Hidup adalah sesuatu yang membuat seseorang merasakan apa yang di namakan kebingungan.

Di saat kau membantu seseorang, Kau tidak tahu orang yang kau bantu baik atau jahat.

Di saat kau disakiti seseorang, Kau tidak tahu apa alasan di balik perlakuan tersebut.

Dan di saat kau mencintai seseorang, Terkadang orang itu akan membalas mu dengan cara yang berbeda.

Jadi kesimpulannya?

Manusia adalah makhluk yang unik. Manusia tidak hanya bisa memilih untuk menyakiti siapa tapi manusia juga bisa memilih untuk disakiti siapa.

...

FI. BIJISETSUNA

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

HighSchool DxD By Ichie Ishibumi

Dan beberapa karakter anime yang ada di fanfiksi ini bukanlah milik FI. BIJISETSUNA, Author dari Fanfiksi ini hanya menggunakan karakter terkait tanpa adanya maksud untuk mengklaim hak cipta.

...

Alaya Internasional Highschool

Shibuya, Tokyo, Prefektur Kantō

Alaya Internasional Highschool adalah Sekolah yang paling bergengsi di distrik Shibuya! Sekolah yang selalu mencetak banyak tokoh besar di dalam masyarakat dan karenanya persaingan untuk memasuki sekolah ini berada pada titik tertinggi setiap tahunnya.

Dan di sekolah itu juga terdapat sebuah circle yang terkenal. Mereka adalah orang-orang yang memiliki prestasi tersendiri di sekolah namun dilain sisi mereka juga sekumpulan berandalan di luar sekolah dan gerbang sekolah adalah garis yang memisahkan perilaku mereka semua. Namun sepertinya peraturan tersebut sedikit merenggang hari ini.

"Apa yang harus kita lakukan pada bajingan shinjuku itu!"

"Ya! Aku juga tidak percaya setelah ketua kelas 3-4 membawakan surat izin dokter atas nama ketua."

Saat ini di kelas 3-5, 12 Murid dari kelas yang berbeda sedang berkumpul di ruangan tersebut. Karena saat ini adalah jam istirahat mereka semua dapat berkumpul.

"Tapi Ino, Sejak kapan Naruto menjadi ketua?" Ucap seorang pemuda berambut coklat kehitaman dengan gaya spike bertanya pada gadis berambut soft yellow dengan gaya pony tail. Sedangkan gadis itu, Ino, Menatap pemuda itu dengan pembuluh darah yang muncul di keningnya seraya berkata, "Berisik kau bajingan."

Mereka terus menerus berdebat tentang permasalahan yang sedang mereka hadapi saat ini tanpa menyadari seorang gadis sedang menatap mereka semua dengan wajah ketakutan. Gadis itu adalah Gabriel, Ia tidak tahu harus memulainya darimana namun ia tidak berani setelah melihat orang-orang yang dia anggap 'Namikaze' teman bertindak seperti berandalan.

"A-anoo.." Semua orang mengalihkan pandangan mereka saat Gabriel berbicara namun saat pandangan mereka semua terfokuskan pada dirinya, Gabriel menjadi sangat panik! Ia tidak tahu harus berkata apa tapi yang ia ingin sampaikan adalah hal yang sangat penting untuk saat ini.

"Ahh ada ketua kelas 3-4 rupanya.." Seorang gadis dengan rambut berwarna pink mulai membuka pembicaraan dan kemudian gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Pandangannya berhenti saat ia melihat salah satu temannya yang sedang tertidur di pojok ruangan, "Oi rusa pemalas! Siapa nama ketua kelas mu." Tanya gadis itu dan orang yang panggil 'Rusa pemalas' itu berkata dengan nada malas, "Namanya Gabriel, Sakura."

"Ah iya.. Jadi Gabriel-san, Ada apa sampai kau menemui kami?" Tanya Sakura dan Gabriel yang sudah mulai tenang menatap mereka semua, "Namikaze-kun memintaku untuk melarang kalian mencari masalah dengan anak-anak dari wilayah Shinjuku." Mendengar ucapan Gabriel, Salah seorang dari mereka seketika menggebrak meja dan itu membuat Gabriel ketakutan hingga kedua kakinya gemetar.

"Bajingan itu! Setelah semua yang terjadi ia malah memilih untuk diam?" Ucap pemuda itu dan Sakura yang melihatnya menatap Gabriel dengan senyuman di wajahnya, "Ahh Sasuke saat ini sedang emosional jadi maafkan tindakannya yah." Setelahnya ia berjalan mendekati pemuda itu dan mencoba untuk menenangkannya.

"Gabriel, benar?" Kali ini seorang pemuda berambut coklat sebahu mendekati Gabriel dan duduk di sampingnya. "Tenanglah, Kami saat ini sedang emosional karena saudara kami di sakiti oleh sekelompok bajingan dari kota sebelah. Kau tau Gabriel-san? Walau kami dari keluarga bergengsi, Kami kekurangan kasih sayang. Dan karena beberapa alasan kami bertemu dengan seseorang yang menyatukan kami semua dan menjadikan kami keluarga sebelum orang itu pergi menghilang dari Jepang karena perceraian kedua orangtuanya. Kami terus mencari orang itu tapi tidak pernah mendapati petunjuk."

Gabriel yang melihat pemuda berambut coklat itu seketika terkejut saat semua orang yang ada di depannya mengeluarkan ekspresi yang tidak enak untuk dilihat. Mereka semua seakan menghadapi cobaan paling besar dalam hidup mereka bahkan pemuda yang bernama Sasuke, yang sebelumnya mengamuk, Saat ini sedang bergetar dalam pelukan gadis yang namanya Sakura.

"Bajingan itu juga yang berkata bahwa kami semua harus saling menjaga."

"Bajingan itu juga yang mengatakan akan menjaga kami semua."

"Bajingan itu.."

"Bajingan itu.."

Gabriel terus menerus mendengar kutukan demi kutukan yang dikeluarkan mereka semua pada 'seseorang' yang Gabriel rasa amat berharga bagi mereka semua. Dan kemudian perkataan terakhir Sasuke membuat Gabriel terhenyak dalam diam, "Kami harus tetap bersama apapun yang terjadi sampai dia kembali. Jadi.." Pemuda bernama Sasuke itu berjalan mendekati Gabriel dan dapat ia lihat kalau wajah pemuda itu tampak sedih dan hal berikutnya yang tidak ia duga adalah Sasuke yang menundukkan kepalanya! ".. Dimana saudara ku itu di rawat."

"Di-Dia ada di rumah Sakit swasta xxx dan tenang saja, Semalam Namikaze-kun sudah berhasil keluar dari masa kritis. Ahh.. Aku juga ingin menjenguknya sepulang sekolah nanti, Kalian mau ikut?" Dengan ajakan sederhana itu, Semua orang menatap Gabriel dengan senyum tipis di wajah mereka dan Gabriel yang melihatnya hanya menganggukkan kepalanya lalu berkata, "Ku rasa aku tidak memiliki apapun untuk di sampaikan kepada kalian. Jadi.. Sampai jumpa sepulang sekolah?" Tanya Gabriel dan para gadis yang ada di ruangan itu berjalan mendekati Gabriel, Membawa Gabriel keluar kelas dan dapat mereka dengar bahwa para gadis menjadi akrab dengan Gabriel.

Sementara itu di dalam kelas 3-5, Sasuke tidak dapat berfikir dengan jernih. Ia hanya ingin membalaskan dendam teman dan saudaranya itu namun ada hal yang lebih penting dari itu semua, "Oi rusa pemalas!"

Si 'Rusa pemalas' yang dipanggil tidak merespon panggilan Sasuke dan tetap melanjutkan acara tidurnya sebelum seseorang menggebrak meja tepat ia tidur. "Oi bangunlah Shikamaru!"

"Berisik anjing!" Mendengar ucapan Shikamaru, Orang yang menggebrak meja itu seketika naik pitam sebelum ia ditahan seseorang di belakangnya!

"Lepaskan Shino! Aku harus memberi pelajaran padanya."

"Sudahlah Kiba! Hentikan itu!"

Menghiraukan Kiba yang mengamuk dan ditahan Shino, Shikamaru menghampiri Sasuke, "Kumohon cari latar belakang Gabriel. Dengan siapa dia berafiliasi, Dimana dia tinggal, Dan semuanya. Ku serahkan kepada mu, Shikamaru." Shikamaru yang mendapat tugas seperti itu menatap Sasuke dengan malas sebelum ia kembali ke mejanya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas miliknya. Sebuah laptop biasa namun di tangannya, Alat itu menjadi sesuatu yang luar biasa.

Dan dalam beberapa menit, Shikamaru mendapatkan latar belakang Gabriel. "Oke... Jadi aku sudah meretas Database Dinas pendidikan, Dinas pemasyarakatan, Kepolisian dan sebagainya. Dan ini yang kita dapat!" Semua orang berkumpul di belakang shikamaru untuk melihat informasi jenis apa yang sudah teman mereka dapatkan.

"Gabriel, Tanpa nama keluarga, Seorang yatim-piatu yang ditemukan di depan sebuah gereja di pinggiran kota ini. Tidak ada riwayat penyakit, Tidak pernah terkait kasus apapun dan dari itu semua, Ia tidak berafiliasi dengan kelompok manapun. Dia bersih dan bisa dipercaya." Ucapan Shikamaru membuat mereka semua tenang untuk sementara dan seakan tidak merestui itu semua, Bel pelajaran baru berbunyi dan membuat semua orang menghela nafasnya. "Kita lanjutkan nanti, Kita bertemu di parkiran."

Jam pelajaran sudah berakhir, Gabriel hanya bisa menghela nafasnya setelah semua pelajaran yang menurutnya melelahkan pada hari ini, Fisika dan Matematika pada hari yang sama. Otaknya saat ini sangat panas dan ia ingin pergi pulang untuk melihat adik-adiknya sebentar sebelum ia pergi ke Shinjuku untuk bekerja sebagai seorang Part-Timer di sebuah cafe.

Ia berjalan menuju lantai bawah dan sesaat setelah sampai di loket penyimpanan sepatu, Dan segera beranjak pulang. Namun ia melihat beberapa orang seperti geng motor berada tepat di depan gerbang sekolahnya. Beberapa murid menatap sekumpulan orang itu dengan wajah ketakutan dan beberapa lebih memilih untuk pergi dan menghiraukannya. Namun untuk Gabriel ia sedikit takut saat salah seorang dari mereka mendekatinya dan ia tahu kalau orang itu adalah seorang perempuan sama sepertinya karena orang itu mengenakan rok dan lagi seragam yang ia kenakan adalah seragam sekolah ini.

Saat visor dari helm itu terbuka ia tahu siapa gadis yang mendekatinya, "Haruno-san?"

"Ayo kita menjenguk Naruto, Gabriel-san. Tenang saja, Teman ku memiliki kursi kosong di motornya." Ucap Sakura sembari menunjuk salah seorang temannya yang berada di motor sendirian dengan jempolnya. Gabriel yang mengikuti arah itu bisa bernafas lega saat melihat orang yang mengendarai motor itu adalah seorang gadis sama sepertinya namun motor itu adalah motor sport yang lebih cocok digunakan seorang pria daripada seorang gadis.

"Ka-kalau kalian tidak keberatan, Aku berterima kasih atas tumpangannya." Pada akhirnya, Mereka semua melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Naruto dengan Gabriel dan juga gadis yang membawa motor itu berada di barisan paling depan. Dan hal yang tidak dapat Gabriel percaya adalah, Mereka semua sudah memiliki SIM! Dalam perjalanan ini Gabriel dijelaskan kalau sesudah mereka mendapatkan kartu identitas saat berumur 17 tahun, Mereka semua mendaftar ujian untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi. Setidaknya Gabriel bersyukur bahwa ia aman dari para penegak hukum.

Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar setengah jam, Gabriel dan juga teman-teman dari Naruto sudah sampai di depan rumah sakit tempat Naruto di rawat. Namun bukan Sakura dan teman-temannya yang pertama turun namun orang yang membawa motor yang Gabriel tumpangilah yang pertama turun duluan dan langsung lari meninggalkan mereka di basement.

Gabriel tidak tahu apa hubungan Namikaze dengan gadis itu, Teman? Sahabat? Keluarga? Kekasih? Gabriel tidak tahu mana yang benar. Namun entah mengapa ada sedikit rasa sakit di dada nya saat ia melihat itu.

"Haahh.. Ana-nee sudah pergi duluan." Gabriel yang mendengarnya mengalihkan pandangannya ke arah Sakura. Dan dengan itu Gabriel tahu kalau gadis itu lebih tua daripada Mereka semua, Entah selisih berapa tahun namun Gabriel setidaknya sedikit tenang.

"Jadi tunggu apa lagi, Ketua- emm.. Gabriel-san? Ayo kita pergi ke tempat resepsionis." Kali ini, Pemuda dengan gaya rambut nanas yang Gabriel lihat selalu tidur di kelas, Mengajaknya untuk pergi menuju konter resepsionis.

Dan setelah mereka mengisi daftar tamu, Mereka semua sedang ada di dalam ruangan Namikaze Naruto. Keadaan pemuda itu terbilang cukup memprihatinkan dengan beberapa perban yang menutupi tubuhnya namun Gabriel tetap tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Dengan semua luka ditubuhnya, Gabriel masih melihat senyuman di wajah Namikaze. Itu bukan sebuah senyuman palsu yang dikeluarkan untuk membuat teman-temannya tidak khawatir, Itu memang senyuman tulus tanpa apapun yang ia sembunyikan!

Gabriel juga melihat bahwa kelompok yang ikut dengannya sangat terpukul melihat teman mereka di rawat dengan semua luka di tubuhnya. Beberapa menangis, Beberapa mematung dalam diam, Dan beberapa terlihat seperti menyalahkan diri mereka sendiri. Namun yang menarik perhatian gadis itu adalah seorang gadis!

Seorang gadis yang tampak menyayangi Naruto namun Gabriel dapat merasakan bahwa rasa sayang dari gadis itu bukanlah rasa sayang dalam hal romantis, 'Seperti aku dan Suster Griselda.'. Rasa sayang yang terlihat tulus bagaikan ibu dan anak, Dan dapat Gabriel lihat kalau gadis itu menangis dalam diam.

"Ah Gabriel-san! Maaf aku tidak menyambutmu." Namikaze yang melihat Gabriel mencoba untuk bangkit dari posisinya yang masih berbaring di ranjang rumah sakit hanya untuk dihentikan Gabriel dengan panik, "Ti-tidak perlu menyambutku, Namikaze-san! Fokus saja pada pemulihan mu!" Melihat perlakuan seperti itu, Namikaze hanya tersenyum dan kemudian berbaring kembali di tempatnya dan berbicara, "Panggil saja aku dengan namaku, Jangan menggunakan nama keluarga."

Setelahnya tidak ada yang spesial, Hanya teman-teman dari Naruto yang mengisi ruangan itu dengan polah tingkah laku mereka. Semenjak mereka semua memutuskan untuk membawa Naruto menuju ruangan VIP, Mereka semua bisa bertingkah seenaknya walau tidak membuat kebisingan sama sekali.

'Mereka memang tidak punya sopan santun, Namun mereka tahu aturan.' Pikir Gabriel saat melihat keranjang buah yang biasa dibawa untuk menjenguk orang sakit sudah habis hanya menyisakan keranjang kosong. Gabriel hanya menghela nafasnya, Walau ia membeli keranjang buah itu menggunakan uangnya sendiri tapi tetap saja teman-teman Naruto memakannya tanpa permisi. Tapi setidaknya Gabriel bersyukur bahwa mereka tidak membuat kegaduhan, Jika tidak mereka akan di usir keluar dari rumah sakit ini.

"Kunjungan untuk pasien, Namikaze Naruto, Sudah habis! Kalian bisa berkunjung lagi besok, Anak-anak." Ucapan seorang dokter perawat yang merawat Naruto membuat semua teman-temannya menghela nafas. Mereka mengambil tas dan pergi dengan wajah lesu begitu juga gadis yang sebelumnya.

"Lekas sembuh, Naru-chan!" Ucap gadis itu.

"Mouu.. Nee-chan, Aku sudah besar tahu! Lagi pula kita hanya selisih 1 tahun.." Naruto yang membalas ucapan gadis itu memanyunkan bibirnya sebelum ia tersenyum, ".. Kau juga hati-hati di jalan Anastasya-nee." Gadis itu, Anastasya, Menganggukkan kepalanya setelah mendengar balasan Naruto dan pergi bersama yang lain.

"Ku rasa aku juga harus pergi, Aku harus melanjutkan pekerjaan part-time ku." Namun sebelum Gabriel pergi, Naruto tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada gadis itu. Ia tidak menyangka jika dirinya bisa bertemu dengan Gabriel tepat sesaat ia putus asa dan memikirkan kematiannya, Ia juga bersyukur jika saja Gabriel tidak tepat waktu malahan ia akan tewas sungguhan pada malam itu.

Dengan lemah Naruto tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Gabriel tanpa sadar bahwa benang merah mulai terjalin di antara keduanya.

To be continue

A/N :

Apa kabar teman-teman sekalian? Sehat?

Gimana chapter kali ini? Sudah mulai memahami konsep ceritanya? Yahh... Setidaknya biar aku jelaskan secara singkat di chapter depan. Akar dari permasalahan ini semua, Kenapa anak-anak berandalan bisa makin menjadi dan sebagainya.

Jika ada yang bertanya "Thor dapet inspirasi darimana?" Jawabannya simpel, Manhwa korea! Terutama Lookism! Dah dari 2015 gw baca tuh Manhwa dan funfact, Semua karya PTJ tuh selalu ngebawain tentang Bullying.

Lalu jika ada pertanyaan, "Thor dimana Issei dan karakter dari Universe DxD?" Jawabannya yahh simpel juga yaitu sabar! Cuk ini masih prolog anjir!

Dan yah begitulah chapter kali ini? Mungkin chapter kali ini sedikit lebih cepat updatenya karena kegabutan gw sendiri, Tod. Jadi Tod, Gw sendiri gk paham apa yang gw buat tapi tetep seperti biasa, Gw usahakan yang terbaik buat kalian semua.

Nah Tod, Gw rasa cukup sampe disini aja.. So, See you next chapter! Dan seperti biasa..

JANGAN LUPA REVIEW, TOD!