Name: Heroes From Another World: The Lost Tower

Author: The World Arcana

Genre: Romance, Family

Rating: M

.

.

AN: Ini adalah side story yang pernah gua publish di akun gua. Cuma gua republish karena gua lupa kalau gua punya fic khusus buat side story fic-fic ane. Makanya ane pindahin kesini. Anyway, enjoy. Di bagian omake, bakal ane tambahin additional scene pas Naruto ngeliat sendiri kematian putrinya, Natsumi oleh perbuatan keji Hinata. Buat Hinata lover stay away, kalo masih nekat dan malah marah-marah kayak orang gila... Shame on you.

.

.

.

Chapter 3: The Lost Memory(Heroes From Another World)

.

.

Naruto Uzumaki, Jinchuuriki Kyuubi dari Konoha dan juga penyelamat desa setelah dedikasi-nya mengalahkan Pain yang saat ini sedang berhadapan dengan senseinya yang saat ini menjadi Hokage pengganti menggantikan Godaime Hokage, Tsunade yang koma setelah mengeluarkan banyak chakra-nya untuk melindungi dan mengobati semua penduduk desa yang sedang diserang oleh Pain waktu itu.

"Jadi apa yang kau inginkan dengan kami, Kakashi-sensei?"

"Aku minta maaf sekali, Naruto. Aku tahu kalau seharusnya kau saat ini sedang berkemas untuk pergi ke Kumogakure untuk mengendalikan chakra Kyuubi." Balas Kakashi yang kemudian melanjutkan "Tapi saat ini aku punya misi untuk kalian semua. Kau bisa bilang ini misi terakhir untukmu sebelum kau pergi ke Kumogakure, Naruto."

"Misi apa kalau aku boleh tahu sensei?"

"Misi kalian adalah menangkap seorang Nukenin yang bernama Mukade. Mukade berniat menggunakan energi yang bernama Ryumyaku yang berada di reruntuhan kota yang bernama Rouran." Jawab Kakashi saat mendengar pertanyaan muridnya yang bernama Sakura.

"Maksudmu kota yang dulu terkenal karena teknologi-nya dan ribuan menara yang mengelilingi-nya tapi hancur karena Perang Dunia Shinobi Ketiga, senpai?"

"Begitulah Yamato." Balas Kakashi yang kemudian melanjutkan "Aku tahu energi Ryumyaku di Rouran terlindungi oleh segel di kunai milik Yondaime. Tapi kalau dia berhasil mendapatkan dan menyalahgunakan-nya, maka beberapa area di dekatRouransepertiSunagakurejuga akan terkena dampak dari apa yang akan dilakukan Mukade."

Khawatir dengan keadaan desa yang dipimpin sahabatnya itu, Naruto pun berkata "Baiklah. Aku setuju untuk menjalankan misi ini darimu, sensei. Tapi siapa yang akan memimpin kami, apa itu kau, sensei?"

"Sayangnya tidak Naruto. Apa kau lupa kalau aku harus menggantikan posisi Tsunade-sama sampai kondisi dia benar-benar membaik?" Balas Kakashi yang kemudian melanjutkan "Kalau begitu, misi ini aku serahkan padamu Yamato."

"Akan aku lakukan semampuku, senpai."

.

.

-Line Break-

.

.

"Jadi kenapa kau memberikan ini padaku, Sakura?" Tanya Naruto saat mereka akhirnya sampai di reruntuhan Rouran. Dia cukup terkejut dan kecewa saat melihat semua yang dikatakan Sai telah menjadi reruntuhan belaka. Menara yang dibilang Sai menjulang tinggi sampai ke langit sekarang hanya terlihat reruntuhannya saja dan bukti bahwa teknologi di Rouran lebih modern daripada semua desa besar di Elemental Nation juga telah hilang seperti angin.

"Ini adalah pedang chakra. Karena target misi kita adalah pengguna Kugutsu seperti Sasori maka benda ini sangat efektif untuk melawannya."

"Jadi bagaimana cara memakainya?"

Mendengar pertanyaan rekan satu tim-nya itu, Sakura berkata "Alirkan saja chakramu ke pedang chakra itu Naruto. Kalau kau melakukannya, maka kau bisa dengan mudah memutuskan tali chakra yang dia gunakan untuk mengendalikan Kugutsu miliknya."

"Naruto! Target kita akan segera sampai di tempat di mana Ryumyaku disegel oleh Yondaime."

"Aku dan Sakura akan segera kesana, Yamato-taichou."

Mereka pun mengejar Mukade dan masuk di tempat dimana energi yang bernama Ryumyaku itu disegel olehYondaime Hokage, Minato Namikaze. Mukade terlihat mengirim beberapa Kugutsu untuk menghalangi mereka, tapi semua boneka itu berhasil dihentikan oleh mereka. Saat Mukade berhasil mencabut kunai Hiraishin untuk menggunakan kekuatan Ryumyaku untuk kembali ke masa lalu dan menguasai 5 desa besar. Tapi Naruto dan Yamato yang berniat menolongnya turut terjatuh karena altar tempat Ryumyaku disegel oleh Minato runtuh bersamaan dengan Mukade.

"Naruto! Yamato-taichou!"

Sakura yang melihat itu langsung berniat menolong ketua tim dan juga rekannya itu, tapi dia berhasil ditolong oleh Sai yang berhasil membawa Sakura menjauh dengan kemampuan ninjutsu lukisan miliknya.

"Sai! Kita harus menyelamatkan mereka berdua."

"Aku tahu Sakura, tapi jangan gegabah." Balas Sai dengan ketus dan kemudian dia melanjutkan "Kalau kau juga turut terjatuh bersama dengan Naruto dan Yamato-taichou, hanya akan ada aku saja yang tersisa untuk menyelesaikan misi ini dan aku tidak yakin bisa menyelesaikan misi ini sendirian."

"Maafkan aku Sai. Tapi aku sudah kehilangan Sasuke, aku tidak mau kehilangan Naruto juga. Hanya dia yang membuatku masih bertahan di Tim 7. Dia sudah seperti saudara bagiku."

"Aku mengerti dengan apa yang kau rasakan, Sakura. Apalagi dia adalah sosok yang membuat diriku menjadi sosok yang lebih baik. Tapi percayalah pada dia Sakura... Dia adalah sosok yang berhasil mengalahkan Pain seorang diri lagipula dan dia tidak sendiri saat ini, aku tidak yakin kalau Yamato-taichou akan membiarkan Naruto terluka."

"Kau benar Sai, arigato."

Sai pun mendaratkan burung besar buatannya ke tanah dan dia langsung siaga saat melihat sosok gadis bersama dengan beberapa rombongan yang mengikutinya dari belakang seperti seorang pengawal

"Siapa kau?"

Gadis itu mendengus saat mendengar perkataan Sai "Aku yang harusnya bertanya seperti itu, pemuda-san. Apa yang kau lakukan di altar tempat Ryumyaku disegel?"

Melihat situasi sedang terlihat tegang, Sakura pun berkata "Kami sedang mencoba menangkap Nukenin yang akan mencoba untuk menyalahgunakan kekuatan Ryumyaku, tapi kami terlambat dan altar itu rubuh. Ketua tim kami yang bernama Yamato dan rekan kami yang bernama Naruto Uzumaki juga terjatuh saat altar itu rubuh."

Mata gadis itu terlihat melebar dan terlihat cemas saat mendengar nama Naruto dia sebutkan, dan itu membuat Sakura bingung tapi dia mengabaikannya "Kalau begitu kau bisa ikut dengan kami dan menjelaskan semuanya secara rinci. Mungkin kami bisa membantumu mencari kedua rekanmu itu dan penjahat yang telah mencoba menghancurkan altar milik Rouran."

"Itu ide yang bagus. Kita bisa menggunakan semua bantuan yang kita dapatkan." Balas Sai dan dia pun melanjutkan "Tapi bisa kita mengetahui namamu, nona? Karena kita akan bekerja sama untuk mencari kedua rekanku dan menangkap Mukade."

"Namaku Natsumi Uzu—"

Gadis itu langsung menutup mulutnya saat dia hampir menyebut nama lengkapnya, dan itu membuat Sai dan Sakura kebingungan "Panggil saja aku Natsumi. Kalau begitu aku permisi dulu."

Gadis bernama Natsumi itu pun menjauhi mereka berdua dan Sai pun berkata "Gadis yang aneh."

"Ayolah Sai, jangan begitu. Mungkin dia tidak ingin kita mengetahui nama lengkapnya. Bisa saja kan dia diincar seseorang dan itu membuatnya untuk merahasiakan identitasnya."

"Kau ada benarnya, Sakura." Balas Sai dan kemudian dia melanjutkan "Tapi apa kau melihat matanya, Sakura?"

"Hmm, memangnya kenapa dengan matanya?"

"Warna matanya itu mengingatkanku pada Naruto." Balas Sai dan itu membuat Sakura sedikit terkejut "Tapi mungkin ini cuma firasatku saja."

.

.

-Line Break-

.

.

"Dimana aku?"

Naruto Uzumaki terbangun di sebuah tempat yang terlihat seperti persembunyian bawah tanah. Saat dia terjatuh sewaktu altar Ryumyaku rubuh dan menjatuhkannya bersamaan dengan Mukade, dia berniat menggunakan Sennin Mode sebelum dia menabrak tanah tapi dia tidak bisa berkonsentrasi karena dia tidak bisa mengumpulkan chakra Senjutsu dengan benar karena kecepatan atuhnya dia ke tanah semakin cepat dan membuatnya menabrak tanah dengan keras dan kehilangan kesadarannya.

"Kalau tidak salah Yamato-taichou juga ikut terjatuh denganku, tapi dimana dia?" Tanya Naruto yang terlihat langsung mencari ketua tim-nya itu tapi tidak bisa menemukannya di mana pun, tapi dia melihat sosok gadis cantik berambut merah yang terlihat sedang duduk di batu besar di dekat Naruto.

'Rias-chan...'

Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya saat dia menyadari kalau sosok itu bukanlah Rias meskipun dia punya sedikit kemiripan dengannya, terutama di bagian rambutnya yang berwarna merah

'Tidak mungkin itu Rias-chan. Dia saat ini sedang berada di Kuoh bersama dengan Akeno-chan dan Koneko-chan.'

Setelah itu Naruto pun memberanikan dirinya dan mendekati gadis itu dan berkata "Nona, bisa kau beritahukan di mana aku sebenarnya?"

Gadis itu terlihat terkejut saat melihat keberadaan Naruto dan malah kabur dari sana, membuat Naruto menghela nafas dan berkata "Dan dia pun pergi. Terima kasih atas kebodohanmu itu, diriku."

Setelah itu Naruto keluar dari tempat dia bertemu dengan gadis itu dan dia cukup terkejut saat melihat menara-menara menjulang tinggi dan teknologi modern yang sudah tidak bisa dia temukan di Elemental Nation sekarang ini 'Dimana aku sebenarnya? Tempat ini—Mungkinkah kalau tempat ini adalah Rouran? Tempat ini sama seperti Rouran yang dikatakan Yamato-taichou dan Sai sebelum Rouran hancur? Tapi bagaimana bisa aku sampai disini, apa aku sedang berada di masa lalu saat ini.'

Naruto terlihat panik saat menyadari kalau dirinya telah terperangkap di masa lalu. Pikirannya kalut dan tidak bisa berpikir jernih. Kalau dia terperangkap di sini bagaimana dia bisa mengalahkan Akatsuki dan Madara yang telah mendeklarasikan Perang Dunia Shinobi Keempat? Bagaimana dia bisa kembali kepada Rias dan menjalani hidup-hidupnya bersama dia dan calon anak mereka kalau hubungan badan yang mereka lakukan sebelum dia kembali ke Konoha membuahkan hasil? Dan bagaimana caranya dia membawa Sasuke pulang ke Konoha kalau dia terperangkap disini?

"Apa kau merupakan ninja dari Konoha?"

Naruto melihat tiga orang memakai topeng berjalan ke arahnya dan dia pun bersiaga dan mengeluarkan kunai chakranya "Siapa kalian bertiga? Kenapa kau ingin tahu kalau aku ini seorang ninja Konoha atau bukan?"

"Karena kami bertiga juga merupakan ninja dari Konoha." Balas salah satu dari mereka bertiga yang terlihat sebagai pemimpin dari tim itu dan dia membuka topengnya diikuti oleh kedua rekannya.

Naruto bisa mengenal dua orang yang bersama dengan orang yang dia anggap pemimpin dari misi itu. Mereka adalah Choza Akimichi dan juga Shibi Aburame, ayah dari temannya yang bernama Shino dan Chouji. Mereka berdua juga merupakan salah satu dari warga desa Konoha yang sangat dia respect karena mereka tidak berfikiran kalau dia adalah monster jelmaan Kyuubi dan membiarkan anak mereka berdua berteman dengannya. Tapi dia cukup terkejut saat melihat pemimpin misi mereka bertiga ternyata adalah sosok ayahnya yang juga merupakan Yondaime Hokage dan juga sosok yang menyegel Kyuubi ke dalam tubuhnya karena dia percaya kalau dia bisa mengendalikan kekuatan Kyuubi.

'T—Tou-chan...'

"Kau tidak apa-apa nak?"

Mendengar pertanyaan Minato, Naruto pun berkata "Aku tidak apa-apa, Yondaime."

"Apa maksudmu dengan Yondaime?" Tanya Shibi yang terlihat bingung dengan apa yang dikatakan Naruto, membuat kedua mata Naruto melebar karena dia memanggil Minato dengan sebutan Yondaime, padahal bisa dilihat dia belum dilantik sebagai pengganti dari Hiruzen "Desa kami masih dipimpin oleh Sandaime-sama, Hiruzen Sarutobi-sama. Jadi kenapa kau bisa memanggil Minato sebagai Yondaime?"

"Tahan sebentar, Shibi." Balas Chouza yang melihat Shibi sudah mengarahkan kunai-nya ke arah leher Naruto karena dia langsung terlihat waspada dan paranoid pada eksistensi Naruto "Aku tidak begitu yakin, tapi aku merasa kalau dia adalah salah satu shinobi Konoha dari masa depan. Lagipula aku bisa melihat Minato menjadi Yondaime Hokage bsetelah pengkhianatan Orochimaru."

"Hentikan itu, Chouza." Balas Minato yang terlihat kesal dengan perkataan Chouza. Dia memang telah diutus untuk menggantikan Hiruzen menjadi seorang Yondaime Hokage, tapi dirinya belum siap untuk melakukan itu meski telah dibujuk gurunya yang bernama Jiraiya dan istrinya yang bernama Kushina karena dia masih ingat dengan kelemahannya yang membuat dua murid tersayangnya yang bernama Obito dan Rin terbunuh. Setelah itu dia menatap Naruto dan berkata "Jadi bisa jelaskan namamu dan kenapa kau bisa berada disini?"

Dengan sedikit dengusan, Naruto pun menjawab pertanyaan sang ayah "Namaku adalah Naruto dan hanya itu yang perlu kalian tahu."

'Nama itu kan—Nah, nama Naruto itu banyak. Bukan berarti nama itu sama seperti nama pahlawan di buku Jiraiya-sensei yang rencananya akan aku berikan sebagai nama calon anakku dan Kushina-chan kalau dia itu berjenis kelamin laki-laki.' Batin Minato yang kemudian berkata pada Naruto "Karena kau merupakan ninja Konoha seperti kami bertiga, maukah kau membantu kami dalam menjalankan misi ini, Naruto-san?"

"Aku juga punya misi sendiri,Yondaime. Jadi aku tidak bisa membantumu." Balas Naruto yang menjauh dari Minato dan membuat dia mendesah kecewa.

"Hmmm..."

"Ada apa Chouza?"

Mendengar pertanyaan Minato, Chouza pun berkata "Dia mengingatkanku pada mu, Minato. Dengan rambut pirang jabrikmu itu, tapi postur wajahnya mengingatkanku dengan Kushina."

"Jadi menurutmu, bocah bernama Naruto itu adalah putra dari Minato dan Kushina di masa depan, Chouza?"

"Sepertinya begitu. Tapi yang aku bingung adalah dengan kumis-nya yang terlihat seperti kumis kucing itu. Bagaimana bisa dia mendapatkannya?"

Mendengar perkataan Chouza itu, Minato pun membatin 'Hmm, apa itu efek dari mempunyai orang tua yang merupakan seorang Jinchuuriki? Sudahlah... Tidak penting memikirkan hal itu. Kami harus fokus dalam misi ini untuk menghentikan Anrukozan.'

.

.

-Line Break-

.

.

Naruto yang sudah menjauh dari tempat Minato, Chouza dan Shibi hanya bisa menatap langit dengan sedih. Dia ingin sekali merangkul dan memeluk sang ayah dan memberitahukan siapakah dirinya sebenarnya, tapi dia tidak ingin merubah apapun karena tindakannya dan juga membuat sang ayah tidak fokus dengan misinya apalagi saat melihat dia terlihat risih saat dia menyebutkan kalau sang ayah akan menjadi Hokage di masa depan.

Naruto melihat sosok gadis yang dia temukan saat dia pertama bangun di Rouran yang terlihat sedang menyapa para subjek-nya, tapi dia melihat gadis itu terdorong dan membuatnya jatuh dari balkon tempat dia berdiri, membuatnya langsung bergegas ke arah gadis itu dan menolongnya. Menyelamatkannya dari genggaman Shinigami yang sebentar lagi akan merenggut nyawanya.

Naruto yang menggendong gadis itu dengan gaya bridal berhenti dan menurunkan gadis itu dan berkata "Apa kau baik-baik saja, nona?"

"Aku baik-baik saja. Terimakasih atas bantuanmu, errr—"

"Namaku Naruto Uzumaki. Senang bertemu denganmu nona."

"Salam kenal denganmu juga Naruto-san. Perkenalkan namaku adalah Sara. Aku adalah ratu dari Rouran."

Naruto terlihat kagum pada Sara karena walaupun dirinya masih muda tapi dia sudah bisa menjadi pemimpin rakyatnya 'Sama seperti Gaara...'

Mereka kemudian diam tanpa berkata apa-apa dan Naruto pun berkata "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa ada yang mencoba membunuhmu, Sara-san?"

"Apa maksudmu ada yang mencoba membunuhku? Aku terjatuh karena keteledoranku sendiri, Naruto-san."

"Aku melihatmu sedari tadi di bawah dan aku benar-benar melihatmu didorong, Sara-san."

'Tapi oleh siapa?' Siapa yang ingin mencoba membunuhku?' Batin Sara yang terlihat panik dan ketakutan saat menyadari ada yang membencinya dan berniat untuk membunuhnya, tapi tepukan di bahunya menyadarkannya "Na-Naruto-san..."

"Aku akan melindungimu, Sara-san. Setidaknya sampai aku menemukan siapa yang aku cari disini." Balas Naruto yang memegang tangan Sara dengan lembut dan membuat wajah sang ratu muda itu memerah.

"Jadi kita bertemu lagi, Naruto-san."

"Yondaime..."

Mendengar perkataan Naruto, Minato Namikaze yang datang bersama Shibi dan juga Chouza pun berkata "Jangan memanggilku begitu. Sandaime-sama belumlah pensiun dan memilih siapapun untuk menjadi penggantinya."

"Jadi untuk apa kau kesini, Minato Namikaze?"

"Aku kesini untuk menjalankan misiku, Naruto-san." Balas Minato yang kemudian melanjutkan "Melindungi ratu Sara-sama sesuai surat dari mendiang ratu sebelumnya yaitu Seramu-sama sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya."

"Tapi siapa yang dicurigai okaa-sama akan mencoba membunuhku? Aku lihat mereka semua menerimaku dengan baik sebagai pengganti okaa-sama."

Mendengar perkataan Sara, Minato pun menghela nafas dan berkata "Dia adalah penasihat mendiang ibumu, Sara-sama. Orang itu adalah Anrukozan."

Mendengar itu Sara terlihat shock karena penasihat yang selalu dipercaya dibunya dan juga sosok yang juga membantu banyak perekonomian Rouran ternyata adalah sosok yang ingin membunuhnya.

"Apa kau serius berkata seperti itu, Yondaime?"

"Aku serius Naruto-san." Balas Minato menjawab pertanyaan Naruto "Bahkan Sandaime-sama menduga kalau Anrukozan juga terlibat dalam kasus kematian Seramu-sama."

Tubuh Sara terlihat bergetar saat mendengar perkataan Minato. Dia tidak menyangka kalau sosok penasihat yang sangat dipercaya oleh ibunya itu tidak hanya ingin menyingkirkannya saja tapi juga membunuh ibunya yang tersayang. Air matanya pun menetes karena dia masih belum bisa percaya kalau Anrukozan melakukan itu semua, dan Naruto yang melihat itu langsung menghapus air mata yang keluar dari kedua bola mata Sara dan menepuk pundaknya.

"Jangan keluarkan tangisanmu untuk orang semacam dia, Sara-san. Itu bisa membuat kecantikanmu berkurang." Balas Naruto yang entah mengapa menghibur ratu muda tersebut. Dirinya tidak mengerti kenapa dirinya juga mempunyai sedikit ketertarikan pada Sara. Apakah karena dia mengingatkannya pada Rias atau ada hal lain yang dia tidak tahu 'Sebenarnya apa yang terjadi, ttebayo!'

Minato yang melihat itu tersenyum karena merasa nostalgia pada kedekatannya dan istrinya yang bernama Kushina sebelum mereka menikah. Setelah itu Sara yang sudah agak tenang langsung berkata pada Naruto "Bisa kau ikut denganku untuk menemui dia, Naruto-san. Aku ingin tahu kenapa dia bisa melakukan ini semua, terutama pada ibuku yang telah begitu mempercayainya."

"Dengan senang hati..." Balas Naruto yang kemudian menatap Minato, Shibi dan juga Chouza yang terlihat gelisah "Jangan khawatir seperti itu. Aku bersumpah akan melindunginya apapun yang terjadi."

"Kami percaya padamu Naruto-san. Tapi biarkan kami untuk mengikutimu untuk jaga-jaga."

"Lakukan saja sesukamu Yondaime."

.

.

-Line Break-

.

.

Naruto dan Sara yang diikuti oleh Minato, Chouza dan Shibi pun berjalan dan melewati beberapa warga di Rouran yang entah Naruto merasa mereka bukanlah seorang manusia melainkan sebuah boneka, tapi dia abaikan itu dan terus melanjutkan perjalanan mereka ke kantor milik Anrukozan.

Mereka berdua akhirnya sampai dan masuk ke kantor Anrukozan yang sudah menyambut mereka dengan duduk di bangkunya.

"Lama tidak bertemu bocah."

Mendengar perkataan Anrukozan, Naruto terlihat bingung dan berkata "Apa maksudmu? Aku tidak pernah mengenal atau mendengarmu sebelumnya."

"Kau lupa denganku, Kyuubi no Jinchuuriki? Pada musuh yang ingin kau hentikan dalam misimu dengan tim-mu itu."

"Mu-Mukade..."

Naruto sungguh terkejut saat mengetahui kalau Anrukozan ternyata adalah Mukade yang dia kejar selama ini. Melihat keterkejutan Naruto, Anrukozan pun berkata "Aku tidak menyangka kalau kau juga ikut pergi ke masa lalu juga sepertiku, Naruto Uzumaki. Tapi menyerahlah, aku sudah bertambah kuat dan lebih berpengalaman dari bocah pahlawan yang berhasil mengalahkan Pain, Uzumaki."

"Anrukozan, Mukade, atau siapapun namamu itu..." Ucap Sara yang mulai membuka mulutnya dan berkata "Kenapa? Kenapa kau melakukan ini semua? KENAPA KAU MEMBUNUH IBUKU! APA SALAHNYA PADAMU!"

"Karena ibumu itu bodoh, ratu kecil." Balas Anrukozan yang melanjutkan "Kekuatan Ryumyaku sangatlah kuat dan bahkan bisa membuat lima desa besar tunduk kepada kita. Tapi dia malah menolak untuk menggunakan kekuatan Ryumyaku untuk menghancurkan mereka semua. Kita bisa membuat Rouran menjadi fondasi bagi kehidupan di Elemental Nation dan dia malah berencana mengkhianatiku. Tapi aku tidak sebodoh itu, ratu kecil. Sebelum dia melakukan itu, aku membunuhnya dengan bantuan master Kugutsu yang sangat paham dengan racun yang sangat mematikan."

"Kau—Arrrrrgggghhhh!"

Sara langsung melesat ke arah Anrukozan dan mengambil pisau chakra Naruto untuk menusuk perut Anrukozan dengan itu, tapi dia berhasil menghindar dan menahan tangan Sara dan mencoba untuk mematahkannya, tapi...

"Rasengan!"

Serangan telak Naruto mengenai wajah Anrukozan yang hancur, tapi ternyata itu bukanlah tubuh Anrukozan yang asli dan hanyalah sebuah Kugutsu saja, membuatnya mendecih 'Tch, dimana dia...'

.

.

Braaaakkk

.

.

Minato, Chouza dan Shibi masuk ke kantor Anrukozan dan Minato pun berkata "Jadi kau adalah—"

"Jangan asal berasumsi kalau aku adalah anakmu, Yondaime."

"Kau bilang begitu tapi semua fakta mengarah ke sana. Kau mempunyai marga yang sama dengan istriku, punya rambut dan warna mata yang sama sepertiku dan kau juga merupakan seorang Jinchuuriki Kyuubi padahal Kyuubi saat ini masih tersegel di tubuh istriku." Balas Minato dan itu membuatnya terdiam "Tapi kenapa kau tidak mengakuinya? Apa karena kau membenciku karena aku menjadikanmu sebagai Jinchuuriki dari Kyuubi?"

"Aku tidak membencimu!" Teriak Naruto yang mendengar perkataan ayahnya itu, membuatnya tersentak "Bagaimana bisa aku membenci seseorang yang menyegel Kyuubi di dalam tubuhku karena dia percaya bahwa aku bisa mengendalikan kekuatannya dan juga sosok yang telah mati melindungiku bersama kaa-chan saat aku baru dilahirkan ke dunia ini."

Minato, Chouza dan Shibi terkejut terutama Minato saat mendengar kematian dirinya dan istrinya yang bernama Kushina saat kelahiran putranya yang saat ini sedang berdiri di hadapannya saat ini. Naruto yang mendengar itu langsung menambahkan "Lupakan saja itu semua Yondaime. Semua yang aku katakan tidaklah penting. Yang penting sekarang adalah menghalangi rencana Mukade atau Anrukozan untuk memakai kekuatan Ryumyaku untuk kepentingannya sendiri."

"Kau benar, ayo kita pergi mencarinya."

Mereka pun berpencar dan mulai mencari Mukade dan sekaligus mengalahkan beberapa warga disana yang ternyata adalah Kugutsu buatan Anrukozan.

"Naruto-san..."

"Ada apa, Sara-san?"

"Aku minta maaf karena telah bertindak gegabah barusan."

"Tidak masalah. Aku paham posisimu." Balas Naruto yang mengerti apa yang dirasakan Sara, karena hal yang sama juga dirasakan sahabat sekaligus rivalnya yang bernama Sasuke Uchiha. Dia bisa melihat apa yang dirasakan Sara sama seperti saat Sasuke saat harus berhadapan dengan Itachi, sosok kakaknya yang telah membantai habis semua anggota keluarga klan Uchiha selain dirinya, adiknya dan juga Madara bertopeng yang telah membuat Kyuubi mengamuk di dalam Konoha dan membuat kedua orang tua-nya terbunuh "Aku punya seorang sahabat, rekan dan rival yang juga sudah aku anggap sebagai saudara. Namanya adalah Sasuke Uchiha. Dia mempunyai kakak yang bernama Itachi Uchiha yang telah membantai semua anggota klan-nya kecuali dirinya dan Sasuke saja, dan itu membuatnya mempunyai dendam kesumat pada kakaknya itu."

Sara terlihat terkejut bukan main karena perkataan Naruto itu dan membuatnya berkata "Tapi kenapa dia melakukan hal seperti itu? Kejam sekali..."

"Pada awalnya Sasuke berfikiran kalau Itachi melakukan itu untuk membuka kekuatan sesungguhnya Dojutsu miliknya, tapi ternyata kenyataannya lebih besar daripada itu. Ternyata klan Uchiha berencana melakukan kudeta dan karena Itachi sangat mencintai desa, dia pun menerima perintah untuk menghabisi semua anggota klan Uchiha, tapi dia memberi syarat untuk membiarkan adiknya satu-satunya itu hidup karena dia lebih mencintai adiknya sendiri daripada desa."

Sara terlihat mendengarkan dan mulai berkata "Tapi kenapa kau mengatakan ini semua, Naruto-san?"

"Aku tahu kau membenci Anrukozan karena hal yang dia lakukan pada ibumu, tapi jangan sampai kau bertindak nekat seperti sahabatku yang mencoba membunuh Itachi walaupun level kekuatan mereka masih bisa dibilang jauh. Ingat, nyawamu itu lebih penting daripada kebencianmu pada dia." Balas Naruto yang kemudian melanjutkan "Lagipula kau ini adalah pemimpin tertinggi di Rouran menggantikan ibumu. Kalau kau kehilangan nyawamu karena kebencian-mu pada Anrukozan, siapa yang akan memimpin mereka ke depannya?"

"Kau ada benar-nya, Naruto-san. Arigatou..." Balas Sara yang tersenyum manis pada Naruto dan hal itu membuat wajahnya memerah

'Ingat pada Rias, Naruto Uzumaki. Ingat pada Rias.' Batin Naruto yang tidak mau dirinya semakin tertarik pada ratu muda itu dan mengkhianati Rias, tapi dia teringat sesuatu 'Tapi bagaimana kalau aku tidak bisa kembali ke masa-ku? Bagaimana caranya aku kembali kepada Rias? Kalau aku tidak kembali ke masa-ku, apa yang akan terjadi pada Sasuke? Raikage telah memasukkannya ke dalam Bingo Book. Aku tidak bisa membiarkan Kumogakure membunuh dia, walaupun dia merupakan sosok yang menjengkelkan.'

"Kau tidak apa-apa Naruto-san?"

"Aku tidak apa-apa Sara-san."

.

.

-Line Break-

.

.

"Maaf kalau rumahku kurang nyaman bagi kalian berdua, Sai-san, Sakura-san..."

"Tidak masalah, Natsumi-san." Balas Sakura yang berkata "Terima kasih telah menerima kami sebagai tamu di rumahmu ini."

Setelah itu, Natsumi menyiapkan minuman dan makanan kecil kepada Sakura dan Sai. Sai yang sedang meminum minumannya berkata "Jadi Natsumi-san, kenapa kau bisa berada di dalam negara yang sudah hanya sisa reruntuhannya saja sepertiRouran?"

"Aku melakukannya karena aku adalah ratu dari Rouran."

"Kau adalah ratu dari Rouran? Tapi, kau sama muda-nya seperti kami berdua." Ucap Sakura yang kagum pada sosok di hadapannya ini tapi dia ingat ada sosok yang juga sama mudanya dengan sosok di hadapannya ini dan dia juga telah menjadi pemimpin desanya sekarang "Dan juga bukannya Rouran hanya tinggal reruntuhannya saja, jadi kenapa kau masih berusaha menjadi ratu di tempat ini?"

"Aku pada awalnya tidak mau melakukan ini sebenarnya, tapi aku tidak punya pilihan lain." Balas Natsumi yang juga sudah meminum minumannya dan berkata dengan nada sedih "Ibuku adalah mantan ratu Rouran sebelumku, tapi dia meninggal dunia saat aku masih kecil."

"Bagaimana kalau ayahmu? Kenapa dia tidak menjadi pemimpin di tempat ini?"

Saat Sai menanyakan itu, Sakura langsung menatapnya dengan tajam karena pertanyaan Sai yang agak frontal itu. Natsumi yang mendengar itu hanya menghela nafas dan berkata "Aku tidak mengenal ayahku dan bagaimana rupa-nya karena ayahku pergi dari Rouran setelah kematian ibuku. Pengasuhku bilang kalau ayahku pergi untuk menghapuskan lingkaran kebencian yang selalu meliputi Elemental Nation dan meraih perdamaian sejati. Setelah dia berhasil melakukan itu, baru dia akan kembali kesini. Aku hanya punya benda ini sebagai pengingat kalau aku mempunyai seorang ayah."

Natsumi berbohong kalau dia tidak mengenal sosok ayahnya. Padahal ayahnya adalah sosok pahlawan yang telah berhasil mengalahkan dan menghabisi pemimpin Akatsuki seorang diri. Lagipula menurut dia, tidak mungkin kalau Sai dan Sakura akan percaya kalau dirinya merupakan putri dari sosok sahabat dan rekan tim mereka yang saat ini sedang terdampar di masa lalu dan mungkin sedang bersama dengan mendiang ibunya saat ini. Karena itu dia hanya memperlihatkan benda pemberian dari sang ayah pada mendiang ibunya dan membuat cerita palsu tentang bagaimana bisa dia mendapatkan benda itu. Dia adalah putri dan cucu dari shinobi lagipula, jadi dia sudah terbiasa dengan kebohongan dan tipu daya untuk menutupi fakta bahwa dia adalah putri dari Sara dan Naruto Uzumaki.

"Benda itu kan?"

Sakura terlihat terkejut saat melihat pisau chakra seperti yang dia berikan pada Naruto sebelum mereka berdua mengejar Mukade. Yang berbeda adalah benda itu terlihat tua karena usia, tapi benda itu terlihat masih terawat karena Natsumi sering mengasah dan merawat memento dari ayahnya itu.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan benda ini, Natsumi-san?"

"Ayahku adalah mantan shinobi Konoha yang pensiun dan pergi dari Konoha setelah Perang Dunia Shinobi Ketiga yang menurutnya terlalu banyak menumpahkan darah serta nyawa, dan dia tidak suka itu karena dia lumayan pacifist. Ini adalah benda peninggalan ayahku satu-satunya, aku tidak tahu dia ada dimana saat ini dan apa dia masih hidup saat ini."

'Natsumi-san...'

Setelah itu Natsumi bangkit dari bangku yang dia duduki dan berkata "Kalau begitu, ayo kita memulai pencarian kita mencari kedua anggota tim kalian dan juga bilang keladi dari rusaknya aliran Ryumyaku di tempat ini."

Sai dan Sakura menggangguk mengerti dan keluar dari rumah milik Natsumi. Setelah itu Natsumi memegang pisau chakra milik ayahnya dan menaruhnya di saku-nya.

'Aku harap kau baik-baik saja, otou-sama.'

.

.

-Line Break-

.

.

"Apa kau masih bisa melanjutkan, Sara-chan?" Tanya Naruto pada Sara yang berada di sampingnya, mereka berdua bertambah dekat dan bahkan Minato bilang bahwa mereka berdua mengingatkannya pada hubungan dirinya dan Kushina, membuat wajah dua insan itu memerah.

"Aku masih sanggup Naruto-kun."

Tanpa disadari mereka berdua ada sebuah pintu yang terbuka dan ada orang yang keluar dari pintu itu dan berkata "Apa kau Sara-sama yang asli?"

Mendengar itu, Sara terlihat kebingungan karena pertanyaan itu dan itu membuatnya membalas perkataan orang itu "Ya, aku adalah Sara yang asli. Ada yang bisa aku bantu?"

"Kumohon bantulah kami..."

"Eh..."

Beberapa menit Sara dan Naruto mengikuti sosok itu, mereka dibuat terkejut saat mereka melihat banyak warga yang kakinya diikat dan dipaksa bekerja rodi untuk menggerakkan mesin besar di tengah ruangan. Sara yang melihat itu terlihat murka dan dan Naruto yang melihat itu berusaha menenangkan Sara dan membuatnya sedikit tenang.

"Jadi bisa kalian jelaskan kenapa kalian semua bisa berada disini dan yang berada di atas sana hanyalah boneka dari Anrukozan saja?"

"Aku kurang tahu jelas-nya, Sara-sama." Balas salah satu warga Rouran disana "Tapi satu persatu dari kami ditangkap oleh boneka dari Anrukozan yang kemudian dia pakai untuk menggantikan posisi kami di atas karena dia membuat boneka itu sama persis dengan fisik kami. Dia juga membuat boneka dirimu dan membuatnya menjadi pemimpin di atas sana, Sara-sama."

"Jadi itu alasan dia berencana untuk membunuhku sama seperti saat dia membunuh mendiang ibuku?"

Para warga disana terkejut saat tahu kalau Anrukozan juga adalah biang keladi dari pembunuhan Seramu, mendiang ibu dari Sara sekaligus ratu Rouran sebelum Sara. Naruto langsung berdiam diri sejenak dan dia mulai memasuki Sennin Mode miliknya, membuat Sara terkejut karena perubahan mata Naruto.

"Naruto-kun... Apa yang terjadi pada matamu?"

"Jangan khawatir. Ini adalah salah satu dari kemampuanku sebagai seorang shinobi." Balas Naruto yang dengan kekuatannya langsung menghancurkan semua rantai yang mengikat kaki para warga dariRouranyang ditahan disana "Jadi kalian tahu tempat yang aman untuk kita bersembunyi dari pasukan boneka Anrukozan dan menyusun rencana untuk melawan Anrukozan?"

"Kita bisa menggunakan Old Town untuk bersembunyi dan menyusun rencana untuk menghentikan dia, Naruto-kun."

"Kau serius, Sara-sama? Kau tahu sendiri kalau tempat itu sudah terbengkalai sejak lama setelah Seramu-sama dan pria sialan itu membangun tempat tinggal yang lebih layak di New Town."

"Aku tahu itu." Balas Sara dan kemudian dia melanjutkan "Tapi aku sering mengecek keadaan disana dan sedikit perbaikan disana dan disini, tempat itu kita bisa tempati untuk sementara waktu. Setidaknya sampai kita berhasil mengalahkan Anrukozan dan membunuhnya atas semua kejahatan yang dia lakukan pada kita semua terutama mendiang ibuku."

"Baiklah, kami mengerti Sara-sama. Bimbinglah jalannya."

Naruto yang mendengar itu langsung menjauh dan dia pun dipanggil oleh Sara "Kau mau kemana, Naruto-kun?"

"Aku akan menemui ayahku dulu, baru aku akan menyusulmu dan yang lain kesana."

Setelah itu Sara mendekati Naruto dan mencium bibirnya, membuatnya terkejut. Setelah itu dia melepaskan ciumannya dari Naruto dan berkata "Berhati-hatilah, Naruto-kun."

Wajah Naruto memerah karena hal yang dilakukan Sara itu, tapi dia tersenyum karena dia harus mengakui kalau dirinya menyukai ciuman dari Sara itu meskipun dia merasakan sedikit perasaan bersalah pada Rias "Aku mengerti Sara."

Saat Naruto pergi mencari Minato dan tim-nya, salah satu warga Rouran menatap Sara dan berkata "Dia kekasihmu, Sara-sama?"

Dan kali ini wajah Sara yang memerah dan para warga disana tersenyum saat melihat interaksi Naruto dan ratu mereka itu. Kembali dengan Naruto, dia yang sudah menemui tim ayahnya terlihat sedang berlari bersama dengan ayahnya, Choza dan Shibi dan pergi menuju tempat yang disebut Sara sebagai Old Town dengan petunjuk yang diberikan Sara. Dia juga tahu kalau senseinya yaitu Kakashi juga ikut dalam misi itu, meskipun dia belum melihatnya sedari tadi dan bisa terlihat ayahnya juga belum mengetahui kalau sang ayah mengetahui kalau muridnya satu-satunya itu adalah senseinya di Tim 7. Beberapa menit kemudian, mereka sampai disana dan Naruto pun disambut oleh pelukan erat oleh Sara

"Syukurlah kau tidak apa-apa Naruto-kun."

Naruto yang melihat itu hanya membalas pelukan Sara dan berkata "Tadaima, Sara-chan."

"Okaeri, Naruto-kun."

Minato yang melihat itu terlihat memicingkan tatapannya pada putranya dan ratu muda Rouran itu. Sebenarnya dia tidak masalah dengan hubungan putranya itu dengan Sara, apalagi kalau disini ada Kushina pasti dia akan mendukung hubungan mereka seratus persen. Tapi masalahnya adalah, dia takut dengan hubungan mereka akan membuat Naruto memilih tinggal di masa lalu dan menghancurkan timeline milik Naruto sendiri.

'Apa yang harus aku lakukan?'

"Kau tidak apa-apa, Minato?"

"Aku tidak apa-apa Chouza." Balas Minato dan dia pun menatap Shibi dan berkata "Apa kau sudah mendapatkan kabar tentang Kakashi, Shibi?"

"Kakashi memberikan kabar kalau dia belum bisa bergabung dengan kita karena dia harus merawat seseorang yang bisa dia identifikasi-kan berasal dari Konoha."

"Apa dia merupakan salah satu rekan dari putramu, Minato?"

"Sepertinya begitu, Chouza."

Setelah mereka semua terkumpul kecuali Kakashi dan Yamato yang saat ini sedang diobati oleh Kakashi di suatu tempat, mereka pun menyusun rencana untuk mengalahkan Mukade dan pasukan boneka-nya. Keputusan pun dibuat, Sara dan ditemani oleh beberapa warga yang bisa bertarung akan melawan pasukan boneka milik Anrukozan dan mengambil alih New Town, sedangkan Naruto bersama dengan Minato, Shibi dan Choza akan berfokus untuk melawan Anrukozan dan akan diikuti oleh Kakashi dan Yamato kalau Yamato telah sadar."

Setelah rapat, Naruto pun pergi ke tempat sepi yang bisa dia gunakan untuk meditasi dan merileks-kan pikirannya. Saat bermeditasi dirinya benar-benar dilema akan perasaannya pada Rias dan Sara. Dia sangat mencintai Rias, tidak mungkin dia melakukan itu dengan Rias kalau dia tidak mencintainya, tapi entah kenapa perasaannya kepada Sara semakin lama semakin membesar dan sekarang rasa cintanya pada Sara sudah sebesar rasa cintanya pada Rias.

'Kenapa semuanya jadi begini? Kenapa aku harus merasakan dilema seperti ini?'

"Kau belum tidur Naruto-kun?"

Naruto tersadar dari meditasinya dan terkejut saat melihat Sara dan itu membuatnya berkata "Kau sendiri?"

"Aku tidak bisa tidur. Aku masih gugup untuk besok."

"Kau akan baik-baik saja, aku percaya padamu."

"Kau selalu optimistis ya, Naruto-kun."

Mendengar perkataan Sara, dia hanya terkekeh pelan dan itu membuat sang lawan bicara menatapnya dengan tatapan kebingungan "Tidak juga. Aku tidak selalu seoptimis itu, ada saat-nya saat aku merasakan rasa ketakutan dan ingin menyerah saja, terutama saat kematian guruku yang bernama Jiraiya dan keputusasaan-ku saat melawan Pain. Melihat kekuatan baru yang telah aku kuasai tidak ada-apanya saat melawan Pain bahkan membuat salah seorang senseiku terbunuh dan salah satu temanku terluka parah, rasanya aku ingin mati saja..."

Sara yang mendengar itu terlihat mencengkram tangan Naruto dan membuatnya tangannya sedikit mengeluarkan darah karena tajamnya kuku dari Sara, tapi Naruto malah tersenyum dan berkata "Tapi aku tidak bisa menyerah. Karena masih banyak orang tersayangku yang harus aku lindungi dan sampai mereka semua aman, aku tidak akan menyerah."

"Apakah aku termasuk di dalamnya?"

Naruto bingung harus berkata apa, karena dia terus kepikiran pada Rias. Tapi perasaannya pada Sara sudah tidak terelakkan lagi dan dia pun membalas "Ya. Kau termasuk sebagai salah satu dari beberapa orang yang penting bagi diriku Sara."

.

.

Cup

.

.

Naruto dan Sara kemudian berciuman dan saling bertukar saliva dan mereka juga saling mendominasi satu sama lain. Naruto pun menidurkan Sara di rumput hijau di dekatnya dan dia terlihat akan membuka dress milik Sara, tapi Sara menahan tangannya dan berkata "Jangan disini, Naruto-kun. Bagaimana kalau ada yang melihat kita?"

"Bagaimana kalau di kamarmu Sara?"

"Itu ide yang bagus."

Naruto pun membawa Sara dengan gaya bridal ke kamarnya tanpa menyadari kalau perbuatan mereka telah dilihat oleh Minato. Minato ingin sekali menghentikan perbuatan anaknya dari masa depan dan ratu muda dari Rouran itu, tapi dia bisa melihat kebahagiaan dari dua insan itu dan itu membuatnya tidak jadi melakukannya 'Apa perbuatanku ini sudah benar, Kushina?'

.

.

-Line Break-

.

.

"Ahhh! Na—Naruto-kun!"

Sara berteriak dengan kencang saat Naruto menghisap kedua buah payudaranya seperti seorang singa liar. Memang payudara Sara tidak sebesar Rias, tapi menurutnya ukuran payudara milik Sara sudah pas dengan seleranya. Tidak hanya menghisap dan menjilat, Naruto juga terlihat memelintir putingnya dan membuatnya berteriak kenikmatan.

Setelah itu, Naruto terlihat menjamah beberapa bagian tubuh Sara mulai dari atas sampai bagian vagina-nya yang dia jilat seolah hari esok sudah tidak akan ada lagi. Sara yang saat ini sudah mencapai orgasme keduanya berkata pada Naruto "Kau mahir sekali dalam hal ini—aah, Naruto-kun. A—Apa ini pengalaman pertamamu?"

Mendengar perkataan Sara, Naruto terlihat tercekat dan menghentikan apa yang dilakukannya saat ini dan itu membuat Sara kecewa. Tapi setelah beberapa lama, Naruto menghela nafas dan berkata "Iya, itu benar. Kau bukanlah satu-satunya gadis yang ada di dalam hatiku, Sara. Di masa-ku, aku memiliki seorang kekasih namanya Rias Gremory. Dia sepertimu, cantik, lembut dan juga kalian sama-sama mempunyai warna rambut berwarna merah yang entah kenapa aku suka tidak tahu kenapa."

Mereka berdua terdiam tanpa kata-kata dan terlihat mereka akan menghentikan apa yang sedang mereka lakukan saat ini, tapi Sara malah berkata "Aku tidak masalah Naruto-kun. Aku tidak masalah kalau kau sudah mempunyai seorang kekasih atau belum. Yang terpenting sekarang untukku adalah, fokuslah padaku. Untuk saat ini saja..."

"Sara..."

Naruto langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Sara yang sudah terlihat basah karena foreplay mereka berdua. Naruto terlihat mulai menggenjot vagina Sara dengan sekuat tenaga-nya dan beberapa waktu kemudian, mulai terlihat kalau dia sudah mencapai batasnya. Saat ingin menembakkan seluruh sperma-nya ke vagina Sara, entah kenapa wajah Sara terlihat berganti menjadi wajah Rias yang terlihat menatapnya dengan tatapan kecewa karena pengkhianatannya saat ini.

'Maafkan aku Rias...'

"Naruto, aku..."

"Aku tahu. Kita keluarkan bersama-sama."

Naruto pun menembakkan semua sperma yang dia miliki ke lubang rahim dari Sara. Sara yang melihat itu tersenyum dan berkata "Bisa kita lanjutkan?"

"Tentu saja. Apapun yang kau minta, ratu-ku."

Naruto pun melanjutkan kegiatannya dengan Sara sampai hari akan menjelang pagi. Paginya, Naruto terlihat meninggalkan Sara dan bersiap untuk melawan Anrukozan. Saat dia dan tim dari Minato yang sudah menunggunya bersiap untuk pergi, Minato pun bertanya pada Naruto.

"Apa kau sadar akan apa yang kau lakukan ini, putraku?"

Mendengar perkataan Minato, Naruto terlihat bingung dan berkata "Apa maksudmu berkata seperti itu, tou-chan?"

"Tidak ada apa-apa. Tidak usah dipikirkan. Lebih baik kita berfokus untuk mengalahkan Anrukozan."

Melihat kepergian ayahnya, Naruto hanya bisa mendecih dan berkata "Apa sih mau-nya? Dasar orang tua aneh."

Naruto dan Sara pun berpisah karena Naruto harus pergi bersama ayahnya dan juga tim-nya untuk melawan Anrukozan sedangkan Sara dan beberapa warga-nya yang bisa bertarung akan mengambil alih New Town. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya Naruto dan ayahnya berhasil menemukan Anrukozan yang terlihat telah menunggu keberadaan mereka di altar milik Ryumyaku disegel.

"Akhirnya ketemu juga kau, Mukade."

Anrukozan yang melihat itu terlihat tenang dan berkata "Jangan pikir kalau kau dan temanmu dari masa ini telah menang, Uzumaki. Dengan kekuatan dari Ryumyaku, aku tidak akan bisa dikalahkan oleh-mu."

Naruto yang mendengar itu, langsung mengeluarkan pedang chakranya "Kita lihat saja nanti, Mukade."

Anrukozan langsung meluncurkan sebuah Kugutsu kepada Naruto yang berusaha menebas benang chakra yang dipakai Anrukozan untuk mengendalikan Kugutsu miliknya, tapi ternyata benang chakra itu tidak ada 'A—Apaa! Dimana benang chakra dari Kugutsu-nya?"

"Kau terlihat terkejut Uzumaki." Ejek Anrukozan dan itu membuat Naruto menggertakkan giginya "Aku sadar betul kelemahan kami sebagai seorang ninja spesialis Kugutsu, apalagi saat aku melihatmu mempunyai pedang chakra itu. Karena itulah saat aku sampai disini, aku membuat sebuah terobosan. Aku membuat Kugutsu yang bisa aku perintahkan dengan pikiranku, apalagi aku sudah mempunyai sebagian kekuatan Ryumyaku. Jadi pikiranku ini bisa dengan mudah mengendalikan banyak sekali Kugutsu seperti yang akan aku lakukan saat ini."

Boneka Kugutsu yang tadi menyerang Naruto langsung menembakkan dua buah kotak dari dua buah tangannya sebelum boneka itu dihancurkan oleh Naruto, yang langsung membentuk dua sosokKugutsubaru yang sudah bersiap untuk menyerang Naruto.

"Kunai Kage Bunshin no Jutsu!"

Dua boneka itu hancur lebur saat Minato muncul di hadapan Naruto yang melemparkan kunai-nya lalu dia gandakan dengan jutsu-nya. Minato yang melihat itu langsung menatap Naruto dan berkata "Kau tidak apa-apa, Naruto?"

"Aku tidak apa-apa tou-chan. Arigatou..."

"Tch. Aku terlalu meremehkanmu, Konoha no Kiroi Senko. Aku tidak akan melakukannya lagi." Ucap Mukade yang mulai memperbanyak memperbanyak boneka Kugutsu-nya, membuat Naruto dan Minato serta Choza dan Shibi memasang posisi siaga.

"Serang mereka semua!"

Mendengar perintah Mukade, beberapa Kugutsu itu mulai menyerang Naruto dan tim dari Minato. Semua jurus dan teknik telah mereka kerahkan, tapi jumlah Kugutsu yang dikerahkan Anrukozan tidaklah berkurang sama sekali. Yang ada Anrukozan malah menambah jumlah Kugutsu-nya dan membuat mereka semakin terdesak.

"Sialan! Mereka tidak ada habisnya, Minato."

"Jangan menyerah Chouza, kita semua masih bisa mengalahkannya."

'Tch, tidak ada pilihan lain. Jangan mengecewakanku, Rasenshuriken.' Batin Naruto yang membuat Rasengan yang di campurkan elemen Futon ke dalamnya, mengejutkan Minato dan tim-nya terutama Minato yang masih belum berhasil mencampurkan elemen ke dalam Rasengan miliknya.

'Jadi kau berhasill melakukan hal yang belum bisa aku lakukan sampai saat ini, putraku. Aku bangga padamu, Naruto.'

"Futon: Rasenshuriken!"

Naruto melemparRasenshuriken miliknya dan mengenai pasukan Kugutsu yang tersisa dan membuat ledakan besar. Saat melihat celah yang dibuat Naruto, Minato langsung melempar kunai spesial miliknya sekuat tenaga, sampai kunai itu sampai di dekat Anrukozan.

"Hiraishin!"

Minato langsung berpindah ke depan Anrukozan dengan teknik andalannya dan mengeluarkan kunainya yang sudah dia siapkan untuk menyerang Anrukozan, tapi ternyata serangan itu ditahan oleh tangannya yang entah kenapa terlihat sangat keras. Anrukozan yang melihat itu langsung menendang Minato, tapi Minato masih sempat berpindah ke tempat teman-temannya dan putranya dengan kunai yang sengaja dia tinggalkan disana sebelum tendangan Mukade tepat mengenai wajahnya.

"Kau tidak apa-apa, Minato?"

"Aku tidak apa-apa." Balas Minato dan kemudian dia menatap Anrukozan dan berkata "Aku tidak percaya ini. Kau menjadikan dirimu sendiri sebagai seorang Kugutsu?"

"Kau terlihat terkejut dengan itu, Minato Namikaze. Padahal anakmu atau lebih tepatnya rekan anakmu itu pernah berhadapan dengan seseorang yang juga menjadikan tubuhnya sendiri menjadi sebuah boneka."

Naruto paham betul siapa yang Anrukozan maksud, Sasori yang merupakan Nukenin dari desa Suna sekaligus salah satu member dari Akatsuki. Menurut Sakura, dia adalah ahli Kugutsu yang handal bahkan dia bisa membuat dan mengendalikan 100 Kugutsu, lalu menghancurkan satu negara dan seluruh isi-nya dengan itu.

"Aku sangat respect padanya. Dan saat aku tahu kalau dia kalah melawan bocah tengik dari Konoha seperti kau, aku bertekad untuk melampaui-nya. Dan dengan kekuatan Ryumyaku di dalam kendaliku, impianku itu akan terwujud dan akan aku buat seluruh desa besar tunduk padamu."

"Kau hanyalah seorang sampah..."

"A—Apa?"

"Kau ingin melampaui Sasori? Jangan bercanda, badut." Balas Naruto yang kemudian melanjutkan "Sasori tanpa kekuatan Ryumyaku bisa dikenal sebagai ninja Rank-S yang berbahaya. Dia bahkan bisa menghancurkan satu negara sekaligus isi-nya hanya dengan 100 Kugutsu ciptaannya saja dan itu dia lakukan tanpa kekuatan tambahan dari luar seperti kau. Kau hanyalah tiruan dari dia saja, kau tidak akan pernah sehebat dia."

"Akan aku buat kau mati disini bocah!"

Melihat tubuh Kugutsu Anrukozan berubah menjadi raksasa dan dia sudah akan melesatkan pukulannya kepada-nya, Naruto terdiam sambil mengumpulkan chakra Senjutsu ke dalam tubuhnya.

.

.

Blllaaaaaaarrrr

.

.

"Naruto!"

Minato dan tim-nya terlempar karena gelombang kejut yang dihasilkan oleh Naruto dan Anrukozan. Saat bangun, dia cukup terkejut saat melihat Naruto dengan entengnya menahan serangan Anrukozan dengan tangan kanannya saja 'Aura ini... Mungkinkah?'

"Aku seorang Naruto Uzumaki yang tidak pernah mengerti arti kata menyerah, tidak akan pernah kalah dari sampah dan peniru sepertimu Mukade!"

Naruto dengan kekuatannya yang telah menggunakan Sennin Mode, langsung menarik tangan Anrukozan dan melemparnya jauh ke depannya.

.

.

Duuuuuaaaaarrrr

.

.

"Kau bisa menggunakan Senjutsu, Naruto?"

"Ya." Balas Naruto singkat "Fukasaku-jiji yang mengajarkanku."

"Aku pikir kau diajarkan oleh Jiraiya-sensei."

Mendengar itu, Naruto tersenyum kecut dan berkata "Ero-sennin tidak bisa mengajariku karena dia sedang fokus menyelidiki organisasi yang bisa membahayakan kedamaian di Elemental Nation. Tapi jangan khawatir, walaupun dia sangat mesum tapi semua yang dia ajarkan padaku berhasil membuatku mencapai titik ini."

"Aku masih belum kalah, Naruto Uzumaki!"

"Ya ampun, dia sungguh keras kepala."

Minato menggangguk setuju atas perkataan putranya itu, dan Choza yang menyadari sesuatu berkata "Bahaya, Minato! Dia akan menggunakan semua kekuatan Ryumyaku dan menghancurkan seluruh tempat ini, Rouran bahkan Sunagakure."

"Aku akan menghentikannya!" Teriak Naruto yang membuat sebuah Rasengan yang dia masukkan chakra Senjutsu ke dalamnya dan dia langsung melesat dan menghujamkan Rasengan miliknya pada tubuh Kugutsu miliknya, tapi dia harus dibuat terkejut oleh tubuh Kugutsu miliknya yang beregenerasi.

"Tch..."

"Naruto, jangan bertindak gegabah!"

"Maaf tou-chan, tapi aku tidak bisa membiarkan dia menghancurkan Sunagakure. Walaupun Suna saat ini belum dipimpin oleh sahabatku yang sudah menjadi Kazekage disana, aku tetap saja tidak bisa membiarkan itu terjadi."

"Naruto..."

"Ada apa?"

"Gabungkan kekuatan dua Rasengan milik kita." Balas Minato yang melanjutkan "Kalau kita menggabungkan kekuatan dua Rasengan kita, mungkin serangan kita bisa melebihi kekuatan regenerasinya dan menghancurkan tubuhnya."

"Tapi sebelum itu, Kage Bunshin no Jutsu!" Ucap Naruto yang membuat handseal dan membuat ratusan bunshin yang telah membuat Rasengan dengan chakra Senjutsu, kemudian mereka membombardir Anrukozan "Senpo: Chou-Oodama Rasen Tarengan!"

Tapi serangan itu sia-sia karena berkat kekuatan regenerasi yang diberikan chakra Ryumyaku berhasil menyembuhkan semua luka yang di deritanya "Sudah aku bilang padamu, Naruto Uzumaki. Dengan kekuatan chakra Ryumyaku, aku tidaklah terkalahkan."

"Bagaimana kalau aku menghentikan aliran chakra Ryumyaku untuk menolongmu, Anrukozan."

"Sara!!! Apa yang kau lakukan disini? Pergilah! Disini berbahaya."

"Tugasku sudah selesai, jadi aku rasa ini saatnya untuk membantumu Naruto-kun."Balas Sara yang menatap Anrukozan dengan serius "Aku memang tidak bisa membantumu melawan dia dengan kekuatan fisikku. Tapi aku adalah putri dari Seramu dan juga ratu dari Rouran. Kemampuan khususku adalah untuk mengontrol chakra Ryumyaku. Aku tidak bisa membiarkanmu menggunakan chakra Ryumyaku sesukamu, Anrukozan."

"Tidak akan aku biarkan kau menghancurkan rencanaku, bocah!"

Anrukozan menyerang Sara saat merasakan kontrolnya terhadap chakra Ryumyaku semakin berkurang dan berkurang, Naruto yang khawatir berniat untuk menolong Sara tapi tidak dilakukan karena ada tembok batu besar yang muncul dari tanah dan melindungi Sara yang ternyata dibuat oleh Kakashi yang sudah sampai bersamaan dengan Yamato.

"Kakashi-sensei! Yamato-taichou!"

Kakashi yang dipanggil sensei hanya bisa menatap Naruto dengan tatapan kebingungan, tapi itu tidak membuat tugasnya sebagai shinobi yang professional menurun. Sara yang merasakan bahwa Anrukozan sudah tidak mengontrol sepeser pun chakra Ryumyaku pun berteriak pada Naruto.

"Sekarang, Naruto-kun!"

"Tou-chan!"

Naruto dan Minato membuat Rasengan secara bersamaan dan lalu mereka menggabungkan kedua Rasengan mereka.

"Senpo: Taikyoku Rasengan!"

Minato dan Naruto melesat maju ke arah Anrukozan yang terlihat panik saat melihat serangan gabungan Minato dan Naruto. Dia menggunakan perisai untuk menahan serangan Minato dan Naruto. Tapi karena tekat mereka lebih kuat dari perisai Anrukozan, serangan mereka pun berhasil menembus tembok perisai dari Anrukozan dan menghempaskan tubuh Kugutsu milik Anrukozan.

"Sialan kau, Naruto Uzumaki! Minato Namikaze!" Teriak Anrukozan yang terlihat masih bisa bangkit, meskipun tubuh Kugutsu-nya sudah hancur dan terkoyak-koyak oleh serangan gabungan Naruto dan Minato "Tapi kalau ini adalah akhirku, maka aku akan membawa kalian berdua ke alam kematian bersamaku..."

Tapi Anrukozan melupakan sesuatu. Dia melupakan kalau Minato Namikaze adalah seorang pengguna teknik Hiraishin no Jutsu yang handal, sama seperti Nidaime Hokage yang bernama Tobirama Senju. Dan dia pun memegang tangan putranya dan menggunakan Hiraishin, berpindah ke kunai Hiraishin yang dia tinggalkan di dekat rekannya sebelum dia menyerang Anrukozan barusan.

"Maaf Anrukozan. Tapi aku dan putraku tidak ada niatan untuk bergabung denganmu ke dalam alam kematian."

"Kau bodoh, Minato Namikaze. Pada akhirnya kau pun akan menyusulku ke alam kematian. Kau tahu itu kan?"

Melihat Mukade yang telah terjatuh karena tanah yang dipijakinya mulai terjatuh perlahan-lahan karena serangannya sendiri untuk membawa Naruto dan Minato mati bersamanya, Minato hanya berkata "Aku tahu itu dan aku tidak peduli. Karena kematianku bisa membuat putraku aman dan tetap hidup seperti ini. Tapi sampai saat itu tiba, aku tidak akan mati menyusulmu Anrukozan. Ratapi perbuatanmu itu di neraka, Anrukozan."

Melihat kematian Anrukozan, Minato pun menghampiri Sara dan berkata "Sara-san, kau bisa menstabilkan aliran chakra Ryumyaku yang tidak terkendali ini. Kalau kita tidak melakukannya, maka Rouran dan Sunagakure bisa dalam bahaya besar."

"Aku akan melakukannya..."

Sara pun melakukan tugasnya dengan baik, lalu Minato menyegel aliran chakra Ryumyaku di altar dengan kunai Hiraishin miliknya dan Sara terlihat tidak masalah dengan hal itu. Setelah itu tubuh Naruto dan Yamato terlihat mengeluarkan cahaya berwarna putih.

"Sepertinya sudah saatnya untuk kita kembali, Naruto..."

Mendengar ucapan Yamato, Naruto dan Sara terlihat sedih dan Naruto menatap ayahnya dan berkata "Tou-chan, apa aku bisa membawa Sara ikut ke masaku?"

"Sayangnya itu tidak bisa. Kalau kau melakukan itu, maka Rouran bisa dalam masalah besar karena menghilangnya ratu mereka."

"Tapi—"

"Bukannya kau punya impian dan keinginan yang masih ingin kau tuntaskan di era milikmu, putraku."

Naruto terdiam dan teringat dengan Rias, Sasuke dan juga Akatsuki, tapi Naruto masih keras kepala dan tidak ingin berpisah dengan Sara dengan cara seperti ini. Merasakan sesuatu, Naruto pun menatap tajam Minato dan berkata "Tou-chan, apa yang kau lakukan padaku?"

"Aku menghapus ingatanmu tentang ini semua, Naruto."

Mendengar itu, emosi Naruto meledak dan dia berkata "Hentikan omong kosongmu, tou-chan! Kau ingin aku melupakan tentang Sara? Dia adalah salah satu orang yang penting untukku dan salah satu orang yang aku cintai. Aku tidak bisa—tidak... Aku tidak ingin melupakan ingatanku tentang Sara."

"Tolong mengertilah situasinya, Naruto. Jika kau tidak melupakan ini semua, maka masa depan akan berubah. Kau tahu, aku tidak mau melakukannya karena melihat kedekatanmu ini dengan Sara mengingatkanku pada hubunganku dengan ibumu, tapi hal ini harus dilakukan." Balas Minato yang melihat tatapan kekecewaan putranya pada dirinya 'Tapi aku tidak menghilangkan ingatanmu selamanya, Naruto. Kau akan ingat kembali saat kau bertemu kembali dengan Sara. Tapi aku tidak yakin kalau itu akan terjadi."

Melihat Naruto masih keras kepala dan menolak untuk dihilangkan ingatannya, Yamato pun menghajar perut Naruto sekuat tenaganya sampai membuat Naruto pingsan. Minato yang melihat itu berkata "Terima kasih..."

"Tidak masalah, Yondaime. Aku sudah berjanji pada Kakashi-senpai untuk menjaganya dengan sekuat tenagaku kalau dia tidak bisa melakukannya sendiri."

Setelah itu, Naruto dan Yamato pun menghilang dan kembali ke masa-nya. Dia juga menghapus ingatan Choza, Shibi dan Kakashi, tapi Sara menolak untuk dihilangkan ingatan-nya dan itu membuat Minato berkata "Sara-sama..."

"Izinkan aku untuk tetap mengingatnya, Minato-san. Pemuda yang telah merenggut hatiku, memberikanku cinta setelah kematian ibundaku, dan sosok yang telah aku berikan jiwa dan ragaku."

"Tapi—"

"Aku akan merahasiakannya dari siapapun. Tidak akan ada yang tahu tentang hubunganku dengan Naruto-kun." Balas Sara yang kemudian berkata dalam hati "Bahkan calon anak kami sendiri...'

.

.

-Line Break-

.

.

"Naru—!"

"Ruto—!"

"Bangun, Naruto!"

Naruto yang mendengar teriakan Sakura pun terbangun dan dia pun mendapat pelukan dari rekannya itu "Aku pikir kau kenapa-napa, Naruto."

"Aku tidak apa-apa Sakura." Balas Naruto yang melepaskan pelukannya pada Sakura "Dimana ini?"

"Kita di Rouran, idiot. Kau lupa ya?"

Naruto kemudian teringat misi-nya di Rouran, dan dia pun melanjutkan "Bagaimana dengan Mukade? Apa dia berhasil dikalahkan?"

"Aku kurang tahu pasti, Naruto. Tapi karena aku bisa menemukanmu dan Yamato-taichou tapi tidak dengannya, bisa dipastikan kalau dia telah tewas walaupun mayatnya tidak bisa ditemukan."

"Jadi misi kita telah selesai?"

"Iya dan kita akan kembali ke Konoha secepatnya." Balas Sakura yang melanjutkan "Tapi sebelum itu ada yang harus kita lakukan sebelumnya?"

"Apa itu?"

"Mengucapkan terima kasih pada sosok yang telah membantuku dan Sai untuk menemukanmu."

"Huh..."

Setelah menjelaskan semuanya, Naruto pun setuju untuk menemui Natsumi sekaligus untuk berterima kasih atas bantuannya. Tapi saat melihat Natsumi, kepala Naruto merasa sakit yang tiada tara dan itu membuat semua orang yang berada disana terutama Natsumi cemas dan khawatir pada keadaan Naruto.

"Apa kau tidak apa-apa, Naruto-san?" Tanya Natsumi yang agak tersentak saat memanggil sang ayah seperti orang yang asing baginya. Padahal sang ayah yang dia dengar kabarnya dari rumor-rumor di luaran sana, sedang berada di depannya sekarang. Tapi dia mengontrol emosinya dan membatin 'Ini adalah skenario yang terbaik bagi kami. Kalaupun aku beritahukan, dia juga tidak akan mungkin percaya padaku.'

"Aku tidak apa-apa Natsumi-san." Balas Naruto yang kemudian dibantu berdiri oleh Natsumi "Hanya saja aku merasa kalau kau sungguh mirip dengan gadis yang aku temui dalam mimpiku. Gadis cantik berambut merah yang entah kenapa penting sekali bagiku, tapi aku tidak bisa mengingat siapa namanya."

'Apa dia membicarakan tentang okaa-sama?'

Natsumi kemudian tersenyum saat menyadari walaupun ingatan sang ayah tentang sang ibu menghilang tapi sang ayah masih mengganggap sang ibu sosok yang penting baginya.

"Oh ya, Naruto... Dimana pedang chakra milikmu?"

"Maaf Sakura, sepertinya aku kehilangan benda itu saat aku mencoba menyerang Mukade."

"Tch, kau ini. Aku jadi menyesal menyerahkan benda penting padamu."

"Ya maaf, aku juga tidak berharap benda itu hilang kan?" Balas Naruto dan kemudian dia melihat pedang chakra yang berada di tangan Natsumi dan berkata "Apa benda di tanganmu adalah pedang chakraku?"

"Bu-Bukan." Balas Natsumi secara terbata-bata. Dia merasa bingung, kenapa dia mudah sekali saat berbohong pada Sai dan Sakura. Tapi saat diharuskan berbohong pada ayahnya sendiri, dia malah menjadi seperti ini. Dia kemudian mengambil nafas panjang dan berkata "Maaf, Naruto-san. Pedang ini adalah milik ayahku yang pergi bertahun-tahun setelah kematian ibuku. Dia adalah seorang mantan shinobi Konoha. Itulah kenapa bentuk pedang chakra miliknya dan milikmu itu sama, membuatmu mengira kalau benda ini adalah milikmu."

"Jadi begitu... Kalau begitu, aku minta maaf atas kesalahpahamanku."

"Kalau begitu, kami permisi dulu Natsumi-san. Mungkin pemimpin sementara kami sedang menunggu hasil dari misi kami. Terima kasih atas bantuanmu mencari kedua rekan tim kami."

"Tidak masalah, senang bisa membantu." Balas Natsumi saat melihat Sakura menundukkan kepalanya. Saat tim dari Konoha itu sudah pergi dari Rouran dan Natsumi sudah tidak bisa melihat mereka lagi, dia pun berkata "Semoga kita bisa bertemu lagi, otou-sama."

Tanpa disadari Natsumi, ternyata sebelum pergi sepenuhnya dari Rouran... Sang ayah dan tim-nya terhenti di sebuah makam, yang ternyata adalah makam dari Sara. Saat melihat makam itu sebentar, mata Naruto terasa basah dan akhirnya dia menyadari kalau dia mengeluarkan tangisan di makam seseorang yang bahkan tidak dia kenal.

"Kenapa kau menangis, Naruto?"

"Entahlah, air mata-ku keluar dengan sendirinya." Balas Naruto yang langsung menghapus air matanya. Setelah itu, dia pun berdoa di makam Sara dan berkata "Kalau begitu, ayo kita kembali minna. Aku yakin kalau Kakashi-sensei sudah lama menunggu kepulangan kita."

.

.

-The End-

.

.

-Bonus Scene-

.

.

"A—Aku membencimu, otou-sama..."

Naruto yang mendengar itu berteriak sejadi-jadinya saat mendengar sang putri mengatakan hal itu dan dia pun tidak bisa menyangkalnya karena semua yang terjadi di Elemental Nation memanglah salahnya. Setelah itu dia melihat ada sosok yang terlihat sedang berjalan ke arah Natsumi dan ternyata itu adalah Hinata 'Hinata... Sedang apa dia disini?'

"Jadi masih ada satu orang yang masih bertahan hidup?"

Natsumi yang mendengar itu langsung menatap sosok berambut dark blue dengan mata berwarna putih keputihan seperti orang buta dan dia juga memakai baju sekaligus celana serba hitam "Siapa kau?"

"Namaku adalah Hinata Hyuga."

Natsumi cukup terkejut saat dia mengetahui kalau sosok dihadapannya ini adalah salah satu sosok teman ayahnya diKonoha"Apa yang kau lakukan disini?"

"Cuma iseng jalan-jalan saja."

"Apa kau yang melakukan ini semua?"

Mendengar keseriusan nada Natsumi, Hinata tertawa seperti maniak dan berkata "Kalau aku yang melakukannya, kau mau apa gadis kecil?"

Mendengar perkataan Hinata, Natsumi langsung berniat menyerang Hinata meskipun dia memiliki luka yang lumayan parah. Tapi sayangnya dengan sekaliJuuken, Natsumi mulai kehilangan keseimbangan dan lehernya dicekik oleh Hinata.

Melihat kalau Hinata akan membunuh putrinya, Naruto pun berlari untuk menyelamatkan Natsumi tapi dia malah terjatuh dan menembus tubuh mereka saja seolah tubuh mereka tidak pernah ada di hadapannya.

"Kau tahu gadis kecil... Aliran chakramu meningatkanku dengan seseorang." Balas Hinata yang melihat Natsumi kelihatan susah bernafas "Apa hubunganmu dengan Naruto Uzumaki?"

"Itu bukan urusanmu."

"Hinata!!! Jangan bunuh putriku!!! Bunuh saja aku. Aku adalah sosok yang telah membuatmu seperti ini!!! Lepaskan Natsumi-chan."

Tapi Hinata tidak terlihat mendengarkan kata-kata Naruto dan malah menyeringai dengan keji ke arah Natsumi yang terluka parah karena 'kiamat' di Elemental Nation "Aku tidak menyangka kalau Naruto-kun bisa mempunyai anak yang memiliki usia sama sepertinya. Tapi maaf saja—"

"Ohokk!"

"Kau harus mati karena kau adalah salah satu dari keturunanRikudou Senninyang harus aku basmi." Balas Hinata dengan nada dingin setelah Juken kedua miliknya membuat jantung Natsumi hancur dan mulutnya memuntahkan banyak darah. Kemudian dia mengambil sebagian sampel darah Natsumi dan memasukkannya ke dalam sebuah botol.

Tapi tidak disangka tubuh Natsumi mengeluarkan aura berwarna merah dan tubuhnya bergenerasi dengan kecepatan lambat dan itu tidak cukup untuk menyembuhkan tubuhnya sepenuhnya dan lama-kelamaan mata Natsumi semakin lama semakin menutup 'Maaf otou-sama... Sepertinya kita tidak akan pernah bisa bertemu kembali."

Naruto pun melihat putrinya sekarat dan dia juga menyadari kalau dirinya mempunyai sebagian kecil chakra Kurama dan chakra itu terlihat mengobati tubuh Natsumi yang terlihat sudah diambang kematian, tapi kemampuan chakra itu tidak cukup dan putrinya itu pun menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ma—maaf, otou-sama. A—aku tidak kuat lagi. A—aku akan menyusul okaa-sama sekarang."

"Natsumi-chan... Hei, bangunlah Natsumi-chan..."

Tapi putrinya itu masih tetap tergeletak dengan lautan darah yang terjadi karena serangan keji Hinata. Naruto yang melihat itu sudah tidak tahan lagi dengan apa yang dia lihat dan dia pun akhirnya berteriak dengan air mata yang terus keluar dari kedua bola matanya saat melihat langsung bagaimana putri tertuanya itu meninggal.

"NAAAATTTTTSSSSUUUUUUMMMIII!"

Bersamaan dengan Naruto yang sudah jatuh di dalam alam bawah sadarnya sendiri. Terlihat tubuh Naruto di dunia nyata yang terlihat mengamuk dengan chakra Kyuubi yang terlihat corrupt dan tengah dikuasai oleh pecahan Juubi yang berada di dalam tubuh Naruto karena perbuatan Kaguya.

"Sial!!! Sebenarnya apa yang terjadi!!! Kenapa kekuatan Naruto menjadi meningkat beberapa kali lipat begini. Kalau begini terus, kita tidak akan bisa menghentikannya Toneri."

"Jangan menyerah Sasuke. Jika Naruto terus seperti ini, dia akan kehilangan semua chakra-nya lalu dia akan tewas karena perbuatan Juubi. Kita harus mengalahkannya walaupun kita berdua yang harus mati sekalipun."

"Kalian berdua tidak sendiri, Toneri-kun. Aku dan Gremory-san akan membantumu menyadarkan Uzumaki-san."

Mendengar itu, Toneri pun melesat maju bersama dengan Rias, Ophis dan Sasuke untuk menyadarkan Naruto.