Hai, untuk menyambut NejiTen Month bulan Agustus besok, author bakal bikin cerita fanfic tentang NejiTen, semoga bisa kelar sebelum bulan September ya :)
Well, cerita kali ini agak berat dan cenderung dewasa ya, jadi yang masih berumur dibawah 18 tahun, disarankan untuk tidak membaca cerita ini ya, karena banyak adegan kekerasan dan seksual. Dan mungkin ada beberapa karakter yang agak OOC.
Disclaimer: Serial Naruto merupakan milik Masashi Kishimoto, tidak ada keuntungan material apa pun yang saya peroleh dari fanfiction ini. Gambar cover juga bukan milik saya.
Setting: Alternate universe, di jaman jauh setelah jaman Naruto.
Summary: Tenten menikah dengan Gaara karena perjodohan, namun Tenten tidak bahagia dengan pernikahan itu. Namun perkenalannya dengan Neji yang sudah lama memendam rasa padanya, membuat kehidupan keduanya berubah. Bagaimana akhir kisah keduanya? Happy ending or sad ending?
Warning: Mengandung unsur kekerasan dan seksual. Tidak disarankan bagi yang berumur di bawah 18 tahun.
Bersamamu
A fanfic of NejiTen
Tenten's POV
Hai, perkenalkan aku Tenten Mitsashi. Usiaku sekarang 25 tahun. Aku adalah seorang dokter yang baru lulus dan saat ini aku bekerja sebagai dokter umum dan dokter jaga IGD di sebuah rumah sakit ternama di Tokyo. Aku bekerja disana bersama dengan sahabatku dari jaman SMP, Sakura Haruno.
Statusku? Aku menikah dengan Gaara, seorang CEO Kazekage Group, salah satu perusahaan terbesar di Jepang. Aku menikah dengannya tepat setelah aku lulus sekolah dokterku di jenjang sarjana, persis sebelum aku memulai masa-masa koas-ku. Saat itu aku berusia 21 tahun dan suamiku berumur 26 tahun.
"Sayaaaang, aku ingin membeli kalung dan gelang yang ada di gambar ini. Boleh ya?"
"Tentu saja sayang, apa pun yang kau minta."
"Aaaahhh terima kasih cintaku gantengku sayangku, kau memang yang terbaik!"
Lalu terdengar suara sepasang insan berciuman, yang semakin lama semakin keras dan membara.
Ya, suamiku kembali bercumbu dengan kekasihnya, di kamar pribadinya. Sementara aku baru pulang dari rumah sakit setelah menyelesaikan piket sebagai dokter jaga di IGD. Saat ini sudah menunjukkan pukul 10 malam dan aku belum sempat makan. Ketika aku selesai melahap mie instan buatanku sendiri dan kembali ke kamarku, terdengar suara suamiku dan kekasihnya bercinta. Aku hanya bisa tersenyum miris dan menghela nafas mendengarnya.
Normal POV
Keesokan harinya, ketika Tenten sarapan dan akan berangkat ke rumah sakit…
"Hoi."
"Hm?"
"Siapkan pakaianmu, hari ini kita akan berlibur ke Swiss."
"Kau dan Shion kekasihmu itu?" tanya Tenten sinis.
Gaara menampilkan smirk-nya yang mengerikan, lalu membalas Tenten dengan nada yang sangat licin dan berbahaya,"Dia akan ikut dengan kita sayang, tentu saja. Tapi dia akan menyusul lusa. Khusus hari ini, hanya aku, kau, dan Neji yang berangkat."
Tenten nyaris tersedak mendengar kata-kata Gaara.
"Tapi aku belum mengajukan cuti! Lagipula, Tsunade-sama akan memarahiku jika aku mengajukan cuti….."
"Diam, bawel! Aku sudah mengurus cutimu ke nenek tua itu dan dia menyetujuinya. Sekarang cepat kemasi pakaianmu dan bersiaplah! Bawa baju yang banyak, kita akan berlibur selama sebulan. Aku tidak mau kau menghabiskan uang hanya untuk membeli pakaian selama kita disana." Perintah Gaara dengan nada mengakhiri pembicaraan mereka.
"Sejak kapan aku menghabiskan uangmu, Tuan Kazekage? Seingatku kau tidak pernah menafkahiku selama ini, kau hanya menghabiskan uangmu untuk wanita…"
Sebelum Tenten menyelesaikan kata-katanya, Gaara mencengkram rahang dan kedua pipi Tenten sampai Tenten tidak bisa berbicara.
"Hei wanita jalang! Sekali lagi kau mengeluh, jangan salahkan aku jika adikmu yang bodoh itu, si Lee, putus sekolah dan menjadi gelandangan disana. Dasar wanita tak tau diuntung!"
Setelah membentak dan mengancam Tenten seperti itu, Gaara melempar wajah dan tubuh Tenten ke lantai lalu meninggalkan Tenten menuju kamarnya sendiri. Tenten yang hanya bisa menahan amarah dan tangisnya, bergegas bangkit dan menuju kamarnya di lantai dua.
"Dasar pria brengsek! Bisanya mengancam orang!" Ketus Tenten sambil melempar pakaiannya secara asal ke kopernya. Setelah 15 menit mengepak pakaiannya di koper, akhirnya Tenten berhasil memasukkan seluruh pakaian yang akan dibawanya ke Swiss ke kopernya secara paksa. Kemudian Tenten merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya, memikirkan liburannya bersama Gaara, Shion, dan Neji yang kemungkinan akan sangat tidak menyenangkan. Tunggu, Neji?
"Neji? Neji Hyuuga kah? Untuk apa dia ikut dalam liburan 'keluarga' ini? Bukannya dia hanya rekan kerja Gaara dari Hyuuga Grup? Aneh." Batin Tenten. Lalu suara klakson menyadarkan Tenten dari pikirannya dan Tenten berdiri dengan malas sambil berteriak, "Oke aku turun."
o0o
Setelah satu jam perjalanan yang sunyi menuju bandara Narita, Gaara dan Tenten bertemu dengan Neji Hyuuga di landasan khusus private jet. Disana sudah tersedia dua private jet milik Kazekage Group dan Hyuuga Group.
"Gaara, terima kasih telah mengajakku sebagai perwakilan Hyuuga Group." Sambut seorang laki-laki dengan suara bariton dan berambut panjang bersurai coklat sambil memeluk Gaara, yang tidak lain adalah Neji.
"Sama-sama Neji, kita sebagai perwakilan Jepang dalam konferensi itu. Aku sengaja meminta pada Hiashi untuk mengirimmu, supaya kau bisa bekerja sekaligus berlibur disana. Kuperhatikan sejak berada di Jepang, kau jarang berlibur." Kata Gaara membalas pelukan singkat Neji.
"Ah, kau belum pernah berkenalan dengan istriku ya? Kenalkan ini istriku, Tenten." Kata Gaara sambil mengenalkan Neji ke Tenten.
"Neji Hyuuga."
"Tenten Mitsashi."
Tenten's POV
Oh, jadi Neji juga ikut karena ada konferensi bisnis di Swiss? Baiklah, masuk akal jika dia ikut dalam liburan 'keluarga' ini.
Aku tidak mengenal pria berambut panjang ini. Sejak kecil, aku tidak pernah bertemu dengannya dalam sirkel keluarga dan anak konglomerat. Dia baru muncul tiga tahun lalu, setelah kematian adiknya Gaara, Matsuri. Terkadang aku melihatnya dalam pesta konglomerat bersama klan Hyuuga, tetapi aku belum pernah berkenalan dengannya. Aku hanya tahu namanya dari panggilan orang-orang kepadanya dan dari matanya yang memiliki warna mata khas yang hanya dimiliki oleh keluarga Hyuga, yaitu ungu lavender. Ya walaupun harus kuakui, dia cukup tampan dan sedikit mengingatkanku dengan Hinata Hyuuga, sahabatku sejak kecil dan juga sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, walaupun pria ini terkesan dingin dan irit bicara.
Ketika aku berkenalan dengannya, entah setan apa yang merasukiku, hingga aku mengenalkan diri sebagai Tenten Mitsashi, bukan Tenten Kazekage. Aku tidak menyalahkannya jika dia terlihat agak sedikit terkejut dengan jawabanku dan jujur aku tidak peduli dengan anggapannya tentangku. Yang lebih kutakutkan sekarang adalah…
Oh tidak…
Neji's POV
"Neji-niisan, aku memiliki sahabat yang sangat lucu dan periang, namanya Tenten-chan. Sayang dia sudah dijodohkan dengan Gaara dari keluarga Kazekage. Jika dia belum dijodohkan, aku akan mengenalkannya dan menjodohkannya denganmu dengan senang hati. Dia yang lucu dan periang, cocok untuk mendampingimu yang serius dan pendiam!" kata Hinata riang, sambil menunjukkan foto dirinya dengan seorang gadis bercepol dua kepada Neji.
Aku ingat, dulu Hinata-sama sangat sering menyebutkan nama Tenten dan menunjukkan fotonya. Hinata-sama bahkan bercerita jika bukan karena wanita ini, dia pasti masih melajang dan hanya memendam perasaannya pada Naruto Namikaze, suaminya saat ini. Intinya wanita ini sangat berjasa dalam kehidupan cinta adik sepupuku itu.
Aku pertama kali bertemu dengan wanita ini tiga tahun lalu, saat pesta pernikahan Itachi Uchiha, salah satu teman baikku. Dan setelah itu, kami beberapa kali bertemu, namun aku tidak pernah berkenalan dengannya secara resmi. Dia memang tidak secantik Hinata-sama, Sakura-san, dan Ino-san, tetapi wanita ini memiliki gaya rambut yang unik, senyuman yang khas dan tulus, serta sorot matanya yang menunjukkan tekad dan semangat hidup yang tinggi. Jujur aku mengagumi sorot mata dan senyumannya yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang, apalagi orang biasa sepertiku.
Aku terkejut ketika mendengarnya memperkenalkan diri menggunakan nama gadisnya, hal yang sangat tidak lazim bagi orang kalangan atas sepertinya. Dan aku tidak menyalahkan Gaara yang berteriak marah padanya.
"Hei wanita jahanam, apa kau sengaja mempermalukanku di hadapan rekan bisnisku, hah?" Bentak Gaara sambil menjambak salah satu cepolan Tenten hingga cepolannya terlepas dan rambut Tenten tergerai berantakan.
Aku shock. Kemarahan Gaara terlalu berlebihan menurutku, aku ingin memisahkan Gaara dengan wanita ini karena ini sudah termasuk kekerasan dalam rumah tangga, tetapi aku tidak berani melakukannya karena tidak ingin dianggap mencampuri urusan rumah tangga mereka.
"Lepaskan aku lelaki brengsek!" teriak Tenten sambil berusaha melepaskan tangan Gaara dari rambutnya, tetapi gagal. Dan dalam hitungan detik, Gaara siap melemparkan tinju ke arah wajah istrinya…
Aku tidak bisa berpikir lagi. Saat ini, insting dan naluriku sebagai lelaki yang ingin selalu melindungi wanita sudah menguasaiku…
Normal POV
Neji menangkap pergelangan tangan Gaara yang hendak memukul wajah Tenten.
"Cukup Gaara, hentikan! Dia istrimu." Kata Neji dengan tatapan yang mengerikan pada Gaara. Gaara berusaha melepaskan pegangan Neji namun gagal, karena tubuh Neji memang jauh lebih besar dan tinggi daripada Gaara.
"Neji, ini urusanku dengan wanita jalang ini! Kenapa kau menghentikanku, hah?"
"Itu memang bukan urusanku, tetapi kau berniat memukulinya, Gaara! Aku tidak bisa membiarkanmu melakukannya, apalagi terhadap wanita dan dia adalah istrimu sendiri."
"Oh, jadi sekarang kau berlagak seperti pahlawan kesiangan Neji? Apa kau jatuh cinta pada istriku hah? Apa bedanya aku yang menyakiti istriku dengan kau yang membunuh Matsuri?" Bentak Gaara pada Neji.
Neji sedikit tersentak dan Tenten pun terlihat melongo ketika Gaara menyebut nama Matsuri. Sebenarnya apa hubungan Neji dengan Matsuri?
"Ya, memang aku penyebab kematian Matsuri. Tetapi aku tidak pernah melakukan apa yang kau lakukan kepada istrimu sekarang ini, kepada Matsuri, Gaara!" jawab Neji sambil membalas bentakan Gaara.
Sesaat kemudian kedua lelaki itu saling mendelik dan mengukur kekuatan masing-masing. Terpancar aura gelap seperti keinginan saling menyerang pada keduanya dan situasi ini sangat menakutkan bagi siapa pun yang melihatnya, termasuk Tenten.
Tidak lama kemudian, aura gelap tersebut mendadak hilang dari Gaara dan dia melempar Tenten ke landasan pacu. Beruntung, tubuh Tenten sempat ditangkap oleh Neji sebelum sempat membentur aspal landasan pacu.
"Kau tidak apa-apa nyonya?" tanya Neji pada Tenten yang berada dalam pelukannya.
"Aku baik Neji-san, terima kasih." Jawab Tenten. Setelah memastikan kondisi Tenten aman, Neji melepaskan Tenten dari pelukannya.
Gaara yang menyaksikan tindakan heroik Neji pada Tenten tersenyum sinis pada keduanya dan berkata,"Sepertinya kau menikmati aksimu Neji, baiklah, bawa saja wanita jalang itu bersamamu di pesawatmu! Aku tidak keberatan, justru aku senang dan bisa terbebas dari wanita itu! Terserah mau kau apakan dia di pesawatmu!"
Semua orang di landasan pacu termasuk Neji dan Tenten terkejut mendengarnya, kecuali para pegawai yang bekerja untuk Gaara. Mereka sudah melihat pemandangan ini hampir setiap hari dan tidak terkejut meihatnya, karena sudah menjadi rahasia umum di kalangan pegawainya jika tuan mereka sangat membenci istrinya dan sering melakukan kekerasan padanya.
"Tidak Gaara, dia istrimu, dia harus berada satu pesawat denganmu! Apa kata orang jika mereka mengetahui istrimu berada di pesawat Hyuuga bersamaku yang masih lajang, sementara kau menaiki pesawatmu sendirian?" Elak Neji, berusaha menolak permintaan, ralat, perintah Gaara.
"Aku tidak peduli, Neji. Toh wanita itu yang akan menanggung malu, dan aku tidak ingin berada satu pesawat dengannya. Kau saja yang membawanya terbang bersamamu, salahmu sendiri yang sok menjadi pahlawan untuknya." Kata Gaara dingin.
"Tapi Gaara…"
"Sekali lagi kau membantah, akan kupastikan Hyuuga Group akan mengajukan pailit besok! Dan itu juga berlaku untukmu, wanita jahanam, jika kau menolak berada di pesawat Hyuga, kau tahu apa yang akan terjadi pada adikmu!" Ancam Gaara dengan nada final.
Neji tertunduk dan hanya bisa menjawab,"Baik Gaara."
Neji's POV
Jujur aku tidak mengerti apa yang terjadi antara Gaara dengan istrinya. Aku hanya mendengar desas-desus jika hubungan mereka tidak berjalan dengan baik, tapi aku tidak menyangka jika hubungan mereka seburuk ini. Dia bahkan tega menyiksa dan mempermalukan istrinya sendiri di depan umum.
"Nyonya, mari." Aku berusaha mengajaknya untuk menaiki pesawat Hyuuga, tetapi dia hanya bergeming dan menatap Gaara dengan pandangan dendam yang membara. Beberapa saat kemudian wanita itu berjalan gontai menuju pesawat Hyuuga denganku.
"Apakah di pesawat Hyuuga Group ada kamar, Neji-san? Aku ingin sendiri dulu." Tanyanya.
"Ada kamar untuk beristirahat nyonya. Jika anda menginginkannya, anda boleh menggunakannya." Jawabku.
Dia tersenyum geli menatapku, dan itu cukup membuatku salah tingkah.
"Ada yang salah nyonya?" tanyaku.
"Panggil saja aku Tenten, Neji-san. Aku bukan tuanmu dan aku juga lebih muda darimu. Rasanya aneh dan geli mendengarmu memanggilku dengan sebutan nyonya. Aku merasa seperti wanita tua, hahaha." Jawabnya sambil tertawa dan mendahuluiku menaiki tangga pesawat.
Aku merasa pipiku memanas dan memerah mendengar kata-katanya, walaupun sedikit. Dia memang lebih muda dariku. Aku lebih tua 2 tahun daripada Gaara dan Tenten seumuran dengan Hinata-sama. Namun aku berusaha bersikap sopan padanya, karena dia adalah istri dari pemegang saham terbesar Hyuga Group. Sedangkan Gaara, aku mengenalnya ketika dia berkuliah di Jerman, jadi aku sudah terbiasa memanggil nama depan dengannya.
Harus kuakui, dia berbeda dengan wanita yang pernah kutemui seumur hidupku. Baru beberapa menit berkenalan dengannya, dia sudah membuatku terkejut dua kali. Pertama, ketika dia mengenalkan dirinya sebagai Tenten Mitsashi. Kedua, ketika dia memintaku untuk memanggilnya dengan namanya saja dan tertawa setelahnya, padahal dia baru saja disakiti dan dipermalukan oleh suaminya sendiri dihadapanku. Dalam hati, aku benar-benar mengagumi ketegaran wanita ini. Tidak semua wanita setangguh dirinya setelah diperlakukan begitu buruk oleh suaminya.
Dan secara tidak sadar, senyum tipis tertampang di bibirku. Kurasa aku memang harus memanggilnya dengan nama depannya saja…
To Be Continued...
Bagaimana interaksi Neji dan Tenten di pesawat ya? Apakah bakalan krik-krik-krik atau seru? Mengingat mereka harus satu pesawat dari Tokyo ke Zurich selama 14 jam 25 menit, wkwkwk.
Ditunggu review dan favoritesnya ya! :D
