Siapa pun dapat melihat betapa bagusnya mood Baekhyun sekarang. Terlihat jelas dari senyum yang tidak pernah luntur dari wajahnya. Lalu, ada cerita apa di balik wajah cerah Baekhyun? Mungkin ketidaksengajaannya mendengar pembicaraan Chanyeol dengan adik kelasnya tadi. Ingat, Baekhyun tidak sengaja mendengar obrolan mereka.
Baekhyun pun tidak menyangka bahwa ia akan mendengar kata-kata yang akan didapatkannya di novel-novel dari Chanyeol. Yah, walaupun Chanyeol tidak mengatakannya secara langsung. Tapi tetap saja, Baekhyun merasakan jantungnya berdebar tidak karuan mendengar Chanyeol yang mengatakan betapa ia jatuh cinta padanya. Klise, tapi itu membuat Baekhyun kini yakin dengan pilihannya. Ia akan menerima Chanyeol hari ini.
Sekarang Baekhyun sedang sibuk memikirkan kata-kata yang tepat untuk ia katakan pada Chanyeol. Sekali pun Baekhyun jagonya dalam bicara jujur, tetap saja ia akan kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata. Apa lagi kalau soal cinta.
Saat Baekhyun tenggelam dalam pikirannya, ia tiba-tiba mendengar beberapa pemuda mengobrol di belakangnya. Namun Baekhyun tidak bisa melihat mereka karena terhalang oleh tembok. Pada akhirnya, Baekhyun hanya bisa mendengar pembicaraan mereka, yang dimana Chanyeol menjadi topik utama pembicaraan mereka.
"Chanyeol sunbae populer sekali ya," kata salah seorang dari mereka. "Tapi sayangnya dia buang-buang kesempatan. Kalau saja aku jadi dia, aku hanya perlu memilih dari semua gadis yang menyukaiku."
"Aku dengar dia punya alasan tidak menerima salah satu dari gadis-gadis itu." pemuda lainnya ikut berbicara.
"Alasan seperti apa?"
"Aku sih tidak terlalu yakin, tapi ada gosip kalau dia gay."
"Apa? Serius?" tanya sang lawan bicara dengan terkejut.
Meskipun Baekhyun sudah mendengar rumor itu saat ia tidak sengaja menguping pembicaraan Chanyeol, ia tetap dibuat terkejut. Ia merasa khawatir dengan reaksi orang-orang yang sedang bergosip ini. Terlebih, mereka laki-laki.
"Aku tidak tau itu benar atau tidak. Tapi beberapa orang percaya."
"Hm, kalau dipikir-pikir sih, wajar saja rumor seperti itu muncul. Beberapa siswa bilang kalau dia begitu dekat dengan ketua OSIS sekolah kita."
"Oh, Baekhyun sunbae. Mereka memang sering terlihat bersama." Pemuda itu mendengus. "Dan dia memang tidak suka perempuan. Karena itulah dia pindah ke Seoul. Dia buat masalah besar di sekolah lamanya."
"Kau serius? Astaga. Dan dia menjadi murid paling disayang di sekolah ini. Menyebalkan."
Baekhyun hampir saja melangkahkan kakinya saat mendengar namanya tersebut. Namun ia mencoba untuk menahan dirinya. Kalau ia muncul sekarang, yang ada nanti kedua pemuda itu babak belur olehnya.
"Ah jinjja," salah seorang dari mereka terdengar menghela napas, "apa orang-orang tampan seperti mereka sudah bosan dengan perempuan? Kenapa bisa laki-laki menyukai laki-laki? Konyol."
"Benar. Mau dipikir bagaimanapun, tetap saja tidak masuk akal."
"Dua orang laki-laki saling bercinta. Memikirkannya saja membuatku merinding."
"Hah, kalau saja dia, atau malah mereka benar-benar gay, aku menyesal sudah memuji mereka selama ini."
"Hm, benar sekali."
Tidak mau berbalik untuk melihat siapa dua pemuda yang sedang membicarakannya dengan Chanyeol, Baekhyun sudah lebih dahulu melangkahkan kakinya. Ia menjauh secepat mungkin dengan tangan terkepal. Baekhyun sama sekali tidak menunjukkan raut wajah yang menggambarkan perasaannya sekarang. Ia menjaga raut wajahnya tetap tenang.
Hingga pada akhirnya Baekhyun sampai di tangga yang kosong. Ia langsung saja menjatuhkan tubuhnya dan bersandar. Ia menenggelamkan wajah diantara lututnya. Ia berusaha agar tidak menumpahkan air matanya, setetes pun ia tidak mau.
Namun, dari pundaknya yang bergetar, siapa pun yang melihatnya pasti tau jika dia sedang tidak baik-baik saja. Baekhyun makin memeluk erat dirinya. Ia sebisa mungkin menghentikan rasa perih yang tiba-tiba menyerang dirinya.
"Baekhyun?"
Baekhyun otomatis mendongak mendengar suara yang familiar itu. Ia terkejut mendapati Chanyeol kini sudah berada di depannya. Baekhyun seketika panik dan memastikan bahwa tidak ada air matanya yang keluar.
Melihat tingkah aneh Baekhyun, Chanyeol segera berjongkok agar bisa menatap Baekhyun tepat di matanya. "Kau kenapa?" tanyanya khawatir.
Baekhyun menggeleng sambil tersenyum tipis. "Tidak apa-apa kok. Aku cuma kelelahan," jawabnya, berbohong.
Chanyeol tidak sebodoh itu menerima jawaban Baekhyun. Ia tau ada hal lain yang mengganggu Baekhyun, tapi Chanyeol memilih untuk menerima apa yang ia dapat. Ia akan membiarkan Baekhyun untuk bercerita dengan sendirinya jika memang sudah waktunya.
"Apa kau haus? Aku akan membelikanmu minum. Kau mau apa?" tanya Chanyeol yang sudah kembali berdiri. Ia bersiap untuk pergi membelikan Baekhyun minuman dan beberapa camilan.
Baekhyun membalas dengan gelengan dan kemudian juga berdiri. "Aku tidak butuh apa-apa. Aku hanya mau istirahat," Baekhyun segera berbalik dan menuruni tangga.
Tentu saja Chanyeol segera menahan Baekhyun yang pergi begitu saja. "Kau mau ke mana? Aku ikut," katanya sambil memegang lengan Baekhyun.
Baekhyun menggeleng dan dengan kasar menepis tangan Chanyeol. "Aku butuh waktu sendiri," dan ia langsung pergi meninggalkan Chanyeol tanpa menoleh lagi ke belakang.
Chanyeol mungkin tidak akan begitu cemas kalau Baekhyun hanya menghindarinya sekali saja. Namun, Baekhyun bahkan tidak mau untuk bertemu dengannya.
"Kyungsoo-ya..." panggil Chanyeol dengan suara lemah pada Kyungsoo yang berada di sampingnya.
"Hm," balas Kyungsoo yang sibuk bermain dengan ponselnya.
"Kau lihat apa yang baru saja terjadi?"
"Baekhyun langsung putar balik saat kau menyapanya," jawab Kyungsoo lagi masih belum terdengar peduli.
"Dan kau tau kenapa?"
"Karena ini adalah hari terakhir masa percobaan pacaran kalian? Mungkin dia masih bingung harus bicara apa denganmu nanti."
"Aku juga berpikirnya begitu, tapi sepertinya ini hal yang lain!"
Kyungsoo hampir saja mengumpat karena Chanyeol berteriak tepat di telinganya. "Lalu menurutmu karena apa?"
Chanyeol menghela napas dan menggeleng. Ia kemudian menatap Kyungsoo dengan mata memelas. Bibirnya yang melengkung cemberut tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tapi Kyungsoo bisa langsung mengerti.
"Kau ingin aku bicara dengannya?"
Chanyeol mengangguk dan tersenyum lebar karena Kyungsoo mengerti maksudnya.
"Hm, aku akan melakukannya," balas Kyungsoo dan segera menyimpan ponselnya. Ia langsung berdiri untuk segera menyusul Baekhyun. "Tapi asal kau tau saja, tanpa kau minta pun aku akan melakukannya. Aku tidak bisa tahan melihat temanku seperti itu," ucapnya dan segera pergi dari hadapan Chanyeol.
Kyungsoo dengan cepat menyusul Baekhyun. Ia yakin kalau temannya itu belum pergi terlalu jauh. Setelah berjalan terus, Kyungsoo akhirnya menemukan Baekhyun duduk sendirian di kelas yang kosong. Kyungsoo pun segera masuk dan menghampiri Baekhyun.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kyungsoo langsung duduk di samping Baekhyun.
Baekhyun yang cukup terkejut dengan kedatangan Kyungsoo hanya menggeleng. Ia tersenyum tipis sambil menatap jari-jarinya.
Kyungsoo terlalu mengenal Baekhyun hingga ia tau betapa buruknya Baekhyun dalam menyembunyikan masalahnya. "Byun Baekhyun, aku ini sahabatmu, bukan orang yang baru kau kenal kemarin. Aku memang tidak punya hak untuk mendengar semua ceritamu, tapi aku selalu siap untuk mendengarkanmu. Aku sudah pernah bilang padamu, jangan menyimpan masalahmu sendiri hingga hal itu membuatmu tersiksa. Dan kau tau sendiri betapa aku benci melihat sahabatku kehilangan senyumnya."
Baekhyun menatap Kyungsoo dengan senyum di wajahnya. Ia sungguh bersyukur memiliki teman seperti Kyungsoo. Baekhyun menghela napas dan kembali menundukkan kepalanya. "Kyungsoo, apa menurutmu kita salah karena jatuh cinta pada seseorang yang bukan seharusnya?"
Kyungsoo mengernyit mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Baekhyun. Sepertinya ia mulai mengerti masalah apa yang sedang melanda Baekhyun.
Kyungsoo menggeser kursinya mendekati Baekhyun. Ia menggenggam kedua tangan Baekhyun. "Tidak ada yang pantas menentukan siapa orang yang kita cintai selain kita sendiri," ucap Kyungsoo menatap Baekhyun yang menatapnya dengan sinar mata yang redup.
"Kita bisa memilih tipe orang seperti apa kita suka. Kita juga bisa mengatakan siapa yang kita suka dan siapa yang tidak kita suka. Tapi jangan salah, kita tidak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta. Kau yang paling tau, cinta itu datangnya dari hati," Kyungsoo tersenyum mencoba membuat pemuda di depannya juga tersenyum, dan hal itu berhasil.
Baekhyun balas menggenggam tangan Kyungsoo. "Gomawo," ucap Baekhyun berterima kasih, "kau harus tau betapa bersyukurnya aku memiliki sahabat sepertimu."
Kyungsoo mengangguk. Ia juga mengatakan betapa ia beruntung memiliki Baekhyun sebagai sahabatnya. "Kalau begitu berhentilah melamun dan kembali ke pekerjaanmu," kata Kyungsoo sambil berdiri dan menarik Baekhyun untuk ikut dengannya. Kyungsoo tidak akan meninggalkan sahabatnya itu sendirian dengan wajah sedih tanpa senyum.
.
.
TBC
.
.
