BoBoiBoy milik Animonsta Studios
Ditulis oleh HGSakuni
.
Berpikir Berlebihan
.
Banyak bintang bertaburan di langit malam, bulan pun terlihat jelas bahkan cahayanya mampu menerangi gelapnya malam. Aku hanya menatap langit itu dengan tatapan yang sendu, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa jika menjadi pahlawan bukanlah sebuah impian yang ingin kuraih. Aku menjadi pahlawan hanya untuk melindungi temanku, keluargaku, dan orang-orang terdekat.
"Raihlah mimpimu setinggi langit." Itulah yang pernah dikatakan oleh Ayah, dulu saat ia belum sibuk dengan pekerjaannya.
Setiap kali aku melihat hamparan bintang, aku jadi teringat dengan ucapannya. Meski aku merasa pahlawan bukanlah cita-citaku, bukan berarti aku akan memilih pensiun. Menjadi seorang pahlawan sekaligus seorang pelajar sudah menjadi kewajibanku, jadi mana mungkin aku melepaskan yang sudah menjadi tanggung jawabku?
"BoBoiBoy, ada apa?" tanya power sphera kuning dengan mata LED biru, bernama Ochobot.
"Tidak ada, hanya saja aku sedang berpikir. Andaikan jika aku bukan seorang pahlawan, kira-kira impian seperti apa yang akan kuraih ya?"
Ochobot terdiam sejenak, lalu berkata, "Apapun itu boleh, selama positif kenapa tidak?"
"Yah, itulah yang pernah ayahku bilang dulu, tapi tetap saja aku jadi bingung."
"Kalau bingung ya pikirkan lagi, sampai kamu yakin itu pilihan terbaik."
Ochobot benar, tetapi apa bisa aku menjalani dua hal yang berbeda dalam satu waktu, menjadi pahlawan saja sudah terasa cukup berat. Bertanggung jawab atas nyawa seseorang bukanlah hal yang mudah, apalagi sambil menjalani hal yang kuimpikan.
"Sudahlah, BoBoiBoy pikirkan saja hal itu perlahan, sekarang makan malamlah dulu," ujar Ochobot sembari menarik salah satu tanganku.
"Iya, kamu juga pelan-pelan dong narik tanganku."
Ochobot benar, aku bisa pikirkan hal ini perlahan sembari melakukan kegiatanku, tetapi apa mungkin bagiku memiliki impian atau cita-cita? Seperti yang sudah kukatakan menjadi pahlawan saja sudah berat, apalagi dengan pilihanku nanti? Bagaimana jika aku justru ingin menjadi duta besar seperti Ayah?
"Omong-omong BoBoiBoy ... impian itu tidak selalu menggambarkan sebuah profesi loh," ucap Ochobot ketika di perjalanan menuju kantin.
Aku yang mendengar hal itu memilih untuk terdiam sejenak dan mendengarkan kelanjutannya.
"Kau pernah bilang, bahwa kau ingin jadi seseorang yang dapat membuat orang-orang tersenyum, kan?"
"Iya, tapi apa hubungannya?"
"Hish, anak ini masih belum paham apa? Yang begitu juga bisa disebut impian tau!"
Aku memiringkan sedikit kepalaku sebagai tanda tidak mengerti.
"Dengar ya ... yang namanya impian bisa apa saja, dan bisa berupa keinginan yang ingin kau lakukan di masa depan nanti. Yang penting bermakna dan positif, membuat orang tersenyum di saat semua sedang sedih juga merupakan impian yang besar. Apa kau pikir mudah bikin orang tersenyum pas lagi sedih? Tidak, kan? Jadi buat apa kau bingung, kalau tujuanmu ada di depan mata?" ujar Ochobot panjang lebar.
"Yang penting sekarang kamu harus berjuang untuk yang satu itu, lagian impianmu yang satu itu tidak akan menggangu aksi pahlawanmu," ujarnya lagi.
Melihat Ochobot yang rewel seperti itu, jadi mengingatkan diriku pada Ibu. Di mana saat aku pernah bingung akan sesuatu, ibuku akan memberikan nasehat yang panjang tak jauh berbeda dari milik Ochobot. Ya, mereka benar-benar mirip.
"Makasih Ochobot," balasku.
Ochobot benar, tidak semua impian harus selalu ada sangkut pautnya dengan profesi, punya banyak impian juga tidak menjadi sebuah masalah selama kita tidak keberatan saat menjalaninya.
Dan impianku saat ini adalah membuat orang yang sedang sedih menjadi bahagia, dan juga ….
Impian di mana aku dan keluargaku dapat berkumpul semua, di mana ada Ayah dan Ibu yang akan selalu ada menemaniku. Kuharap kedua impian ini dapat tercapai, meski mustahil bukan berarti aku harus menyerah kan?
