"Ikutlah denganku!"

Sosok wanita dewasa itu mengelus kepala pirang Naruto. "Huh?"

"Berapa umurmu?"

"...tujuh..."

Wanita itu memberikan senyuman menawan. "Lalu namamu?"

"Naruto..."

Wanita itu berjongkok di depan Naruto, dia mengelus pipi bocah kecil itu. "ikutlah denganku, aku akan merawatmu." Wanita itu tersenyum tipis, dia di tatap oleh dua buah mata berwarna biru laut indah. "Matamu indah."

Bocah kecil itu mulai tersenyum, "terima kasih." Dia menggapai tangan wanita itu.

"Namaku Kafka, mulai sekarang kamu harus memanggilku kaachan." Awal mula Naruto memiliki seorang ibu angkat.

...

..

Commission fict dari Anonym

Naruto by Masashi Kishimoto

Honkai: Star Rail by Mihoyo/Hoyoverse

Char: Naruto x Kafka

Warning: OOC, AU, Typo, Inseki/Incest, Lemon, Lime, Smut.

...

..

.

Adoptive Mother

...

..

Enjoy it!

Naruto meletakkan piring yang berisikan makanan di atas meja, kedua mata birunya itu menatap sosok Kafka, wanita berambut merah marun yang menjadi ibu angkatnya.

"Kaasan, bangun." Kafka menguap, dia masih mencoba untuk mengumpulkan nyawanya. "Lebih baik kaasan cuci muka biar rasa kantuknya hilang."

Kafka mengangguk, dan dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Kafka menatap wajahnya yang terpantul di kaca kamar mandi, wajahnya yang cantik serta menawan itu sungguh membuat para lelaki di luar sana terpesona. Namun, dia enggan untuk menanggapi para lelaki yang mencoba untuk mendekatinya, dan memilih untuk tak menikah sampai sekarang.

Umurnya saat ini sudah empat puluh tujuh, dan dia masih belum menikah setelah dia menemukan Naruto sepuluh tahun yang lalu.

Dia menemukan Naruto yang masih berusia tujuh tahun, dan merawatnya sebagai anak angkat selama sepuluh tahun.

"Sudah sepuluh tahun aku merawatnya." Kafka tersenyum tipis menatap pantulan dirinya. Wanita itu merapikan rambutnya, kemudian pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama Naruto.

"Oh sudah selesai kaasan?"

Kafka menaikkan sebelah alisnya menatap pemuda pirang yang tengah duduk sambil mengambil makanannya. "Um, kau menikmatinya sendiri ternyata."

"Kaasan lama."

Kafka tertawa kecil mendengarnya, dia kemudian duduk di kursinya dan mulai memakan sarapannya.

Mereka berdua mengobrol membicarakan sesuatu di sela-sela sarapan mereka, seperti Naruto yang menanyakan Kafka yang tak punya kekasih, atau sebaliknya.

Dan perlu diketahui, Kafka masih 'segel' sampai sekarang. Dia memang terkenal suka sekali menggoda, namun dia tak pernah melakukan sesuatu seperti seks dengan lelaki.

"Kaasan, apa ada hukuman jika seorang anak menikahi ibu angkatnya?"

Wajah Kafka merona hebat, dia terbatuk saat dirinya meminum air yang ada di gelasnya. "Naruto?! Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Ya kan aku hanya bertanya."

Kafka mengerutkan dahinya. "Uhhh... Karena tidak sedarah, jadi tidak masalah."

Naruto mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar jawaban dari Kafka. "Begitu ya."

Kafka melihat gelagat putra angkatnya itu, dia tersenyum tipis melihat rona merah di pipi Naruto. Kafka segera menyelesaikan sarapannya, dia meletakkan sumpitnya, kemudian beranjak mendekati Naruto.

"Jadi ada wanita yang menarik perhatianmu?"

Rona merah di wajah Naruto semakin menjadi. "U-umm..."

Kafka kemudian duduk di atas pangkuan Naruto, kedua tangannya menangkup pipi merah pemuda itu, kedua matanya menatap mata Naruto. "Apa kamu tertarik dengan wanita seperti kaasan?" Naruto merasakan napas Kafka yang keluar dari bibir wanita itu, jari Kafka menyentuh bibir Naruto dengan lembut.

Bibir Kafka mendekat ke bibir Naruto, namun tak sampai berciuman, wanita itu mengelus pipi Naruto dengan lembut, kedua matanya yang mulai sayu terus menatap wajah Naruto.

Detik berikutnya, Kafka beranjak dari pangkuan Naruto setelah puas menggoda putra angkatnya itu. Naruto terdiam dengan mata yang melebar, dia digoda oleh ibu angkatnya itu.

"Ka-kaasan..."

"Kau imut sekali Naruto." Kafka kemudian membawa peralatan makannya ke wastafel dan mencucinya.

Naruto terus terdiam setelah Kafka menggoda dirinya, dia tak bergerak sedikitpun dari tempatnya duduk.

Wajah Naruto memerah sempurna setelah perlakuan Kafka tadi.

"Masih malu?"

Naruto terkejut, dia menatap Kafka yang berdiri di depannya. "U-umm, anu..."

Kafka tertawa lembut. "Carilah pacar," ujar Kafka, namun dia melihat Naruto yang menundukkan kepalanya. Kafka kembali duduk di atas pangkuan Naruto, dia mengangkat kepala Naruto untuk menatap dirinya. "Kau mau kaasan jadi pacarmu?"

Kedua mata biru itu seolah tak ingin melihat wajah cantik Kafka yang sedang menggodanya. Kafka kembali menangkup pipi merah Naruto, menyentuh bibir pemuda itu dengan jarinya, kemudian mengecup sekilas bibir Naruto.

"A-a..."

Naruto terdiam mematung setelah merasakan kecupan yang diberikan oleh Kafka. Kedua mata birunya menatap Kafka yang sedang tersenyum menggoda terhadapnya.

"Jadi bagaimana? Apa kau mau kaasan jadi pacarmu?"

Jantung Naruto berdegup kencang, dia tak tahu harus menjawab apa saat ini. Kafka yang melihat itu pun mendekatkan bibirnya pada bibir Naruto, wanita itu menggigit lembut bibir bawah Naruto, lalu menciumnya dengan lembut, telapak tangannya dengan lembut mengelus pipi Naruto.

"Kau menikmati ciuman ini?" Naruto mengangguk cepat menjawab pertanyaan Kafka. "Mau dicium lagi?" Pertanyaan Kafka benar-benar membuat jantung Naruto berdegup kencang, Kafka sendiri tersenyum sambil menjulurkan lidahnya, dia kemudian mencium bibir Naruto tanpa persetujuan dari pemuda itu.

Wanita itu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Naruto, kedua tangannya terus menangkup pipi merah pemuda itu, dan bibirnya sesekali mengecap bibir pemuda pirang tersebut.

Ciuman itu membuat tubuh Naruto semakin panas, keringat mulai membanjiri tubuh Naruto, lalu bagian bawahnya mulai berdiri seolah mencari kebebasan saat Kafka menggesekkan selangkangannya.

Kafka menarik ciumannya, dia menurunkan kedua tangannya hingga sampai di ujung kaos yang dikenakan Naruto, wanita itu kemudian menariknya ke atas membuat Naruto telanjang dada.

Kafka mengelus dada bidang Naruto, dia mencubit kecil puting susu Naruto. Pemuda itu melenguh merasakan hal itu, tubuhnya bergetar saat jemari Kafka mulai menyentuh permukaan kulitnya.

Kafka mencium leher Naruto, dan memberikan beberapa bercak merah di sekitar sana. Ciuman Kafka berubah menjadi jilatan, dia menjilati puting Naruto serta menggigitnya dengan lembut.

"Angghh! Ka-kaasan...!"

"Bagaimana perasaanmu saat di dominasi seorang perempuan?"

"Uhh..."

Kafka tersenyum menggoda menatap putra angkatnya itu, dia kemudian beranjak dari atas pangkuan Naruto, dan berdiri di depan pemuda itu.

Kafka jongkok tepat di depan Naruto yang duduk di atas kursi, Kafka menarik celana boxer Naruto dan membiarkan penis itu keluar dari dalam celana.

Naruto terkejut, kedua pipinya merona hebat saat Kafka melihat penis ereksinya yang terekspos.

Kafka terdiam, senyum menggodanya hilang digantikan dengan sebuah ekspresi terkejut saat melihat penis ereksi Naruto. Wanita itu tersenyum tipis, dia menyentuh ujung penis Naruto yang mengeluarkan cairan.

"Uhhnngg!"

Tubuh Naruto bergetar hebat merasakan sentuhan Kafka pada penisnya, kedua matanya tertutup rapat. Kafka sendiri kemudian menggenggam penis ereksi itu, dia mengocoknya dengan perlahan.

Naruto melenguh nikmat, kedua tangannya menggenggam kursi yang dia duduki. Dia menggigit bibir bawahnya merasakan tangan lembut Kafka yang sedang memainkan penisnya.

Kocokan Kafka semakin keras, serta licin karena cairan yang keluar sedikit dari penis Naruto.

"Ka-kaasan!"

Naruto pun orgasme dan mengeluarkan spermanya yang kental dan banyak itu hingga menutupi tangan Kafka, wanita itu mengambil tisu yang ada di atas meja makan, dia membersihkan sperma yang keluar dari penis anak angkatnya.

Kedua mata Kafka melihat penis yang sudah mulai lemas, dan Naruto sendiri mengambil napas sebanyak mungkin karena tubuhnya terlalu panas akibat rangsangan Kafka barusan.

"Bagaimana?"

"Haahhh... Haah..." Naruto tak menjawabnya, dia terus mengambil napasnya.

Kafka menggigit bibir bawahnya, dia merasakan bahwa vaginanya juga ikut basah hanya karena dia merangsang Naruto. Dia segera melepas semua pakaiannya hingga telanjang bulat. Puting susu Kafka ereksi menandakan dia sudah sangat terangsang.

Namun, Kafka belum pernah melakukan seks sama sekali dalam hidupnya, dan ini kali pertama dia melakukan hal ini.

"Kau tahu Naruto, kaasan ini masih perawan."

"Ha-hahh?!"

Penis Naruto langsung ereksi kembali mendengar perkataan Kafka barusan. Wanita itu hanya tersenyum menanggapi keterkejutan Naruto.

Dia kemudian membuka kedua kakinya, lalu berdiri tepat di atas pangkuan Naruto. Vaginanya yang basah itu ingin sekali dimasuki oleh penis ereksi Naruto.

"Jadi Naruto..."

"A-aku..."

Kafka tak mendengarkan perkataan Naruto yang selanjutnya, wanita itu langsung memasukkan penis Naruto ke dalam vaginanya. Selaput dara Kafka robek dan darah keluar dari vaginanya, wanita itu meringis menahan rasa sakit di dalam sana.

Matanya melihat Naruto yang tengah menahan sesuatu.

"Kaasan... Sempit..."

Kafka tersenyum tipis, dia menarik kedua tangan Naruto dan meletakkannya di atas payudaranya. "Kau boleh meremasnya, Na~ru~to~ku~" Naruto meneguk ludahnya secara kasar mendengar nada suara yang dikeluarkan oleh Kafka.

Naruto dengan sadar meremas payudara Kafka, dia terkejut karena baru pertama kalinya dia memegang serta meremas payudara seorang wanita. Benda itu terlihat pas di tangan Naruto.

"Kau mau menghisapnya seperti bayi?" Naruto mendongak melihat Kafka. "Kau bisa melakukan apapun terhadap tubuh ibu angkatmu ini, Naruto."

Naruto yang mendengar itu kemudian mulai mendekatkan bibirnya ke puting susu Kafka, dia menjilatinya sebentar sebelum akhirnya menghisap puting susu Kafka.

Lenguhan nikmat dikeluarkan oleh wanita itu saat Naruto memainkan putingnya di dalam mulut. Kafka menggigit bibir bawahnya merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Naruto, pinggulnya pun mulai bergerak dengan pelan naik-turun.

Kafka merasa bahwa ukuran penis Naruto itu besar, dan tak muat di dalam tubuhnya, namun dia malah menyukainya. Pinggulnya terus bergerak tak memperdulikan rasa sakit yang masih ada, penis Naruto keluar masuk di dalam vaginanya.

Lenguhan nikmat dikeluarkan oleh Kafka, tubuhnya bergerak semakin cepat tatkala Naruto yang terus meremas payudaranya.

"Ka-kaasan!"

"Kau mau keluar? Hmmm... Mau keluar Naruto?"

Naruto menggigit bibir bawahnya, dia menggangguk cepat. Kafka semakin mempercepat gerakan pinggulnya hingga tubuhnya bergetar hebat, bersamaan dengan itu Naruto klimaks untuk yang kedua kalinya, begitupula dengan Kafka.

Wanita itu melenguh nikmat, sembari memeluk Naruto dengan erat, dia membiarkan pemuda itu mengeluarkan spermanya sebanyak mungkin di dalam vaginanya.

-o0o-

"Ini masih siang, dan kita sudah berkeringat sangat banyak." Kafka melempar pakaiannya di keranjang yang ada di dalam kamar mandi, dia telanjang bulat di depan Naruto. "Sudah lama kita tak mandi bersama, Naruto."

Naruto sendiri menutupi penisnya yang kembali ereksi karena tubuh seksi Kafka.

"Ayolah!" Kafka menarik tangan Naruto untuk masuk ke dalam kamar mandi bersamanya. Wanita itu segera membasahi tubuh Naruto dengan air dari shower, dia menempelkan tubuh telanjangnya pada tubuh tubuh telanjang Naruto, kedua tangannya memeluk leher Naruto. "Sekarang status kita bukan ibu dan anak, namun sepasang kekasih."

"Kaasan..."

"Panggil saja Kafka jika kamu mau."

"Kafka..."

Keduanya pun berciuman mesra di bawah guyuran air shower. Naruto memeluk pinggul ramping Kafka, membuat penisnya semakin mengeras.

Kafka menarik ciumannya, dia membalikkan badannya serta menunjukkan vaginanya di depan Naruto, salah satu tangan Kafka bertumpu di dinding kamar mandi.

"Mau melakukannya disini?"

Naruto melihat ke bawah, dia menatap penisnya yang sudah sangat keras itu. Dia pun bergerak dengan memegang pinggul Kafka, kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Kafka.

Naruto mendorong pinggulnya hingga penisnya masuk semua di dalam vagina Kafka, wanita itu mendesis nikmat merasakan tubuhnya yang sedang ditusuk penis Naruto.

Kedua tangan Kafka bertumpu di dinding kamar mandi, dia membiarkan Naruto menggerakan pinggulnya.

Penis besar itu bergerak keluar masuk di dalam tubuhnya, desahan nikmat memenuhi kamar mandi itu. Naruto mengangkat salah satu kaki Kafka, dia memeluk pinggul wanita itu sembari terus menggerakan pinggulnya.

Bibirnya mencium bibir Kafka dengan lembut. "Kaasan... Kafka..."

Pemuda pirang itu terus menggerakan pinggulnya sembari memanggil nama Kafka. Dia benar-benar menikmati seks yang dilakukannya bersama ibu angkatnya itu.

"Kafka... Menikahlah denganku..."

Kafka tersenyum tipis dengan kedua pipinya yang merona. "Melamar ibu angkatmu di dalam kamar mandi, dasar anak muda." Naruto mengangkat tubuh Kafka, pinggulnya terus bergerak maju mundur dengan penisnya yang bergerak di dalam vagina Kafka.

Kafka memeluk leher Naruto, dan mencium bibir pemuda itu. Gerakan pinggul Naruto semakin cepat hingga tubuhnya bergetar serta mengeluarkan spermanya untuk yang kesekian kalinya.

Naruto menurunkan Kafka, dia menarik penisnya dari dalam vagina Kafka. Napasnya terengah-engah setelah melakukan seks dengan Kafka.

"Lelah?"

Naruto mengangguk kecil dia duduk di atas lantai kamar mandi, Kafka menarik tubuh Naruto untuk masuk ke dalam bak mandi yang sudah terisi air.

"Duduklah di dalam bak mandi!" Naruto mengangguk kecil, dia duduk di dalam bak mandi, setelah itu Kafka ikut masuk ke dalam bak mandi, dia duduk di atas pangkuan Naruto. "Peluk aku Naruto!"

Naruto memeluk perut datar Kafka, dan wanita itu menyandarkan punggungnya di dada bidang Naruto. "Kaasan?"

"Panggil Kafka."

"Umm, Kafka." Kafka menggerakkan tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman. "Aku serius ingin menikah denganmu."

"Umurku sudah terlalu tua untuk menikah." Kafka mendongak menatap Naruto. "Tapi aku tak masalah jika menikah denganmu... Ahnnn... Nakal sekali tanganmu." Kafka mendesah saat puting susunya di cubit oleh Naruto.

"Aku menyukaimu."

"Menyukaiku atau tubuhku?"

"Keduanya." Naruto mencium rambut Kafka, dia meremas payudara Kafka dengan lembut. "Aku sangat mencintaimu."

"Anak nakal." Kafka mengangkat pinggulnya, dia mengarahkan penis Naruto yang kembali ereksi ke dalam vaginanya. "Kau bisa menjamin bahwa dirimu kuat?"

"Aku... Tak janji."

"Dasar." Kafka menurunkan pinggulnya dengan pelan hingga semua penis Naruto masuk ke dalam vaginanya, Kafka menggigit bibir bawahnya merasakan besarnya penis Naruto. "Puaskan aku Naruto."

"Baiklah kaasan."

...

..

.

End!