Naruto milik Masashi Kishimoto. Tidak terdapat keuntungan materiil apapun yang diambil dari penulisan fanfiksi ini.
Contains Warning: Porn Without Plot/PWP. Mature Content.
Beware of OOC, typos, and stuffs. Hope you enjoy!
Sasuke ingin bersemayam dalam tiap-tiap jengkal nadi Sakura—menjadi satu seiring kubikel darah aliri tubuh, raup serakah sampai akarnya untuk miliki si gadis netra klorofil di segala musim yang menjemput silih berganti.
Maka ketika Sakura berada di bawah kungkung—terengah, nihil akan secuil benang, lontar jua desahnya yang semerdu kidung surgawi—akal Sasuke demikian saja secara semena-mena dibuat lenyap dari eksistensi. Di antara naungan langit jelaga malam itu, ia pagut tarikan sudut bibir, usap helai sang kecintaan selagi atensinya tengah rekam elok raut Sakura yang kepayahan berkat sentuh-sentuh di segenap inci; dengan bekas cumbu pada leher, liur menjuntai hingga dagu, atau pula—biram membias dominasi pipi. Dan serat otak Sasuke hanya mampu menemukan satu kalimat mutlak atas suguhan erotis yang terpampang di hadapannya itu; Sakura begitu cantik. Cantik sekali. (—dan kalimat itu kian berputar di kepalanya yang kosong melompong—berlari-lari menyesakkan, mendorong ia untuk dapatkan lebih, untuk dengan tak tahu adab renggut habis presensi Sakura)
"Buka kakimu."
Sakura tak sekadar membantah tatkala dua pahanya dibawa mengangkang—menyambut mata yang nyalang menatap lapar, tampilkan visual titik manis yang basah dan berkedut minta diisi. Sebab segala ujar Sasuke serupa sabda Tuhan yang patut dipatuhi, dan gadis helai merah muda itu tak lebih dari seonggok daging terbungkus nafsu yang meronta akan nikmat ragawi. Lantas tentu erangnya mengudara sedemikian lantang begitu Sasuke telah lancang melahapnya di bawah sana; menjahili dinding-dinding sensitif Sakura dengan lidahnya yang menari. Ia menjelajah di tiap senti, buat sang kekasih mengadah dengan mulut enggan mengatup—jambaki rambut hitamnya selagi hantaman surga duniawi tengah menghampiri. "Ahh—Sas! I-iya—di situ—ngh."
Seprei diremas kian mengisut, malam menukik dengan rembulan mengintip malu-malu di balik awan. Dan manakala liuk-liuk lidah Sasuke mencapai liang yang lebih dalam, nirwana itu datang untuk menarik sang kecintaan terbang menyapa bintang-bintang. Netra terpejam erat, tubuhnya menggelinjang hebat di antara cairan intim yang menjuntai deras basahi kasur. Sasuke patri senyum tipis atas indah visual yang tampak dalam pandang, cecap manis yang tertinggal di bibir selagi merangkak di atas napas-napas tersegal. Satu cumbu dihadirkan tanpa sejenak permisi, lengan kekarnya kembali kungkung Sakura—mencipta afeksi, mengundang surga, terus-menerus tanpa sudi berhenti. "Kamu cantik. Cantik banget."
Oh, sungguh Sasuke ingin bersemayam dalam tiap-tiap jengkal nadi Sakura—menjadi satu seiring kubikel darah aliri tubuh, raup serakah sampai akarnya untuk miliki si gadis netra hijau di segala musim yang menjemput silih berganti—berada di sisi pada beribu rotasi hari, selamanya, hingga akalnya tak mampu untuk sekadar menghitung waktu lagi.
a/n: hi, it's me again! ada yang masih inget? :D udah lama bgt rasanya gak bikin fic sasusaku. akhir-akhir ini lagi kurang ide dan akhirnya cuma bisa remake dari kapal sebelah :") tapi semoga suka ya! terima kasih kalau ada yang berkenan baca. fave, likes dan review akan sangat diapresiasi.
