Bel tanda kelas akan dimulai baru saja selesai berdering beberapa menit lalu. Guru yang bertugas mengajar hari ini sudah mulai melangkah menuju kelas mereka masing-masing.
Di ujung lorong, kelas dengan pintu kayu berwarna coklat muda terbuka setengah. Dari luar bisa terlihat siswa dan siswi nya masih bersenda gurau sambil menunggu guru mata pelajaran pertama tiba di kelas mereka.
Belum 10 menit. Pintu berlapis pernis itu terbuka pelan. Seorang laki-laki yang usianya sekitar 40 tahun masuk sambil menenteng tas laptop di tangan kanannya. Sontak, keramaian tadi tiba-tiba berubah sunyi ketika sang guru sudah berdiri di depan murid-muridnya.
Seluruh antensi tertuju pada Ano-sensei--sebutan yang diberikan oleh seluruh muridnya. Namun, mata sang sensei tidak membalas tatapan para muridnya yang menunggunya berbicara, melainkan tatapan itu tertuju pada sesuatu yang sedang berdiri tepat di ambang pintu. Semuanya mengikuti arah pandang Ano sensei, kemudian mendapati seorang pemuda bersurai hitam, kaca mata besar bertengger di hidungnya yang kecil, dan kedua alisnya berkerut ke dalam. Ekspresi wajahnya tidak cocok dengan penampilannya yang kalem.
"Ayo perkenalkan dirimu!" Ajak Ano sensei sambil membuat gestur mempersilahkan.
Si pemuda berjalan pelan. Kemudian berhenti di sebelah senseinya. Terlihat pemuda itu menarik nafasnya pelan, lalu mulai membuka kedua bibirnya. "Selamat pagi. Perkenalkan namaku Kasamatsu Yukio. Senang bisa bertemu kalian." Diakhir kalimat, pemuda bernama Yukio itu menundukkan kepala sebagai bentuk hormatnya.
"Baiklah. Sekarang Yukio-kun akan menjadi anggota baru di kelas kalian. Jangan sungkan berkenalan dengannya. Dan Yukio-kun..." Ano sensei menepuk bahu Yukio sekali, kemudian berkata lagi, "jika ada yang membingungkan, kau bisa bertanya padaku atau temanmu."
Yukio memanggukkan kepalanya sekali, lalu melangkah menuju bangku kosong yang sudah disediakan.
Kelas dimulai sewajarnya--maksudnya tidak terjadi hal aneh seperti seseorang tiba-tiba tertawa di tengah pelajaran, atau ada yang pura-pura sakit sehingga bisa tidur-tiduran di ruang kesehatan.
Yukio memainkan pulpen di tangannya. Ia sudah cukup paham dengan pelajaran yang dijelaskan Ano sensei di depan kelas. Wajar saja, dia sudah pernah belajar materi tersebut di sekolah lamanya. Yukio berhenti sekolah dua tahun lalu, saat kedua kakinya harus diterapi karena kecelakaan. Jadi, dia tinggal kelas hampir 4 semester. Kemudian keluarganya memutuskan untuk memindahkannya ke sekolah lain dan mulai belajar di semester 2.
Jika dihitung-hitung, seharusnya murid seusianya sekarang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk ujian akhir dan tes mencari universitas. Namun, dia masih duduk di bangku kelas 1 dan belajar dari awal.
Yukio mengembuskan nafasnya agak berat. Kemudian kembali memfokuskan diri dengan penjelasan sang sensei. Kesan pertama itu penting, lebih baik bersikap patuh di hari pertamamu di sekolah. Begitu prinsip Yukio.
Ketika 5 menit sebelum bel tanda pelajaran terakhir berdering, tiba-tiba suara langkah kaki yang berat dan cepat terdengar dari arah lorong kelas. Hingga suara itu berhenti tepat di depan pintu kelas, sedetik kemudian, pintu dibuka agak kasar dari luar. Dan si pelaku kerusuhan itu akhirnya terlihat batang hidungnya.
Seluruh atensi tentu kini tertuju pada sosok yang terengah-engah--berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya sebelum berdiri tegak kemudian membungkuk ke arah Ano sensei.
"Maafkan saya sensei! Saya terlambat lagi hari ini!" Ucap pemuda itu dengan suara keras.
Ano sensei hanya terkekeh sebentar lalu melangkah mendekati pemuda yang masih saja membungkukkan badannya.
"Baiklah, lain kali jangan diulang yaa!" Ano sensei menepuk kedua bahu pemuda itu pelan. Tidak ada kesan marah di dalam kalimatnya. Dan hal ini membuat Yukio diam terheran-heran.
Di lain sisi, semua siswa dan siswi di kelas itu terlihat acuh, seperti hal ini bukan sesuatu yang aneh di mata mereka.
Yukio kembali memperhatikan pemuda yang kini sudah berdiri tegak. Pemuda itu tersenyum ke arah Ano sensei, kemudian menganggukkan kepalanya. Setelahnya, dia mulai berjalan menuju bangku miliknya.
Tunggu, dia melangkah menuju bangku Yukio?
Belum sempat Yukio mengucapkan kata-kata dari mulutnya, pemuda itu sudah terlebih dahulu menyelanya, "kau duduk di bangku milikku."
haiii apa masih ada nih shipper dua cogan kita, Kise n Kasamatsu。‿。
aku harap masih yaaa
aku balik setelah lama vakum gara2 banyak kesibukan di dunia nyata, dan sekarang juga masih sibuk huhuhuuuಥ‿ಥ
jadi mungkin ff ini ga bakal update cepet, tergantung aku sempet nulis apa nggaknya (dikemplang Kikasa)(ᗒᗩᗕ)
makasih buat yang udah baca atau sekedar mampir (3
jangan lupa foll dan fav yaa, biar aku kuat nulisnya ᕙ( ~ . ~ )ᕗ
byee sampai ketemu di chap selanjutnya (゚゚)
