Dari bayang-bayang yang dalam, di alam yang tidak diketahui,
Sebuah jiwa muncul, jati dirinya yang lama terguling.
Di balik tabir, tempat para roh berkelana,
Kebangkitan, kisah cinta.
.
Dulunya hilang dalam kegelapan, kini bermandikan cahaya,
Jiwa ini, terlahir kembali, melakukan penerbangan pertamanya.
Seekor burung phoenix bangkit dari abu hangus,
Sebuah metamorfosis, bekas luka selamanya.
.
Dengan kekuatan barunya, ia melonjak tinggi,
Melalui langit tak berujung, di bawah langit terbuka.
Tidak lagi terikat oleh kesengsaraan duniawi,
Ia menari dengan bintang-bintang, tempat aliran sungai kosmik.
.
Masa lalu lenyap, seperti mimpi yang jauh,
Kanvas baru, kilauan murni.
Rasa sakit yang terlupakan, perselisihan yang dimaafkan,
Jiwa menerima kehidupan keduanya.
.
Seolah alam semesta membisikkan rahasia agung,
Ia memegang kekuatan matahari di tangannya.
Dengan setiap tarikan napas, ia sembuh dan pulih,
Bagaikan hati yang patah, ia merawatnya dengan lembut.
.
Dengan empati sebagai bintang penuntunnya,
Ia melakukan perjalanan dekat dan melakukan perjalanan jauh.
Membantu orang lain menemukan jalan mereka,
Di alam cerah di hari yang baru.
.
Tidak lagi terikat pada ketakutan fana,
Itu menghilangkan kesedihan dan mengeringkan air mata.
Sebuah mercusuar harapan di dunia yang begitu luas,
Kesempatan kedua, kehidupan terlampaui.
.
Jadi, biarlah kisah kelahiran kembali ini menginspirasi,
Untuk menyalakan api harapan dan keinginan.
Bahkan di malam yang paling gelap sekalipun,
Jiwa bisa bangkit, merangkul cahaya.
.
Disclaimer: Aku gak memiliki hak apapun terhadap series di cerita ini.
Genre: Adventure, Supranatural, Fantasy
Rate: M
Warning: cringe, banyak typo, alur cerita tidak jelas, alur cerita yang terlalu cepat, dan lain-lain.
.
.
"Hah? Benarkah? Mungkin...Mungkin kau benar...Kau memang benar!!!"
.
Saat Naruto berdiri di sana, bermandikan kekuatan misterius yang melonjak dalam dirinya, sebuah transformasi menakjubkan terjadi padanya. Sikapnya berubah drastis, seperti tombol ditekan. Hilang sudah penyihir jujutsu yang tenang dan tenang yang mereka kenal. Sebagai gantinya berdiri sosok yang energik, nyaris hiruk pikuk, dipenuhi dengan kegembiraan yang tak terbatas dan kekuatan agresif yang tampak seperti manusia super.
Dia bergerak dengan intensitas baru, tindakannya cepat dan tegas, seolah-olah dia telah disuntik dengan dosis doping terkuat yang pernah diketahui manusia. Matanya berkobar dengan api batin, dan energi liar dan gembira terpancar darinya. Itu adalah pemandangan yang membuat Loki dan tim garda depan tercengang dan bingung, pikiran mereka menggemakan pertanyaan kolektif: 'Apa yang terjadi padanya?'
Transformasinya begitu tiba-tiba, sangat tak terduga, hingga sulit dipahami. Energi dan agresi Naruto hampir terlihat jelas, sebuah bukti perubahan besar yang telah menimpanya. Medan perang, yang dulu ditandai oleh ketidakpastian, telah menjadi panggung untuk menampilkan kekuatannya secara penuh semangat, membuat Loki dan tim harus bergulat dengan teka-teki Naruto yang baru ditemukan ini, kekuatan alam yang tidak dapat dijelaskan dan menantang sifat dasar pertempuran mereka.
"Naruto-oniichan" Ada banyak pertanyaan di pikiran Koneko saat ini; Apa yang terjadi?, Bagaimana he bisa hidup kembali? Luapan energi macam apa yang he pancarkan? Dan masih banyak lagi.
"Koneko, apa yang kau rasakan darinya?" Rias benar-benar bertanya-tanya. "Naruto-oniichan...dia, seperti terlahir kembali sebagai orang yang baru, bukan seperti yang kukenal. Selain itu, energi yang ia pancarkan...benar-benar berada di level yang berbeda" ujar Koneko, berdasarkan kemampuan sensornya.
"Apakah itu sebuah pertanda buruk?" Rossweisse pun sama. Ini pertama kalinya ia menyaksikan ada yang selamat dari gigitan Fenrir. "Aku...aku tidak tahu" si Youkai Nekomata bingung harus menjawab apa.Kini tim garda depan hanya bisa terdiam di tempat mereka, bersiap untuk menyaksikan bagaimana Naruto akan menghadapi Loki dan Fenrir. Tinggal menunggu Loki untuk dilemahkan, dan setelah itu mengalahkannya dengan Mjolnir.
"Anakku, bunuh manusia rendahan itu!" Loki mengkomando si serigala legendaris. Fenrir langsung berlari lalu menerjang sambil membuka mulutnya lebar-lebar, bersiap untuk menggigit kepala Naruto.
SWOOSH
"Huh, menyedihkan!" si penyihir blonde menyeringai tipis, diikuti dengan sebuah percikan hitam kemerahan di tangan kirinya.
BOOM
"Kokusen!"
"GROOOARGHHH!"Dengan ketepatan yang tak tertandingi, Naruto melepaskan pukulan dahsyat ke kepala Fenrir, serangan yang diselimuti kilauan hitam kemerahan yang menunjukkan kekuatan Kokusen yang menakutkan. Dalam dunia jujutsu, Kokusen adalah fenomena dengan kecepatan dan ketepatan yang tak terduga, sebuah momen di mana energi terkutuk menanamkan serangan fisik dengan kekuatan yang tak tertandingi.
Saat serangan itu terjadi, udara tampak berderak dengan intensitas, dan kekuatan Kokusen mengalir melalui serangan Naruto. Dalam sekejap mata, kekuatan serangannya meningkat secara eksponensial, setara dengan serangan normal dikalikan kekuatan 2,5. Kekuatan destruktif dari dampak ini sangat mengejutkan.
Fenrir, serigala legendaris, hanya bisa merespons dengan momen yang sangat rentan. Kilatan Hitam menyerang dengan benar, jauh ke dalam kepala binatang itu, menyebabkannya segera kehilangan kesadaran. Serigala kolosal, meskipun memiliki garis keturunan ilahi dan kekuatan yang luar biasa, menyerah pada pukulan dahsyat itu.
Namun, Fenrir, makhluk legenda dan asal muasal dewa, tidak mudah ditaklukkan. Meskipun Naruto telah memberikan pukulan fatal, dibutuhkan lebih dari itu untuk memusnahkan kehidupan makhluk yang begitu terikat dengan kekuatan supernatural dunia. Saat medan perang menahan napas, menjadi jelas bahwa bahkan dalam keadaan tidak sadarkan diri, Fenrir tetap menjadi sosok yang tangguh dan bertahan lama, sebuah bukti kekuatan abadi dari makhluk paling legendaris di dunia supernatural.
"Sekarang tutup taringmu rapat-rapat dan tidurlah!" Naruto meludahi Fenrir lalu berjalan santai melewatinya. Loki geram dan tak terima anaknya diperlakukan demikian, jadi ia melakukan serangan balasan. "Matilah kau manusia sialan!"
SHINE
SHOOT
Dibutakan oleh amarah, Loki melakukan serangan membabi buta. Ia meng-spam banyak lingkaran sihir yang menembakkan peluru sihir pada si penyihir blonde yang berjalan ke arahnya dengan begitu santai.
BOOM
Amarah di wajah Loki berganti menjadi shock tak percaya melihat serangannya hanya mengenai tanah. Naruto sama sekali tak berada disana. Tapi ia langsung bisa mengetahui dimana dia berada karena merasakan ada sesuatu yang mengancam, dan itu berada di atasnya: Naruto berdiri di udara dengan pedangnya sebagai pijakan.
"Aku tidak akan kalah oleh makhluk rendahan sepertimu!" Loki membuat lingkaran sihir lagi, tapi kali ini lebih besar. "Matilah...!"
SHINE
BOOM
Loki benar-benar melepaskan serangannya yang berskala besar hanya untuk membunuh Naruto. Niatnya untuk melenyapkan Naruto sangat jelas, energi jahat yang berderak di udara saat dia membuat lingkaran sihir besar. Lingkaran itu berdenyut dengan kekuatan gelap, pertanda peluru ajaib dahsyat yang akan dilepaskannya. Proyektil ini, setelah diluncurkan, akan menghancurkan apa pun yang disentuhnya menjadi abu, dan tidak meninggalkan apa pun selain kehancuran.
Namun, saat persiapan Loki mendekati klimaksnya, terjadi perubahan nyata. Energi Naruto sendiri melonjak sebagai respons, sebuah tandingan terhadap malapetaka yang akan datang. Waktu sendiri terasa melambat, dunia nyaris terhenti saat Naruto memanfaatkan kekuatan dalam dirinya, kekuatan yang beresonansi dengan ritme alam semesta.
Dalam momen yang tertunda itu, benturan energi terasa nyata, pertarungan kemauan dan kekuatan yang menantang pemahaman. Udara bergetar karena ketegangan, dan dunia seolah menahan napas. Dikotomi antara niat jahat Loki dan serangan balik tegas Naruto menggantung di udara seperti sebuah rahasia yang berat.
Medan perang menjadi kanvas bagi benturan kekuatan raksasa ini, pertarungan sihir dan kemauan yang melampaui alam fisik. Dan seiring berjalannya waktu hingga tak terbatas, hasil dari bentrokan dahsyat ini masih belum pasti, sebuah bukti sifat konfrontasi mereka yang tidak dapat diprediksi dan kekuatan tak terduga yang mereka miliki.
'Baiklah, ini dia. Aku menciptakan dan mengembangkan teknik yang terinspirasi dari Aka. Sekarang aku baru paham kenapa aku gagal berkali-kali. Tapi sekarang tidak lagi, mari kita coba' Naruto mengangkat jari telunjuk dan tengahnya seperti membentuk sebuah pistol.
SWOOSH
Dia menyalurkan energi kutukannya yang sangat terkonsentrasi dengan ketelitian yang luar biasa, mengubahnya menjadi jarum merah keunguan yang menyala-nyala yang tampak hampir tidak berarti dibandingkan dengan serangan gencar Loki. Hanten Jutsushiki meningkatkan kekuatan jarum itu, memberinya potensi yang melampaui imajinasi. 'Akhirnya, aku berhasil...' Dia tersenyum puas.
'Jutsushiki Hanten: . . .'
RUMBLE
'Sasu'
SHOOT
Dengan kecepatan yang mencengangkan, jarum itu melesat maju, rentetan niat mematikan yang sulit dipahami. Kecepatannya sangat cepat sehingga Loki, dalam kemarahannya yang membabi buta, bahkan tidak pernah menyadari apa yang telah terjadi. Jarum itu, sebuah perwujudan dari tekad Naruto yang tak tergoyahkan, menembus proyektil kolosal itu dengan sangat akurat, menghancurkannya hingga terlupakan.
Tapi tanda sebenarnya dari penguasaan Naruto terletak pada apa yang terjadi selanjutnya. Tanpa sepengetahuan Loki, jarumnya belum berhenti dengan hancurnya proyektil tersebut. Ia melanjutkan perjalanannya, energinya yang membara membelah jalinan realitas. Hanya ketika gema dampaknya mencapai Loki, dia terlambat menyadari bahwa dia telah tertusuk.
Pada saat itu, ketika konsekuensi dari tindakannya menimpanya, kemarahan Loki berubah menjadi keterkejutan dan ketidakpercayaan. Dia telah meremehkan kekuatan dan ketepatan lawannya, dan kini, keadaan telah berbalik. Jarum Naruto, bukti tekadnya yang tak tergoyahkan, telah menjadi kenyataan, dan medan perang menjadi saksi dari kejadian yang mengejutkan.
STAB
"Aaarghhh!" ia terbatuk darah lalu jatuh berlutut. "Manusia sial-huh?! Aarghhh!" Loki mencoba untuk berdiri, tapi tidak bisa. Ia merasakan rasa sakit yang berkelanjutan dari luka di dadanya, dan itu menyebar ke seluruh tubuhnya. "Brengsek! Apa yang kau lakukan pada tubuh ilahiku?!"
Sementara itu si penyihir blonde sempat terkekeh lalu tertawa untuk beberapa saat. Kesuksesan teknik barunya menciptakan sebuah perasaan baru untuknya: Kepuasan. Ia puas karena berhasil menciptakan sebuah teknik yang bahkan mampu membuat seorang dewa terluka parah.
"Apa kau tahu...bagaimana rasanya tersengat seekor lebah?" Perkataan yang keluar dari mulut Naruto malah menimbulkan kebingungan bagi Loki dan tim garda depan, kecuali Sona. Sebagai iblis yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, pewaris klan Sitri itu langsung bisa menyadari dan memahami apa maksud perkataan si penyihir blonde. "Efek kerusakan berkelanjutan, huh?" ia menaikkan kacamatanya. Tim garda depan menatapnya, bermaksud untuk penjelasan lebih lanjut.
"Sesuai apa yang dia katakan. Ketika kau tersengat lebah, kau pasti akan merasakan sakit pada awalnya. Tapi, apa yang akan terjadi setelah beberapa saat?" Mereka pun ikut menyadari dan memahami maksud Naruto.
"Rasa sakit yang lebih dari yang sebelummya dan berlangsung untuk waktu yang cukup lama" timpal Rossweisse "Tepat sekali" Sona menjentikkan jari.
Namun, Loki akhirnya bisa berdiri walaupun dengan susah payah. Sembari menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya, ia tetap dengan tingkah lakunya: arogan dan menyebalkan. "Tch! Jangan pikir serangan krcil seperti ini akan mengalahkanku!" Ia meludahkan darah di mulutnya.
"Ah, begitu ya? Baiklah, sesuai keinginanmu. Aku akan menyerangmu dengan cara yang lebih...bergaya" Naruto menendang pedang pijakannya secara bergantian untuk menusuk kedua kaki Loki agar ia tidak bisa bergerak.
STAB
STAB
"Aargh!" Itu belum selesai, Naruto menginjak dahi Loki dengan pelan lalu menciptakan sebuah borgol. ia memborgol kedua tangannya di punggungnya. "Aku belum selesai, dewa..." Naruto menyeringai. Si penyihir blonde menciptakan sebuah bola berantai untuk dipasang pada leher Loki.
"Sempurna!" Naruto sangat puas pada his mahakarya. Loki Yang Terkekang, kira-kira itulah judul yang pas untuk kondisi dewa jahat Norse itu saat ini. Seluruh tubuhnya menderita rasa sakit dari Sasu, kedua kakinya yang tertusuk pedang, kedua tangannya yang terborgol, serta lehernya yang terbelenggu oleh bola berantai.
Tim garda depan menyaksikan dengan takjub saat serangan balik Naruto terjadi. Apa yang awalnya merupakan pertikaian kekuatan destruktif berkembang menjadi sesuatu yang sama sekali tidak terduga. Alih-alih menyerah pada serangan Loki, Naruto tampaknya bermain-main dengan dewa tersebut, kekuatannya memperoleh kualitas yang memesona dan memerintah.
Dia bergerak dengan keanggunan dan ketepatan yang menantang keyakinan, menguasai peluru ajaib Loki yang hebat seolah-olah itu hanyalah mainan belaka. Proyektil itu, yang dulu merupakan pertanda kehancuran, kini melayang dengan patuh atas perintah Naruto, terikat oleh suatu kekuatan yang tak terlihat. Seolah-olah dia telah menjinakkan esensi kekuatan Loki, menjadikan sang dewa hanya seorang tahanan, hanya pion dalam permainan yang dia kendalikan.
Tim garda depan, berdiri kaget, wajah mereka dipenuhi keterkejutan dan ketidakpercayaan. Ini adalah hasil yang menantang pemahaman mereka tentang tatanan alam, sebuah demonstrasi kekuatan yang melampaui imajinasi terliar mereka. Penguasaan Naruto atas situasi itu mutlak, dan medan perang, yang dulu ditandai dengan kekacauan, telah menjadi panggung untuk menunjukkan dominasi yang mengirimkan riak keheranan bagi mereka yang menyaksikannya.
Pada saat itu, transformasi misterius Naruto telah mencapai puncaknya, dan Loki, yang pernah menjadi musuh tangguh, mendapati dirinya tertahan oleh kekuatan yang ingin ia keluarkan. Medan perang telah menjadi bukti potensi dunia supernatural yang tak terbatas, sebuah pengingat bahwa keseimbangan kekuatan dapat berubah dengan cara yang paling tidak terduga dan luar biasa.
"Sukar di percaya, ini pertama kalinya dalam hidupku menyaksikan seorang dewa dipermalukan oleh seorang manusia" Yuuto terkesima, ia tak tahu harus bereaksi macam apa lagi.
"Koneko, apa kau yakin dia benar-benar manusia? Kau mengenalnya kan? Seperti apa dia dulu?" Rias bertanya-tanya. Bagaimana bisa seorang manusia memiliki kekuatan yang bahkan melebihi dewa itu sendiri?
"Aku...aku juga tidak tahu, Buchou. Dia adalah sahabat Onee-sama. Mereka sering bersama-sama, jadi aku tidak terlalu akrab dengannya. Aku dan Nee-sama sangat yakin pada saat itu dia hanyalah manusia biasa. Tapi hari ini...dia menunjukkan sisi lain dari dirinya" Koneko pun sama.
Sementara itu, Naruto menyeringai puas terhadap Loki yang kini tak lebih dari seorang budak. Fenrir tak sadarkan diri setelah terkena Kokusen tepat di kepalanya, tubuh Loki yang mati rasa setelah terkena Sasu, lalu dibelenggu dari kepala hingga kaki.
"Hmm, sekarang aku jadi bingung harus melakukan apa padamu. Aku tidak bisa membunuhmu karena itu pasti akan menimbulkan bencana yang lebih besar. Dewa-dewa di kampung halamanmu akan murka dan itu akan membuat perang besar bisa pecah" Naruto menopang dagu, lalu mata biru safirnya menatap kesana-kemari, sebelum akhirnya tertuju pada Mjolnir yang tergeletak di tanah. "Ah, benar juga. Issei, giliranmu. Bukankah Odin-dono mengatakan agar kau menggunakan palu itu?" Naruto mempersilahkan Issei untuk mengakhirinya.
"Huh? Umm, Baiklah. Jika kau memaksa" Issei menghampiri Mjolnir. Loki menggeram marah, kekalahannya sudah dekat dan terlihat jelas.
"Boost...Boost...Boost...Boost! Transfer!" Issei meningkatkan kekuatannya dengan Sacred Gearnya lalu memindahkannya ke Mjolnir hingga berubah menjadi lebih besar, bahkan lebih besar dibanding tubuhnya sendiri. "Ayo lakukan ini! Palu raksasa! Ugh! berat sekali, tapi aku bisa!"
"Sialan! Sialan kalian semua! Sialan kau Odin!"
BOOM
Dalam momen klimaks dan menggemparkan, kekacauan yang terjadi di Loki tiba-tiba berakhir. Saat serangan tanpa henti dari tim garda depan terus berlanjut, sebuah senjata tak terduga ikut bermain. Mjolnir, palu legendaris dalam mitologi Norse, turun dari surga dengan suara keras, menghantam Loki dengan kekuatan petir.
Dampaknya sungguh dahsyat. Kilatan petir yang membakar menjalar ke seluruh tubuh Loki, membuat anggota tubuhnya mati rasa dan membuat indranya kewalahan. Seolah-olah surga telah memilih momen ini untuk menghakimi dewa nakal itu.
"Daripada dewa jahat sepertimu, aku lebih suka bertarung melawan Si Penutup Mata Sialan itu!" Naruto menyeringai, menyaksikan kekalahan Loki dengan dramatis.
Setelah intervensi ilahi ini, lingkaran sihir Norse yang berkilauan muncul, rune rumitnya bersinar dengan kekuatan. Dalam takdir yang berubah-ubah, lingkaran ini menyegel Loki dalam batas-batasnya yang penuh teka-teki dan memulai mantra teleportasi.
"Aku tidak akan menyerah tanpa perlawanan...Aku mengutukmu... menderitalah sampai akhir..." Loki mengucapkan kata-kata terakhirnya. Dalam tindakan putus asa terakhirnya, Loki, yang dihadapkan pada kekalahan, berusaha menyerang untuk terakhir kalinya. Dengan seringai jahat, dia mengeluarkan kutukan, yang bertujuan untuk menjerat Naruto dalam jaringan energi jahat. Namun saat kutukan itu terungkap dan menyelimuti Naruto, sesuatu yang luar biasa terjadi. Kebencian kutukan Loki, yang dirancang untuk melumpuhkan dan menundukkan, dibalas dengan kekuatan yang bertentangan dengan niatnya. Naruto malah terkekeh lalu tertawa keras. "Hahahahahaha! Apa-apaan ini?! Ya ampun! Kau suka sekali membuatku tertawa!"
"Apa yang lucu?! Seharusnya kau takut dan khawatir pada dirimu sendiri karena telah dikutuk oleh seorang dewa!" Loki tersinggung, harga dirinya sebagai seorang dewa benar-benar hancur dan tidak berguna di hadapan Naruto.
"Astaga! Hahahaha! Bagaimana mungkin kau bisa mengutuk seorang penyihir Jujutsu?! Sementara sumber kekuatanku berasal dari kutukan itu sendiri?" Si penyihir blonde berusaha untuk tidak kehilangan keseimbangan karena tawanya yang begitu antusias.
Yang membuat Loki terkejut dan ngeri, kutukannya sama sekali tidak berpengaruh pada Naruto. Seolah-olah sihir jahatnya telah menemui penghalang yang tidak bisa ditembus. Tanpa sepengetahuan Loki, Naruto bukanlah sekedar target biasa; dia adalah seorang penyihir Jujutsu, pengguna esensi yang mengobarkan kekuatan masyarakat Jujutsu. Sumber kekuatan Naruto terkait erat dengan kutukan itu sendiri, dan dalam pertarungan antara sihir dan kejahatan ini, jelas siapa yang lebih unggul.
'Berani-beraninya kau mencoba mengutuk putraku?!' Suara seorang wanita terdengar di pikiran Loki. Itu adalah suara wanita yang sama seperti di alam bawah sadar Naruto saat he digigit oleh Fenrir. Dalam penglihatannya, Loki melihat sosok seorang wanita dengan rambut panjangnya yang berkibar-kibar, diikuti dengan tekanan energi yang luar biasa gila. 'Apa ini?!'.
Dalam putaran takdir terakhir, Naruto tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan tawa mengejek. Suara itu terdengar di tengah-tengah kekacauan, sebuah respons penuh kemenangan dan menghina terhadap usaha sia-sia Loki. Dia tertawa, bukan karena kejam, tapi karena menantang. Langkah terakhir Loki runtuh di hadapannya, dan tawa Naruto bergema di seluruh medan perang, sebuah bukti ketahanan kekuatannya dan semangat gigih yang telah membawanya melalui pertempuran. Pada saat itu, menjadi jelas bahwa kutukan, betapapun kuatnya, tidak berkuasa atas seorang penyihir yang telah memahami inti dari keberadaan mereka.
"Selamat tinggal, dewa. Senang bisa bertarung melawanmu, serta leluconmu beberapa saat yang lalu, hahahaha" Naruto melambaikan tangan sebagai salam perpisahan dengan sang dewa jahat Norse.
Dengan kilatan cahaya yang menyilaukan, Loki menghilang dari medan perang, meninggalkan rasa kagum dan takjub di antara tim garda depan. Kemenangan mereka, yang diperoleh dengan susah payah dan diperoleh dengan baik, sudah jelas. Kekacauan yang ditimbulkan oleh Loki telah diatasi, dan ancaman terhadap dunia supranatural telah dikalahkan. Ketika gema pertempuran mulai memudar, tim garda depan berdiri dengan penuh kemenangan, upaya bersatu dan tekad yang tak tergoyahkan membuka jalan bagi kembalinya ketertiban dan stabilitas.
"Akhirnya, setelah semua darah, keringat dan, air mata. Lalu, apa yang akan kita lakukan dengan serigala ini?" Naruto menatap Fenrir yang masih tak sadarkan diri. "Aku akan membawanya kembali ke tempat dimana seharusnya dia berada" Rossweisse membuat lingkaran sihir. Tapi berselang beberapa saat kemudian, Naruto melebarkan matanya karena sensornya mendeteksi sesuatu yang familiar.
"Maaf menyela. Aku adalah Arthur, dari Tim Vali. Kami akan membawa Fenrir bersama kami" Dan sesuatu yang familiar itu berasal dariseorang pria berkacamat berambut pirang, berbalut dalam setelan jas. Dia tak sendiri, ditemani oleh seorang gadis yang juga familiar bagi Naruto. "Kita bertemu lagi Naruto. Tapi sepertinya, kita berada di jalan yang berbeda. Kumohon jangan salah paham, setelah semuanya selesai, aku janji akan kembali." Kuroka menyiratkan kesedihan di wajahnya.
"Aku menunggu itu. Dan selama itu pula aku akan menjadi lebih kuat agar bisa melindungimu, serta mewujudkan impianmu" balas Naruto dengan penuh keseriusan. "Terima kasih...sudah mengerti diriku" Ia menyeka air mata.
SHINE
SRET
Kuroka mengeluarkan sebuah rantai yang bercahaya dari lingkaran sihirnya. Si Valkyrie jomblo melebarkan matanya karena mengetahui rantai tersebut. Rantai yang mampu mengekang dan menjinakkan Fenrir. "Rantai Sihir Gleipnir?! Bagaimana kalian bisa memilikinya?!"
"Kami...'meminjamnya'...ehehehe..." si kucing hitam terkekeh gugup. Lalu menatap adiknya yang terlihat dengan wujud dua ekor. "Shirone, wujud itu, jadi akhirnya kau menerima kekuatanmu sendiri?" Kuroka menatapnya dengan perasaan sedikit bangga. Karena akhirnya Koneko menggunakan kekuatan yang memang adalah milik ras mereka, Nekomata.
"Aku tidak akan pernah menjadi sepertimu, Nee-sama" Koneko sedikit tersinggung. "Aku tidak begitu yakin soal itu" Nada bicara Kuroka terdengar lebih lembut dan ramah, tidak jutek dan menggoda seperti biasa. Sementara itu Fenrir perlahan menghilang dalam lingkaran sihirnya.
"Kuroka, kenapa kalian membawa serigala sialan ini?" Naruto menuntut penjelasan. "Vali menginginkan kekuatan yang bisa mengalahkan dewa. Kau tahu? Dia sangat suka bertarung, terutama melawan seseorang yang kuat" balasnya.
"Begitu ya? Hmm, aku penasaran jika aku bertarung dengannya? Apakah aku bisa menang?" Naruto menyeringai tipis. Kuroka akhirnya menyadari ada sesuatu yang berbeda Naruto, terutama dari aura serta energinya. Ia seperti perpaduan antara aliran sungai yang tenang serta ombak laut yang mengulung. 'Perasaan apa ini? Ini begitu nyaman dan damai, tapi di sisi lain, aku juga merasakan ada sesuatu yang mengancam' batinnya.
"Baiklah semuanya. Semoga hari kalian menyenangman" Arthur menunduk hormat. "Shirone, aku sedang buru-buru. Jadi aku akan menjemputmu kapan-kapan!" Kuroka melambaikan tangan.
FREEZE
SHOOT
Tapi, semuanya belum benar-benar berakhir. Kuroka dan Arthur diserbu oleh peluru-peluru es yang datang entah dari mana. Keturunan dari King Arthur segera melakukan tindakan antisipasi dengan pedang suciny, Caliburn. "Siapa disana?!" teriaknya.
Saat keadaan mulai mereda setelah kekalahan Loki, ketenangan yang menakutkan menyelimuti medan perang. Tim pelopor, merasa lega namun waspada, tetap waspada terhadap ancaman yang masih ada. Namun, kewaspadaan mereka disambut dengan kejutan yang tidak terduga.
Muncul dari bayang-bayang setelahnya, sosok misterius mengenakan jubah biksu putih melangkah maju. Udara tampak beriak dengan kehadiran yang hampir mistis, dan perasaan tidak nyaman menyelimuti tim pelopor. Ini bukanlah biksu biasa; intuisi mereka mengatakan hal itu kepada mereka.
Naruto, yang telah menghadapi lika-liku pertempuran yang tak terduga, mendapati dirinya terbelalak karena terkejut. Sensor tajamnya, yang diasah oleh pertempuran yang tak terhitung jumlahnya, mendeteksi sesuatu yang luar biasa pada biksu misterius ini. Dari tekanan energi terkutuk yang terpancar dari sosok itu, Naruto bisa memastikan apa yang diisyaratkan nalurinya—orang misterius ini bukanlah penyihir biasa. Faktanya, energi terkutuk yang menyelimuti mereka memiliki kaliber yang sangat dikenali Naruto: Tingkat Spesial, eselon tertinggi dalam dunia Jujutsu.
Pengungkapan itu membuat tim garda depan merinding. Kekalahan Loki mungkin menandai berakhirnya sebuah ancaman, namun tampaknya teka-teki yang lebih besar telah muncul dari bayang-bayang, yang motif dan kekuatannya masih diselimuti misteri. Saat mereka mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi, mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih jauh dari selesai, dan kehadiran pengguna kutukan Tingkat Spesial ini menandai dimulainya babak baru dalam pertempuran berkelanjutan mereka melawan kekuatan supernatural yang mengancam dunia mereka.
Penyihir misterius itu berpenampilan androgini. Berbalut dalam seragam biksu putih, bermata dark pink, serta berambut putih dengan strip merah di belakang. 'Tidak mungkin?! Seorang pengguna kutukan?! Selain itu, energi kutukan ini...sama dengan tingkat spesial!'
"Sepertinya aku ketinggalan pertunjukkannya ya?" Ujar Uraume dengan ekspresi kosong. Naruto maju menantang dengan sebuah pedang di tangannya. "Siapa kau?!"
"Namaku Uraume" Uraume merapal segel tangan untuk teknik terkutuknya. "Aku datang kesini untuk menyampaikan undangan untuk sebuah...permainan. Permainan yang akan menentukan nasib seluruh dunia, entah itu dunia supranatural maupun dunia manusia" lanjutnya.
"Choku Baku...".
FREEZE
Setelah menutupi tangannya dengan es dan menyentuh tanah, Uraume menghasilkan es berduri dalam jumlah besar yang menyebar hingga ke seluruh medan perang. Tim garda depan, Kuroka dan Arthur melebarkan mata mereka menyaksikan serangan berskala besar itu. "Semuanya menghindar!" Naruto memperingatkan mereka. Mereka menggunakan sayap mereka sendiri untuk terbang, tapi tak disangka es berduri itu malah bisa melayang di udara untuk meraih mereka.
"Apa?!"
"Hancurkan saja!" Rias mengkomando. Mereka mengangguk paham lalu menghancurkan es berduri itu dengan sihir penghancur mereka.
SLASH
SWOOSH
BOOM
"Sial!" Arthur kesulitan menghadapi banyaknya es berduri yang mengancamnua. "Arthur! Awas-huh?!" Kuroka lengah sehingga her kaki terjebak oleh es."Hmm, sepertinya tak masalah jika ras Nekomata kehilangan satu" Uraume merapal segel tangan lagi. Kali ini berniat membunuh Kuroka.
"Hikori Juho: Yari"
FREEZE
SWOOSH
Uraume membentuk sebuah tombak dengan energi terkutuk lalu menembakkannya pada Kuroka yang tak bisa bergerak. Si penyihie blonde tentu saja tak akan membiarkan itu terjadi. "Kuroka!" Ia berlari secepat mungkin dengan menggunakan energi terkutuknya untuk mempercepat gerakannya.
WOOSH
STAB
"Ugh!" Tepat waktu, Naruto berhasil menyelamatkan Kuroka dengan tangannya kanan yang tertusuk tombak es itu. "Naruto!" Kuroka melebarkan matanya, darah segar mengalir dari luka di tangan si penyihir blonde yang perlahan membeku.
"Ini bukan apa-apa! Ini belum cukup untuk membunuhku!" Naruto nyengir, lalu mencabut tombak itu agar pembekuannya tidak menyebar. "Kuroka, tutup matamu" ia mengangguk.
SLASH
SLASH
Begitu ia membuka mata, kakinya sudah terlepas dari es. Naruto menggunakan pedangn untuk menghancurkannya. "Terima kasih, Naruto" Kuroka tersenyum lega.
"Simpan dulu terima kasihmu untuk nanti. Aku harus mengurus pengguna es sialan ini" Naruto menatal tajam pada Uraume yang seperti biasa hanya menunjukkan ekspresi kosong. "Nyalimu lumayan juga, penyihur muda"
"Aku tidak butuh pujianmu" ia menyeringai. Namun, Uraume belum selesai. "Begitu ya? Kalau begitu, bagaimana dengan ini?" Kali ini tombak es itu tercipta dalam jumlah yang banyak dan ukuran yang lebih besar. Tombak-tombak itu mengambang mengelilingi mereka.
FREEZE
SWOOSH
SWOOSH
"Aku akan membantumu-"
"Tidak, biar aku saja. Kuroka, bisakah kau menunduk?" ia menciptakan sebuah katana. Kuroka mengangguk dan melakukan apa yang Naruto katakan.
"Jutsushiki Junten: Shutsuryoku Saidai..."
RUMBLE
"Jokaru!"
Katana-nya terlapisi dengan sebuah shockwave berbentuk bulan sabit. Ia mengayunkan katana itu sembari berputar untuk menghancurkan semua tombak es tersebut.
BOOM
STAB
"Ugh! Sial!" Tapi ada satu yang berhasil lolos dan menusuk paha Naruto. Ia mencabutnya secepat mungkin agar tidak mengalami pembekuan. "Kau baik-baik saja?" Kuroka menunjukkan wajah khawatir.
"Ya, aku hidup dan segar bugar" ia tersenyum. Namun, Kuroka kembali terkejut melihat luka di paha Naruto pulih dengan sendirinya. Ia juga menyadari bahwa luka di tangan kanannya juga telah pulih. "Huh? Bagaimana bisa?"
Sementara itu, Uraume pun ikut terkejut melihat luka-luka Naruto pulih dengan sendirinya. Hanya ada satu hal yang memungkinkan itu bisa terjadi. "Aku mengerti, jadi kau bisa menggunakan Hanten Jutsushiki. Padahal itu adalah teknik yang langka dalam sihir Jujutsu dimana tidak semua penyihir bisa menggunakannya" meski terkejut, Uraume tetap menunjukkan wajah kosong.
"Entahlah, siapa yang tahu? Mungkin tubuhku terlahir berbeda? Kau tahu, aku sendiri adalah seorang penyihir" Naruto menyeringai. Tapi apapun yang dia katakan, Uraume tetap saja memasang wajah kosong. "Wajahmu membuatku kesal"
Uraume menatap tim garda depan yang nampaknya berhasil mengatasi teknik kutukannya. Menyadari bahwa ia kalah jumlah, Uraume tidak punya pilihan lain untuk mundur. Lagipula, tujuannya datang ke sini adalah untuk sekedar menyampaikan 'undangan' untuk permainan yang dibuat oleh Suguru. "Sepertinya cukup sampai disini saja. Selanjutnya kita akan bertemu di permainan itu. Sampai jumpa"
FREEZE
"Tunggu! Jangan kabur kau sialan!" Naruto menembakkan beberapa pedang, tapi tidak tidak sempat karena Uraume menghilang dalam serpihan embun beku. "Sialan!"
Meskipun serangan tanpa henti dilancarkan oleh tim pelopor, menjadi jelas bahwa niat Uraume bukanlah untuk terlibat dalam konfrontasi yang mematikan. Sebaliknya, kehadirannya tampaknya membawa rasa keterpisahan yang menakutkan, seolah-olah tujuannya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.
Naruto, dengan persepsinya yang tajam dan kemampuannya yang luar biasa untuk membaca niat orang lain, tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa pertemuan ini lebih dari yang terlihat. Kata-kata penyihir itu, yang diucapkan secara samar namun dengan perasaan gravitasi, mengisyaratkan adanya permainan yang lebih besar—'undangan permainan', begitulah sebutannya. Itu adalah istilah yang bergema di benak Naruto, membawa serta kesan penting yang akan datang.
Saat penyihir misterius itu mundur dan menghilang ke dalam bayang-bayang, Naruto merasa bahwa 'sapaan' mereka hanyalah awal dari sesuatu yang jauh lebih agung dan lebih kompleks. Penyebutan sebuah game yang akan menentukan nasib dunia supernatural dan dunia manusia meninggalkan bekas yang tak terhapuskan di kesadarannya. Itu adalah teka-teki yang menuntut perhatian mereka, sebuah teka-teki yang perlu diungkap, karena taruhannya tidak lain adalah nasib seluruh dunia mereka.
'Undangan? Permainan? Aku harus memberitahu ini pada Gojo-sensei saat aku kembali' pikir Naruto
"Kau baik-baik saja?" Issei menghampirinya, diikuti yang lain. "Ya, aku baik"
"Siapa yang menyerang kita tadi? Apakah kau tahu sesuatu, Naruto?" Tanya Rias. Mereka sudah cukup kerepotan usai melawan Loki, kini mereka dikejutkan dengan kehadiran beberapa tamu tak diundang. "Entahlah. Tapi satu hal yang bisa kupastikan, orang itu adalah pengguna kutukan, atau sederhananya penyihir jujutsu yang jahat. Apapun itu, dia pasti memiliki tujuan yang buruk. Aku akan melaporkan ini pada atasanku saat aku kembali"
"Aku benci mengatakan ini, tapi teknik es itu benar-benar menakjubkan. Mungkin aku bisa mengembangkan teknikku dengan mengambil inspirasi dari sini" ujar Sona. "Ahahaha, itulah keistimewaan para penyihir jujutsu. Ngomong-ngomong-huh?" Naruto tersentaj karena menyadari dan merasakan bahwa Kuroka, dan Arthur sudah tak ada di sana."Huh, merepotkan" ia menghela nafas. Mereka semua akhirnya kembali pulang dengan lingkaran sihir.
SHINE
Tim garda depan, yang penuh kemenangan namun terbebani oleh teka-teki pertemuan mereka baru-baru ini, kembali dari medan perang tempat kekacauan Loki pernah terjadi. Matahari terbenam rendah di cakrawala, menimbulkan bayangan panjang di bumi yang hangus, sangat kontras dengan kekacauan yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Saat mereka kembali, tim menerima penghargaan dan pengakuan atas keberanian mereka, kemenangan mereka atas Loki dipuji sebagai pencapaian yang monumental. Dunia Bawah bergema dengan berita kekalahan Loki, dan tim pelopor menikmati kejayaan kesuksesan mereka. Namun, bayangan kehadiran penyihir misterius masih melekat di pikiran mereka, sebuah pengingat bahwa perjalanan mereka masih jauh dari selesai.
Pertemuan dengan penyihir misterius yang penuh teka-teki telah meninggalkan bekas yang tak terhapuskan, firasat bahwa nasib tak terduga menanti mereka di masa depan. Kemenangan mereka mengundang kekaguman sekaligus kekhawatiran, karena penyebutan 'undangan permainan' masih terngiang-ngiang di benak mereka, sebuah teka-teki yang akan menuntut perhatian mereka di hari-hari dan minggu-minggu mendatang.
Ketika mereka kembali ke dunia yang mereka kenal, tim pelopor tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa jalan mereka telah membelok ke wilayah yang belum dipetakan, sebuah dunia di mana keseimbangan kekuatan dan takdir berada dalam keseimbangan yang berbahaya. Tampaknya, masa depan menyimpan rahasia dan tantangan yang belum mereka pahami, dan kata-kata perpisahan dari penyihir misterius itu tidak meninggalkan keraguan bahwa mereka akan memainkan peran penting dalam menentukan arah dunia supernatural dan dunia manusia.
.
The Lost Soul Aside
.
Transisi dari medan perang yang kacau ke SMA Jujutsu Tokyo ditandai dengan perubahan suasana yang mencolok. Hilang sudah sisa-sisa pertempuran dan hiruk-pikuk kutukan dan mantra yang memekakkan telinga. Sebagai gantinya, ketenangan halaman sekolah menyelimuti segalanya, seolah-olah dunia sedang bernapas lega setelah cobaan berat.
Gedung sekolah yang menjulang tinggi, sebuah benteng sihir yang tangguh, tampak di latar belakang. Arsitekturnya memadukan desain tradisional Jepang dengan modernitas kota, sebuah bukti tradisi kuno dan dunia sihir Jujutsu yang terus berkembang.
Halaman yang dulunya merupakan tempat latihan dan persahabatan, kini memiliki aura khidmat, seolah menjadi saksi perjuangan para siswanya. Pepohonan sakura, kelopaknya kini bertebaran bagaikan bisikan angin, menambah sentuhan keindahan sekilas pada pemandangan suram itu.
SMA Jujutsu Tokyo, tempat pembelajaran dan persiapan menghadapi tantangan dunia supernatural, berdiri sebagai penjaga yang sunyi, sebuah pengingat bahwa bahkan di masa damai, bayang-bayang dunia supernatural tetap ada di luar dunia biasa. Transisi ini merupakan pengingat yang jelas bahwa, di dunia ini, pertarungan antara ilmu sihir dan kutukan adalah kenyataan yang selalu ada, sebuah kenyataan yang dihadapi oleh para siswa dan ahli sihir di SMA Jujutsu Tokyo dengan tekad yang tak tergoyahkan.
"Tunggu sebentar, Satoru" si pengguna teknik manipulasi mayat terkutuk menghampiri muridnya yang sedang sibuk dengan koper. "Huh, ada apa Sensei? Aku bisa ketinggalan penerbanganku" balas si penyihir terkuat.
"Aku hampir lupa memberitahu ini padamu. Aku dan Gakuganji-gakucho sempat berdiskusi tentang Yasaka-dono. Saat Naruto ditunjuk sebagai pengawalnya, ia bertanya pada Gakuganji-gakucho apakah komunitas Jujutsu tertarik untuk bergabung dengan aliansi yang dibentuk oleh 3 Fraksi. Dia bilang akan membahasnya dengan para petinggi yang lain terlebih dahulu" perkataan Yaga memicu rasa penasaran Satoru. "Lalu? Apa keputusan para orang tua sialan itu?"
"Mereka menyerahkan keputusan final pada Gakuganji-gakucho Tapi sebelum itu, ia ingin menanyakan soal pendapatmu terlebih dahulu" balas Yaga. Satoru meletakkan koper lalu berpikir sambil menopang dagunya.
Sebagai kepala sekolah SMA Jujutsu Tokyo, Yaga menyadari pentingnya aliansi ini, yang berpotensi membentuk kembali dunia supernatural. Gakuganji juga telah menggarisbawahi pentingnya masalah ini dan menyatakan perlunya diskusi kolektif di antara para petinggi, sebuah sentimen yang juga diamini oleh Satoru.
Percakapan mereka, yang sarat dengan beban tanggung jawab mereka, merupakan pengingat bahwa nasib dunia supernatural sedang dalam bahaya. Aliansi dan implikasinya tidak memberikan ruang bagi keputusan yang tergesa-gesa, dan seiring dengan berlanjutnya dialog, terbukti bahwa masa depan sihir Jujutsu berada di persimpangan jalan—sesuatu yang memerlukan kebijaksanaan dan kesatuan sepenuhnya untuk menavigasinya.
"Aku belum bisa mengatakannya sekarang. Terlebih lagi, kita belum tahu masalah dan konflik macam apa yang ada disana. Tapi aku akan menyelidikinya" Satoru tersenyum tipis, lalu mengambil kopernya untuk naik ke taxi yang sudah sampai di depan gerbang masuk. "Sampai jumpa, Sensei!"
.
.
.
Setting berpindah lagi, kali ini menuju sebuah antah berantah dengan langit ungu khas dari Meikai. Dimana sekelompok pria dan seorang wanita bersama seekor serigala raksasa yang tak sadarkan diri dengan sebuah pedang menancap di kepalanya.
"Seperti yang kuharapkan dari pecahan terakhir Excalibur, Pedang Suci Pengendali." Arthur mencabut pedangnya, lalu tubuh Fenrir berubah menjadi lebih kecil layaknya serigala normal. "Maaf, Loki. Aku hanya menginginkan Fenrir di sisiku" ujar Vali dengan seringai.
"Jadi, apa rencana kita selanjutnya, Vali?" Tanya Bikou, lebam di wajahnya akibat terkena shockwave dari Yu-un sudah pulih seperti semula. "Untuk saat ini kita akan diam terlebih dahulu. Lalu Kuroka, bagaimana reunimu dengan teman lamamu itu?" Balas Vali, menatap si Nekomata hitam.
"Pertemuan kami...berlangsung baik. Meskipun, ada sedikit hal tak terduga" perkataan Kuroka memicu rasa penasaran Vali, dan Bikou. "Hal tak terduga?" Si Youkai monyet bertanya-tanya.
"Saat kami berhasil mengambil Fenrir, kami tiba-tiba diserang oleh seseorang misterius bernama Uraume. Orang itu sama seperti temannya Kuroka, seorang penyihir Jujutsu." Ujar Arthur."Apakah orang itu mengatakan sesuatu?" Tanya Vali.
"Dia mengatakan tentang sebuah 'undangan permainan'. Permainan yang akan menetukan nasib seluruh dunia, baik itu dunia supranatural maupun dunia manusia" jawab Kuroka, lalu menatap ke langit ungu."Permainan ya? Jika permainan itu berarti aku bisa bertarung melawan petarung-petarung yang kuat, aku akan bergabung" Hakuryuukou menyeringai. Sebagai seseorang yang maniak akan pertarungan, ia menunggu akan hal itu.
'Aku harap semuanya berjalan baik-baik saja. Aku hanya ingin semuanya cepat selesai, dan kembali pada Naruto' batin si kucing hitam.
.
.
.
"Syukurlah akhirnya Loki bisa dikalahkan. Dibutuhkan banyak kekuatan untuk mengalahkannya. Banyak sekali pekerjaan yang harus kulakukan untuk mengirim Mjolnir sampai kesini" Berpindah lagi ke kediaman Gremory, dimana para pemimpin dari setiap fraksi berkumpul untuk membicarakan situasi dan kondisi pasca penyerangan Loki.
"Tapi Odin-dono, Loki adalah dewa penting dalam mitologi Anda, apakah itu baik-baik saja?" Sirzechs mencerna keputusan All Father of Asgard yang memutuskan untuk menyegel dan memenjarakan Loki. "Waktu harus berubah" balas Odin dengan singkat.
"Sebenarnya, ada beberapa masalah lagi. Fenrir dibawa kabur oleh Khaos Brigade, serta seorang penyihir jujutsu misterius yang tiba-tiba muncul dan menyerang tim garda depan" Azazel menimpali. "Sepertinya masalah yang kita hadapi malah semakin bertambah banyak dan semakin rumit" Michael menghela napas.
"Untuk penyihir misterius itu, Naruto akan pulang dan menceritakan soal ini pada atasannya. Karena bagaimanapun juga, segala sesuatu yang berhubungan dengan Jujutsu hanya dapat diatasi oleh masyarakat Jujutsu. Kita percayakan masalah ini pada mereka" ujar Yasaka.
"Kalau begitu, kita akan lebih fokus mengurus masalah tentang Khaos Brigade. Aku tidak tahu apa lagi yang mereka rencanakan. Kita harus lebih berhati-hati untuk ke depannya" Setan Lucifer menutup pertemuan singkat itu.
Setelah semuanya benar-benar selesai, waktunya bagi perwakilan setiap fraksi untuk kembali. Termasuk Naruto dan Yasaka yang akan kembali ke Kyoto.
Waktunya telah tiba bagi Naruto untuk mengucapkan selamat tinggal pada Meikai yang penuh teka-teki. Misi mereka tercapai, dia, bersama Yasaka dan rombongan Youkai setianya, berkumpul di stasiun kereta api di kota Lilith. Platform tersebut penuh dengan obrolan makhluk dunia lain dan aura energi supernatural yang berbeda.
Kereta yang mereka naiki berdiri sebagai portal antar dunia, pintu gerbang melalui celah dimensional yang akan mengembalikan mereka ke alam familiar manusia. Hati Naruto dipenuhi dengan emosi yang campur aduk—rasa syukur atas ikatan yang telah dia jalin selama berada di Meikai, dan rasa memiliki tujuan atas tantangan yang ada di depan.
Perpisahan tersebut dipenuhi dengan kehangatan dan persahabatan, saat mereka bertukar kata-kata penyemangat dan janji untuk bertemu lagi. Naruto tahu bahwa, meskipun mereka meninggalkan satu dunia, hubungan yang mereka jalin akan bertahan lama, melampaui batas-batas dunia supernatural dan manusia.
Saat mereka menaiki kereta yang akan membawa mereka kembali ke Kyoto, Naruto melirik dunia unik Meikai untuk terakhir kalinya. Dia merasakan kepuasan atas peran yang dia mainkan, dan tekad untuk melanjutkan perjalanannya sebagai penyihir Jujutsu. Pintu kereta tertutup, dan dengan dengungan lembut, mereka memulai perjalanan melalui celah dimensional, meninggalkan alam mistis Lilith dan kembali ke dunia manusia, hati mereka dipenuhi kenangan dan janji petualangan baru.
.
Setelah beberapa jam melintasi jalur mistis antar dunia, kereta yang membawa Naruto, Yasaka, dan rombongan Youkai setianya akhirnya berhenti di stasiun Kyoto. Perjalanan ini dipenuhi dengan momen-momen refleksi dan persahabatan, dan ketika kereta mulai berhenti, tibalah waktunya untuk berpisah.
Peron itu ramai dengan aktivitas, perpaduan antara manusia dan supernatural. Naruto, hatinya dipenuhi rasa syukur dan antisipasi untuk kembali ke tugasnya, menoleh ke Yasaka. Waktu mereka bersama merupakan pengalaman yang unik dan membuka mata, dan dia tahu bahwa jalan mereka akan bertemu lagi di masa depan.
Dengan anggukan hormat, dia mengucapkan selamat tinggal pada Yasaka dan rombongan Youkai-nya. Mereka menuju ke Istana Youkai, dimana kehadiran dan kebijaksanaan mereka selalu dicari. Naruto, di sisi lain, memiliki tujuan berbeda dalam pikirannya. Dia kembali ke SMA Jujutsu Kyoto, di mana tanggung jawabnya sebagai penyihir menanti.
Saat rombongan Youkai dan pemimpin mereka bergerak dengan anggun menuju petualangan berikutnya, Naruto mau tak mau merasakan tujuan. Dunia supernatural dan dunia manusia saling terhubung dengan cara yang baru dia pahami, dan perjalanannya sebagai penyihir Jujutsu masih jauh dari selesai. Dengan tekad baru, dia berbalik dan kembali ke SMA Jujutsu Kyoto, siap menghadapi tantangan yang menantinya.
"Bagaimana perjalananmu, Naruto?" Saat sedang membeli minuman di vending machine, ia dikejutkan oleh suara seorang pria yang sangat ia kenal. Seorang penyihir yang sangat berpengaruh dalam hidupnya sehingga ia bisa menjadi seperti sekarang ini.
"Gojo-sensei!" Naruto mendapati pria dengan penutup mata itu duduk di bangku panjang di belakangnya. Untuk yang satu ini, Naruto sama sekali tak bisa merasakan kehadiran Satoru. Pria itu benar-benar berada di level yang berbeda. "Umm, ya...seperti yang kau lihat. Aku kembali dengan selamat. Ada banyak hal yang kuhadapi selama di Meikai. Aku juga ingin menceritakan banyak hal padamu"
.
To Be Continued
.
Finally, chapter 5.
Sekali lagi, saya masih terus berusaha memperbaiki penulisanku. Aku agak terbawa dengan anime Highschool DxD dimana pace mereka memang berlangsung cepat.
Untuk alur ceritanya sendiri saya akan mengusahakan untuk bergantian, pertama masuk ke cerita DxD, kedua masuk ke cerita JJK, ketiga saya akan berusaha menggabungkannya dengan pas dan tidak tumpang tindih. saya harap bisa melakukannya.
Saya menunggu review yang positif dari kalian agar cerita ini bisa berkembang lebih baik. Terima kasih!
Sampai jumpa di chapter berikutnya!
