tidak cukup baik, terdengar deru nafas yang tidak beraturan.

"Heh.. Kelihatan kondisi Sensei.. Kurang baik." Ujar nya tersenyum.

"Hah..Hah.. Sudah aku duga, ini pasti ulah mu."

Yah, Kakashi merasa ada yang aneh dari tubuhnya. Dia merasa tubuhnya sangat berat, bahkan pergerakan dia sangat lambat. Untung dia tadi sempat kawarimi, jika tidak dia pasti sekarat saat ini.

"Oh, hum.. Heheh.. Yah, kau tau bukan. Aku ini seorang Medis.. Itu tadi hanyalah bom asap, yang mengandung sedikit racun." Ujarnya tersenyum.

"Ku akui kau hebat, tapi s-"

Mata Kakashi membola saat melihat tubuh Naruto langsung pecah menjadi air, belum sempat menghindar. Kakashi langsung terperangkap disana.

"Hoho.. Kelihatan anda terlalu percaya diri." Kekeh Naruto yang muncul dari bawah tanah.

Kakashi menatap Gennin itu kaget. Naruto ternyata sudah menguasai dua perubahan Chakra miliknya.

Krak.. Brakh..

Naruto menatap balok-balok kayu yang muncul dari bawah tanah dan mengurung nya. Terlihat Yamato muncul disamping Kakashi yang terperangkap dalam kondisi kurang baik.

"Hah.. Hah.. Maaf Senpai, aku mengalami beberapa kendala."

Prash..

Bola air yang mengurung Kakashi langsung pecah saat Yamato menyentuh nya.

"Kau hebat Naruto-kun, bisa membuat dua Jounin seperti ini. Tapi kau telah k-"

Ting.. Ting..

Kakashi dan Yamato dikagetkan saat mendengar suara lonceng. Terlihat Naruto kini telah berada di atas dahan pohon dengan 5 lonceng.

"Sejak kapan?" Kaget mereka.

Dan benar saja, saat melihat kepinggang mereka. Lonceng sudah tidak ada. Dan saat melihat ke tubuh Naruto yang di tahan. Terlihat disana hanya ada tanah berbentuk orang.

Tap.. Tap...

"Woi lemah.. Kenapa kau tidak membantu kami melawan Sensei!" Teriak Menma yang bari datang bersama 3 Gennin lainnya.

Naruto melirik bocah itu. Dia lalu melompat turun dari pohon. Dia lalu berjalan melewati Menma dengan santai.

"Ini ambillah.. Untuk lebihnya, terserah kau mau memberikan ke siapapun." Ujar Naruto memberikan 5 lonceng pada Naruko.

Gadis itu menatap Naruto bingung? Dan lagi, bagaimana Kakaknya ini mendapatkan 5 lonceng itu.

"Ba-"

"Ah, perutku lapar. Aku pergi dulu!"

Prash..

Mereka semua dikagetkan saat tubuh Naruto pecah menjadi air, lalu hilang dari sana.

"Namikaze Uzumaki Naruto... Pantas Danzo menginginkan nya.. Dia memiliki potensi yang besar." Batin Yamato menatap terakhir Naruto tadi.

"Hahh~ Ini sudah jauh dari data-data selama ini... Aku yakin Sensei akan terkejut mendengar perkembangan Naruto."


T...B...C...